Seminar Pendidikan Serantau 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Wan Syafi i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA KONSEP TEKANAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran fisika merupakan salah satu wahana untuk menumbuhkan kemampuan

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SMK NEGERI 3 MATARAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PLH MAHASISWA S-1 PGSD BOJONEGORO ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN...

Oleh: Rosyadi FKIP Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat

ABSTRACT. Keywords: Learning Cycle, Mastery of concepts, Basic Skill of Scientific Works. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

I. PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip sains yang hanya terdapat dalam buku pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dinamis serta perkembangan yang baik. Menurut Buchori 2001 dalam Trianto

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

Perbedaan Hasil Belajar Fisika melalui Penerapan Metode Problem Solving dan Metode Konvensional di SMP Negeri Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya daya serap peserta didik terhadap materi ajar masih menjadi

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI LAJU REAKSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang dipandang sebagai proses, produk, dan sikap. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI PLUS SUKOWONO

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

Kelebihan model PBL menurut Pannen, Mustafa, Sekarwinahayu (2005:65) yaitu: fokus pada

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK

III. METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

Kusuma Wardhani 1, Widha Sunarno 2, Suparmi 3 1) SMA Negeri 3 Surakarta, 57128, Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

*Keperluan korespondensi, HP: ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

Munawaroh,dkk. Kata kunci:.keterampilan generik sains, model pembelajaraninkuiri terbimbing

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 UBUKLINGGAU.

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

SP Baddarudin et al., The Influence of Problem Based Learning Model

Transkripsi:

138 KETERAMPILAN PROSES DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA MAN 2 MODEL PEKANBARU TAHUN AJARAN 2010/2011 Wan Syafii, Ruhizan Mohammad Yasin, Yustini Yusuf, Apni Fitria ABSTRAK Telah dilakukan penelitian yang bersifat eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam hal keterampilan proses, penguasaan konsep dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran biologi di kelas XI IPA MAN 2 Model Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian dilakukan dimulai dari bulan Oktober sampai Desember 2010. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 18 orang perempuan dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 13 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Variabel dalam penelitian ini adalah Problem Based Learning (PBL) sebagai variabel bebas dan keterampilan proses dan penguasaan konsep siswa sebagai variabel terikat. Keterampilan proses siswa dengan indikator keterampilan observasi, klasifikasi, komunikasi, inferensi dan aplikasi dan penguasaan konsep dengan test. Rata-rata persentase keterampilan proses siswa pada kelas eksperimen yaitu 93,96% lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan proses siswa pada kelas kontrol yaitu 34,21%. Penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen yaitu 82,05% sedangkan pada kelas kontrol yaitu 77,98%. Hasil belajar pada kelas eksperimen yaitu 88,02 dan kelas kontrol 56,12 yang berbeda secara signifikan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam hal keterampilan proses, penguasaan konsep dan hasil belajar. PENDAHULUAN KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang mulai diterapkan secara nasional pada tahun pembelajaran 2007/2008 sebagai langkah penyempurnaan kurikulum 2004. Standar kompetensi yang dikembangkan merupakan standar minimal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai dan mampu dilakukan oleh siswa pada setiap tingkatan dalam suatu mata pelajaran. Standar kompetensi untuk mata pelajaran biologi pada jenjang SMA ditekankan pada kemampuan bekerja ilmiah dan kemampuan memahami konsep-konsep sains serta penerapannya dalam kehidupan (Depdiknas, 2006). Sejalan dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka pembelajaran biologi saat ini diharapkan tidak terfokus pada guru saja, tapi dikembangkan konsep belajar siswa aktif (Student active learning) sehingga terj adi pergeseran dari guru sebagai pusat informasi (Teachered Centered Learning) menjadi pembelajaran berpusat kepada siswa (Student Centred Learning) atau dikenal dengan SCL. Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran yang lulusannya mampu bersaing sejalan dengan meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Abdullah, 2007). Peristiwa- peristiwa yang ada di sekeliling kita dapat diamati dan dicari penjelasan tentangnya. Keadaan ini akan membuat kita memahami bagaimana proses-proses tentang peristiwa tersebut terjadi dan bagaimana tersebut dapat diselesaikan, sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang dapat memperhatikan, membangun dan mengembangkan keterampilan proses dan penguasaan konsep siswa melalui kerja ilmiah yang dilakukan untuk menyelesaian masalah tersebut (Sherman, 2000). Salah satu alternatif pembelajaran yang bisa menumbuhkan keterampilan proses dan penguasaan konsep adalah Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran tersebut akan lebih menarik bagi siswa karena proses 1263

pembelajaran yang berbeda. Pada pembelajaran dengan PBL, siswa digiring pada masalah kontekstual. Masalah yang diberikan yakni konteks dunia nyata, mengandung unsur penemuan, memuat petunjuk bagi siswa sebagai pengarah dan bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dari suatu konsep, kemampuan berpikir kritis serta melatih keterampilan-keterampilan untuk mencari dan menggunakan suatu konsep/materi untuk menyelesaikan masalah sehingga membantu siswa untuk dapat melihat aplikasi disiplin ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam hal keterampilan proses, penguasaan konsep dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran biologi di kelas XI IPA MAN 2 Model Pekanbaru tahun ajaran 2010/2011. Manfaat penelitian ini yaitu Mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang dimiliki oleh siswa, melatih siswa untuk mandiri dalam memecahkan masalah, membantu guru dalam menciptakan kegiatan belajar yang menarik, guru dapat mengetahui strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, memberikan sumbangan bagi sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada khususnya dan perbaikan kualitas sekolah pada umumnya dan dapat menambah pengetahuan sebagai calon guru sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat di gunakan sebagai bekal ketika sudah mengajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini eksperimen semu dengan menggunakan desain pre test dan post test. Pada kelompok eksperimen pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap keterampilan proses dan penguasaan konsep siswa dan pada kelompok kontrol diajar sebagaimana pembelajaran biasanya dimana guru lebih dominan menjelaskan dan menyajikan informasi pelajaran di depan kelas. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Model Pekanbaru di kelas XI IPA Tahun Ajaran 2001/ 2011. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MAN 2 Model Pekanbaru yang berjumlah 4 kelas. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan sampling random melalui uji homogenitas (jika F hitung < F tabel, maka homogen). Berdasarkan hasil uji homogenitas kelas XI IPA 1 yang berjumlah 30 orang siswa, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 18 orang perempuan terpilih menjadi kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 yang berjumlah 30 orang siswa, yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 17 orang perempuan menjadi kelas kontrol. Variabel penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan variabel terikat adalah keterampilan proses dan penguasaan konsep. Instrumen penelitian terdiri dari perangkat pembelajaran dan alat pengumpul data. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, RPP, lembar materi dan lembar kerja siswa (LKS) dan alat pengumpul data terdiri dari lembar observasi dan test. Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterampilan proses. Keterampilan proses yang diamati yaitu keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengkomunikasikan, menginferensi, mengaplikasikan. Lembar observasi digunakan pada dua kelas yang berbeda yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol pada saat pembelajaran berlangsung. Test digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa. Test terdiri dari pre test dan post test. Pre test pada penelitian ini dilakukan sebelum pembelajaran dimulai yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penguasaan konsep siswa terhadap bahan pelajaran yang akan diajarkan dan post test dilakukan setelah pembelajaran dilaksanakan yang bertujuan untuk melihat bagaimana pengusaan konsep siswa setelah pembelajaran. Terlebih dahulu dilakukan uji validitas terhadap butir soal pre test dan post test. Uji validitas ini diberikan kepada siswa kelas XII IPA yang telah mempelajari materi pelajaran yang akan dilaksanakan. Selain dianalisa secara deskriptif, data penelitian ini juga dianalisa secara statistik inferensial melalui analisa N- gain dan uji beda (uji-t). Analisa N-gain bertujuan untuk melihat perbedaan pencapaian penguasaan konsep antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dan uji-t bertujuan untuk mengetahui apakah keterampilan proses, penguasaan konsep dan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan pada taraf signifiknasi 5%. 1264

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan sebagai upaya untuk menganalisis bagaimanaketerampilan proses dan penguasaan konsep siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran biologi kelas XI IPA MAN 2 Model Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011. Untuk dapat melihat keterampilan proses siswa pada saat pembelajaran di kelas eksperimen dan di kelas control, digunakan lembar observasi sebagai lembar penilaian. Tabel 1. Rata-Rata Persentase Keterampilan Proses Siswa MAN 2 Model Pekanbaru di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pengamatan Kelas I II III IV V rata (%) Ket 1 Eksperimen 95,83 95,83 71 85 95 88,53 B Kontrol 25 25 63,33 25 25 32,67 K 2 Eksperimen 98,33 98,33 84,17 92 98,33 94,17 BS Kontrol 25 25 71,67 37,50 25 36,83 K 3 Eksperimen 100 100 85 97,50 95,83 95,80 BS Kontrol 25 25 67,50 25 25 33,50 K 4 Eksperimen 100 100 88 100 99 97,33 BS Kontrol 25 25 69,17 25 25 33,83 K Rata-rata Eksperimen 98,54 98,54 82,04 93,63 97,04 93,96 BS (%) Kontrol 25 25 67,92 28,13 25 34,21 K Keterangan : Baik Sekali = 90 100 Baik = 80-89 Cukup = 70 79 Kurang = < 70 I = Observasi II = Klasifikasi III = Komunikasi IV = Inferensi V = Aplikasi BS = Baik Sekali B = Baik C = Cukup K = Kurang Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan keterampilan proses pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen rata-rata keterampilan proses adalah 93,96% dan kelas kontrol 34,21%. Hal ini menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran PBL, akan merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata terhadap masalah-masalah yang disajikan. Jika ditinjau dari masingmasing aspek keterampilan proses, pada kelas eksperimen keterampilan observasi dan klasifikasi memiliki nilai tertinggi yaitu observasi (98,54%) dan klasifikasi (98,54%) dengan kategori baik sekali sedangkan yang paling rendah adalah keterampilan komunikasi yaitu 82,04%. Pada kelas kontrol, keterampilan mengkomunikasi menempati nilai tertinggi yaitu 67,92% dengan kategori kurang yang masih dibawa nilai KKM sedangkan yang paling rendah adalah pada aspek observasi (25%), klasifikasi (25%) dan aplikasi (25%). Secara deskriptif, terdapat perbedaan keterampilan proses siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana keterampilan proses kelas eksperimenlebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Untuk mengetahui apakah perbedaan keterampilan proses pada kedua kelas sampel tersebut signifikan maka dilakukanlah analisis secara inferensial dengan uji-t. Hasil uji-t untuk rata-rata persentase keterampilan proses siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 2 berikut : 1265

Tabel 2. Rata-rata Persentase Keterampilan Proses Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Keterampilan Proses (%) Keterangan Eksperimen 93,96 Baik Sekali Kontrol 34,21 Kurang t hitung 52,68* ttabel 2,00 Ket : * = Signifikan Berdasarkan hasil perhitungan uji-t yang ditunjukkan pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa t hitung = 52,68 dan ttabel = 2,00 (t hitung > t tabe l =signifikan). Hal ini berarti bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan keterampilan proses siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan keterampilan proses siswa pada kelas eksperimen dan kontrol tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran yang diterapkan di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Pada kelas kontrol, dalam proses pembelajaran guru menjelaskan informasi dan materi pelajaran di depan kelas sedangkan pada kelas eksperimen, dalam proses pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran PBL yang memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan proses. Sintaks atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dirancang pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggiatkan siswa untuk aktif dan termotivasi sehingga mendorong siswa untuk ikut terlibat dalam proses pemecahan masalah sehingga dengan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan memunculkan keterampilan-keterampilan proses saat kegiatan belajar mengajar. Hasil pre test dan post test siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat diketahui nilai penguasaan konsep siswa. Rata-rata penguasaan konsep siswa di kedua kelas sampel tersebut disajikan dalam Tabel 3 berikut: Tabel 3. Rata- Rata Nilai Penguasaan Konsep Siswa Kelas Pre Test Post Test Kategori Eksperimen 56,15 82,05 Baik Kontrol 55,07 77,98 Cukup Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa pengetahuan awal siswa antara kelompok eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda dimana nilai pre test pada kelas eksperimen yaitu 56,15 dan kelas kontrol yaitu 55,07%. Nilai ini dapat memberikan gambaran bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang sama dalam ranah kognitif. Setelah dilakukan proses pembelajaran, penguasaan konsep pada kedua kelas sampel berbeda. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata nilai penguasaan konsep pada kelas eksperimen yaitu 82,05 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 77,98. Perbedaan penguasaan konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol disebabkan karena pada kelas eksperimen, siswa dirangsang untuk menemukan konsep individu maupun berkelompok melalui masalah-masalah yang disajikan. Adanya masalah-masalah ini membantu dan mengarahkan siswa untuk memahami dan mencari penyelesaian dari masalah-masalah tersebut yang berhubungan erat dengan konsep-konsep pada materi pelajaran. Siswa juga dilengkapi dengan LKS yang akan menuntun mereka untuk mencari dan menemukan sendiri informasi dan konsep dari buku, lembar materi ataupun melalui akses internet sehingga pengetahuan dan informasi yang didapat siswa tidak hanya diperoleh dari guru. Pada kelas kontrol, dalam proses belajar- mengajar keterlibatan guru masih dominan dan sebaliknya keterlibatan siswa masih rendah. Pembelajaran di kelas kontrol selain guru menjelaskan materi didepan kelas, masing-masing siswa juga dilengkapi dengan LKS yang memang setiap siswa memilikinya. Tetapi pada LKS tersebut 1266

hanya berisi pertanyaan- pertanyaan dan soal-soal untuk latihan yang akan dikerjakan siswa setelah guru selesai menjelaskan informasi pelajaran. LKS tersebut juga dijadikan sebagai tugas rumah oleh guru sehingga peranan LKS tersebut sebagai tugas dan latihan tentang pelajaran yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk mengetahui perbedaan pencapaian penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukakanlah analisis secara inferensial dengan menggunakan analisa N-gain. Perbedaan pencapaian penguasaan konsep tersebut dapat dilihat pada Gambar 1: Pada Gambar 1 terlihat bahwa pada kedua kelas sampel (eksperimen dan kontrol), ni lai rata-rata post test lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pre test. Kelas eksperimen naik sebesar 25,9 sedangkan kelas kontrol sebesar 22,9. Hasil perhitungan dengan analisa N-gain menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan konsep pada kelas eksperimen 0,60 dan 0,51 pada kelas kontrol yang keduanya mendapat kategori sedang. Dengan demikian kenaikan penguasaan konsep pada kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol yang artinya penggunaan PBL di kelas eksperimen lebih dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. PBL yang dilaksanakan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi dan memperoleh pengetahuan yang muncul dari identifikasi siswa terhadap masalah- masalah tersebut yang diperoleh secara mandiri bukan dari apa yang disampaikan oleh guru sehingga informasi yang didapat siswa lebih bermakna. Melalui analisa N-Gain pencapaian penguasaan konsep siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Untuk mengetahui apakah penguasaan konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut berbeda secara signifikan, maka dilakukanlah analisis dengan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan uji-t untuk penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Rata-rata Penguasaan Konsep Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol beserta Uji Perbedaan Dua Rata-ratanya (Uji-t) Kelas Penguasaan Konsep Keterangan Eksperimen 82,05 Baik Kontrol 77,98 Cukup t hitung 2,36* ttabel 2,00 Ket : * = Signifikan 1267

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t yang ditunjukkan pada Tabel 9, dapat diketahui bahwa t hitung = 2,36 > t tabel = 2,00 (signifikan). Hal ini berarti bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima, dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sehingga siswa yang belajar dengan PBL mencapai penguasaan konsep yang lebih baik dibandingkan siswa yang belajar dengan mendengarkan informasi yang disampaikan guru. PBL yang diterapkan pada kelas eksperimen akan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa harus menemukan sendiri konsep materi pelajaran dengan mengidentifikasi masalahmasalah yang disajikan oleh guru dan mencari pemecahan masalah yang diidentifikasi secara mandiri. Masalah-masalah yang diangkat menekankan pada pengalaman yang diangkat dari kehidupan sehari-hari akan membuat pengetahuan lebih lama tertinggal dalam ingatan siswa, sehingga penguasaan konsep siswa di kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran PBL lebih baik dibandingkan siswa di kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan menjelaskan dan menyajikan informasi pelajaran di depan kelas. Hasil belajar siswa tidak hanya dilihat dari penguasaan konsep saja tetapi juga berdasarkan keterampilan proses siswa selama proses pembelajaran. Untuk melihat rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini : Tabel 5. Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol beserta Uji Perbedaan Dua Rata-ratanya (Uji-t) Kelas Keterampilan Proses (50%) Penguasaan Konsep (50%) Hasil Belajar Ket Eksperimen 46,99 41,03 88,02 Baik Kontrol 17,13 38,99 56,12 Kurang T hit 28,93* T tab 2,00 Ket : * = Signifikan Dari Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar kelas eksperimen berada pada kategori baik dengan rata-rata 88,02 sedangkan pada kelas kontrol masih berada pada kategori kurang dengan rata-rata 56,12. Secara deskriptif, terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol di mana hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil perhitungan uji-t yang ditunjukkan pada Tabel 5 adalah t hitung = 28,93 dan t tabel = 2,00 sehingga t hitung > ttabel (signifikan). Hal ini berarti bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotsis alternatif (H1) diterima. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil belajar antara kelas eksperimen berbeda nyata dengan hasil belajar kelas kontrol. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat isimpulkan bahwa : 1. Terdapat perbedaan keterampilan proses siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran PBL dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan kelas kontrol yang belajar dengan penjelasan informasi dan materi pelajaran di depan kelas. 2. Terdapat perbedaan penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran PBL daripada kelas kontrol yang belajar dengan menjelaskan dan menyajikan informasi dan materi pelajaran dalam proses pembelajarannya. 1268

3. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang belajar dengan PBL dibandingkan dengan kelas kontrol yang belajar dengan menjelaskan dan menyajikan materi pelajaran. 4. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran biologi menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal keterampilan proses, penguasaan konsep dan hasil belajar siswa kelas XI IPA MAN 2 Model Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011. RUJUKAN Abdullah, M. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Topik Wujud Zat dan Perubahannya untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis Magister Pendidikan. UPI. Bandung Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus. Depdiknas. Jakarta Sherman, S. J. 2000. Science and Science Teaching. Houghton Mifflin Company. Boston Trianto. 2010. Mendesain Model PembelajaranInovatif- Progresif :Konsep Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta 1269