1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG GAYA MAGNET MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 13 TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO NIZAM MAKU (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Dr. Lukman AR. Laliyo, M.Pd, MM Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd ABSTRAK Permasalahan dalam pembelajaran ini adalah Apakah Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang Gaya Magnet di kelas V SDN 13 Tilamuta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang Gaya Magnet melalui Metode Demonstrasi di kelas V SDN 13 Tilamuta. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Metode ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang Gaya Magnet yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil penelitian menunjukan kualitas proses hasil belajar mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada pembelajaran siklus I diperoleh data dari 25 orang siswa. Siswa yang belum tuntas ada 13 orang siswa atau 52% yang tuntas ada 12 orang siswa atau 48% dengan nilai rata-rata mencapai 70,99. Sedangkan pada siklus II meningkat dimana siswa yang belum tuntas ada 3 orang siswa atau 12% dan yang sudah tuntas menjadi 22 orang siswa atau 88% dengan nilai rata-rata 78,99. Berdasarkan hipotesis pada penelitian ini jika dalam pembelajaran materi magnet guru menggunakan metode demontrasi di kelas V SDN 13 Tilamuta Kabupaten Boalemo hasil belajar siswa meningkat atau dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini di terima. Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini menunjukan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya magnet. Kata Kunci : Hasil Belajar, Gaya Magnet, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN Salah satu pelajaran yang turut berperan penting dalam mendidik wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar. Pelajaran IPA di Sekolah Dasar memuat materi tentang pengetahuan pengetahuan alam yang dekat dengan kehidupan siswa sekolah dasar. Siswa diharapkan dapat mengenal dan mengetahui pengetahuan-pengetahuan alam tersebut dalam kehidupan sehariharinya. Pendidikan IPA seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah mengingat pentingnya pelajaran tersebut seperti yang telah diungkapkan sebelumnya. Pembelajaran IPA dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai, yang terungkap dalam hasil belajar IPA. Namun dalam kenyataannya, masih ada sekolah-sekolah yang memiliki hasil belajar IPA khususnya pada materi gaya magnet yang nilainya masih rendah dan belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan, yang salah satunya adalah SD Negeri 13 Tilamuta Kabupaten Boalemo. Hasil observasi menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa di SD Negeri 13 Tilamuta dikarena masih banyak siswa yang hanya diam, duduk, dan mendengarkan saja ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang kurang memiliki daya tarik yang diterapkan oleh guru. Metode pembelajaran yang diterapkan guru cenderung membosankan sehingga siswa memiliki aktivitas belajar yang rendah dalam mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilaksanakan masih menggunakan metode konvensional
2 dimana siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Adapun hasil belajar siswa berdasarkan data yang diperoleh pada observasi yaitu hasil belajar siswa pada materi gaya magnet pada tahun ajaran 2011/2013 adalah dari 25 siswa, terdapat 8 siswa atau 28% yang sudah memenuhi ketuntasan belajar dan masih terdapat 18 siswa atau 72% yang belum mencapai ketuntasan dari kriteria ketuntasan minimum yang di tetapkan sekolah yaitu dengan nilai 75 pada mata pelajaran IPA. Dari hasil tersebut di upayakan pemecahan guna meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya magnet dengan menerapkan metode demontrasi dalam pembelajaran. hal ini di karenakan metode cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai penjelasan lisan. Sehingga dengan metode tersebut diharapkan siswa lebih memahami suatu proses yang dilihat dan dilakukan daripada belajar hanya dengan teori yang di dengar dan hayalkan. KAJIAN TEORI Hakikat Hasil Belajar Materi Gaya Magnet Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri. Sementara itu Aunurrahman (2012;37) menegaskan bahwa hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati (observable).akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar tersebut dapat diamati. Hakekat Metode Demonstrasi Materi Gaya Magnet Pengertian Metode Demonstrasi Menurut Surya (2008:16) bahwa Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Rostiyah (2008:83) menjelaskan bahwa demonstrasi hamp ir sejenis dengan metode eksperimen. Tetapi siswa tidak melakukan percobaan, hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses misalnya merebus air sampai mendidih 100 0 C, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat langsung, mengamati mendengarkan dan bahkan mungkin meraba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.
3 Sementara Djamara & Zain (2006;90) mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. Tujuan Metode Demonstrasi Materi Gaya Magnet Menurut Roestiyah (2008;83) Adapun penggunaan teknik demonstrasimempunyai tujuanagar siswa mampu memahami tentang cara mengatur ataumenyusun sesuatu misalnya penggunaan kompor untuk mendidihkanair, cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas;dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian darisesuatu benda atau alat seperti bahagian tubuh manusia;atau bagian dari mesin jahit. Juga siswa dapat menyaksikan, kerjanya sesuatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting dan jalannya mesin jahit. Bila siswa merakukan sendiri demonstrasitersebut, maka ia dapat mengerti juga cara menggunakan suatu alat itu seperti menggunakan gunting untukmemotong kain. Dengan demikian siswa akan mengerti cara-cara penggunaan sesuatu alat atau perkakas, atau suatu mesin, sehingga merekadapat memilih dan memperbandingkan cara yang terbaik, jugamereka akan mengetahui kebenaran dari sesuatu teori di dalam praktek. Misalnya cara memasak roti yang terbaik. Menurut Roestiyah (2008;83) Dalam teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar. b. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan. c. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain. d. Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya. Juga anda perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu; agar demonstrasi itu berhasil. e. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan. f. Apakah tersedia warktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya.
4 g. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya. h. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil; dan bila perlu demonstrasi bias diulang. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi pada Materi gaya Magnet Menurut Surya (2008;17) bahwa metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan,di antaranya: a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikiansiswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapakelemahan, di antarannya: a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah. c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. METODOLOGI PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 13 Tilamuta Kabupaten Boalemo kelas V guru kelasnya ibu Yularni S. Amili, dengan jumlah siswa adalah 25 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan, dengan latar belakang sosial terdiri dari: 2 orang anak PNS, 17 orang anak petani dan 6 orang anak pedagang. Proses Pembelajaran penelitian ini penggunaan metode demonstrasi bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang peristiwa alam pada mata pelajaran IPA. Peneliti bertindak sebagai guru pelaksana tindakan, mengimplementasikan pembelajaran di kelas yang mengacu pada rancangan pembelajaran yang telah dibuat dalam perangkat yang digunakan. Kegiatan penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, apabila pelasanaan siklus I belum menunjukan hasil yang baik seperti yang terdapat pada indikator kinerja, maka akan di lakukan perbaikan pada siklus II. Setiap siklusnya melaksanakan proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode demonstrasi.
5 Teknik analisis data yang digunakan dalam peneltian ini adalah analisis presentase. belajar siswa dengan mengacu pada kriteria tingkat pengusaan atau ketuntasan yang dikemukakan oleh Arifin, 2012: 407 sebagai berikut : Tabel 3.4 : Kriteria Tingkat Ketuntasan Rentang Skor Aspek Penilaian 90 100% Baik Sekali 80 89% Baik 70 74% Cukup < 69% Kurang Untuk mengetahui hasil belajar siswa dan presentase, maka digunakan rumus yang dikemukakan Sanipah (dalam Masionu, 2012: 27) sebagai berikut : Jumlah siswa yang memperoleh 80 Ketuntasan = x 100 Jumlah siswa seluruh persentase = HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Observasi Awal Tabel 4.1 Hasil observasi awal Jumlah kriteria penilaian x 100 % Jumlah aspek yang diamati No Kriteria Jumlah Siswa Presentase 1 Tuntas 8 32% 2 Belum Tuntas 17 68% Jumlah 55 100% Sumber data 4.1: Data rekapitulasi dan presentase hasil observasi awal. Table 4.3 diatas menunjukkan bahwa hasil observasi awal di kelas V SDN 13 Tilamuta, dengan prosentase keberhasilan 32% atau 8 orang siswa yang sudah mencapai ketuntasan hasil belajar, sementara sekitar 68% atau 17 orang siswa masih belum mencapai ketuntasan pada mata pelajaran IPA materi gaya magnet. Tabel 4.2 Data Aktivitas Siswa Pada Siklus I hasil No Kriteria Aspek yang dinilai Pengetahuan % Praktek % Sikap % 1 Baik 13 52% 14 56% 22 88% 2 Cukup 10 40% 11 44% 3 12% 3 Kurang 2 8% - - - - Setelah dilakukan penindakan pada siklus I, peneliti melakukan pengamatan pada 3 aspek utama tentang Aspek pengetahuan, siswa dalam belajar dengan metode pembelajaran demonstrasi menunjukkan bahwa terdapat 13 orang siswa atau 52% yang mampu menunjukkan hasil belajarnya pada aspek pengetahuan dengan kategori baik dalam belajar, 10 orang siswa 40% cukup
6 memahami pelajaran tentang gaya magnet dan 2 orang siswa 8% lainnya kurang menunjukkan hasil belajar yang baik. Aspek praktek, terdapat 14 orang siswa 56% yang telah mampu mempraktekkan apa yang menjadi ketentuan tugas yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran materi gaya magnet dengan baik, 11 orang siswa 44% cukup mampu mempraktekkan, dan yang kurang memahami materi tersebut 0%. Aspek sikap, saat diberikan materi tentang gaya magnet di kelas menunjukkan bahwa terdapat 22 orang siswa atau 88% yang telah menunjukkan sikap yang sangat respon dalam belajar materi gaya magnet dan hanya 3 orang siswa 12% yang cukup memberi respon aktif dalam kesiapan menerima materi tentang gaya magnet dengan baik. Data hasil belajar siswa pada materi tentang gaya magnet setelah dilakukan penindakan melalui tes pada siklus I menunjukkan 6 orang siswa memperoleh nilai 83.33, 6 orang siswa memperoleh nilai 76.83, 1 orang siswa memperoleh nilai 75, 2 orang siswa memperoleh nilai 74.66, 2 orang siswa memperoleh nilai 72, dan 8 orang siswa memperoleh nilai 70.83, dengan demikian nampak bahwa setelah dilakukan perubahan strategi pembelajaran pada materi gaya magnet pada kelas V SDN 13 Tilamuta, dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi prosentase ketuntasan materi mengalami perubahan yang signifikan dengan nilai prosentase sebesar 52% atau 13 orang siswa tuntas dalam belajarnya. Sementara yang belum tuntas sekitar 48% atau 12 orang siswa belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan. Tabel 4.5 Data Aktivitas Siswa Pada Siklus II No Kriteria Aspek yang dinilai Pengetahuan % Praktek % Sikap % 1 Baik 20 80% 20 80% 23 92% 2 Cukup 4 16% 4 16% 2 8% 3 Kurang 1 4% 1 4% - - Hasil pengamatan siklus II, setelah dilakukan penindakan pada siklus I peneliti melakukan pengamatan pada 3 aspek utama tentang : Aspek pengetahuan, siswa dalam belajar dengan metode pembelajaran demonstrasi menunjukkan bahwa terdapat 20 orang siswa atau 80% yang mampu menunjukkan hasil belajarnya pada aspek pengetahuan dengan kategori baik dalam belajar, 4 orang siswa atau 16% cukup memahami pelajaran dan 1 orang siswa 4% kurang memahami materi tentang gaya magnet. Aspek praktek, terdapat 20 orang siswa atau 80% yang telah mampu mempraktekkan apa yang menjadi ketentuan tugas yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran materi gaya magnet dengan baik, dan hanya 4 orang siswa atau 16% cukup mampu mempraktekkan dan 1 orang siswa atau 4% yang mengalami kesulitan dalam praktek serta kurang memahami materi tentang gaya magnet tersebut dengan baik. Aspek sikap, saat diberikan materi tentang gaya magnet di kelas menunjukkan bahwa terdapat 23 orang siswa atau atau 92% yang telah menunjukkan sikap yang sangat respon dalam belajar materi gaya magnet dan hanya 2 orang siswa atau 8% yang cukup memberi respon aktif dalam kesiapan menerima materi tentang gaya magnet dengan baik. Hasil pengamatan pada ke tiga aspek tersebut, sangat memberi pengaruh pada hasil belajar siswa setelah dilakukan tes, dengan
7 prosentase keberhasilan siswa tergambar dari hasil nilai yang diperolehnya pada pelaksanaan Siklus II, Adapun hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6. Data hasil belajar siswa dapat dideskripsikan sebagai berikut; menunjukkan bahwa 2 orang siswa memperoleh nilai 91.66, 4 orang siswa memperoleh nilai 87.5, 3 orang siswa memperoleh nilai 83.33, 9 orang siswa memperoleh nilai 79.16, 1 orang siswa memperoleh nilai 76, 3 orang siswa memperoleh nilai 75, dan 3 orang siswa memperoleh nilai 74.66. Hal ini menunjukkan bahwa dari 25 orang siswa, 22 orang siswa atau 88% memperoleh kriteria tuntas dalam hasil belajar, sementara 3 orang siswa atau 12% belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan. Dengan demikian dari 25 orang siswa, terdapat 22 orang siswa atau 88% mencapai kriteria tuntas dalam meningkatkan hasil belajarnya khususnya pada materi tentang gaya magnet pada pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), sementara 3 orang siswa atau 12% mencapai kriteria belum tuntas dalam meningkatkan hasil belajarnya dengan nilai prosetase secara keseluruhan sekitar 88%. Dengan demikian, penelitian ini membuktikan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan pengetahuan, praktek dan kerjasama siswa serta perubahan sikap belajar siswa khususnya materi tentang gaya magnet pada pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) terbukti meningkat atau hipotesisnya diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini menunjukan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya materi gaya magnet, karena metode demontrasi memberi pengaruh yang baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran dikelas baik bagi guru dan siswa itu sendiri. PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan hasil uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V SDN 13Tilamuta Kabupaten Boalemo. Adapun hasil penelitian pada siklus I, menunjukan dari 25 siswa yang dikenai tindakan terjadi peningkatan dari 8 siswa atau 32% yang tuntas pada observasi awal meningkat menjadi 13 siswa atau 52% yang hasil belajarnya mencapai kriteria tuntasan, Namun hasil tersebut belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 75%. Sehingga dilaksanakanlah tindakan siklus II, adapun hasil dari pelaksanaan tindakan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar dari pelaksanaan siklus I yaitu dari 13 siswa atau 52% yang tuntas pada meningkat menjadi 22 siswa atau 88% yang hasil belajarnya mencapai kriteria tuntasan dan dari hasil tersebut menunjukan pencapaian bahwa indikator kinerja telah tercapai dan berhasil. Sehingga hipotesis tindakan pada penelitian ini yaitu Jika dalam pembelajaran digunakan Metode Demonstrasi pada siswa Kelas V SD Negeri 13 Tilamuta, maka hasil belajar siswa tentang gaya magnet akan meningkat.dapat diterima. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut; a. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan menjadi acuan bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). b. Guru hendaknya mengembangkan sikap kreativitas dan inovatif dalam rangka mengelolah pembelajaran sebaik mungkin sehingga permasalahan-perasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran dapat di atasi.
8 c. Untuk peneliti sendiri kiranya dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam penerapan metode pembelajaran demonstrasi. Pelaksanaan tindakan kelas ini diharapkan menjadi salah satu bahan peningkatan pengembangan diri peneliti dan teman sejawat yang menggeluti profesi keguruan. d. Bagi Sekolah diharapkan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini sebaiknya dilaksanakan pada semua mata pelajaran, hendaknya dijadikan sebagai acuan sekolah untuk memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan konsep matematika khususnya konsep bangun ruang