23. URUSAN KEBUDAYAAN Pemerintah daerah memiliki peran yang cukup strategis dalam melestarikan dan mengembangkan nilai- nilai budaya yang ada di masyarakat. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi serta globalisasi yang sedikit banyak menimbulkan efek negatif bagi perkembangan budaya lokal, pemerintah berkewajiban membuat kebijakan kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian daerah. Dalam Pembangunan bidang kebudayaan, Kabupaten Wonosobo memprioritaskan pada program pengembangan nilai budaya yaitu pembinaan, pelestarian, penggalian nilai-nilai budaya yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup dan potensi budaya baik kesenian, adat istiadat, tradisi budaya dan nilai-nilai baru yang berguna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Upaya pengenalan kebudayaan daerah kepada generasi muda diwujudkan melalui memberikan ruang bagi penampilan kebudayaan lokal dalam event_ event baik yang berskala kecamatan, kabupaten maupun nasional. Dalam peringatan penting seperti upacara kemerdekaan 17 agustus pemerintah Kabupaten Wonosobo selalu memberikan ruang khusus bagi seniman daerah untuk berpartisipasi memeriahkan acara. Secara khusus festival seni dan budaya juga rutin diselenggarakan dalam rangka pelestarian nilai seni dan kebuadayaan yang ada. Secara khusus pelestarian budaya dan pengenalan akan sejarah telah dikemas dalam rangkaian HUT Kabupaten Wonosobo yang jatuh pada tanggal 24 Juli disajikan bebagai festival kesenian tradisional, gunungan, festival balon udara dan prosesi Birat sengkolo, sarasehan pedalangan dilanjutkan dengan pentas wayang kulit disertai dengan prosesi cukur rambut gembel. Pemberian ruang bagi penampilan kebudayaan lokal pada event event yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo maupun di tingkat provinsi dan nasional ini memberikan dampak positif bagi tumbuhnya sanggar- sanggar kesenian baru baik sanggar anak maupun remaja. a. Program dan Kegiatan Urusan Kebudayaan dilaksanakan oleh SKPD yaitu Dinas Pariwisata dan Kabudayaan dengan fokus pada pengembangan nilai budaya dan pelestarian budaya daerah. Pada Tahun 2013 pemerintah daerah telah mengalokasikan sebesar Rp. 1.125.000.000 dan terealisasi sebesar Rp 1.019.700.000. Angka ini merupakan 0,1% dari total belanja APBD yang berjumlah Rp 988.103.772.409,00. Pembangunan di bidang kebudayaan khususnya program pengembangan nilai seni dan budaya ini dimaksudkan agar budaya daerah yang telah ada dapat terpelihara dan tetap lestari bahkan berkembang dimasyarakat, nilai suatu budaya mencerminkan karakter suatu bangsa. Nilai budaya tidak boleh luntur ataupun hilang karna ini merupakan aset tak ternilai dan harus mutlak diperlukan dalam rangka menyaring atau menangkal budaya-budaya luar akibat gesekan-gesekan budaya karena pengaruh globalisasi. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 221
Tabel IV.B.23.1 Program, Alokasi dan Realisasi Anggaran Urusan Kebudayaan Alokasi Realisasi No. Program (Rupiah) (Rupiah) A Belanja Langsung 1.125.000.000 1.019.700.000 1 Progam Pengembangan Nilai Budaya 2 Program Pengelolaan Keragaman Budaya 1.055.000.000 1.000.960.000 70.000.000 18.740.000 Sumber: APBD Kabupaten Wonosobo 2013 (diolah) b. Realisasi Program dan Kegiatan Program Pengembangan Nilai Budaya Pengembangan nilai budaya dilakukan melalui pembinaan dan pelestarian budaya yang berkembang di masyarakat. Upaya yang dilakukan antara lain memberikan kesempatan para seniman wayang kulit untuk pentas wayang kulit di RRI Purwokerto biasanya dilaksanakan pada bulan maret dan mengadakan pentas seni tradisionil di TMII di Jakarta pada bulan Maret 2013 serta Ikut berpartisipasi dalam Parade Seni dalam rangka memeriahkan HUT Jawa Tengah. Sebagai upaya mempererat hubungan antar seniman di Kabupaten Wonosobo dan menumbuhkan serta melestarikan budaya lokal maka fasilitasi forum seniman menjadi penting untuk dilaksanakan. Upaya dokumentasi dan pelestarian terhadap budaya dan kesenian di kabupaten Wonosobo dilakukan dengan pembuatan film semi dokumenter dengan judul Dieng Poros Dunia serta pembuatan buku prosesi upacara tradisi. Harapannya film dokumenter dan buku ini akan menjadi penyambung lidah dan sumber informasi kepada khalayak luas tentang keanekaragaman budaya dan tradisi yang ada di Kabupaten Wonosobo. Pembinaan budaya daerah juga dilakukan melalui penyelenggaraan atraksi seni dan budaya daerah dengan menampilkan berbagai seni dan budaya yang ada di Kabupaten Wonosobo. Kegiatan seni yang mengandung nilai budaya tinggi dan harus selalu dilestarikan, dan kegiatan tersebut terdata dalam kalender seni budaya antara lain : LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 222
Tabel IV.B.23.2 Jumlah Lokasi Kegiatan Keanekaragaman dan Tradisi Budaya No. Jenis Event/Kegiatan 2012 2013 1 Bersih Desa 23 56 2 Mardi Desa 23 35 3 Merdi Dusun 5 70 4 Merdi Sendang 1 1 5 Mandi Sendang 2 1 6 Nyadran 15 15 7 Unduh-unduhan 1 1 8 Cukur Rambut Gimbal 3 1 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan(2014) Ritual budaya yang merupakan kegiatan tahunan terus diupayakan untuk dilaksanakan seperti merdi desa, merdi dusun, merdi sendang, mandi sendang, unduh-unduhan dan ritual cukur rambut gembel. Dari berbagai kegiatan diatas, kegiatan seni yang yang sangat menarik dan ditunggu para wisatawan adalah tradisi Cukur Rambut Gembel, sebab kegiatan ini jarang dijumpai di daerah lain, kebanyakan anak yang berambut gembel tinggal di dataran tinggi Dieng, menurut kepercayaan tidak sembarangan untuk mencukur rambut gimbal melainkan melalui prosesi ritual khusus, dalam acara ini juga disajikan kesenian budaya. Hal inilah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Kabupaten Wonosobo Khususnya ke Dataran Tinggi Dieng yang sarat akan nilai-nilai budaya yang khas. Untuk kelompok kesenian yang terdaftar di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pada tahun 2013 tercatat 1025 kelompok, yang terdiri dari 35 jenis kesenian tradisional. Dan Event Seni budaya yang terselenggara adalah sebagai berikut : Tabel IV.B.23.3 Event seni dan Budaya Event Pementasan 2012 2013 Lokal 28 28 Regional 10 8 Nasional 2 1 Internasional _ - Jumlah 39 37 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (2014) c. Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Capaian kinerja urusan pendidikan berdasarkan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah (EKKPD) dapat dilihat pada beberapa indikator sebagai berikut: LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 223
Tabel IV.B.23.4 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun 2013 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah No. Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD Capaian Kinerja 2012 2013 1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya 39 39 2 Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya 3 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 8 10 49% 49% Pesatnya pembangunan di segala bidang kehidupan membawa pengaruh terhadap budaya dan perilaku masyarakat. Gaya hidup modern dengan meniru budaya asing yang sedang trend menjadi ikon baru dalam kehidupan masyarakat khususnya kalangan remaja. Kebudayaan lokal yang sarat makna filosofi dan historis menjadi semakin tertinggalkan bahkan dilupakan. Menanggapi situasi tersebut maka pelestarian dan pengembangan nilai budaya daerah harus terus menerus dilakukan agar generasi muda kita tidak lupa akan budaya dan sejarah bangsanya sendiri. Dalam upaya untuk melestarikan dan pengembangan nilai budaya daerah telah pelaksanaan event-event kesenian baik tingkat lokal, regional maupun nasional sebanyak 39 event. Sarana prasarana kegiatan oleh seni budaya juga terus dilestarikan dan diupayakan pengembangannya seperti sanggar, padepokan seni, production house dan gedung bioskop. Demikian juga dengan keberadaan grup kesenian daerah juga diupayakan dibina dan dikembangkan agar bisa tetap bertahan sehingga menjadi wahana untuk pengembangan seni dan budaya daerah. Sebagai bentuk peran serta masyarakat dalam melestarikan kesenian dan budaya lokal telah dilaksanakan Dieng Culture Festival (DCF) yang diselenggarakan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Dieng Kulon. Kegiatan yang bertujuan untuk mendukung pelestarian budaya dan tradisi ruwatan memotong rambut gembel anak-anak Dieng. DCF ini juga menjadi kegiatan promosi wisata alam, tradisi, dan budaya yang banyak tersebar disekitar kawasan dataran tinggi Dieng. Pelaksana kegiatannya kebanyakan adalah penduduk sekitar, dengan didukung oleh mahasiswa, aktivis sosial, lembaga swasta, dan pemerintah daerah. Benda-benda cagar budaya yang merupakan kekayaan budaya daerah senantiasa diupayakan untuk dipelihara, dirawat dan diinventarisari serta mendokumetasikan keberadaanya. Hal ini penting untuk dilakukan agar jangan sampai generasi mendatang belajar budaya dan sejarah daerah sendiri ke luar negeri karena semua bukti sejarah dan dokumentasinya telah berpindah tangan ke pihak asing. d. Permasalahan dan Solusi Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan kebudayaan antara lain : Pemahaman nilai-nilai budaya tradisional lokal dan pelestariannya beserta makna yang tersirat di dalamnya masih rendah oleh generasi muda. Belum adanya keterlibatan semua pihak dalam upaya pelestarian nilai dan keanekaragamaan terhadap warisan budaya. LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 224
Belum berkembangnya apresiasi masyarakat terhadap nilai dan keragaman budaya daerah. Kekayaan budaya belum terkelola dengan baik yang ditandai dengan kondisi bangunan yang rusak. Adapun langkah yang perlu dilakukan untuk pengembangan budaya daerah adalah : Perlu adanya pemahaman yang nyata dari generasi muda untuk tetap melestarikan budaya tradisonal yang merupakan warisan budaya ditengah arus derasnya budaya asing yang masuk dalam kehidupan sekarang ini. Perlu adanya pengenalan budaya daerah melalui pendidikan formal pada materi muatan lokal pengenalan budaya. Keterlibatan antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam upaya pelestarian nilai dan keanekaragamaan terhadap nilai-nilai budaya. Pemberdayaan asset budaya lokal untuk memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. Identifikasi, dokumentasi dan inventarisasi benda cagar budaya perlu dilakukan agar kelestariannya bisa terpelihara. LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 225