Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tumbuhan Dan Fungsinya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Lemo

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas di Kelas IV SDN No 3 Parigi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kayu Batu Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. 2013/2014 yang berjumlah 14 siswa. Sedangkan Obyek penelitian ini adalah

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Penerapan Experiential Learning

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 9 MAMBORO PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh WAHDANIA* ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 LABEAN MELALUI METODE LATIHAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

Oleh: Wildan, Muhammad Ali, Fatma Dhafir. Abstrak

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Tuladenggi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIIIA SMP NEGRI 1 LABUAN

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Inpres 1 Margapura

Tilka Masoyang, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar di Kelas IV SDN 9 Bunobogu

Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI METODE BERVARIASI. Sudarso

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV SDN Sijoli Melalui Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

Transkripsi:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tumbuhan Dan Fungsinya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Lemo Nikma A. Manandri, Achmad Ramadhan, dan Bustamin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini bertujuan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan metode tanya jawab pada siswa kelas IV SD Inpres 2 Lemo. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan subyek penelitian sebanyak 24 siswa. Tehnik pengambilan data menggunakan instrumen tes dan observasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil tes kemampuan awal siswa diperoleh DSK sebesar 36.7%, KBK 0% (tidak ada siswa yang tuntas). Hasil tersebut mengalami peningkatan pada siklus I dengan persenase Daya serap klasikal sebesar 65.0%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 75.8%. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I adalah 54.2%, dan mengalami peningkatan pula pada siklus II menjadi 87.5%. Hasil observasi aktifitas guru pada siklus I diperoleh ratarata 52.2% termasuk kategori cukup, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82.5% kategori sangat baik. Hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I diperoleh. 46.7%, kategori cukup, mengalami peningkatan pada siklus II yaitu menjadi 83.3%, kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa hasil belajar siswa pada materi tumbuhan dan fungsinya dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode tanya jawab pada siswa kelas IV SD Inpres 2 Lemo. Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Tanya Jawab I. PENDAHULUAN Guru merupakan salah satu faktor utama dalam menciptakan dan melaksanakan proses pembelajaran di kelas sebagai upaya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat mencapai pula tujuan pendidikan secara menyeluruh. Sebagaimana dikemukakan oleh Mulyasa (2007) yang menjelaskan bahwa pada proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang menentukan, karena bagaimana pun keadaan siswa, pada akhirnya tergantung pada guru dalam memanfaatkan kemampuan yang ada. Dalam hal ini guru mempunyai peranan sebagai fasilitator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi bagi peserta didik agar mencapai tujuan yang diharapkan.keberhasilan siswa

dalam mencapai tujuan dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar yang baik adalah kegiatan yang melibatkan interaksi aktif khususnya antara guru dan siswa. Guru sebagai pengajar menciptakan suasana belajar siswa yang didesain dengan sengaja, sistematik, dan berkesinambungan. Sedangkan siswa merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Pada kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa saling mempengaruhi dan memberi masukan, karena itulah kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan. Dalam menciptakan dan mengelolah proses pembelajaran, salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh guru adalah kesesuaian proses pembelajaran dengan jenjang pendidikan yang ditempuh siswa (Lumbantobing, 2013). Syah (2004) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada 3 (tiga) yaitu faktor internal yang merupakan faktor dari dalam diri siswa, faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor pendekatan pembelajaran yang meliputi strategi dan metode pembelajaran yang digunakan. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi yang dipelajari. Metode pembelajaran dapat membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal. Guru hendaknya mampu menerapkan metode yang sesuai dan tepat sebagai upaya mancapai keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA) dilakukan dengan berupaya untuk meningkatkan minat siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir serta pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar beserta fenomena-fenomena dan kejadian-kejadian ilmiah yang ditemukan. Tujuan pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibdtidaiyah (SD/MI) dijelaskan yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, guru memiliki peran yang sangat strategis karena guru memiliki tugas merancang dan melakukan proses pembelajaran.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa proses pembelajaran dilakukan sebagai upaya dalam mencapai tujuan maupun kompetensi yang telah ditetapkan. Salah satu materi IPA pada tingkat SD adalah materi tumbuhan dan fungsinya. Materi tersebut dipelajari pada kelas IV. Tumbuhan dapat ditemukan oleh siswa dengan mudah dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam melakukan pembelajaran tentang tumbuhan dan fungsinya, guru dapat melakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau meminta pendapat siswa tentang apa yang telah diketahuinya. Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa ke guru (Sudirman, 1997 dalam Mulyana, 2007). Metode ini dapat digunakan untuk meninjau ulang pelajaran yang telah disampaikan dalam proses pembelajaran sebelumnya. Metode tanya jawab juga dapat diterapkan untuk mengali pengetahuan siswa tentang pengalaman yang mereka peroleh dari lingkungannya. Tanya jawab dapat menanamkan pemahaman dan ingatan siswa terhadap materi yang sedang atau telah dipelajari. Disamping itu, juga dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa terhadap pelajaran. Namun demikian, dalam mengajukan pertanyaan terkadang siswa merasa takut untuk memberikan jawaban atau bahkan untuk bertanya yang akibatnya siswa yang kurang menguasai konsep akan tertinggal, selain itu sukar untuk membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan pemahaman siswa. Untuk itu, pemahaman guru akan karakteristik siswa adalah penting. Metode tanya jawab dalam pembelajaran IPA dapat mengaktifkan siswa dalam melakukan proses belajar. Melalui proses tanya jawab, guru juga dapat mengetahui secara langsung tingkat pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Guru dapat mengidentifikasi siswa yang telah memahami dan menguasai cakupan materi yang dipelajari. Demikian pula, siswa yang belum memiliki pemahaman dan pengusaan yang baik dapat diketahui oleh guru secara langsung melalui proses tanya jawab. Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV SD Inpres 2 Lemo, ditemukan bahwa pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPA umumnya masih sangat rendah. Hal tersebut terlihat pada hasil analisis tes evaluasi semester ganjil

tahun pelajaran 2012/2013. Tingkat ketuntasan belajar klasikal siswa sangat rendah, yaitu kurang dari 85%. Sebanyak 40% siswa harus mendapatkan proses remedial untuk memperbaiki nilai sehingga mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan (65%). Selanjutnya, peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Informasi yang diperoleh, menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA yang dilakukan di SD Inpres 2 Lemo telah menerapkan beberapa metode secara bervariasi, seperti ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Namun penerapan metode-metode tersebut belum dilakukan dengan mengacu pada prinsip-prinsip penerapan metode yang semestinya. Diperoleh pula informasi bahwa metode yang paling dominan digunakan guru adalah metode ceramah, yang hanya mengaktifkan guru sedangkan siswa cenderung lebih pasif. Untuk itu, peneliti mencoba melakukan perbaikan proses pembelajaran dengan menerapkan metode tanya jawab. Penerapan metode tanya jawab dilakukan berdasarkan beberapa hal, yaitu karakteristik siswa kelas IV, dimana siswa kelas IV sudah dapat melakukan kemampuan berpikirnya dalam memahami dan menerima informasi yang diterimanya. Karakteristik materi tumbuhan dan fungsinya juga merupakan faktor lain yang menjadi pertimbangan, karena tumbuhan merupakan sumber belajar yang dapat ditemui siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Metode tanya jawab diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, melalui aktifitas menjawab, memberikan pendapat maupun mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang tidak dimengertinya. Proses menjawab pertanyaan juga dapat melatih kemampuan berpikir siswa. Haryanto (2009) menjelaskan bahwa penerapan metode tanya jawab dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di MI NU Miftahul Huda, Jabung Malang. Dampak yang dapat dilihat adalah terhadap sembilan prestasi belajar, yaitu adanya ketangkasan menjawab pertanyaan, ketepatan waktu mengerjakan tugas, memiliki indikator, mampu mempraktekkan indikator, siswa memperhatikan guru menjelaskan dan siswa tanggap pada instruksi dan rencana pembelajaran. Lumantobing (2013) menjelaskan bahwa penerapan metode tanya jawab sangat

besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa Kelas VIII.1 Semester II SMP Negeri 1 Bukit Batu Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar, menarik minat siswa sehingga termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang ditunjukkan oleh rata-rata presentase pada prasiklus (8,6%), siklus I (74%), dan siklus II menjadi 100%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Nuraisiyyah (2008) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming dan metode tanya jawab terhadap penguasaan konsep siswa pada konsep sistem indera pada manusia meskipun tidak signifikan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian melalui penelitian tindakan kelas yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Tumbuhan dan Fungsinya dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Lemo. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilakukan secara bersiklus. Rancangan PTK menggunakan model spiral Kemmis & Taggart, terdiri atas 4 (empat) tahapan pada tiap siklusnya, yaitu planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (pengamatan), dan reflecting (refleksi). Penelitian tindakan ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan di SD Inpres 2 Lemo Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD, dengan jumlah siswa 24 orang terdiri dari 12 siswa putri dan 12 siswa putra. Pelaksanaan penelitian ini dibantu oleh partisipan yang bertindak sebagai observer, yaitu sebanyak 2 orang yang merupakan guru kelas III dan V pada SDN 2 Lemo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes dan pengamatan/observasi. Tes evaluasi hasil belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus menggunakan tes bentuk isian sebanyak 10 butir soal setiap pelaksanaan tes. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II.

Analisis data tes hasil belajar dilakukan dengan melakukan analisis pada aspek daya serap individu (DSI), daya serap klasikal (DSK), dan ketuntasan belajar klasikal (KBK). Analisis data hasil pengamatan aktifitas guru dan siswa dilakukan secara deskriptif. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil tes awal diperoleh bahwa dari 24 orang siswa, tidak terdapat satu orang pun siswa yang tuntas belajar. Nilai tertinggi diperoleh 5 (lima) orang siswa dengan skor nilai 50. Deskripsi data hasil tes evaluasi akhir siklus I dan siklus II disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Data Tes Evalausi Awal No Aspek Perolehan Hasil 1 Jumlah Siswa 24 orang 2 Skor Terendah 20 (3 orang) 3 Skor Tertinggi 50 (5 orang) 4 Jumlah siswa yang tuntas 0 orang 5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 24 orang 6 Daya Serap Klasikal (DSK) 36.7% 7 Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) 0% Hasil tes evaluasi awal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa tentang materi Tumbuhan dan Fungsinya masih sangat rendah. Mengacu pada hasil observasi dan pelaksanaan tes awal tersebut, maka peneliti mencoba merancang suatu skenario pembelajaran dan instrumen yang digunakan dengan menerapkan metode tanya jawab dalam pembelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dan tiap pertemuam terdiri dari 2 x 35 menit. Hasil analisis tes evaluasi akhir siklus I diperoleh jumlah siswa yang tuntas 13 orang dan yang tidak tuntas 11 orang dari 24 orang subyek penelitian. Persentase DSK diperoleh 65.0% KBK diperoleh 54.2%. Tes evaluasi akhir siklus II, diperoleh jumlah siswa yang tuntas 21 orang dan yang tidak tuntas 3 orang. Persentase DSK 75.8% dan KBK 87.5%. Deskripsi hasil analisis tes evaluasi siklus I dan II disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Deskripsi Data Tes Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II Aspek Perolehan Hasil Siklus I Siklus II Jumlah Siswa 24 orang 24 orang Skor Terendah 50 (4 orang) 50 (2 orang) Skor Tertinggi 80 (5 orang) 90 (4 orang) Jumlah Siswa yang Tuntas 13 orang 21 orang Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 11 orang 3 orang Daya Serap Klasikal 65.0% 75.8% Ketuntasan Belajar Klasikal 54.2% 87.5% Hasil observasi aktifitas guru pada siklus I, diperoleh persentase rata-rata 52.2% dengan kategori cukup, aktifitas siswa 46.7% kategori cukup. Hasil pengamatan pada siklus II, diperoleh rata-rata aktifitas guru maupun aktifitas siswa berada pada kategori sangat baik. Persentase rata-rata aktifitas guru adalah 82.5%, aktifitas siswa adalah 83.3%. Deskripsi data hasil pengamatan aktifitas guru dan siswa disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Aktifitas Guru dan Siswa No Aspek Pengamatan Hasil Kategori Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II 1 Aktifitas Guru 52.2% 82.5% Cukup Sangat Baik 2 Aktifitas Siswa 46.7% 83.3% Cukup Sangat Baik Pembahasan Pelaksanaan PTK dengan penerapan metode tanya jawab dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tumbuhan dan fungsinya di SD Inpres 2 Lemo, dimulai dengan pelaksanaan tes kemampuan awal. Hasil pelaksanaan tes evaluasi kemampuan awal siswa menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh persentase KBK yang diperoleh yaitu 0%, atau tidak terdapat satu orang siswapun yang tuntas. Nilai tertinggi diperoleh adalah 50 (5 orang siswa), dan nilai terendah 20 (2 orang siswa). Rata-rata persentase DSK adalah 36.7%. Metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran dimana terjadi interaksi tanya jawab antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar siswa dalam pembelajaran dengan metode tanya jawab adalah siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lisan oleh guru, dan siswa ditunjuk oleh guru diharapkan dapat

menjawab sebelum pertanyaan dialihkan ke siswa yang lain. sebelum proses tanya jawab, terlebih dahulu siswa handout berupa materi pembelajaran yang sedang dibahas. Strategi ini menuntut siswa untuk mempelajari baik melalui proses pendalaman materi yang diberikan berdasarkan materi yang diberikan oleh guru maupun dari sumber-sumber lain seperti perpustakaan. Berdasarkan tes evaluasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari penelitian ini, maka terdapat peningkatan yang dapat dilihat dari data yang telah diolah. Hasil evaluasi akhir siklus I, diperoleh 13 orang siswa yang tuntas secara individu dan 11 orang siswa yang tidak tuntas dengan nilai dibawah 65%. Rata-rata DSK siswa adalah 65.0%, sedangkan presentase KBK sebesar 54.2%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes evaluasi pada siklus I belum memenuhi standar ketuntasan keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan indikator keberhasilan yang ditetapkan, suatu kelas dikatakan tuntas jika mencapai daya serap individu 65% atau rata-rata DSK 65% dan KBK mencapai 85% (Depdiknas, 2001). Beberapa hal yang menyebabkan adanya siswa yang tidak tuntas yaitu karena faktro guru dan siswa. Faktor guru diantaranya karena guru belum melakukan pengelolaan dan pengorganisasian siswa secara maksimal dalam belajar. Guru cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran, sementara siswa cederung pasif. Penggunaan waktu belajar yang belum efektif, Penyampaian materi pelajaran kepada siswa juga kurang jelas dan tidak sistematis serta peran guru dalam membimbing dan mengarahkan siswa melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi masih kurang. Hal tersebut terlihat pada hasil refleksi aktifitas guru pada siklus I. Faktor yang bersumber dari siswa antara lain adalah kurang siapnya siswa mengikuti proses pembelajaran, terdapat siswa yag datang terlambat masuk kelas, adapula siswa yang suka mengganggu teman lain selama proses pembelajaran berlangsung. Perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung masih kurang. Hal ini dibuktikan pada siswa yang kurang memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, kurang memperhatikan penjelasan dan petunjuk yang diberikan oleh guru. Siswa kurang aktif dalam berdiskusi dan bersifat pasif dalam mencari jawaban soal yang ada dalam LKS. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran metode teknik pemberian tugas yang diterapkan dengan memberikan

kebebasan dan kepercayaan yang lebih besar kepada siswa untuk belajar dan menggali informasi, serta belum memiliki rasa percaya diri untuk mengeluarkan pendapat atau mengajukan pertanyaan. Rendahnya peran aktif siswa dalam pembelajaran terlihat pada hasil observasi aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. rata-rata persentase aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada siklus I adalah 46.7% kategori cukup. Peran guru dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus I sangat berpengaruh pada peran aktif siswa tersebut. Guru cenderung belum melakukan peran yang maksimal dalam mengelola kelas maupun dalam mengorganisasikan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang aktif. Penjelasan yang kurang terstruktur dan sistematis tentang tugas yang diberikan kepada siswa, membuat guru membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mengarahkan siswa siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Kemampuan guru dalam mengelola waktu juga masih sangat kurang. Guru menggunakan waktu terlalu banyak dalam memberikan pengarahan dalam menyelesaikan tugas dibandingkan dalam memberikan bimbingan tentang materi yang sedang dipelajari. rata-rata persentase hasil observasi aktifitas guru dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus I adalah sebesar 52.2% kategori cukup. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, meliputi kegiatan memotivasi dan memberikan apersepsi kepada siswa, penyampaian materi yang lebih jelas dan pembimbingan siswa dalam proses pembelajaran. Mengoptimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran dimulai dengan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Perbaikan tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan mengadakan pendekatan dan memberikan pemahaman bahwa belajar dengan sungguh-sungguh dan saling berdiskusi serta kerja sama akan lebih mempermudah dalam memahami pelajaran. Siklus II menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan siklus I. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes evaluasi akhir pada siklus II siswa yang tuntas secara individu sebanyak 21 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas 2 siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa daya serap klasikal 75.8% dan

ketuntasan belajar klasikal mencapai 87.5%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan tindakan pembelajaran siklus II telah mencapai standar ketuntasan keberhasilan yang ditetapkan. Ketercapaian ketuntasan belajar pada siklus II ini membuktikan bahwa pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SD Inpres 2Lemo. Pelaksanaan penelitian ini berakhir pada siklus II. fungsinya Hasil tersebut diperoleh karena pembelajaran IPA materi tumbuhan dan dengan metode tanya jawab, siswa dikondisikan untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif melalui kegiatan berpikir dan mengolah informasi yang diberikan sehingga mampu memberikan jawaban ketika dilakukan kegiatan tanya jawab. Siswa melakukan proses pembelajaran dengan mendalami materi melalui kegiatan membaca dan mempelajari materi dengan fokus pada lembar handout yang diberikan oleh guru. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat aktif dalam belajar. Siswa dibimbing untuk dapat memahami dan melakukan proses belajar yang baik dan benar melalui kegiatan membaca, bertanya dan berdiskusi baik dengan guru maupun teman sebaya serta mencari informasi dari berbagai sumber yang ditemukan pada sekitar lingkungan sekolah. Proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa secara maksimal dalam mencari informasi/pengetahuan dari sumber yang tersedia ataupun disediakan oleh guru. Melalui kegiatan tersebut, siswa dapat memahami dan melakukan kegiatan belajar yang sesungguhnya, melalui kegiatan mengkaji dan memahami informasi yang diperoleh. Pemberian pertanyaan kepada siswa menunjukkan bahwa pada awal pembelajaran siswa terlihat kesulitan dalam menjawa pertanyaan yang diberikan. Pemberian motivasi dan bimbingan yang baik dari guru serta penciptaan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menjadikan proses tanya jawab menjadi hal yang menarik bagi siswa. Rasa keingintahuan siswa menjadi lebih tinggi. Siswa berusaha untuk dapat memahami materi yang dipelajari sehingga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dan juga dapat mengajukan pertanyaan apabila menemukan hal-hal yang kurang atau sulit dipahami.

Pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan metode tanya jawab dalam penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sementara itu, Roestiyah (2008) mengemukakan bahwa penggunaan metode tanya jawab baik digunakan untuk maksud-maksud yang diperlukan seperti menyimpulkan dan mengikhtisarkan pelajaran atau apa yang dibaca, melalui tanya jawab siswa akan tersusun jalan pikirannya sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat, membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran, meneliti kemampuan atau daya tangkap siswa untuk dapat memahami bacaan, dan mengetahui juga apakah siswa mendengarkan dengan baik. Sejalan pula dengan pendapat yang menyatakan bahwa penggunaan metode tanya pada kelas modern, lebih berorientasi pada mendorong atau merangsang siswa untuk berpikir, dan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran. Penggunaan metode tanya jawab dapat memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum dipahami, membangkitkan pengertian yang lama maupun yang baru, membangkitkan minat belajar siswa, sehingga timbul keinginan untuk mempelajarinya (Nasution, 2012). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya dengan metode tanya jawab mengindikasikan bahwa nilai yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran antara lain: 1) siswa mendapatkan pengalaman baru dalam belajar, yaitu melalui proses bertanya dan menjawab pertanyaan; 2) siswa terlatih untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab, percaya diri dan mandiri dalam melakukan proses pembelajaran. Pembelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya dengan metode tanya jawab memungkinkan siswa dapat menumbuhkan kegairahan siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya dengan lebih mudah. Aktifitas siswa dengan pembelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya dengan metode tanya jawab berlangsung secara maksimal karena siswa diarahkan untuk dapat mengalami secara langsung proses pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya dengan metode tanya jawab menjadikan siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan (ceramah) tentang suatu

materi dari guru dan juga terhindarkan dari sistem belajar hafalan, tetapi siswa dapat mengalami proses untuk mendapatkan konsep, mengkaji informasi atau keterangan tentang suatu materi, sehingga dapat merangsang rasa ingin tahu siswa dan mempelajari suatu konsep dengan bersentuhan langsung dengan materi yang diajarkan yang terdapat pada handout. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian ini sejalan dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Lumbantobing (2013) yang melaporkan bahwa metode tanya jawab sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa Kelas VIII.1 Semester II SMP Negeri 1 Bukit Batu Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Haryanto (2009) yang menyimpulkan bahwa penerapan metode tanya jawab dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di MI Miftahul Huda Jabung Malang. Saran Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah diharapkan:1) kepada guru bidang studi IPA khususnya pada tingkat sekolah dasar agar menggunakan metode tanya jawab dalam melakukan proses pembelajaran salah satunya adalah metode pemberian tugas untuk meningkatkan hasil belajar siswa, 2) penerapan metode tanya jawab hendaknya dilakukan dengan merancang dengan inovatif yang sistematis dan mengacu pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan pengorganisasian waktu yang efektif, dan 3) perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan metode, model maupun pendekatan pembelajaran lain yang inovatif dalam pembelajaran IPA.

DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. (2001). Penilain Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Haryanto, Sugeng. 2009. Penerapan Pendekatan Kontekstual melalui Metode Tanya Jawab dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA pada Siswa Kelas IV MI NU Miftahul Huda di Jabung Malang. Skripsi Sarjana pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang. Lumbantobing, Marlise. 2013. Penerapan Metode Tanya Jawab dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII.1 Semester II SMP Negeri 1 Bukit Batu Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pembelajaran MIPA. 1(1): 33 60. Mulyana, Aina. 2007. Efektivitas Upaya Metode Tanya Jawab dengan Variasi Media Pembelajaran terhadappeningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran PKn: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Cadasari dalam Bahan Ajar Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara. Jakarta: Direktori Profesi Dirjen Pendidikan Mutu Tenaga Pendidikan dan Kependidikan Depdiknas. Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 2012. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nuraisiyyah, Iis. (2008). Perbedaan Penguasaan Konsep Sistem Indera antara Siswa yang Diajar dengan Metode Brainstroming dan Metode Tanya Jawab (Eksperimen di Mts Darul Abror Bekasi). Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Roestiyah N. K. 2008. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.