F. Pendanaan 1. Sumber Dana Terdapat dua sumber dana yang dikucurkan oleh tingkat universitas ke tingkat program studi, yaitu dana yang bersumber

dokumen-dokumen yang mirip
H. Pengelolaan Program

G.Tata Pamong (Governance) 1. Struktur dan Suasana Organisasi Secara umum, posisi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia terlihat pada diagram Struktur

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

BAB 1 PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah suatu konsekuensi reformasi yang harus. dihadapi oleh setiap daerah di Indonesia, terutama kabupaten dan kota

STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

2. Ketersediaan dan Kualitas Gedung, Ruang Kuliah, Laboratorium, Perpustakaan, dan Lain-Lain

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

LAKIP Universitas Negeri Malang 2015 KATA PENGANTAR

SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NGUDI WALUYO NOMOR:015/B-SK/UNW/I/2017 Tanggal 31 Januari 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Rencana Kinerja Undana ditampilkan pada table berikut ini :

1 H alaman. Arah dan Kebijakan Umum Rektor Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. maupun Pemerintah Kabupaten dengan penduduk desa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen penting dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia industri saat ini, penggunaan teknologi

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM

PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR: TENTANG PENGGELOLAAN KEUANGAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PERGURUAN TINGGI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG

L. Sistem Jaminan Mutu 1. Pengelolaan Mutu Secara Internal pada Tingkat Program Studi 2. Hubungan dengan Penjaminan Mutu pada Tingkat Lembaga

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang (UU) No. 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah (Pemda) dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

2013, No

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

SISTEM PENGELOLAAN DANA

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2008

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

RENCANA STRATEGIS BISNIS UNIVERSITAS MULAWARMAN TAHUN

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

Arah dan Kebijakan Umum Rektor Tahun 2012

ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON:

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan.undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dilakukan yaitu penggantian sistem sentralisasi menjadi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL JURUSAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) TAHUN 2013

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara

BAB III PEMBAHASAN. telah penulis lakukan di Bagian Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian

docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

PROGRAM BEASISWA BIDIK MISI

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG DANA CADANGAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2008

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Bab I membahas permasalahan yang melatarbelakangi penelitian, pertanyaan

L A P O R A N K I N E R J A

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

Otoritas Moneter di Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BOPTN dan BPPTNBH. Bahan Biro Perencanaan dalam Rakor Pengawasan Bersama Itjen-BPKP. Solo, 28 Februari 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Transkripsi:

65 F. Pendanaan 1. Sumber Dana Terdapat dua sumber dana yang dikucurkan oleh tingkat universitas ke tingkat program studi, yaitu dana yang bersumber dari DIK-S (dana dari masyarakat) dan DIP (dana proyek/dana pembangunan dari pemerintah). Meskipun pada tingkat universitas, UPI meniliki tiga sumber dana, yaitu DIK, DIP, dan DIK-S. Mulai tahun 2005 sumber dana DIK (dana rutin dari pemerintah) dan DIP digabungkan dan disebut sumber dana yang disebut dengan DIPA. Dana DIK terutama dipakai untuk penggajian dosen dan karyawan lainnya dan pengelolaannya bukan merupakan wewenang Prodi. Dana tahunan, yang diterima oleh Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berfluktuasi sesuai dengan pcmasukan yang diterima UPI. Pada tahun anggaran 2004/2005, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia memperoleh Rp 40.016.000,- bersumber dari DIK-S dan Rp. 4.000.000,- dari DIP sehingga total dana yang diperoleh adalah Rp 44.416.000,-(Lampiran: Program Anggaran Terpadu Tahun 2005). Pada kenyataannya dalam perjalanan suatu tahun anggaran, selain memperoleh dana DIK-S dan DIP sebuah program studi bisa memperoleh juga kucuran dana lain. Misalnya menjelang akhir tahun anggaran 2004/2005 UPI mengucurkan dana sekitar 4 juta rupiah kepada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari DBO (Dana Bantuan Oprasional). Dalam Rakerda UPI 2005/2006, pihak rektorat mengumumkan bahwa jumlah dana yang akan diturunkan kepada unit-unit kegiatan meningkat disesuaikan dengan jumlah mahasiswa terdaftar di program studi masing-masing. Peningkatan kucuran dana untuk Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia pada tahun anggaran 2005/2006 berkisar lebih dari dua kali dana yang diterima Prodi pada tahun 2004/2005. Dengan berubahnya UPI menjadi sebuah PT BHMN, Prodi dapat menghasilkan dana tambahan selain yang dikucurkan oleh UPI. Peluang untuk menghasilkan dana tambahan terbuka cukup lebar bagi Prodi mengingat kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang tengah diminati oleh orang asing. Pembuatan kerangka aturan yang lebih jelas dan memberdayakan jurusan/prodi dan juga menguntungkan UPI saat ini sedang terus diupayakan agar pengelolaan keuangan

66 diorientasikan pada kebutuhan setiap unit kerja di lingkungan UPI. 2. Sistem Aokasi Dana Dana yang diperoleh Prodi dibelanjakan sesuai dengan alokasi yang sudah dirancang sebelumnya. Sejak tahun, 2002 UPI menyelenggarakan kegiatan rapat dinas tahunan yang disebut Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang kemudian disebut Rapat Kedinasan Lingkungan UPI. Dalam kegiatan rapat kedinasan tersebut, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merancang program kegiatan untuk satu tahun yang disebut Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dalam RKT itu, selain disebutkan jenis-jenis program kerja yang akan dilaksanakan dalam waktu satu tahun ke depan, diusulkan juga alokasi biaya yang dibutuhkan untuk tiap kegiatan (Lampiran: Rencana Kinerja Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2005), Penentuan alokasi biaya tersebut dibicarakan di tingkat Prodi sebelum akhirnya diusulkan kepada pihak Rektorat. Selain mempertimbangan masukanmasukan yang muncul dalam pembahasan rapat dewan dosen, alokasi dana yang ditetapkan pada tahun anggaran sebelumnya dimanfaatkan juga sebagai bahan perbandingan untuk menetapkan alokasi tahun anggaran yang akan berjalan. Dalam kaitan ini, UPI memberikan kebebasan kepada program studi untuk menentukan suatu program unggulan yang tentu berimbas pada jumlah pengalokasian dananya. 3. Pengelolaan dan akuntabilitas penggunaan dana Dana yang dikucurkan universitas untuk satu tahun anggaran dikelola berdasarkan aktivitas (activity-based) yang telah disetujui RKT-nya oleh universitas. Dana dikelola untuk mendukung pelaksanaan tujuh kelompok program dalam Program Anggaran Terpadu Unit Kerja. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang meliputi (1) Akademik, (2) SDM, (3) Penelitian dan Pengembangan, (4) Pengabdian pada Masyarakat, (5) Organisasi dan Manajemen, (6) Kemahasiswaan, dan (7) Kerjasama Nasional dan Internasional (Lampiran: Program Anggaran Terpadu Tahun 2005).

67 Dana yang diterima dari universitas selanjutnya disimpan dalam rekening bank atas nama Ketua Jurusan dan langsung didistribusikan pada Sekretaris Jurusan dan Para Ketua Prodi. Untuk menjaga akuntanbilitas penggunaan dana di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, hanya satu pimpinan saja yang berhak mengeluarkan dana setelah berkoordinasi dengan pimpinan lainnya (Sekretaris Jurusan dan Ketua Program Studi). Dana diambil sesuai dengan kebutuhan untuk dipakai sesuai peruntukannya. Ketua Program Studi dapat mengeluarkan dana untuk membiayai aktivitas kegiatan yang sejalan dengan kegiatan tahunan yang sudah ditetapkan melalui persetujuan Ketua Jurusan. Efisiensi dan efektivitas pengelolaan dana menjadi tanggung jawab bersama para pimpinan Jurusan. Ketua Jurusan, berkoordinasi dengan Ketua Program Studi, berkewajiban setiap tahunnya melaporkan realisasi anggaran pendapatan dan belanja kepada Rektor Universitas Pendidikan Indonesia melalui Fakultas. 4. Keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatannya Sejauh ini sumber finansial utama penopang kegiatan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia adalah dari DIP dan DIK-S yang tercermin pada Program dan Anggaran Terpadu Universitas Pendidikan Indonesia Unit Kerja Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dana-dana tersebut digunakan secermat mungkin dengan mekanisme pengelolaan seperti yang telah digambarkan. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, dalam jangka panjang Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan mampu pula membiayai biaya operasional dari sumber-sumber lain yang potensial, seperti kerja sama dengan lembaga lain. Dengan status UPI sebagai PT BHMN, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dimungkinkan untuk turut menghasilkan pemasukan atau income generating. Mengingat status bahasa Indonesia sebagai bahasa yang diminati oleh masyarakat internasional, peluang untuk mampu mewujudkan tujuan tersebut terbuka lebar. Selain itu, banyak keahlian dosen yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pemasukan bagi Prodi, di antaranya dalam bidang penulisan, penyuntingan, dan grafis. Kondisi

68 ini diharapkan mampu menjelmakan Prodi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia sebagai sebuah program studi yang mandiri dan bahkan dapat ikut membantu pengembangan institusi.. Tabel F1 Deskripsi SWOT Komponen Pendanaan Kekuatan (Strengths) 1. Sistem anggaran terpadu yang pengelolaannya akuntabel dan transparan meminimalkan kemungkinan tumpang tindih alokasi dana. 2. Anggaran dialokasikan berdasarkan aktivitas yang sudah dibahas dan ditetapkan untuk satu tahun ke depan sehirigga dana yang digunakan lebih terkontrol. 3. Mekanisme pengeluaran dana dapat meminimalkan penyimpangan penggunaan dana yang tidak sesuai dengan peruntukannya. 4. Jumlah nominal dana yang diterima prodi cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Kelemahan (Weaknesses) 1. Dana terkadang dikeluarkan untuk suatu kegiatan yang tidak tercantum dalam daftar kegiatan tahunan. 2. Ada keterbatasan dana yang dikucurkan universitas untuk bisa mcmaksimalkan kinerja Prodi. Peluang (Opportunities) 1. Perubahan status UPI menjadi BHMN membuka peluang bagi Prodi untuk mengusahakan pemasukan fmansial dari sumber lain (income generating). 2. Dengan status Bahasa Indonesia yang memiliki peran dan fungsi strategis, peluang kerjasama yang menghasilkan dana terbuka lebar. 3. Dengan diundangkannya UU Guru dan Dosen, terbuka peluang besar bagi Prodi untuk memperoleh jumlah dana yang bisa lebih leluasa dipakai untuk mengcmbangkan dan memberdayakan Prodi.

69 Ancaman (Threats) 1. Peluang memperoleh dana lebih besar bisa berbalik menjadi ancaman kalau tidak diantisipasi pengelolaannya dengan baik. 2. Pemberdayaan Prodi akan membutuhkan dana banyak yang harus diwaspadai oleh pimpinan. 3. Distribusi dana antara universitas, fakultas dan Prodi apabila tidak diterapkan secara proporsional dan logis dapat berbalik menjadi ancaman yang menciptakan suasana tidak produktif.