GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS (TB) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

J. Teguh Widjaja 1, Hartini Tiono 2, Nadia Dara Ayundha 3 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

Abstrak. Dicky Sanjaya, 2009.Pembimbing I: Evi Yuniawati, dr., MKM Pembimbing II: Dani, dr., MKes

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN Oleh : ANGGIE IMANIAH SITOMPUL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) TERHADAP KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU DI KECAMATAN MEDAN MAIMUN. Oleh: FILZA RIFQI AUFA ASLAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

Pengaruh Dukungan Keluarga, Pengetahuan, dan Pendidikan Penderita Tuberkulosis (TB Paru) Terhadap Kepatuhan Minum Obat

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

ABSTRAK. Sri Ariany P, 2009, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II: J. Teguh Widjaja, dr., Sp.P., FCCP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

I. PENDAHULUAN. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis masih

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1 (Rekapan Jawaban Kuesioner dari Pasien Penderita TBC)

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN BEROBAT PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU-IBU TERHADAP PENCEGAHAN KANKER SERVIKS DI KELURAHAN TEGAL GUNDIL BOGOR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TB PARU DENGAN KEPATUHAN MENJALANI PROGRAM PENGOBATAN PADA PENDERITA TB PARU DI BBKPM SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang

BAB III METODE PENELITIAN

OVERVIEW OF PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS IN THE LANGENSARI COMMUNITY HEALTH CENTER, BANJAR, 2013 PERIOD

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

Jurnal Care Vol. 3, No. 2, Tahun 2015 PENGETAHUAN PASIEN TUBERCULOSIS BERIMPLIKASI TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KESEMBUHAN DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DALAM PENGOBATAN TB PARU DENGAN STRATEGI DOTS PADA PUSKESMAS DI KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan penduduk Indonesia. Mycrobacterium Tuberculosis (Mansyur, 1999). Penyakit tuberkulosis (TB) paru masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

I. Identitas Informan Nama : Umur : Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara :

BAB I PENDAHULUAN. berobat dan putus berobat selama 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi kronis bakteri Mycobacterium Tuberculosis. World

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Melalui pembangunan kesehatan diharapkan akan tercapai

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi TB Paru di Indonesia dan negara negara sedang berkembang lainnya

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS DI BKPM MAGELANG PERIODE FEBRUARI MARET 2015

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

Nurhayati Jumaelah 1, Ns. Yunie Armiyati, M.Kep, Sp.KMB 2, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 3

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PUS TERHADAP PROGRAM SADARI PADA PENYAKIT KANKER PAYUDARA DI KELURAHAN JATIHANDAP KOTA BANDUNG

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PASIEN TB PARU DI RSI BANDUNG DENGAN DOTS DAN RS

EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat disembuhkan dengan pengobatan

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA TB PARU DI RUMAH SAKIT PARU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Microbacterium tuberculosis (WHO, 2012).Bakteri ini menyebar melalui droplet

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

ABSTRAK MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN SEHARI HARI DI POLIKLINIK UMUM MARANATHA

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR OF THE PEOPLE AT NANJUNG VILLAGE RW 1 MARGAASIH DISTRICT BANDUNG REGENCY WEST JAVA ABOUT FILARIASIS

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. bakteri mycrobacterium tuberculosis. 1 Bakteri tersebut menyerang bagian

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP PASIEN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TB PARU DI BKPM PATI

ABSTRAK. Kata kunci : ISPA, angka kejadian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

: INDAH DOANITA HASIBUAN NIM.

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK

KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS NGUNTORONADI I KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menyebabkan masalah kesehatan yang buruk di antara jutaan orang setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU dr. SLAMET GARUT PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2011 Novina Gestani Yusuf 1, Dani 2 1. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung 2. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia ABSTRAK Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Menurut WHO, TB merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi bagi manusia. Indonesia masih termasuk dalam 22 negara high burden countries. Pada periode 1 Januari 31 Desember 2011, di RSU dr. Slamet Garut ditemukan 159 pasien TB dan 50 di antaranya tidak patuh (default). Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB, salah satu diantaranya adalah penderita TB itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti dari sudut pengetahuan, sikap dan perilaku responden sebab hal ini akan berpengaruh terhadap kesadaran pasien untuk berobat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor penyebab ketidakpatuhan pasien TB dari sudut pengetahuan, sikap dan perilaku dalam rangka pengobatan TB menurut sistem DOTS di RSU dr. Slamet Garut periode 1 Januari 2011 31 Desember 2011. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional dan kuesioner serta rekam medik sebagai alat pengumpul data. Sampel menggunakan kriteria whole sampling dan diperoleh 35 responden sebagai sampel. Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan responden sebesar 71,43% dalam kategori kurang, sikap sebesar 80,00% dalam kategori kurang, dan perilaku sebesar 65,71% dalam kategori kurang. Tingkat pengetahuan responden dalam kategori kurang. Tingkat sikap responden dalam kategori kurang. Tingkat perilaku responden dalam kategori kurang. Kata kunci : pengetahuan, sikap dan perilaku, ketidakpatuhan, DOTS

ABSTRACT Tuberculosis (TB) disease is a contagious infection and still remains of a public health problem in the world. According to WHO, TB is one of the leading causes of death for human. Indonesia still included in 22 countries of high burden countries. In the period of 1 January 31 December 2011 at General Hospital dr. Slamet Garut, there are found 159 TB patients and 50 of them were not incompliance (default). There are lot of factors that affect the success of TB treatment, one of them is the self TB patient. In this study, the author wanted to examine in term of knowledge, attitude and behaviour of respondents, because this will affect the patient awareness to complete the treatment. This study uses a descriptive method with observational cross sectional design, and questionnaires and medical records as data collectors. For sample criteria using whole sampling with 35 respondents as a sample. The result of this study shows that the level of respondent s knowledge (71,43%) which is in poor category, attitude (80,00%) which is in poor category and behaviour (65,71%) which is also in poor category. Level of knowledge of respondents is in poor category. Level of attitude of respondents is in poor category. Level of behaviour of respondents is in poor category. Keys word: knowledge, attitude and behavior, incompliance, DOTS

PENDAHULUAN Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk program pengendalian penyakit menular karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta sering mengakibatkan kematian 1. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut mencatat sepanjang 2011 lalu, terdapat sebanyak 1.724 temuan kasus TB paru dengan BTA positif sebanyak 1.724 kasus dan angka kesembuhan sebesar 89,7%, namun demikian, masih terdapat 4,4% penderita yang putus berobat (drop out). Hal tersebut perlu mendapat perhatian yang serius, mengingat penderita yang putus berobat dan belum sembuh secara total, berpotensi menularkan penyakitnya terhadap 10 15 orang di lingkungannya 2. Berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Umum dr. Slamet pada periode Januari sampai Desember 2011, didapatkan pasien TB sejumlah 159 orang dan yang tidak patuh (default) sejumlah 50 orang (31,5%) (Laporan Rumah Sakit Umum Dr. Slamet). Angka tersebut cukup besar sehingga dapat mengakibatkan angka drop out yang tinggi. Tingginya angka default di RSU dr. Slamet Garut kemungkinan dipengaruhi oleh faktor petugas kesehatan dan juga perilaku pasien sendiri. Menurut Notoadmodjo, perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan yang akan menimbulkan kesadaran bersikap dan akhirnya akan menyebabkan perubahan perilaku 3. Berdasarkan masalah di atas dan mengingat TB merupakan penyakit yang menular, kepatuhan dalam pengobatan TB merupakan hal yang penting, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan berobat pada penderita TB Paru di Rumah Sakit Umum dr. Slamet, Garut, Provinsi Jawa Barat dari sudut pengetahuan, sikap dan perilaku penderita sehingga dapat mengurangi ketidakpatuhan pasien supaya pengobatan menurut sistem DOTS dapat mencapai keberhasilan maksimal, yang diharapkan dapat menurunkan angka kejadian TB di Indonesia dan Indonesia dapat keluar dari negara high burden countries. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui gambaran faktor penyebab ketidakpatuhan pasien TB paru dilihat dari sudut pengetahuan, sikap dan perilaku pasien dalam pengobatan TB menurut sistem DOTS di Rumah Sakit Umum dr. Slamet periode 1 Januari 2011 31 Desember 2011 BAHAN DAN CARA Bahan penelitian menggunakan kuesioner tertutup ditujukan kepada 35 pasien tuberkulosis yang tidak patuh berobat di RSU dr. Slamet Garut yang datanya didapatkan dari rekam medik RSU dr. Slamet Garut. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan rancangan penelitian cross sectional dan dengan metode survei dengan teknik wawancara terpimpin dengan kuesioner tertutup yang terdiri dari identitas sebanyak 7 pertanyaan, pengetahuan, sikap dan perilaku masing masing sebanyak 10 pertanyaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Secara Keseluruhan Pengetahuan Jumlah Presentase (%) Kurang 25 71,43% Cukup 4 11,43% Baik 6 17,14% Jumlah 35 100% Pada hasil penelitian, didapatkan tingkat pengetahuan responden secara keseluruhan masih kurang, yaitu sebanyak 71,43%. Menurut hasil kuesioner yang didapat, hal ini disebabkan oleh kebanyakan responden percaya mitos bahwa penyakit TB merupakan penyakit keturunan dan disebabkan oleh banyak pikiran, ketidaktahuan responden mengenai cara penularan, dan kesalahan dalam meminum, yaitu obat diminum sesudah makan. Erni Erawatyningsih dkk. menyatakan, ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap ketidakpatuhan berobat. Semakin rendah pengetahuan maka semakin tidak patuh penderita TB paru untuk datang berobat. Ada beberapa faktor yang menjadi hambatan terhadap kepatuhan penderita TB paru dalam menjalani pengobatan salah satu diantaranya adalah faktor pengetahuan. Pengetahuan tentang penyakit TB dan kepercayaan tentang kemanjuran pengobatan akan mempengaruhi penderita mau atau tidak memilih untuk menyelesaikan pengobatannya. Selain itu, kepercayaan tentang kemanjuran pengobatan akan mempengaruhi penderita mau atau tidak memilih untuk menyelesaikan pengobatannya. Selain itu, kepercayaan kultural biasanya mendukung penggunaan penyembuhan tradisional 4. Tabel 2. Distribusi Sikap Secara Keseluruhan Sikap Jumlah Presentase (%) Kurang 28 80,00% Cukup 4 11,43% Baik 3 8,57% Jumlah 35 100% Pada hasil penelitian, didapatkan tingkat sikap responden secara keseluruhan masih dalam kategori kurang, yaitu sebanyak 80,00%. Menurut hasil kuesioner yang didapat, hal ini disebabkan oleh efek samping obat, penyakit lain, ongkos untuk berobat dan jarak ke tempat berobat, responden sudah merasa sembuh, dan sibuk bekerja. Dalam penelitiannya Gendhis Indra Dhewi dkk. dan Rani Susanti menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kepatuhan minum obat TB, artinya pasien dengan sikap kurang, memiliki peluang lebih besar untuk tidak patuh meminum obatnya. Hal ini bisa diasumsikan bahwa sikap seseorang yang baik akan meningkatkan kepatuhan minum obat. Sikap yang buruk akan berkontribusi juga terhadap perilaku pasien TB dalam meminum obatnya 5. Tabel 3. Distribusi Perilaku Secara Keseluruhan Pengetahuan Jumlah Presentase (%) Kurang 23 65,71% Cukup 6 17,14% Baik 6 17,14% Jumlah 35 100% Pada hasil penelitian, didapatkan tingkat perilaku responden secara keseluruhan masih dalam kategori kurang, yaitu sebanyak 65,71%. Menurut kuesioner yang didapat, hal ini disebabkan oleh

responden lupa untuk mengambil obat karena sibuk bekerja, tempat yang jauh, dan kurangnya biaya untuk berobat, responden tidak meminum obatnya dikarenakan efek samping yang timbul, adanya penyakit lain, dan merasa dirinya sudah sembuh. Seperti dalam penelitian Gendhis Indra Dhewi dkk. yang menyatakan bahwa sikap yang buruk akan berkontribusi juga terhadap perilaku pasien TB dalam meminum obatnya 5. SIMPULAN Pada penelitian mengenai gambaran faktor penyebab ketidakpatuhan pasien TB dalam pengobatan menurut sistem DOTS di RSU dr. Slamet Garut yang dilihat dari tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku, didapatkan hasil : Gambaran tingkat pengetahuan secara keseluruhan dalam kategori kurang. Gambaran tingkat sikap secara keseluruhan dalam kategori kurang. Gambaran tingkat perilaku secara keseluruhan dalam kategori kurang. SARAN Diperlukan penyuluhan dengan teknik lebih visual untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang apa itu penyakit Tuberkulosis, bagaimana cara meminum obat dan berapa lama harus meminum obat sehingga bisa menimbulkan kesadaran untuk lebih patuh berobat. Diperlukan penyuluhan dengan teknik lebih visual tentang bagaimana cara penularannya sehingga bisa meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang dimiliki oleh responden, sebab masih banyak responden yang tidak tahu bagaimana cara penularan TB, sehingga bisa berisiko lebih tinggi untuk menularkan penyakit tersebut kepada orang orang di sekitarnya. Diperlukan penyuluhan dengan teknik lebih visual tentang efek samping obat, adanya penyakit lain dan apa yang harus dilakukan jika hal ini terjadi supaya pengobatan tidak dihentikan. Diperlukan sosialisasi pendidikan visual untuk menghilangkan mitos, karena masih banyak responden yang beranggapan bahwa penyakit TB merupakan penyakit keturunan. Perlu diberikan sosialisasi pendidikan mengenai fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat yang bisa memberikan pengobatan dengan sistem DOTS, karena masih banyak pasien yang tidak patuh berobat disebabkan oleh jauhnya jarak menuju tempat berobat. Diperlukan PMO yang bisa dipercaya dan disegani oleh pasien supaya bisa lebih patuh dalam berobat. Jalur penyediaan dan distribusi OAT lebih diperhatikan. Bagi peneliti lain yang berminat, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai PMO, sebab masih banyak yang setuju dengan adanya PMO dan banyak yang lupa untuk meminum obatnya karena tidak ada yang mengingatkan. DAFTAR PUSTAKA 1. Riset Kesehatan Dasar. Departemen Kesehatan Repubik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2010. 2. Inilah.com. [Online] 11 September 2012. [Dikutip: 19 Juli 2013.] http://m.inilah.com/read/detail/1903

826/2012-di-garut-terdapat-835- kasus-positif-tb-paru. 3. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010. 4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Berobat pada Penderita Tuberkulosis Paru. Erawatyningsih, Erni, Purwanta dan Subekti, Heru. 2009, Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 25 No. 3, hal. 117-124. 5. Dhewi, Gendhis Indra, Armiyati, Yunie dan Supriyono, Mamat. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat. [Online] 2012. [Dikutip: 20 Juli 2013.] http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id /index.php/ilmukeperawatan/article/ download/89/116.