Perilaku Perawat Gigi dalam Pelaksanaan Program UKGS di Kota Pontianak

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pelayanan Gigi Di Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU DROP OUT KB DI DESA CARINGIN KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V dan VI di Kecamatan Sumberejo

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

Peran Orang Tua, Teman, Guru, Petugas Kesehatan Terhadap Perilaku Menggosok Gigi Pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Sumberejo

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

PENGARUH KARAKTERISTIK BIOGRAFI TERHADAP CAKUPAN UKGS III OLEH PERAWAT GIGI DI KABUPATEN SEMARANG ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT GIGI DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DI BP GIGI PUSKESMAS KABUPATEN AGAM. Zulfikri *

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

ABSTRAK. knowledge, role of teacher, shcool dental hygiene

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Lisda W. Longgupa 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

TANGGUNG JAWAB PERAWAT GIGI TERHADAP TINDAKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI YANG SESUAI DAN TIDAK SESUAI KOMPETENSI

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

KEPUASAN PASIEN DI BALAI PENGOBATAN GIGI (BPG) PUSKESMAS KAHURIPAN KOTA TASIKMALAYA

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Kinerja Petugas Penyuluh Kesehatan Masyarakat dalam Praktek Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN PEMERIKSAAN DAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK TERHADAP PERILAKU IBU MEMERIKSAKAN KESEHATAN GIGI ANAK DI KOTA BUKITTINGGI

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Fakultas Ilmu Kesehatan, Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Pekalongan

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit,

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

DETERMINAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN, PENULARAN PENYAKIT TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDOSARI

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS USIA DINI PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK III PERTIWI SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Lusia Salmawati, Rasyika Nurul, Febrina D.: 18-26) 18

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

PENDAHULUAN ISSN : Jul Tumbol 1, Telly Mamuaya 2, Fredrika N Losu 3. 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado.

Transkripsi:

Perilaku Perawat Gigi dalam Pelaksanaan Program UKGS di Kota Pontianak Dian Femala *), Zahroh Shaluhiyah **), Kusyogo Cahyo ***) *) Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Pontianak Kalimantan Barat Korespondensi : diancha78@yahoo.com ** Magister Promosi Kesehatan Universitas Dipenegoro Semarang ABSTRAK Perawat gigi sebagai pelaksana dalam kegiatan manajemen mikro pada pelayanan kesehatan gigi khususnya usaha kesehatan gigi sekolah melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan (promotif, preventif dan kuratif sederhana), monitoring dan evaluasi. Penellitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku perawat gigi dalam pelaksanaan program usaha kesehatan gigi sekolah di Kota Pontianak. Penelitian ini merupakan Explanatory Research dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner terstruktur dengan jumlah sampel 59 orang perawat gigi yang bekerja di Puskesmas. Perilaku perawat gigi yang kurang baik sebanyak 33.9%. Variabel yang berhubungan dengan perilaku perawat gigi adalah pengetahuan, sikap, dukungan kepala puskesmas, dukungan kepala sekolah, dukungan dokter gigi dan sarana prasarana. Variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku perawat gigi dalam pelaksanaan program usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) adalah sarana prasarana. Kata Kunci : Perawat gigi, Perilaku, UKGS ABSTRACT The behavior of dental nurses in the implementation of the program UKGS in Pontianak; Dental nurses, as the excecutor in the activities of micro-management in dental health care services, especially business school dental health activities of planning, implementation ( promotive, preventive, curative and referral) monitoring and evaluation.the purpose of this study was to determine the factors analysis of the factors that influence the behavior of dental nurse in the implementation of program in the city of Pontianak UKGS. Explanatory research is research with cross sectional approach.the result showed that 33.9% of responden behave less well on the implementation of the program UKGS. Variables related to the behavior of dental nurses in the implementation of the program is the knowledge of the dental nurses UKGS, the attitude of dental nurses, support the head of clinic, the principal support, support dentist and infrastructure. Keywords : Behavioral, dental nurses, UKGS 145

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012 PENDAHULUAN Prevalensi penduduk Pontianak yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dalam 12 tahun terakhir sebanyak 20,1%. Diantaranya 26,5% yang mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan gigi, 2,1% penduduk telah kehilangan seluruh gigi aslinya. Dalam upaya pencegahan dan menjaga kebersihan kesehatan gigi, meskipun sebagian besar (93,5%) penduduk umur 10 tahun mempunyai kebiasaan menggosok gigi setiap hari, namun untuk berperilaku benar dalam menggosok gigi setelah sarapan pagi hanya (15,1%) dan sebelum tidur (37,8%). Perawat gigi menjalankan tugas pokoknya lebih berorientasi pada pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif kuratif hanya pada tindakan medik terbatas sederhana. Perawat gigi merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan upaya kesehatan gigi untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang profesional. Salah satu kewenangan Perawat gigi adalah melaksanakan manajemen mikro dalam merencanakan, mempersiapkan, mengevaluasi program pelayanan asuhan kesehatan gigi yang ada disekolah. Suatu upaya pelayanan perlu didukung oleh manajemen yang baik sehingga tahapan kegiatan semua program dapat berjalan efektif dan efisien. penulis berkeinginan mengetahui lebih lanjut perilaku perawat gigi dalam pelaksanaan program usaha kesehatan gigi sekolah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah Explanatory Reserch, dengan pendekatan Cross sectional. Sampel diambil dari populasi adalah semua populasi yang dijadikan sampel atau total populasi, karena respondennya semua hanya 59 orang dari 23 Puskesmas yang ada di Kota Pontianak untuk penelitian Kuantitatif. Kriteria sampel adalah Perawat gigi yang berstatus pegawai negeri sipil, mempunyai kemampuan manajemen mikro pada upaya Promotif, Preventif dan Kuratif sederhana. Instrument pengumpulan data penelitian ini berbentuk kuesioner terstruktur dengan wawancara, semua responden di wawancarai tentang pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gizi Sekolah (UKGS). Variabel independen yang diteliti umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, pengetahuan, sikap, dukungan kepala puskesmas, dukungan kepala sekolah, dukungan teman sejawat, dukungan dokter gigi dan saranaprasarana dalam pelaksanaan program UKGS. HASIL PENELITIAN Perilaku perawat gigi Bahwa (66.1%) perilaku perawat gigi baik dalam pelaksanaan program UKGS dan (33.9%) perilaku perawat gigi kurang dalam Karakteristik responden Umur Umur responden dalam penelitian ini yang kurang dari 37 tahun sebanyak (37.3%) dan umur lebih atau sama dengan 37 tahun (62.7%). Berdasarkan perhitungan Chi Square α = 0.05 diperoleh besar nilai p sebesar 0.758 dimana nilai p Value > α maka terjadi Ho di terima, bearti secara statistik tidak ada hubungan antara umur responden dengan perilaku perawat gigi dalam Jenis kelamin Jenis kelamin responden dalam penelitian ini adalah mayoritas perempuan (88.1%) sedangkan laki-laki (11.9% ). Berdasarkan perhitungan Chi Square α = 0.05 diperoleh besar nilai p sebesar 0.166 dimana nilai p-value > α maka terjadi Ho di terima, bearti secara statistik tidak ada hubungan antara jenis kelamin responden dengan perilaku perawat gigi dalam Pendidikan Bahwa pendidikan terakhir responden dalam penelitian ini adalah SPRG (57.6%) dan DIII kesehatan gigi (42.4%). Berdasarkan perhitungan Chi Square α = 0.05 diperoleh besar nilai p sebesar 0.525 dimana nilai p Value 146

> α maka terjadi Ho di terima, berarti secara statistik tidak ada hubungan antara pendidikan responden dengan perilaku perawat gigi dalam Masa Kerja Bahwa responden dengan masa kerja kurang dari 16 tahun adalah ( 39.0 %) dan responden dengan masa kerja lebih atau sama dengan 16 tahun (61.0 %).Berdasarkan perhitungan Chi Square α = 0.05 diperoleh besar nilai p sebesar 0.909 dimana nilai p Value > α maka terjadi Ho di terima, bearti secara statistik tidak ada hubungan antara masa kerja responden dengan perilaku perawat gigi dalam Pengetahuan Bahwa sebagian besar (91.5%) pengetahuan responden dalam pelaksanaan program UKGS baik, dan (8.5%) pengetahuan responden dalam program UKGS masih kurang. Berdasarkan perhitungan Chi Square α = 0.05 diperoleh besar nilai p sebesar 0.023 dimana nilai p Value < α maka terjadi Ho di tolak, bearti secara statistik ada hubungan antara pengetahuan responden dengan perilaku perawat gigi dalam Sikap Bahwa (33.9%) responden mempunyai sikap yang tidak mendukung dalam pelaksanaan program UKGS dan (66.1%) responden mempunyai sikap yang mendukung dalam Berdasarkan perhitungan Chi Square α = 0.05 diperoleh besar nilai p sebesar 0.014 dimana nilai p Value < α maka terjadi Ho di tolak, bearti secara statistik ada hubungan antara sikap perawat gigi dengan perilaku perawat gigi dalam pelaksanaan program UKGS. Dukungan Kepala Puskesmas Bahwa (30.5%) dukungan kepala puskesmas kurang baik dan (69.5%) dukungan kepala puskesmas baik dalam pelaksanaan program UKGS. Berdasarkan perhitungan Chi Square α = 0.05 diperoleh besar nilai p sebesar 0.020 dimana nilai p Value < α maka terjadi Ho di tolak, bearti secara statistik ada hubungan antara dukungan kepala puskesmas dengan perilaku perawat gigi dalam pelaksanaan program UKGS. Dukungan Kepala Sekolah Diketahui (20.3%) dukungan kepala sekolah kurang baik dan (79.7%) dukungan kepala sekolah baik pada pelaksanaan program UKGS. Berdasarkan perhitungan Chi Square α = 0.05 diperoleh besar nilai p sebesar 0.001 dimana nilai p Value < α maka terjadi Ho di tolak, bearti secara statistik ada hubungan antara dukungan kepala sekolah dengan perilaku perawat gigi dalam Dukungan Teman Sejawat Diketahui bahwa dukungan teman sejawat dalam pelaksanaan program UKGS baik yaitu (84.7%) dan (15.3%) dukungan dari teman sejawat kurang dalam pelaksanaan program UKGS. Berdasarkan perhitungan Chi Square α = 0.05 diperoleh besar nilai p sebesar 0.969 dimana nilai p Value > α maka terjadi Ho di terima, bearti secara statistik tidak ada hubungan antara dukungan teman sejawat dengan perilaku perawat gigi dalam Dukungan Dokter Gigi Dapat diketahui (84.7%) dukungan dokter gigi baik dan (15.3%) dukungan dokter gigi kurang dalam Berdasarkan perhitungan Chi Square α = 0.05 diperoleh besar nilai p sebesar 0.024 dimana nilai p Value < α maka terjadi Ho di tolak, bearti secara statistik ada hubungan antara dukungan dokter gigi dengan perilaku perawat gigi dalam Sarana Prasarana Diketahui bahwa (18.6%) sarana prasarana kurang dan (81.4%) sarana prasarana lengkap dalam Berdasarkan perhitungan Chi Square α = 0.05 diperoleh besar nilai p sebesar 0.000 dimana nilai p Value < α maka terjadi Ho di tolak, bearti secara statistik ada hubungan antara sarana 147

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012 prasarana dengan perilaku perawat gigi dalam Berdasarkan hasil analisis regresi analisis menunjukkan bahwa variable independen yang signifikan terhadap variable dependen adalah sarana prasarana dengan besarnya kemungkinan pengaruh (adds ratio) adalah 57.724 kali. Ini berarti bahwa perawat gigi dengan sarana prasarana yang lengkap mempunyai kemungkinan 57 kali untuk berperilaku baik terhadap pelaksanaan program UKGS dibandingkan dengan perawat gigi dengan sarana prasarana yang kurang. PEMBAHASAN Penelitian ini untuk mengetahui perilaku perawat gigi dalam pelaksanaan program UKGS di Kota Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (66.1%) responden dikatagorikan berperilaku baik dan (33.9%) responden berperilaku kurang baik dalam pelaksanaan program UKGS. Adapun variable independen yang menjadi penyebab kurang baik perilaku perawat gigi dalam pelaksanaan program UKGS adalah sarana prasarana dengan adds ratio 57.724. Artinya bahwa sarana prasarana yang lengkap kemungkinan 57 kali mempunyai perilaku yang baik dalam pelaksanaan program UKGS dibandingkan dengan perilaku perawat gigi dengan sarana prasarana kurang. Sarana prasarana pada kegiatan program UKGS yang dilakukan berupa upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana. Sarana prasarana pada program UKGS terdiri dari alat promotif, alat prevensi primer dan peralatan screening sehingga pelaksanaaan program dapat terlaksana (Depkes RI, 1999). Faktor pendukung perilaku adalah fasilitas atau sarana prasarana yang mendukung atau memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang, hal ini ditujukan dalam bentuk keterjangkauan sumberdaya. Yang termasuk dari dari faktor pendukung ini adalah sarana prasarana, hal ini memberikan gambaran bahwa sarana prasarana sangat memegang peranan penting terhadap pelaksanaan program UKGS (Green, 2000). Hal ini sejalan dengan penelitian (Nur Aminah, 2009) antara sarana prasarana dengan pelaksanaan UKGS sangat berhubungan erat sehingga pelaksanaan program dapat berjalan sesuai dengan harapan. Jika sarana prasarana kurang lengkap maka pelaksanaan UKGS tidak dapat berjalan secara optimal. Namun apabila dibandingkan dengan total responden sarana prasarana belum tersedia semua pada kegiatan program UKGS terutama pada transportasi, sarana penambalan, ruang Tabel 1. Rangkuman Analisis Bivariat Antara Variabel Independen dan Variabel Dependen No Variabel Independen Perilaku Perawat Gigi dalam Pelaksanaan Program UKGS Nilai p Keterangan 1 Umur 0.758 Tidak Signifikan 2 Jenis Kelamin 0.166 Tidak Signifikan 3 Pendidikan 0.525 Tidak Signifikan 4 Masa Kerja 0.909 Tidak Signifikan 5 Pengetahuan Perawat Gigi 0.023 Signifikan 6 Sikap Perawat Gigi 0.014 Signifikan 7 Dukungan Kepala Puskesmas 0.020 Signifikan 8 Dukungan Kepala Sekolah 0.001 Signifikan 9 Dukungan Teman Sejawat 0.969 Tidak Signifikan 10 Dukungan Dokter Gigi 0.024 Signifikan 11 Sarana Prasarana 0.000 Signifikan 148

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Logistik Variabel B S.E Wald Df Sig. Exp 95%C.I.for (B) EXP(B) Pengetahuan 1.284 1.535.700 1.403 3.611.178 73.141 Perawat gigi Sarana 4.056 1.442 7.912 1.005 57.724 3.420 974.169 Prasarana Dukungan.219 1.591.019 1.890 1.245.005 28.182 Kepala Sekolah Dukungan.635 1.127.318 1.573 1.888.207 17.176 Kepala Puskesmas Sikap Perawat 1.333 1.062 1.575 1.209 3.794.473 30.433 Gigi Dukungan -1.281 1.594.646 1.422.278.012 6.314 Dokter gigi Constant -4.136 1.979 4.368 1.037 0.16 UKS dan dana operasional kesehatan gigi. Peralatan preventif seperti periodontal probe tidak tersedia atau tersebut dalam keadaan patah, berkarat pada ujung nya. Ini dikarenakan pemeliharaan yang kurang, sehingga alat tersebut tidak dapat dipakai lagi. Pada peralatan preventif memang sangat banyak, dan dalam pemakaian nya di sesuaikan dengan kebutuhan, jika pemakaian alat tersebut tidak disesuaikan dengan kebutuhan perawatan maka dapat terjadi kerusakan jaringan. Pada alat penambalan atau (konservasi) masih ditemui alat kurang lengkap, tumpul atau tidak ada sama sekali. Alat penambalan memang memiliki macam macam bentuk sesuai kebutuhannya. Begitu juga pada bahan penambalan yang ada terkadang tidak sesuai dengan permintaan dengan kebutuhan yang ada dilapangan sehingga pada saat diaplikasikan tidak begitu bagus. Untuk sarana transportasi untuk mengangkut peralatan UKGS ke SD belum dimanfaatkan dalam pelaksanaan program UKGS, sarana transportasi di puskesmas harus berbagi dengan program kesehatan yang lain sehingga untuk melaksanakan program UKGS memakai kendaraan atau sarana transportasi pribadi. Sarana transportasi sering dipergunakan pada program kesehatan lingkungan dan posyandu. Untuk Dana operasional kesehatan gigi didapat dari biaya operasional puskesmas dan berdasarkan kemampuan dari puskesmas itu sendiri. Dana operasional harus berbagi dengan kegiatan yang lain sehingga pembiayaan tidak maksimal. Biaya operasional adalah hal yang dibutuhkan dalam penyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam pelaksanaan UKGS pembiayaan didapat dari pemerintah atau sumber lain (Depkes, 2004) Dana operasional kesehatan dan sarana kesehatan perlu adanya motivasi dan kebijakan dari kepala puskesmas sebagai pengambil keputusan. Sikap Perawat Gigi dalam pelaksanaan program UKGS Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap perawat gigi yang katagori mendukung (66.1%) dan sikap perawat gigi yang katagori tidak mendukung dalam pelaksanaan program UKGS (33.9%). Menurut Green (2000) sikap itu masih merupakan reaksi tertutup dan sebagai predisposisi terhadap tindakan atau perilaku. Jika respon seseorang terhadap suatu bentuk program UKGS yang dianggapnya positif atau 149

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012 menguntungkan maka kemungkinan besar seseorang tersebut akan melakukan tindakan. Bahwa dalam mewujudkan sikap menjadi perbuatan diperlukan faktor pendukung, faktor tersebut antara lain faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Hal ini sejalan dengan penelitian Farida Sirlan (2005) menyatakan bahwa sikap seseorang berhubungan dengan perilakunya, bahwa sikap selalau berhubungan secara bermakna dengan perilaku seseorang. Perawat gigi dalam kewenangan nya melaksanakan manajemen mikro dalam Sikap perawat gigi terhadap sebuah perilaku dilihat sebagai penampilan evaluasi atau kepercayaan yang jelas mengenai akibat atau hasil jika menjalankan perilaku dalam Sikap perawat gigi dalam penelitian yang memutuskan untuk menerima atau sebaliknya penolakan terhadap perilaku adalah karena pertimbangan keyakinanya. Pertimbangan lain dari sikap seseorang adalah pengaruh dari lingkungan sekitar. Sikap positif akan mempengaruhi perilaku perawat gigi untuk melaksanakan program UKGS. Pengetahuan Perawat Gigi dalam pelaksanaan Program UKGS Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan responden tentang pelaksanaan program UKGS yang dikatagori kurang baik (8.5%) sedangkan yang dikatagorikan baik dalam pelaksanaan program UKGS (91.5%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan, atau pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Menurut Green (2000) pengetahuan termasuk dalam faktor predisposisi yang mana faktor ini merupakan faktor yang mendahului perilaku atau faktor tersebut memberikan alasan atau motivasi terjadinya suatu perilaku. Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan perawat gigi tentang pelaksanaan program UKGS disebabkan kurangnya mengaplikasikan pengetahuan serta kurangnya sosialisasi pelaksanaan program UKGS pada perencanaan, pelaksanaan (promotif, preventif, kuratif, rujukan), monitoring dan evaluasi. Hal ini dikarenakan masih kurangnya perhatian dari pihak puskesmas yang menyangkut kebijakan oleh kepala puskesmas dan Dinas kesehatan Kota Pontianak mengenai program UKGS. Pelatihan tentang program UKGS yang ada selama ini hanya terbatas pada kegiatan UKS saja sehingga pelatihan UKGS jarang dilakukan. Dinas kesehatan beserta puskesmas harus aktif dalam meningkatkan sumberdaya perawat gigi dalam pelaksanaan program UKGS dengan mengadakan pelatihan pelatihan serta informasi melalui buku sehingga pengetahuan perawat gigi dapat meningkatkan perilaku perawat gigi kearah lebih baik. Dukungan Kepala Puskesmas dalam Program UKGS Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan kepala puskesmas katagori baik (69.5%) dan (30.5%) katagori kurang baik dalam Bentuk dukungan yang dilakukan kepala puskesmas untuk melihat kegiatan yang berlangsung di lapangan khususnya sekolah dasar memang belum bisa dilakukan kerena belum adanya jadwal untuk kegiatan kunjungan ke sekolah dasar yang dibuat secara teratur oleh pihak puskesmas. Kegiatan Dukungan kepala puskesmas berupa pengawasan secara rutin untuk mengetahui hambatan yang ada dan mengkoordinasikan dengan seluruh program yang ada di puskesmas sehingga semua program kesehatan atau khususnya dapat berjalan dengan lancar. Dukungan Kepala Sekolah dalam pelaksanaan Program UKGS Hasil penelitian ini bahwa katagori dukungan kepala sekolah yang baik (79.7%) sedangkan dukungan kepala sekolah yang kurang baik dalam pelaksanaan program 150

UKGS (20.3%). Kepala sekolah dilibatkan dalam pendidikan kesehatan gigi dan melakukan pemecahan masalah khususnya dalam kesehatan gigi melalui pelatihan kader kesehatan gigi. Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting, kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah yang meliputi memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi proses belajar mengajar (Astuti, 2006). Dukungan Dokter Gigi dalam Pelaksanaan Program UKGS Berdasarkan hasil penelitian tentang dukungan dokter gigi dikatagori kurang baik (15.3%) dan (84.7%) dukungan dokter gigi dikatagorikan baik dalam pelaksanaan program UKGS. Dokter gigi sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan program UKGS dapat memberikan dukungan dalan bentuk materi, dukukungan informasi, dukungan emosional dan penghargaan diri kepada perawat gigi dalam kegiatan program UKGS yang didasari kepentingan bersama. Berdasarkan fakta yang ada dilapangan bahwa dokter gigi yang ada merangkap pada dua puskesmas sebagai penanggung jawab poli gigi di puskesmas sehingga bentuk dukungan dari dokter gigi dalam pelaksanaan program UKGS tidak begitu terfokus pada kegiatan yang sedang berlangsung. Menurut (Green,2000) dukungan termasuk dalam faktor penguat (Reinforcing) dalam terjadinya perubahan perilaku seseorang. Yang termasuk didalam faktor penguat ini adalah dukungan orang lain. Hal ini memberikan gambaran bahwa dukungan dokter gigi sangat memegang peranan penting terhadap pelaksanaan program UKGS SIMPULAN Perilaku responden dalam pelaksanaan program UKGS menunjukkan bahwa 33.9% dikatagorikan berperilaku kurang baik dan 66.1% dikatagorikan berperilaku baik dalam Faktor yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan program UKGS adalah sarana prasarana dalam Sarana prasarana lengkap dalam pelaksanaan program UKGS mempunyai kemungkinan 57 kali untuk berperilaku baik dalam pelaksanaan program UKGS dibandingkan responden dengan sarana yang kurang lengkap. Peningkatan sarana prasarana UKGS bagi petugas perawat gigi terutama dalam pelaksanaan program usaha kesehatan gigi sekolah agar perawat gigi benarbenar melakukan kegiatan program UKGS yang komprehensif, tepat dan jelas sehingga dapat memberikan perilaku yang baik pada perawat gigi baik. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, Pedoman Persyaratan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Dirjen Pelayanan Medik. Jakarta 1992. Profil Kesehatan gigi Daerah Kalimantan Barat, Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007, www. Litbang.Depkes.go.id.Di Update tgl 11 oktober 2010. Dinas Kesehatan Kota, Profil Kesehatan Kota Pontianak tahun 2009. Depkes RI, Pedoman Penyelenggaraan Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas, Direktorat Pelayanan Medik, Jakarta 1995. Kepmenkes 1019/Menkes/SK/VII/2000, Registrasi dan ijin Kerja Perawat gigi, Depkes Jakarta 2000. Kepmenpan no 22/ KE 13/ MENPAN/4/2001, Jabatan Fungsional Perawat Gigi dan Angka Kredit, Depkes Jakarta 2001. Depkes RI, Tata Cara Kerja Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas. Direktorat Pelayanan Medik tahun 1995. Dinas Kesehatan Pontianak, Laporan Tahunan Kesehatan Gigi, 2009. Herijulianti,Artini, Indriani, Pendidikan Kesehatan Gigi, Jakarta 2002. 151

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012 Sriyono,NW, Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Yogyakarta 2005. Notoatmodjo,s. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Yogyakarta 1993. Green L.W and Kreuter Marshal W, Health Promotion Planning and Educational and Enviromental Approach, Second Edition, Mayfield Publishing Company.Mountain View Toronto London 1991. Notoatmodjo. S, Metedologi Penelitian Kesehatan, PT RINEKA CIPTA 1993. Tutorialkuliah.com / Tinjauan Usaha Kesehatan Sekolah.html.. di Update tanggal 4 februari 2011. Dep Kes, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta. 2004 Dep Kes RI, Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Gigi Sekolah, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Jakarta 1999. Hutabarat N,Peran Petugas Kesehatan, Orang Tua Guru dalam Pelaksanaan UKGS Dengan tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi SD Kota Medan 2009.Di Update tanggal 5 november 2011 ( Tesis Online) Nuramaniah, Hubungan faktor manajemen Pelaksana UKGS dengan cakupan pelayan UKGS serta status kesehatan gigi sekolah di Kab Aceh Tamiang 2009. Di Update tanggal 5 november 2011( Tesis Online) Pratiwi, N, Hubungan Karakteristik Organisasi Dengan Kinerja Program UKGS Kota Binjai 2006.Di Update 5 November 2011 ( Tesis Online ) Widhiati,A. Faktor faktor yang berhubunan dengan kinerja tenaga kerja pelaksana UKGS Puskesmas Kabupaten Muara Enim tahun 2001, Tesis FKM UI, 2001. 152