PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SMK NEGERI 3 MATARAM

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DITINJAU DARI KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF. Abstrak

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HYPNOTEACHING DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI LIMIT FUNGSI

Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 Tinambung

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MODUL BELAJAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK.

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE PROCESS AND ENVIRONMENT TERHADAP KETERCAPAIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN ILMIAH SISWA SMP

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

Ratnasari, Endang Ar, Djohar Maknun. IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Website:

Abstrak. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif. Think Pair Share, Numbered Heads Together, Hasil Belajar

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

Een Haryati Guru IPA SMPN 1 Labuan Kabupaten Pandeglang. Abstrak

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut

Endang Sujiati. Universitas Negeri Surabaya, Eko Wahjudi

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa dan siswi kelas X SMA Negeri 13

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN KOMBINASI TGT-STAD DAN GI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

C026 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

Nelly Febri Trisna ABSTRAK

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG

PENGARUH MEDIA MAKET DALAM MODEL STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM KELAS VII DI SMP NEGERI 11 BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

Kata kunci: Pendekatan konstruktivisme, hasil belajar matematika

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak

PENGARUH PENDEKATAN SAVI

JETIS PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Oleh : SRI MARYANI. Oleh : SURYATI A

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN CERMIN DATAR

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MINDS-ON HANDS-ON ACTIVITY

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 53-59

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

SKRIPSI AYANI NIM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2013 M / 1434 H

PENINGKATAN PENGUSAAN KONSEP GETARAN MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BUDAYA LOKAL

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

RIDA BAKTI PRATIWI K

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MALANG

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis quasi eksperiment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 2 ISSN

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. peningkatan hasil belajar matematika dan ketrampilan berpikir kritis siswa di MI

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRI SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS X MA KHAS KEMPEK CIREBON

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.1, Maret 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA Susilawati 1, Susilawati 2, dan Nyoman Sridana 3 1 Magister Pendidikan IPA Universitas Mataram 2&3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram susi.sila62@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi experimental research). Penelitian dilaksanakan di SMPN 10 mataram tahun pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah 62 siswa terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dengan perlakuan yang berbeda. Instrumen penelitian berupa lembar observasi keterampilan proses sains. Data hasil penelitian dianalisis dengan teknik anakova untuk menguji pengaruh model pembelajaran terhadap keterampilan proses sains. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20 for Windows. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan ada perbedaan keterampilan proses sains siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pembelajaran konvensional. Kata Kunci: Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Proses Sains

SUSILAWATI, SUSILAWATI, DAN NYOMAN SRIDANA PENDAHULUAN Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Proses pembelajaran seperti ini menuntut agar dalam kegiatan belajar mengajar siswa tidak lagi berperan pasif hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Pendekatan pembelajaran IPA hendaknya tidak lagi terlalu berpusat pada pendidik (teacher centered) melainkan harus lebih berorientasi pada peserta didik (student centered). Peranan pendidik perlu bergeser dari menentukan apa yang harus dipelajari menjadi bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar bagi peserta didik dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman sejawat dan seluruh lingkungan belajarnya. Dalam mewujudkan hal tersebut perlu adanya suatu model pembelajaran inovatif yang diterapkan dalam pembelajaran IPA (Jufri, 2010). Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013. Menurut Straits dan Wilke model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang berperan penting dalam membangun paradigma pembelajaran konstruktivistik yang menekankan pada keaktifan belajar peserta didik (Jufri, 2010). Dalam proses pembelajaran, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains (Sanjaya, 2012). Dalam kegiatan model pembelajaran inkuiri, siswa dilatih untuk melakukan suatu percobaan, antara lain merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrument, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Keterampilan-keterampilan tersebut dapat disebut juga keterampilan proses sains. 28 BIOTA: Jurnal Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Kemendikbud, 2013). Keterampilan proses perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPA karena mampu menjembatani tercapainya tujuan pembelajaran IPA melalui pemberian pengalaman langsung melalui penyelidikan ilmiah. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti sebagai guru di SMPN 10 Mataram bahwa proses pembelajaran IPA umumnya masih menggunakan pola pembelajaran yang bersifat teacher centered, dimana peranan guru masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran, guru masih menjadi pusat informasi dan masih kurang melibatkan siswa secara aktif mencari dan menemukan informasi sendiri sehingga siswa cenderung bosan dan mengantuk di kelas. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran konvensional, METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi experimental research). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram yang berjumlah 380 siswa. Sampel yang diambil adalah 2 kelas yaitu kelas VIII-I sebagai kelas kontrol dan kelas VIII-H sebagai kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing sedangkan pada kelas kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional. Teknik pengambilan sampel secara Cluster Random Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterampilan proses sains digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa pada materi indra penglihatan dan alat optik. Observasi dilakukan oleh observer pada masing-masing kelompok siswa pada saat proses kegiatan Volume VIII, Nomor 1, Januari Juni 2015 29

SUSILAWATI, SUSILAWATI, DAN NYOMAN SRIDANA pembelajaran berlangsung. Adapun indikator yang digunakan adalah mengamati, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan percobaan, dan mengkomunikasikan. Selanjutnya data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANACOVA dengan bantuan SPSS versi 20 for windows pada taraf signifikansi 5 %. HASIL Deskripsi data keterampilan proses sains pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel 1. Tabel 1 Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Siswa Sumber Data Kelas Eksperimen Mean Std. deviasi Kelas Kontrol Mean Std. deviasi Mengamati 67,35 18,546 57,38 21,186 Mengajukan Pertanyaan 59,31 18,745 48,33 20,417 Merencanakan Percobaan 66,27 18,87 56,31 21,379 Menggunakan percobaan alat/bahan 66,37 18,952 56,90 19,875 Mengkomunikasikan 62,84 17,274 50,60 18,923 Total Aspek KPS 64,43 18,247 53,90 20,002 Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata aspek keterampilan proses sains dan total aspek keterampilan proses sains pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol baik dari aspek mengamati, menanya, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan percobaan, maupun mengkomunikasikan. Artinya ada peningkatan keterampilan proses sains siswa yang mendapat perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. 30 BIOTA: Jurnal Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Data rata-rata aspek keterampilan proses sains kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat ditampilkan dalam bentuk gambar diagram 1 sebagai berikut. 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 67,35 66,27 66,37 57,38 59,31 62,84 64,43 56,31 56,90 48,33 50,60 53,90 I II III IV V VI Eksperimen Kontrol I : Mengamati, II : Menanya, III : Merencanakan Percobaan, IV : Menggunakan alat/bahan percobaan, V : Mengkomunikasikan, V : Total Aspek KPS Gambar 1 Diagram Aspek Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Perlakuan Kelas 1. Hasil Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Hasil uji normalitas data dilakukan dengan uji chi-square berbantuan program SPSS versi 20 for Windows. Keputusan uji dapat dinyatakan normal jika memenuhi syarat (Sig > 0.05) atau (X 2 hitung < X 2 tabel). Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Data Aspek Keterampilan Proses Sains Nama Data X 2 hitung Asymp. Sig X 2 tabel Keputusan Uji Mengamati 24,065.3444 33,924 X 2 hitung < X 2 tabel (data Mengajukan Pertanyaan 33,097.045 32,671 X 2 hitung > X 2 tabel (data Tidak Volume VIII, Nomor 1, Januari Juni 2015 31

SUSILAWATI, SUSILAWATI, DAN NYOMAN SRIDANA Merancang Percobaan 20,355.561 33,924 X 2 hitung < X 2 tabel (data Menggunakan Alat Percobaan 28,097.107 31,410 X 2 hitung < X 2 tabel (data Mengkomunikasika n 34,452.044 33,924 X 2 hitung > X 2 tabel (data tidak Total Aspek KPS 22,613.994 58,124 X 2 hitung < X 2 tabel (data b. Uji itas Hasil uji homogenitas data dilakukan dengan uji F berbantuan program SPSS versi 20 for Windows. Keputusan uji dapat dinyatakan homogen jika memenuhi syarat (Sig > 0.05) atau (Fhitung < Ftabel). Tabel 3 Hasil Uji itas Data Keterampilan Proses Sains df = N-1 Nama Data F hitung df 1 df 2 F tabel Keputusan Uji Aspek Mengamati 1,305 27 33 1,827 F hitung < F tabel, Aspek Mengajukan Pertanyaan 1,186 27 33 1,827 F hitung < F tabel, Aspek Merancang Percobaan 1,284 27 33 1,827 F hitung < F tabel, Aspek Menggunakan Alat Percobaan 1,100 27 33 1,827 F hitung < F tabel, Aspek Berkomunikasi 1,200 27 33 1,827 F hitung < F tabel, Total Aspek KPS 1,202 27 33 1,827 F hitung < F tabel, 2. Hasil Uji Hipotesis Hasil uji hipotesis keterampilan proses sains pada taraf signifikan 5% dapat ditampilkan pada tabel 4. 32 BIOTA: Jurnal Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Tabel 4 Hasil Uji Hipotesis Keterampilan Proses Sains Sumber Data Fhitung Sig. df Ftabel Keputusan Perlakuan Kelas 4,815 0.032 1 3,998 Ha diterima Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ada perbedaan keterampilan proses sains siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing (skor rata-rata 64,43) dengan pembelajaran konvensional (skor rata-rata 53,90). (Fhitung (4,815) > Ftabel (3,998) dan sig (0.032) < 0.05). PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing secara keseluruhan memperoleh keterampilan proses sains lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Tingginya perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen disebabkan karena model pembelajaran inkuiri terbimbing mengarahkan siswa pada berbagai aktifitas keterampilan proses seperti mengamati, merumuskan masalah dan hipotesis, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan percobaan, dan mengkomunikasikan. Hal ini sejalan dengan Jufri & Jekti (2010) yang menyatakan bahwa salah satu karakteristik khas dari kegiatan inkuiri dalam bidang sains adalah pemberian peluang bagi siswa untuk berlatih merumuskan masalah dan hipotesis, merancang eksperimen, menginterpretasi data dan berlatih mengkomunikasikan hasil kegiatan belajarnya. Hal senada juga dikemukakan Rustaman (2005) Proses inkuiri melibatkan seluruh aktivitas saintis untuk memperoleh informasi seperti berhipotesis, meramalkan, membaca, merencanakan dan melaksanakan eksperimen serta bekerjasama dengan saintis Volume VIII, Nomor 1, Januari Juni 2015 33

SUSILAWATI, SUSILAWATI, DAN NYOMAN SRIDANA lainnya. Dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan sains tersebut biasa disebut dengan keterampilan proses sains. Penelitian yang dilakukan Tangkas (2012) menyatakan bahwa pencapaian keterampilan proses sains siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inquiri terbimbing memberikan hasil yang lebih optimal dibandingkan siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Selanjutnya Ambarsari (2012) menyatakan pendekatan inkuiri merupakan pendekatan yang mampu menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dibandingkan pendekatan konvensional. Pada pendekatan inkuiri siswa lebih banyak melakukan aktivitas dalam belajar dibandingkan pada pendekatan konvensional dan mampu meningkatkan keterampilan proses sains dasar aktivitas inkuiri memberikan peluang yang cemerlang untuk membangun pengetahuan melalui diskoveri. Untuk memperkuat hasil penelitian ini, maka dilakukan uji pengaruh model pembelajaran (Inkuiri terbimbing dan konvensional) terhadap 5 aspek keterampilan proses sains. Pengujian hipotesis terhadap 5 aspek keterampilan proses sains menggunakan anakova dan Mann-Whitney karena ada 2 aspek yang tidak memenuhi uji prasyarat sehingga dilakukan dengan pengujian Mann-Whitney. Hasil pengujian hipotesis terhadap aspek mengamati, merencanakan percobaan dan mengkomunikasikan menyatakan bahwa ada perbedaan aspek keterampilan proses sains antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat juga pada nilai rata-rata aspek keterampilan proses sains kelas eksperimen (mengamati (67,35), merencanakan percobaan (66,27), dan mengkomunikasikan (62,84)) lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol (mengamati (57,38), merencanakan percobaan (56,31), dan mengkomunikasikan (50,60)). Sedangkan hasil pengujian hipotesis terhadap aspek mengajukan pertanyaan dan menggunakan alat/bahan percobaan menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran konvensional terhadap aspek keterampilan proses sains. Akan tetapi pada nilai 34 BIOTA: Jurnal Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing rata-rata aspek keterampilan proses sains kelas eksperimen (mengajukan pertanyaan (59,31) dan menggunakan alat/bahan percobaan (66,37)) lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol (mengajukan pertanyaan (48,33) dan menggunakan alat/bahan percobaan (56,90)), sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini siswa masih belum mampu menguasai seluruh aspek keterampilan proses sains. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Maknun, dkk (2012) yang menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa calon guru biologi di jurusan Tadris IPA Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon belum menguasai keterampilan esensial laboratorium (keterampilan proses sains) dengan baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan keterampilan proses sains siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pembelajaran konvensional. DAFTAR PUSTAKA Ambarsari, W dkk. 2012. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jufri, W & Jekti, DSD. 2010. Efektivitas Pembelajaran Sains Berbasis Inkuiri dengan Strategi Kooperatif dalam meningkatkan keterampilan Berfikir Siswa SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran volume 17 Nomor 2. Universitas Mataram. Jufri, W. 2010. Belajar dan Pembelajaran Sains. Mataram: Arga Puji Press. Volume VIII, Nomor 1, Januari Juni 2015 35

SUSILAWATI, SUSILAWATI, DAN NYOMAN SRIDANA Maknun, D dkk. 2012. Pemetaan Keterampilan Esensial Laboratorium dalam Kegiatan Praktikum Ekologi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. JPII 1 (1). Rustaman. 2005. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Pendidikan Sain. Makalah dalam seminar Nasional II. UPI Sanjaya, W. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta :Kencana Prenada Media Group. Tangkas. 2012. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMAN 3 Amlapura. Jurnal Tesis. Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 36 BIOTA: Jurnal Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram