BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Karakteristik Responden a. Karakteristik Responden Tabel 6 memperlihatkan data karakteristik responden dan hasil uji homogenitas responden berdasarkan jenis kelamin anak, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, riwayat kegemukan orang tua, riwayat kesehatan keluarga, dan status keluarga. Jenis kelamin anak pada kelompok perlakuan yaitu laki-laki sebanyak 58,1% (n=18) dan perempuan sebanyak 41,9% (n=13), sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu laki-laki sebanyak 45,5% (n=15) dan perempuan sebanyak 54,5% (n=18). Tingkat pendidikan ayah pada kelompok perlakuan yaitu tingkat pendidikan tinggi sebanyak 64,5% (n=2) dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 35,5% (n=11); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu tingkat pendidikan tinggi sebanyak 66,7% (n=22) dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 33,3% (n=11).
12 Tingkat pendidikan ibu pada kelompok perlakuan yaitu tingkat pendidikan tinggi sebanyak 45,2% (n=14) dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 54,8% (n=17); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu tingkat pendidikan tinggi sebanyak 54,5% (n=18) dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 45,5% (n=15). Tingkat pendapatan keluarga pada kelompok perlakuan yaitu tingkat pendapatan tinggi sebanyak 1% (n=31); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu tingkat pendapatan tinggi sebanyak 97% (n=32) dan tingkat pendapatan rendah sebanyak 3% (n=1). Riwayat kegemukan orang tua pada kelompok perlakuan yaitu ada riwayat sebanyak 93,5% (n=29) dan tidak ada riwayat sebanyak 6,5% (n=2); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu ada riwayat sebanyak 9,9% (n=3) dan tidak ada riwayat sebanyak 9,1% (n=3). Riwayat kesehatan keluarga pada kelompok perlakuan yaitu keluarga berisiko sebanyak 71% (n=22) dan keluarga tidak berisiko sebanyak 29% (n=9); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu keluarga berisiko sebanyak 81,8% (n=27) dan keluarga tidak berisiko sebanyak 18,2% (n=6). Status keluarga pada kelompok perlakuan yaitu keluarga inti sebanyak 83,9% (n=26) dan keluarga besar sebanyak 16,1% (n=5); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu keluarga inti sebanyak 66,7% (n=22) dan keluarga besar sebanyak 33,3% (n=11).
121 Tabel di bawah ini memperlihatkan ada atau tidaknya perbedaan variasi jenis kelamin anak, pendidikan orang tua (ayah, ibu), pendapatan keluarga, riwayat kegemukan orang tua, riwayat kesehatan keluarga, dan status keluarga. Adapun hasil analisis data sebagai berikut : Tabel 6. Uji kesetaraan responden pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Karakteristik responden Jenis kelamin - Laki-laki - Perempuan Pendidikan ayah - Tinggi - Rendah Pendidikan ibu - Tinggi - Rendah Pendapatan keluarga - Tinggi - Rendah Riwayat kegemukan orang tua - Ada riwayat - Tidak ada riwayat Riwayat kesehatan - Keluarga berisiko - Keluarga tidak berisiko Struktur keluarga - Keluarga inti - Keluarga besar Perlakuan Kontrol n (31) % n (33) % 18 13 2 11 14 17 31 29 2 22 9 26 5 58.1 41.9 64.5 35.5 45.2 54.8 1 93.5 6.5 71 29 83.9 16.1 15 18 22 11 18 15 32 1 3 3 27 6 22 11 45.5 54.5 66.7 33.3 54.5 45.5 97 3 9.9 9.1 81.8 18.2 66.7 33.3 p.313.856.453.329.694.36.112
122 Hasil analisis menunjukkan bahwa antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol telah memiliki kesetaraan/ homogenitas. Hasil uji homogenitas antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada jenis kelamin anak didapat nilai p=.313, pendidikan ayah didapat nilai p=.856, pendidikan ibu didapat nilai p=.453, pendapatan keluarga didapat nilai p=.329, riwayat kegemukan orang tua didapat nilai p=.694, riwayat kesehatan keluarga didapat nilai p=.36, dan status keluarga didapat nilai p=.112. Uji kesetaraan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan untuk jenis kelamin anak, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, riwayat kegemukan orang tua, riwayat kesehatan keluarga, dan status keluarga antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
123 b. Distribusi frekuensi berdasarkan kemampuan keluarga, IMT anak, self-efficacy, pengetahuan keluarga, budaya keluarga, dan aktivitas fisik anak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol 1) Grafik proporsi kemampuan keluarga pada tingkat baik 12 1 96.8 1 8 77.4 6 4 2 PRE 19.4 19.4 45.2 15.2 15.2 15.2 15.2 18.2 18.2 KE 1 KE 2 KE 3 KE 4 KE 5 KE 6 KLP PERLAKUAN KLP KONTROL Gambar 11. Proporsi Kemampuan Keluarga pada tingkat baik 2) Tabel 7. Distribusi kemampuan keluarga sebelum dan setelah intervensi pada kedua kelompok Perlakuan Kontrol Kemampuan Setelah (Post) Kemampuan Baik Kurang Sebelum (Pre) n % n % Baik (n=) Kurang (n=31) 31 1 Baik (n=) Kurang (n=33) 6 18.2 27 81.8
124 Tabel 7 menunjukkan kemampuan keluarga kurang sebelum intervensi pada kedua kelompok. Setelah intervensi pada kelompok perlakuan berada pada kemampuan baik (1%) sedangkan kelompok kontrol yang memiliki kemampuan baik sebanyak 6 keluarga (18,2%) dan kurang 27 keluarga (81,8%). 3) Grafik perubahan skor tingkat kemandirian keluarga pre-post pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol 6 5 45.2 54.8 51.6 48.4 4 1 3 2 1 Kemandirian Pre Perlakuan (%) Kemandirian Post Perlakuan (%) 2 3 4 Gambar 12a. Perubahan Skor Tingkat Kemandirian Keluarga Perlakuan Pengukuran pre kelompok perlakuan (gambar 12a), semua keluarga sebanyak 31 (1%) berada dalam kategori kemampuan kurang, yaitu terdapat 14 (45,2%) keluarga berada pada kemandirian 1 dan 17 (54,8%) keluarga berada pada
125 kemandirian 2. Setelah intervensi selama 6 bulan terdapat perubahan tingkat kemandirian, pada kelompok perlakuan 31 (1%) keluarga telah masuk dalam kategori kemampuan baik yaitu terdapat 16 (51,6%) keluarga berada pada kemandirian 3 dan 15 (48,4%) keluarga berada pada kemandirian 4. 9 8 72.7 81.8 7 6 1 5 4 3 2 1 27.3 12.1 6.1 2 3 4 Kemandirian Pre Kontrol (%) Kemandrian Post Kontrol (%) Gambar 12b. Perubahan Skor Tingkat Kemandirian Keluarga Kontrol Perubahan skor pada pre kelompok kontrol yaitu seluruh keluarga juga berada dalam kategori kemampuan kurang, yaitu 9 (27,3%) keluarga berada pada kemandirian 1 dan 24 (72,7%) keluarga berada dalam kemandirian 2. Setelah 6 bulan, keluarga dengan kemampuan baik sebanyak 6 (18,2%) keluarga, yaitu terdapat 4 (12,1%) keluarga dalam tingkat kemandirian 3 dan 2 (6,1%) keluarga dalam tingkat kemandirian 4, dan kemampuan
126 kurang sebanyak 27 (81,8%) keluarga yang berada pada tingkat kemandirian 2. 4) Grafik Perubahan Penurunan IMT anak 12 1 96.8 9.3 9.3 83.9 93.5 9.3 8 6 KLP PERLAKUAN 4 2 9.1 9.1 6.1 3 18.2 21.2 KLP KONTROL KE 1 KE 2 KE 3 KE 4 KE 5 KE 6 Gambar 13. Perubahan Penurunan IMT anak (%) 5) Tabel 8. Distribusi perubahan IMT sebelum dan setelah intervensi pada kedua kelompok Perlakuan Kontrol IMT Setelah (Post) IMT Sebelum Menurun Meningkat (Bulan 1) n % n % Menurun (n=3) 3 1 Meningkat (n=1) 1 1 Menurun (n=3) 3 1 Meningkat (n=3) 3 1 Berdasarkan tabel 8 menunjukkan penurunan IMT pada kelompok perlakuan sebanyak 3 anak setelah intervensi
127 sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan IMT sebanyak 3 anak (1%). 6) Grafik distribusi status gizi anak berdasarkan IMT/U 8 77.4 78.8 7 63.6 6 5 4 3 2 22.6 21.2 12.9 45.2 41.9 36.4 NORMAL OVERWEIGHT OBESITAS 1 IMT ANAK PRE KLP PERLAKUAN IMT ANAK PRE KLP KONTROL IMT ANAK POST KLP PERLAKUAN IMT ANAK POST KLP KONTROL Gambar 14. Distribusi Status Gizi anak Pengukuran pre kelompok perlakuan dari 31 (1%), terdapat 7 (22,6%) anak dengan status gizi overweight dan obesitas sebanyak 24 (77,4%); sedangkan pada kelompok kontrol dari 33 (1%) anak, terdapat 26 (78,8%) anak dengan status gizi overweight dan 7 (21,2%) obesitas. Setelah dilakukan intervensi selama 6 bulan, terdapat perubahan status gizi anak pada kedua kelompok, yaitu pada kelompok perlakuan dengan status gizi baik baik sebanyak 4 (12,9%), overweight sebanyak 13 (41,9%), dan obesitas sebanyak 14 (45,2%), sedangkan pada kelompok kontrol
128 terdapat status gizi anak overweight sebanyak 21 (63,6%) dan status gizi obesitas sebanyak 12 (36.4%) anak. 7) Grafik perubahan Self-Efficacy Keluarga 12 1 8 6 4 83.9 81.8 1 1 97 97 CASE CONTROL 2 PRE KE 4 KE 6 Gambar 15. Perubahan Self-Efficacy Keluarga 8) Grafik Perubahan Pengetahuan Keluarga 12 1 83.9 93.5 93.5 1 8 71 6 54.8 KLP PERLAKUAN 4 2 25.8 21.2 45.5 42.2 3.3 21.2 42.4 36.4 KLP KONTROL PRE KE 1 KE 2 KE 3 KE 4 KE 5 KE 6 Gambar 16. Perubahan Pengetahuan
129 9) Grafik Perubahan Budaya Keluarga 12 1 8 77.4 87.1 93.5 1 6 51.6 KLP PERLAKUAN 4 22.6 25.8 KLP KONTROL 2 12.1 PRE 15.2 KE 1 21.2 21.2 KE 2 KE 3 12.1 KE 4 9.1 KE 5 15.2 KE 6 Gambar 17. Perubahan Budaya Keluarga 1) Grafik Perubahan Aktivitas Fisik Anak 1 9 9.3 8 7 6 5 4 3 2 12.9 19.4 48.4 35.5 48.4 54.8 KLP PERLAKUAN KLP KONTROL 1 9.9 9.9 PRE KE 1 15.2 KE 2 9.1 KE 3 3 KE 4 15.2 KE 5 9.1 KE 6 Gambar 18. Perubahan Aktivitas Fisik Anak 11) Grafik distribusi asupan makan anak pre-post kelompok perlakuan
13 a) Grafik asupan makan anak pre kelompok perlakuan 12 1 8 6 4 2 1 9.3 87.1 77.4 8.6 67.7 67.7 32.3 22.6 25.8 19.4 9.7 9.7 3.2 6.5 KURANG CUKUP LEBIH Gambar 19. Asupan makan anak pre kelompok perlakuan b) Grafik asupan makan anak post kelompok perlakuan 12 1 8 6 4 2 1 83.9 9.3 83.9 74.2 74.2 61.3 38.7 3.2 12.9 6.53.2 16.19.7 9.76.5 16.1 9.7 KURANG CUKUP LEBIH Gambar 2. Asupan makan anak post kelompok perlakuan
131 12) Grafik distribusi asupan makan anak pre-post kelompok kontrol a) Grafik asupan makan anak pre kelompok kontrol 12 1 8 6 4 2 97 9.9 9.9 78.8 81.8 63.6 57.6 36.4 36.4 21.2 9.1 9.1 9.1 9.1 6.1 3 KURANG CUKUP LEBIH Gambar 21. Asupan makan anak pre kelompok kontrol b) Grafik asupan makan anak post kelompok kontrol 12 1 1 8 87.9 81.8 84.8 6 63.6 69.7 66.7 KURANG 4 CUKUP 2 35.4 27.3 39.1 18.2 6.1 9.1 12.1 18.2 6.1 LEBIH Gambar 22. Asupan makan anak post kelompok kontrol
132 2. Pengaruh FEMM terhadap kemampuan keluarga, IMT anak, pengetahuan keluarga, budaya keluarga, aktivitas fisik anak, dan asupan karbohidrat anak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Tabel-tabel di bawah ini menunjukkan ada tidaknya perbedaan kemampuan keluarga, IMT anak, pengetahuan keluarga, budaya keluarga, aktivitas fisik anak, dan asupan makan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut : a. Perbedaan rerata kemampuan keluarga Waktu Pengamatan Pret test Post Test Perubahan (Post-Pre) Tabel 9. Perbedaan rerata kemampuan keluarga sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Skor Kemampuan Keluarga Mean/ Mean rank Min Maks Med Perlakuan 1.55 1. 2. 2. Kontrol 1.73 1. 2. 2. Perlakuan 3.48 3. 4. 3. Kontrol 2.24 2. 4. 2. Perlakuan 1.93 1. 3. 2. Kontrol.51. 2.. Nilai p Uji Statistik.139 Mann Whitney. Mann Whitney. Mann Whitney Hasil penelitian pada tabel 9 menunjukkan nilai mean rank kemampuan keluarga pada kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu 1.55 dan setelah intervensi yaitu 3.48, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu 1.93; sedangkan kelompok kontrol didapatkan nilai mean rank pada pengukuran pre yaitu 1.73 dan pada bulan ke
133 6 yaitu 2.24, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu.51. Hal ini menunjukkan mean rank perubahan kemampuan keluarga lebih besar pada kelompok perlakuan. Hasil uji Mann Whitney setelah intervensi pada kedua kelompok didapatkan nilai p=., artinya terdapat perbedaan kemampuan keluarga antara kedua kelompok pada bulan ke 6. b. Perbedaan rerata IMT anak Tabel 1. Perbedaan rerata IMT anak sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Waktu Pengamatan Pret test Post Test Perubahan (Post-Pre) Nilai IMT Anak Mean/ Mean rank Min Maks Med SD Perlakuan 24.8 19.94 3.21 23.42 2.83 Kontrol 21.72 19.15 27.92 21.32 2.9 Perlakuan 22.59 18.39 28.76 21.88 2.93 Kontrol 23.7 2.34 29.38 22.88 2.12 Perlakuan -1.49-2.4 1.29-1.57 Kontrol 1.35.39 3.11 1.23 Nilai p Uji Statistik. Independen t-test.46 Independen t-test. Mann Whitney Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan nilai mean rank IMT anak pada kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu 24.8 dan setelah intervensi yaitu 22.59, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu -1.49 artinya terjadi penurunan IMT anak. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai mean pada pengukuran pre yaitu 21.72 dan pada bulan ke 6 yaitu 23.7 sedangkan nilai mean perubahan yaitu 1.35 artinya terjadi peningkatan IMT anak. Hasil uji
134 Mann Whitney mean perubahan IMT anak pada kedua kelompok didapatkan nilai p=., artinya terdapat perbedaan mean perubahan IMT anak pada bulan ke 6. c. Perbedaan rerata pengetahuan keluarga Tabel 11. Perbedaan rerata pengetahuan keluarga sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Waktu Pengamatan Pret test Post Test Perubahan (Post-Pre) Skor Pengetahuan Keluarga Mean/ Mean rank Min Maks Med Perlakuan 3.65 1. 8. 3. Kontrol 3.94 2. 7. 4. Perlakuan 1.26 8. 12. 1. Kontrol 4.48 2. 9. 4. Perlakuan 6.61 1. 11. 6. Kontrol.54-4. 5.. Nilai p Uji Statistik.34 Mann Whitney. Mann Whitney. Mann Whitney Hasil penelitian pada tabel 11 menunjukkan nilai mean rank pengetahuan keluarga pada kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu 3.65 dan setelah intervensi yaitu 1.26, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu 6.61. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai mean rank pada pengukuran pre yaitu 3.94 dan pada bulan ke 6 yaitu 4.48, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu.54. Hal ini menunjukkan mean perubahan pengetahuan keluarga lebih besar pada kelompok perlakuan. Hasil uji Mann Whitney setelah intervensi pada kedua kelompok didapatkan nilai p=., artinya terdapat
135 perbedaan pengetahuan keluarga antara kedua kelompok pada bulan ke 6. d. Perbedaan rerata budaya keluarga Tabel 12. Perbedaan rerata budaya keluarga sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Waktu Pengamatan Pret test Post Test Perubahan (Post-Pre) Skor Budaya Keluarga Mean/ Mean rank Min Maks Med Perlakuan 2.1 1. 4. 2. Kontrol 1.88 1. 4. 2. Perlakuan 4.68 2. 6. 5. Kontrol 2.3 1. 5. 2. Perlakuan 2.58-1. 5. 3. Kontrol.15-2. 3.. Nilai p Uji Statistik.38 Mann Whitney. Mann Whitney. Mann Whitney Hasil penelitian pada tabel 12 menunjukkan nilai mean rank budaya keluarga pada kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu 2.1 dan setelah intervensi yaitu 4.68, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu 2.58. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai mean rank pada pengukuran pre yaitu 1.88 dan pada bulan ke 6 yaitu 2.3, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu.15. Hal ini menunjukkan mean rank perubahan budaya keluarga lebih besar pada kelompok perlakuan. Hasil uji Mann Whitney setelah intervensi pada kedua kelompok didapatkan nilai p=., artinya terdapat perbedaan budaya keluarga antara kedua kelompok pada bulan ke 6.
136 e. Perbedaan rerata aktivitas fisik anak Tabel 13. Perbedaan rerata aktivitas fisik anak sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Waktu Pengamatan Pret test Post Test Perubahan (Post-Pre) Mean/ Mean rank Skor Aktifitas Fisik Anak Min Maks Med SD Perlakuan 21.97 17. 29. 22. 3.14 Kontrol 19.3 13. 29. 19. 4.91 Perlakuan 31.61 24. 4. 32. Kontrol 22.33 14. 32. 22. Perlakuan 9.64-5. 21. 9. 5.71 Kontrol 3.3-8. 1. 4. 5.4 Nilai p Uji Statistik.63 Independen t-test. Mann Whitney. Independen t-test Hasil penelitian pada tabel 13 menunjukkan nilai mean aktivitas fisik anak pada kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu 21.97 dan setelah intervensi yaitu 31.61, sedangkan nilai mean perubahan yaitu 9.64. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai mean rank pada pengukuran pre yaitu 19.3 dan pada bulan ke 6 yaitu 22.33, sedangkan nilai mean perubahan yaitu 3.3. Hal ini menunjukkan mean perubahan aktivitas fisik anak lebih besar pada kelompok perlakuan. Hasil uji Mann Whitney setelah intervensi pada kedua kelompok didapatkan nilai p=., artinya terdapat perbedaan aktivitas fisik anak antara kedua kelompok pada bulan ke 6.
137 f. Perbedaan rerata asupan makan anak meliputi: energi dan karbohidrat Tabel 14a. Perbedaan rerata asupan karbohidrat anak sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Waktu Pengamatan Pret test Post Test Perubahan (Post-Pre) Asupan Karbohidrat Mean Min Max Med SD Intervensi 316.7 24.7 516. 289.8 72.8 Kontrol 312.3 24.7 442. 31. 51.9 Intervensi 274.47 58. 383.2 274.3 56.7 Kontrol 293.3 21.6 374.8 288.1 37.13 Intervensi -42.2-199.3 116.7-19.7 78.93 Kontrol -19.2-24.1 18.2-33. 66.25 Nilai p Uji Statistik.783 Independen t-test.119 Independen t-test.821 Independen t-test Tabel 14b. Perbedaan rerata asupan energi dan karbohidrat anak sebelum dan setelah intervensi pada kedua kelompok Asupan makanan Energi Karbohidrat Pre/ Post n Mean SD Perlakuan Pre 31 2657.8 53.9 Post 31 2555.5 268.7 Kontrol Pre 33 2728.8 489.2 Post 33 2627.5 291.8 Perlakuan Pre 31 316.67 72.7 Post 31 274.47 56.7 Kontrol Pre 33 312.32 51.9 Post 33 293.3 37.1 Mean Perubahan p -12.3.28-11.3.315-42.2.4-19.2.114 Hasil analisis pada tabel 14a menunjukkan tidak terdapat perbedaan perubahan asupan karbohidrat anak antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan nilai p=.821. Namun mean selisih
138 antara post-pre pada kelompok perlakuan dan kontrol menunjukkan penurunan asupan karbohidrat. Tabel 14b menunjukkan nilai mean perubahan asupan energi anak pada kelompok perlakuan yaitu -12.3 dan kelompok kontrol yaitu -11.3, berarti terdapat rerata nilai penurunan asupan energi pada kedua kelompok dan terlihat penurunan asupan energi lebih besar pada kelompok perlakuan dibandingkan kontrol. Rerata perubahan asupan karbohidrat mengalami penurunan yaitu kelompok perlakuan sebesar -42.2 dan kontrol sebesar -19.2. Hasil uji paired t-test asupan karbohidrat pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan antara sebelum dan setelah intervensi dengan nilai p=.4 sedangkan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan dengan nilai p=.114.
139 3. Hubungan pengetahuan keluarga, budaya keluarga, aktivitas fisik anak, dan asupan karbohidrat anak dengan kemampuan keluarga dan IMT anak melalui penerapan FEMM a. Hubungan antara pengetahuan keluarga dengan kemampuan keluarga dan IMT anak pada kedua kelompok setelah intervensi 1) Hubungan antara pengetahuan keluarga dengan kemampuan keluarga dalam mengendalikan gaya hidup anak Tabel 15. Hubungan antara pengetahuan keluarga dengan kemampuan keluarga Perlakuan Kontrol Kemampuan Keluarga Setelah (Post) Pengetahuan Baik Kurang Keluarga (Post) n % n % Baik (n= 31) 31 1 Kurang (n= ) Baik (n= 3) 3 1 Kurang (n= 3) 6 2 24 8 Hasil penelitian setelah intervensi menunjukkan bahwa dari keluarga kelompok perlakuan dengan pengetahuan yang baik memiliki kemampuan keluarga yang baik yaitu sebanyak 1%; sedangkan keluarga dari kelompok kontrol yang memiliki pengetahuan yang baik dengan kemampuan kurang yaitu 3 keluarga, dan pengetahuan keluarga kurang dengan kemampuan baik 6 keluarga. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua
14 kelompok menunjukkan nilai p=., sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga dengan kemampuan keluarga. 2) Hubungan antara pengetahuan keluarga dengan IMT anak Tabel 16. Hubungan antara pengetahuan keluarga dengan IMT anak Perlakuan Kontrol IMT Anak (Post) Pengetahuan Menurun Meningkat Keluarga (Post) n % n % Baik (n= 31) 3 96.8 1 3,2 Kurang (n= ) Baik (n=3) 3 1 Kurang (n= 3) 3 1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keluarga kelompok perlakuan dengan pengetahuan yang baik dapat membantu dalam penurunan IMT anak yaitu sebanyak 96,8%. Sedangkan keluarga dari kelompok kontrol yang memiliki pengetahuan yang baik, tidak terdapat penurunan IMT bahkan terdapat 3 anak dengan IMT meningkat, sedangkan pengetahuan keluarga kurang IMT anak meningkat sebanyak 3 anak (1%). Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua kelompok menunjukkan nilai p=., sehingga disimpulkan bahwa terdapat
141 hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga dengan IMT anak. b. Hubungan antara budaya keluarga dengan kemampuan keluarga dan IMT anak setelah intervensi 1) Hubungan antara budaya keluarga dengan kemampuan keluarga dalam mengendalikan gaya hidup anak Tabel 17. Hubungan antara budaya keluarga dengan kemampuan keluarga Perlakuan Kontrol Kemampuan keluarga (Post) Budaya keluarga (Post) Baik Kurang n % n % Mendukung (n=29) 29 1 Kurang mendukung (n= 2) 2 1 Mendukung (n=5) 2 4 3 6 Kurang mendukung (n=28) 4 14.3 24 85.7 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keluarga kelompok perlakuan dengan budaya mendukung memiliki kemampuan keluarga yang baik yaitu sebanyak 29 (1%). Sedangkan keluarga dari kelompok kontrol yang memiliki budaya mendukung, hanya 2 keluarga (4%) yang memiliki kemampuan baik. Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square, dengan nilai p=., sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara budaya keluarga dengan kemampuan keluarga.
142 2) Hubungan antara budaya keluarga dengan IMT anak Tabel 18. Hubungan antara budaya keluarga dan IMT anak Perlakuan Kontrol IMT Anak (Post) Budaya keluarga (Post) Menurun Meningkat n % n % Mendukung (n= 29) 28 96.6 1 3.4 Kurang mendukung (n=2) 2 1 Mendukung (n= 5) 5 1 Kurang Mendukung (n=28) 28 1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keluarga kelompok perlakuan dengan budaya keluarga mendukung dapat membantu dalam menurunkan IMT anak yaitu sebanyak 28 anak (96,6%). Sedangkan keluarga dari kelompok kontrol yang memiliki budaya mendukung, terdapat 5 anak yang mengalami peningkatan IMT. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua kelompok menunjukkan nilai p=., sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara budaya keluarga dengan IMT anak.
143 c. Hubungan antara aktivitas fisik anak dengan kemampuan keluarga dan IMT anak setelah intervensi 1) Hubungan antara aktivitas fisik anak dengan kemampuan keluarga dalam mengendalikan gaya hidup anak Tabel 19. Hubungan antara aktivitas fisik anak dengan kemampuan keluarga Perlakuan Kontrol Kemampuan keluarga (Post) Aktifitas Fisik (Post) Baik Kurang n % n % Baik (n= 28) 28 1 Kurang (n=3) 3 1 Baik (n=3 ) 1 33.3 2 66.7 Kurang (n=3) 5 16.7 25 83.3 Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dari kelompok perlakuan dengan aktivitas fisik anak yang baik, memiliki kemampuan keluarga yang baik yaitu sebanyak 28 (1%). Sedangkan anak dari kelompok kontrol yang memiliki aktivitas fisik anak yang baik, hanya 1 (33,3%) yang masuk dalam kategori kemampuan keluarga baik. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua kelompok menunjukkan nilai p=., sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik anak dengan kemampuan keluarga.
144 2) Hubungan antara aktivitas fisik anak dengan IMT anak Tabel 2. Hubungan antara aktivitas fisik anak dengan IMT anak Perlakuan Kontrol IMT Anak (post) Aktifitas Fisik (Post) Menurun Meningkat n % n % Baik (n= 28) 27 96.4 1 3.6 Kurang (n=3) 3 1 Baik (n= 3 ) 3 1 Kurang (n=3) 3 1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dari kelompok perlakuan dengan aktivitas fisik anak yang baik dapat membantu dalam penurunan IMT anak yaitu sebanyak 27 anak (96,4%). Sedangkan anak dari kelompok kontrol yang memiliki aktivitas fisik anak yang baik, terdapat 3 anak yang mengalami peningkatan IMT. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua kelompok menunjukkan nilai p=., sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik anak dengan IMT anak.
145 d. Hubungan antara asupan makan anak dengan kemampuan keluarga dan IMT anak setelah intervensi 1) Hubungan antara asupan makan anak dengan kemampuan keluarga dalam mengendalikan gaya hidup anak Tabel 21. Hubungan antara asupan karbohidat anak dengan kemampuan keluarga Perlakuan Kontrol Asupan Karbohidrat (Post) Kemampuan keluarga (Post) Baik Kurang n % n % Lebih (n=3) 3 1 Baik (n=23) 23 1 Kurang (n=5) 5 1 Lebih (n=3) 1 33.3 2 66.7 Baik (n=28) 4 14.3 24 85.7 Kurang (n=2) 1 5. 1 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dari kelompok perlakuan dengan asupan karbohidrat yang baik dan kurang akan memiliki kemampuan keluarga yang baik yaitu sebanyak 1%. Sedangkan anak dari kelompok kontrol yang memiliki asupan makan anak yang baik, hanya 4 (14,3%) yang masuk dalam kategori kemampuan keluarga baik. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua kelompok menunjukkan nilai p=.232, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan makan anak dengan kemampuan keluarga.
146 2) Hubungan antara asupan makan anak dengan IMT anak Tabel 22. Hubungan antara asupan makan anak dengan IMT anak Perlakuan Kontrol Asupan Karbohidrat (Post) Menurun IMT Anak (Post) Meningkat n % n % Lebih (n=3) 3 1 Baik (n=23) 22 95.7 1 4.3 Kurang (n=5) 5 1 Lebih (n=3) 3 1 Baik (n=28) 28 1 Kurang (n=2) 2 1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dari kelompok perlakuan dengan asupan energi yang baik dapat membantu dalam penurunan IMT anak yaitu sebanyak 22 (95,7%). Sedangkan anak dari kelompok kontrol yang memiliki asupan karbohidrat yang lebih, baik, dan kurang, mengalami peningkatan IMT sebanyak 1%. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua kelompok menunjukkan nilai p=.367, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan makan anak dengan IMT anak.