EVALUASI KETEPATAN PENENTUAN KOS PRODUKSI BARANG DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA PERUSAHAAN PRIMA CHARUDOT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manajemen perusahaan mempunyai kewajiban memperoleh pendapatan

yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. D

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia dewasa ini ditandai oleh

SISTEM AKUNTANSI BIAYA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Hartinah dan Kaslani (2011);

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi ketepatan penentuan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan pada J rot galery Klaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. oleh anaknya yaitu Mohammad Amir Abdat. Usaha Industri (SIUI) nomor 530/0065/IM/VI/2008 dengan ketentuan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KETEPATAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTINGPADA KONVEKSI KUMALA JAYA DI SUKOHARJO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nama : Erning Findiani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

langsung Biaya Tenaga kerja

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

Materi: AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL

Transkripsi:

EVALUASI KETEPATAN PENENTUAN KOS PRODUKSI BARANG DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA PERUSAHAAN PRIMA CHARUDOT Diajukan kepada Program Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Akhir Perkuliahan Oleh : LEONORA YOAN AGUSTA NIM F3307070 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukur kepadamu. [Matius 7:1-2] Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. [Lukas 6:36] Tetapi Yesus berkata: Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah. [Lukas 9:62] Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkaraperkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. [Lukas 16:10] Penulis persembahkan kepada: 1. Keluargaku tercinta 2. Semua temanku tersayang 3. Seluruh manusia di bumi. KATA PENGANTAR v

Berkah dalem, Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas seluruh rahmat, penyertaan, dan berkat-nya. Penulis menyadari terselesaikannya tugas akhir yang berjudul EVALUASI KETEPATAN PENENTUAN KOS PRODUKSI BARANG DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA PERUSAHAAN PRIMA CHARUDOT ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk: 1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu Sri Murni, S.E, M.Si, Ak. selaku ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Keuangan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Agus Widodo, SE., Msi, Ak. selaku selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, pengarahan, dan pengetahuan yang berharga dalam proses penyusunan tugas akhir ini. 4. Ibu Arum Setyowati selaku Pemilik Perusahaan Prima Charudot dan Bapak Darmadi selaku Manajer yang telah memberikan ijin dan dengan senang hati menerima penulis untuk melakukan penelitian. 5. Seluruh Dosen pengajar dan Staff Administrasi Fakultas Ekonomi yang telah menularkan ilmunya dan setia membantu penulis dalam perkuliahan. vi

6. Papi, Mami, dan adikku tercinta yang telah mencurahkan doa, nasehat, kasih sayang, dan dorongan semangatnya kepada penulis. 7. Keluarga besar penulis yang telah memberikan bantuan dan dukungannya. 8. Seluruh teman-teman Akuntansi 2007, terima kasih atas bantuannya selama ini. 9. Sahabat-sahabat tersayang. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu terselesaikannya tugas akhir ini secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari tugas akhir ini tidak lepas dari kesalahan ataupun kekurangan, maka kritik dan saran sangat membantu penulis demi sempurnanya tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Surakarta, Juli 2010 Penulis DAFTAR ISI vii Halaman

HALAMAN JUDUL... i ABSTRACT... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I. PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan... 1 B. Latar Belakang Masalah... 6 C. Perumusan Masalah... 8 D. Tujuan Penelitian... 9 E. Manfaat Penelitian... 9 II. ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA A. Landasan Teori... 11 B. Analisis Data dan Pembahasan... 19 III. TEMUAN A. Kelebihan... 35 viii

B. Kelemahan...3 6 IV. PENUTUP A. Kesimpulan... 37 B. Saran... 37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

DAFTAR TABEL TABEL Halaman II.1 Kos Bahan Baku Bantal Tidur... 20 II. 2 Kos Bahan Baku Bantal Cinta Warna... 21 II.3 Kos Tenaga Kerja Langsung Bantal Tidur... 22 II. 4 Kos Tenaga Kerja Langsung Bantal Cinta Warna... 23 II. 5 Kos Overhead Pabrik Bantal Tidur... 24 II. 6 Kos Overhead Pabrik Bantal Cinta Warna... 24 II. 7 Kos Produksi Pesanan... 25 II. 8 Taksiran Kos Bahan Baku Februari 2010... 28 II. 9 Taksiran Kos Overhead Pabrik Februari 2010... 29 II. 10 Penghitungan Kos Produksi... 30 II. 11 Perbandingan Perhitungan Kos Produksi Pesanan per unit Pesanan Bantal Tidur... 31 II. 12 Perbandingan Perhitungan Kos Produksi Pesanan per unit Pesanan Bantal Cinta Warna... 32 x

DAFTAR GAMBAR GAMBAR Halaman I.1 Struktur Organisasi Perusahaan Prima Charudot... 3 I.2 Proses Produksi Perusahaan Prima Charudot... 5 II.1 Contoh Kartu Harga Pokok Pesanan... 18 II.2 Kartu Harga Pokok Pesanan Bantal Tidur... 33 II.3 Kartu Harga Pokok Pesanan Bantal inta Warna... 34 xi

DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan Pembuatan Tugas Akhir 2. Surat Penelitian di Perusahaan Prima Charudot xii

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Harga minyak yang naik pada krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 mengakibatkan kenaikan harga komoditi-komoditi lainnya, contohnya harga semen dan besi pada khususnya, dan bahan bangunan pada umumnya. Hal ini berdampak pada bisnis properti, khususnya pembangunan perumahan. Para developer mengalami keterpurukan karena kenaikan harga produk tidak bisa diikuti oleh daya beli masyarakat. Para developer mencari alternatif kegiatan ekonomi yang lain, misalnya beralih pada kegiatan bisnis batik, kebutuhan pokok, mebel, peternakan, dan lain sebagainya. Salah satu developer, yaitu Arum Setyowati memilih pembuatan bantal. Perusahaan Prima Charudot ini merupakan home industry yang didirikan pada tanggal 10 Februari 2009. Bisnis ini mengalami kemajuan yang pesat dari bulan ke bulan. Prospek usaha bisnis pembuatan bantal ini sangat baik karena produk yang dihasilkan tersebut mempunyai: a. Produk yang lain dari produk pesaing, misalnya motif khusus yang menarik dan mencolok yang belum dimiliki oleh produk kompetitor lainnya. 1

2 b. Mempunyai kualitas lebih unggul dari produk bantal pesaing karena dibuat dari bahan terbaik yang belum ada di pasar. c. Harga sesuai dengan ciri dan kualitas karena pembelian bahan baku langsung dari produsen sehingga memperoleh harga yang cukup kompetitif. 2. Lokasi Pabrik Perusahaan Prima Charudot berlokasi di Jalan Kencur Indah nomor 6, Jetis, Kwarasan, Sukoharjo. 3. Visi dan Misi Perusahaan Perusahaan Prima Charudot ini mepunyai visi untuk menunjang dan mempertahankan laju ekonomi keluarga, serta misinya untuk memberdayakan perekonomian lingkungan karena tenaga kerja langsung berasal dari daerah sekitar lokasi usaha ini berdiri. 4. Produksi a. Produk yang dihasilkan 1) Bantal tidur 2) Bantal cinta 3) Bantal santai 4) Bantal sofa 5) Guling

3 b. Bahan baku 1) Kain sebagai pembungkus 2) Dacron (serat silikon) sebagai bahan isian 3) Serat polyester sebagai bahan isian c. Bahan Penolong 1) Benang 2) Tali 3) Plastik (kemasan packaging) 5. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan ini dikelola dengan sistem kekeluargaan dan tidak menganut berbagai macam aturan secara resmi. Pemilik Perusahaan Manajer Perusahaan Mandor Produksi Mandor Logistik Penjahit Tenaga Pengisi Tenaga Pemotong Kain Tenaga packaging Gambar I.1 Struktur Organisasi Perusahaan Prima Charudot

4 6. Personalia Tenaga kerja langsung berasal dari masyarakat yang bermukim di sekitar Perusahaan Prima Charudot ini berdiri dan berjumlah 13 orang, yang terdiri dari: a. Pemilik Perusahaan b. Manajer Perusahaan Manajer perusahaan bertugas menangani pemasaran produk. c. Mandor 1) Mandor produksi Mempunyai tugas pokok mengendalikan proses produksi dari bahan baku menjadi bahan jadi. 2) Mandor logistik Mengendalikan ketersediaan barang untuk menunjang proses produksi. d. Pekerja 1) Penjahit Terdiri dari 4 penjahit yang bertugas menjahit bahan baku kain menjadi selongsong tang kemudian diisi dengan bahan isian. 2) Tenaga pengisi Pekerja yang bertugas mengisi kain yang telah berbentuk selongsong dengan menggunakan serat polyester dan dacron ini berjumlah 5 orang. 3) Tenaga pemotong kain

5 4) Tenaga packaging 7. Proses Produksi Proses produksi dapat digambarkan sebagai berikut: Pemotongan kain Penjahitan Pengisian Packaging Penjahitan terakhir Gambar I.2 Proses Produksi Perusahaan Prima Charudot Deskripsi proses produksi: a. Pemotongan kain Proses ini dilakukan oleh tenaga pemotong kain. Kain dipotong sesuai dengan kebutuhan jumlah barang yang akan diproduksi. b. Penjahitan (selongsong bantal) Kain yang telah dipotong sesuai dengan ukuran selanjutnya dijahit sehingga berbentuk selongsong. Proses penjahitan hingga berbentuk selongsong bantal ini dilakukan oleh bagian penjahit. c. Pengisian selongsong bantal Para tenaga pengisi selanjutnya mengisi selongsong dengan mengguanakan serat polyster yang dilapisi dengan dacron.

6 d. Penjahitan terakhir Para penjahit bertugas kembali menutup selongsong yang telah terisi serat polyster dan dacron tersebut dengan jahitan. e. Packaging Tahap terakhir dari proses produksi ini yaitu packaging yang dilakukan oleh tenaga packaging. 8. Pemasaran Perusahaan Prima Charudot mempunyai wilayah pemasaran yang cukup luas. Wilayah-wilayah pemasarannya mencakup Jawa tengah, terutama untuk Kota Pekalongan, Magelang, Yogyakarta, dan Karisidenan Surakarta. B. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang terjadi antar perusahaan dewasa ini semakin ketat. Setiap perusahaan bersaing untuk mendapat konsumen sebanyak mungkin. Keadaan ini memicu manajemen untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dengan jalan menekan biaya-biaya produksi dan harga pokok produksi, serta meningkatkan mutu agar produk-produk yang dipasarkan memiliki kualitas yang kompetitif. Hal ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin

7 diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis yang tentunya tidak terlepas dari tujuan didirikannya perusahaan yaitu agar modal yang ditanamkan dalam perusahaan dapat terus berkembang atau dengan kata lain mendapatkan laba semaksimal mungkin. Prima Charudot adalah sebuah home industry yang bergerak di bidang produksi bantal. Pasar bantal dinilai lebih menjanjikan karena hampir seluruh lapisan masyarakat menggunakan bantal dalam kehidupan sehari-hari. Selain digunakan untuk tidur atau istirahat, berbagai macam bentuk dan ukuran bantal juga digunakan untuk pelengkap sofa, mobil, dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana perusahaan secara cermat dan tepat menentukan harga pokok produksi karena persaingan harga yang ketat menentukan eksistensinya. Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan harga jual yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan perusahaan akan sulit bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasar, sebaliknya jika harga jual produk terlalu rendah akan mangakibatkan laba yang diperoleh perusahaan terlalu kecil. Kedua hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi dan harga jual yang tepat.

8 Berdasarkan uraian tersebut di atas serta penelitian sebelumnya (Halimah, 2009) dengan judul Evaluasi Ketepatan Penentuan Kos Produksi Barang dengan Metode Job-Order Costing pada CV Asmira, maka penulis 8ingin mengadakan penelitian mengenai masalah bagaimana menentukan harga pokok produksi bantal. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, penulis mengambil judul: EVALUASI KETEPATAN PENENTUAN KOS PRODUKSI BARANG DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA PERUSAHAAN PRIMA CHARUDOT. C. Perumusan Masalah Latar belakang masalah di atas, mendasari perumusan masalah dalam penelitian yang dapat dinyatakan seperti berikut ini. 1. Apakah pengumpulan dan penghitungan kos produksi yang meliputi kos bahan baku, kos tenaga kerja, dan kos overhead pabrik pada Perusahaan Prima Charudot telah dilakukan dengan tepat? 2. Apakah kos produksi untuk produk yang dihasilkan pada Perusahaan Prima Charudot telah dihitung dan ditetapkan secara tepat?

9 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan yang dapat dinyatakan sebagai berikut ini. 1. Mengetahui pengumpulan dan penghitungan kos produksi yang meliputi kos bahan baku, kos tenaga kerja, dan kos overhead pabrik pada Perusahaan Prima Charudot. 2. Mengetahui kos produksi untuk produk yang dihasilkan pada Perusahaan Prima Charudot telah dihitung dan ditetapkan. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai hubungan antara teori perhitungan kos produksi dengan metode job order costing dalam penerapannya di dunia nyata. b. Mengetahui secara langsung penerapan metode job order costing dalam menentukan kos produksi pada Perusahaan Prima Charudot. 2. Bagi Perusahaan a. Sebagai pertimbangan dan saran mengenai penerapan metode job order costing dalam menentukan kos produksi pada Perusahaan Prima Charudot agar lebih baik dan efektif di masa yang akan datang.

10 b. Meningkatkan kinerja manajemen dan departemen produksi dalam rangka menentukan kos produksi seefisien mungkin. 3. Bagi Pembaca a. Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan mengenai hubungan antara teori perhitungan kos produksi dengan metode job order costing dalam penerapannya di dunia nyata. b. Dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai penerapan metode job order costing dalam menentukan kos produksi pada Perusahaan Prima Charudot.

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Landasan Teori 1. Pengertian Kos dan Akuntansi Kos Istilah kos (serapan dari cost) berarti suatu jumlah rupiah yang diproses (diukur dan dicatat, dipecah, digabungkan dengan kos yang lain, dialokasi, diringkas, dan sebagainya) yang akhirnya akan menjadi dasar penyusunan laporan keuangan (Suwardjono, 2003). Kos dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi, 2009). Ada empat unsur pokok dalam definisi kos tersebut, yaitu: a. Kos merupakan pengorbanan sumber ekonomi, b. Diukur dalam satuan uang, c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Menurut Rayburn (1999), akuntansi kos yaitu mengidentifikasikan, mendefinisikan, mengukur dan melaporkan, dan menganalisis berbagai unsur kos langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan produksi serta pemasaran barang dan jasa. Akuntansi kos juga mengukur kinerja, kualitas produk, dan produktivitas. 11

12 Menurut Mulyadi (2009), akuntansi kos adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. 2. Pengertian Kos Produksi Menurut Horngren (2008), kos produksi adalah kos barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akunansi berjalan Sedangkan menurut Hanggana (2007), kos produksi adalah semua kos untuk membuat satu unit barang jadi, yang meliputi kos bahan baku, kos tenaga kerja langsung, dan kos overhead pabrik. 3. Metode Penentuan Kos Produksi Menurut Mulyadi (2009), dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi terdapat dua pendekatan, yaitu: a. Full Costing Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur kos produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari kos bahan baku, kos tenaga kerja langsung, dan kos overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Kos produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos produksi ditambah dengan kos nonproduksi (kos pemasaran, kos administrasi dan umum).

13 b. Variable Costing Variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan kos produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari kos bahan baku, kos tenaga kerja langsung, dan kos overhead pabrik variabel. Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur kos produksi variabel ditambah dengan kos nonproduksi variabel (kos pemasaran variabel dan kos administrasi dan umum variabel) dan kos tetap (kos overhead pabrik tetap, kos pemasaran tetap, kos administrasi dan umum tetap). 4. Metode Pengumpulan Kos Produksi Barang Pengumpulan kos produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar, metode pengumpulan kos produksi barang dibagi menjadi dua (Mulyadi, 2009), yaitu: a. Metode Harga Pokok Pesanan Adalah cara penentuan harga pokok pesanan di mana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk sejumlah produk tertentu atau suatu jasa yang dapat dipisahkan identitasnya dan yang perlu ditentukan harga pokoknya secara individual. Menurut Hanggana (2007), syarat utama perusahaan dapat menggunakan metode kos pesanan: 1) Perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis barang yang

14 mempunyai spesifikasi yang berbeda, dan mampu memisahkan kos bahan baku dan kos tenaga kerja langsung ke masing-masing spesifikasi barang sesuai job. 2) Manajemen perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis barang dapat menerima anggapan bahwa manajemen perusahaan yang sesungguhnya tidak dapat memisahkan kos bahan baku dan kos tenaga kerja langsung ke setiap job, dianggap dapat memisahkan kos bahan baku dan kos tenaga kerja langsung ke setiap barang job tersebut. Karakteristik metode kos pesanan adalah sebagai berikut ini: 1) Kos produksi dihitung untuk setiap produk pesanan. 2) Penentuan kos setiap produk pesanan dilakukan setelah produksi tersebut selesai dikerjakan. 3) Kos per unit produk pesanan dihitung dengan cara membagi kos produksi pesanan dengan jumlah unit produk pesanan yang bersangkutan. b. Metode Harga Pokok Proses Adalah cara penentuan harga pokok produk yang membebankan biaya produksi selama periode tertentu kepada proses atau kegiatan produksi dan membagikannya sama rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode tersebut.

15 Menurut Hanggana (2007), syarat utama perusahaan dapat menggunakan metode kos proses adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan menproduksi hanya satu jenis barang atau jasa yang mempunyai spesifikasi yang sama. 2) Manajemen perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis barang atau jasa dapat menerima anggapan bahwa barang atau jasa sesungguhnnya berspesifikasi berbeda dianggap sama. Karakteristik metode kos proses adalah sebagai berikut: 1) Kos produksi dihitung berdasarkan periode tertentu (umumnya satu bulan) 2) Kos produksi ditentukan pada akhir periode tertentu 3) Kos per unit produk dihitung dengan cara membagi kos produksi selesai periode dengan jumlah unit produk selesai dalam periode yang bersangkutan. 5. Penentuan Tarif Kos Overhead Pabrik Menurut Mulyadi (2009), dasar-dasar di dalam menentukan besarnya kos overhead pabrik antara lain: a. Satuan Produk Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan yang langsung membebankan kos overhead pabrik kepada produk. Kos overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus sebagai berikut.

16 Tarif KOP per satuan = Taksiran KOP Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan b. Kos Bahan Baku, dengan rumus: Jika kos overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku (misalnya kos asuransi bahan baku), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah kos bahan baku yang dipakai. Rumus penghitungan tarif kos overhead pabrik adalah sebagai berikut. Persentase KOP dari kos bahan baku = Taksiran KOP Taksiran kos bahan baku x 100% yang dipakai yang dipakai c. Kos Tenaga Kerja Langsung Jika sebagian besar elemen kos overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung (misalnya pajak penghasilan atas upah karyawan yang menjadi tanggungan perusahaan), maka dasar yang dipakai untuk membebankan kos overhead pabrik adalah kos tenaga kerja langsung. Tarif kos overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut. Persentase KOP dari KTKL = Taksiran KOP Taksiran KTKL x 100%

17 d. Jam Tenaga Kerja Langsung Jumlah upah dan jumlah jam kerja (jumlah upah adalah hasil kali jumlah jam kerja dengan tarif upah) berkaitan erat, maka di samping kos overhead pabrik dibebankan atas dasar upah tenaga kerja langsung, dapat pula dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Jadi apabila kos overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produksi, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. Rumus untuk menghitung tarif kos overhead pabrik adalah sebagai berikut: Tarif KOP per jam TKL = Taksiran KOP Taksiran jam tenaga kerja e. Jam Mesin Apabila kos overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya bahan bakar atau listrik yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin). Tarif kos overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut. Tarif KOP per jam mesin = Taksiran KOP Taksiran jam kerja mesin 6. Kartu Kos Pesanan Kartu kos pesanan merupakan catatan penting dalam metode kos pesanan (job order costing). Kartu kos pesanan ini berfungsi sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan kos produksi tiap pesanan produk. Kos produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu

18 dicatat secara terperinci di dalam kartu kos pesanan yang bersangkutan (Mulyadi, 2009). PT. Eliona Sari Yogyakarta KARTU HARGA POKOK PESANAN No. Pesanan : A-101 Pemesanan : PT. Rimendi Jenis Produk : Undangan Sifat : Segera Pesanan Tgl. Pesan : 2 Januari 1986 Jumlah : 500 eksemplar Tgl. Selesai : 22 Januari 1986 Harga Jual : Rp 500.000 Tgl. Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik No. No. Kartu Jam Ket. Jumlah Tgl. Jumlah Tgl. Tarif Jumlah BPBG Jam Kerja Mesin Gambar II.1 Contoh Kartu Harga Pokok Pesanan

19 B. Analisis Data dan Pembahasan 1. Perhitungan Kos Produksi Barang Menurut Perusahaan Prima Charudot Perusahaan Prima Charudot adalah perusahaan yang memproduksi barang berdasarkan pesanan dari pelanggan, jadi dalam pengumpulan kos produksinya Perusahaan Prima Charudot menggunakan kos pesanan (job order costing). Penghitungan kos produksi barang meliputi penghitungan kos bahan baku, kos tenaga kerja langsung, dan kos overhead pabrik. Setiap pesanan (job) mempunyai karakteristik yang berbeda antara pesanan yang satu dengan pesanan yang lain. Hal ini menyebabkan perbedaan besarnya kos bahan baku, kos tenaga kerja langsung, dan kos overhead pabrik yang dibebankan tiap pesanan. Dalam penelitian ini penulis mengambil dua contoh produk yang terjadi pada bulan Maret 2010 yaitu pesanan 250 unit bantal tidur 45x65 dan pesanan 250 unit bantal cinta warna 100x50. Alasan pengambilan contoh penelitian untuk bantal tidur dan bantal cinta yaitu karena kedua produk ini adalah produk yang paling banyak dipesan. Berikut ini adalah penghitungan Kos Produksi barang untuk pesanan 250 unit bantal tidur dan 250 unit bantal cinta warna: a. Penghitungan Kos Bahan Baku Biaya bahan baku merupakan nilai dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Dalam pembuatan bantal, maka biaya bahan

20 baku terdapat dua macam yaitu kain dan bahan isi. Kedua bahan tersebut merupakan bahan pokok dalam pembuatan bantal ditinjau dari nilainya dalam komposisi biaya (harga pokok), mengambil bagian terbesar dibanding dengan komponen-komponen biaya lainnya seperti biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost) dan biaya-biaya tak langsung (overhead cost). Penghitungan kos bahan baku yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot adalah dengan mengalikan jumlah kuantitas bahan baku yang digunakan dengan kos bahan baku yang ditentukan berdasarkan ratarata pembelian bahan baku tiap bulan. Adapun penghitungan kos bahan baku untuk masing-masing job dapat dilihat pada tabel berikut: 1) Kos bahan baku untuk pesanan 250 unit bantal tidur Perbandingan bahan isian dalam pembuatan bantal tidur terdiri dari 20% polyester dan 80% dacron. Jenis Kain katun Bahan isi Total kos bahan baku Kos bahan baku per unit TABEL II.1 Kos Bahan Baku Bantal Tidur (250 unit) Perusahaan Prima Charudot Maret 2010 Kuantitas (45cm x 65cm) Harga untuk per m 2 (Rp) 0,3 m 2 10.000 0,3 m 2 37.500 Biaya Per unit (Rp) 3.000 11.250 Sumber: data sekunder Perusahaan Prima Charudot yang diolah Total Biaya (Rp) 750.000 2.812.500 3.562.500 14.250 Tabel II.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah kos bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi pesanan bantal tidur katun

21 sejumlah 250 unit adalah Rp 3.562.500,00, yang artinya setiap unit pesanan bantal tidur memerlukan kos bahan baku sebesar Rp 14.250,00. 2) Kos bahan baku untuk pesanan 250 unit bantal cinta warna Perbandingan bahan isian dalam pembuatan bantal cinta warna terdiri dari 30% polyester dan 70% dacron. Jenis TABEL II.2 Kos Bahan Baku Bantal Cinta Warna (250 buah) Perusahaan Prima Charudot Maret 2010 Kuantitas (100cm x 50cm) Harga untuk per m 2 (Rp) Biaya Per unit (Rp) 9.000 12.600 Total Biaya (Rp) Kain katun warna Bahan isi Total kos bahan baku 0,5 m 2 0,5 m 2 18.000 25.200 2.250.000 3.150.000 5.400.000 Kos bahan baku per unit 21.600 Sumber: data sekunder Perusahaan Prima Charudot yang diolah Tabel II.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah kos bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi pesanan bantal cinta warna sejumlah 250 unit adalah Rp 5.400.000,00, yang artinya setiap unit pesanan bantal cinta warna memerlukan kos bahan baku sebesar Rp 21.600,00. 2. Penghitungan Kos Tenaga Kerja Langsung Penghitungan kos tenaga kerja langsung yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot yaitu berdasarkan kos tenaga kerja sesungguhnya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang terlibat langsung dengan proses produksi yang meliputi tenaga kerja pada bagian

22 pemotongan, penjahitan, pengisian, dan packaging. Perusahaan Prima Charudot sudah menetapkan sendiri tarif yang digunakan untuk penghitungan tenaga kerja langsung masing-masing produk dan dikalikan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan. Adapun jumlah kos tenaga kerja langsung untuk masing-masing pesanan dapat disajikan dalam Tabel berikut: 1) Kos tenaga kerja langsung untuk pesanan 250 unit bantal tidur Jenis Jumlah Karyawan (orang) (1) TABEL II.3 Kos Tenaga Kerja Langsung Bantal Tidur (250 Unit) Perusahaan Prima Charudot Upah/ hari (Rp.) Jumlah hari kerja Jumlah (Rp.) KTKL Per unit (Rp.) (2) (3) (1)x(2)x(3) Pemotongan 1 12.500 2 25.000 100 Penjahitan 4 11.000 2 88.000 352 Pengisian 5 7.500 2 75.000 300 Packing 1 75.000 2 150.000 600 Total kos tenaga kerja langsung 338.000 1.352 Sumber: data sekunder Perusahaan Prima Charudot yang diolah Tabel II.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah kos tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi pesanan bantal tidur sejumlah 250 unit adalah Rp 338.000,00, yang artinya setiap unit pesanan bantal tidur memerlukan kos tenaga kerja langsung sebesar Rp 1.352,00.

23 2) Kos tenaga kerja langsung untuk pesanan 250 unit bantal cinta Jenis TABEL II.4 Kos Tenaga Kerja Langsung Bantal Cinta Warna (250 Unit) Perusahaan Prima Charudot Jumlah Karyawan (orang) (1) Upah/ hari (Rp.) Jumlah hari kerja Jumlah (Rp.) KTKL Per unit (Rp.) (2) (3) (1)x(2)x(3) Pemotongan 1 25.000 2 50.000 200 Penjahitan 4 9.500 3 114.000 456 Pengisian 5 15.000 2 150.000 600 Packing 1 75.000 2 150.000 600 Total kos tenaga kerja langsung 464.000 1.856 Sumber: data sekunder Perusahaan Prima Charudot yang diolah Tabel II.4 tersebut menunjukkan bahwa jumlah kos tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi pesanan bantal cinta warna sejumlah 250 unit adalah Rp 464.000,00, yang artinya setiap unit pesanan bantal cinta memerlukan kos tenaga kerja langsung sebesar Rp 1.856,00. 3. Penghitungan Kos Overhead Pabrik Kos overhead pabrik adalah unsur kos produksi selain kos bahan baku dan kos tenaga kerja langsung yang dikeluarkan selama proses produksi. Penghitungan kos overhead pabrik dengan cara menghitung kos-kos yang secara mudah dapat ditentukan dan dibebankan untuk setiap pesanan. Penghitungan kos overhead pabrik dapat dilihat pada tabel berikut ini. Bahan penolong dalam pembuatan bantal terdir dari benang dan tali.

24 1) Kos overhead pabrik untuk pesanan 250 unit bantal tidur Tabel II.5 Kos Overhead Pabrik Bantal Tidur (250 Unit) Perusahaan Prima Charudot Jenis Kos Jumlah Kos (Rp) Kemasan/Plastik 175.000 Listrik 100.000 BBM 125.000 Benang dan Tali 50.000 Sablon 125.000 Total Kos Overhead Pabrik 575.000 Sumber: data Perusahaan Prima Charudot Tabel II.5 di atas menunjukkan bahwa jumlah kos overhead pabrik yang diperlukan untuk memproduksi pesanan bantal tidur sejumlah 250 unit adalah Rp 575.000,00, yang artinya setiap unit pesanan bantal tidur memerlukan kos overhead pabrik sebesar Rp 2.300,00. 2) Kos overhead pabrik untuk pesanan 250 unit bantal cinta warna Tabel II.6 Kos Overhead Pabrik Bantal Cinta Warna (250 Unit) Perusahaan Prima Charudot Jenis Kos Jumlah Kos (Rp) Kemasan/Plastik 143.750 Listrik 37.500 BBM 125.000 Benang dan Tali 25.000 Kriil 112.500 Sablon 37.500 Total Kos Overhead Pabrik 481.250 Sumber: data Perusahaan Prima Charudot Tabel II.6 di atas menunjukkan bahwa jumlah kos overhead pabrik yang diperlukan untuk memproduksi pesanan bantal cinta warna

25 sejumlah 250 unit adalah Rp 481.250,00, yang artinya setiap unit pesanan bantal cinta warna memerlukan kos overhead pabrik sebesar Rp 1.925,00. 4. Penghitungan Kos Produksi Penghitungan kos produksi yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot untuk masing-masing produksi adalah dengan menjumlahkan semua kos yang dikeluarkan yaitu kos bahan baku, kos tenaga kerja langsung, dan kos overhead pabrik. Berikut ini adalah penghitungan kos produksi yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot untuk pesanan bantal tidur dan bantal cinta warna masing-masing 250 unit. Kos Produksi TABEL II.7 Kos Produksi Pesanan Perusahaan Prima Charudot Bantal Tidur (250 unit) Bantal Cinta Warna (250 unit) Total (Rp) (Rp) Bahan Baku 3.562.500 5.400.000 8.962.500 KTKL 338.000 464.000 802.000 KOP 575.000 481.250 1.056.250 Jumlah Kos Produksi 4.475.500 6.345.250 10.820.750 Jumlah Pesanan 250 250 500 Kos Produksi Per Unit 17.902 25.381 Sumber: data Perusahaan Prima Charudot Tabel II.7 di atas menunjukkan bahwa kos produksi yang dibebankan untuk pesanan bantal tidur sebanyak 250 unit adalah Rp 4.475.500,00, yang artinya kos produksi yang dibebankan untuk tiap unit bantal tidur sebesar Rp 17.902,00, sedangkan kos produksi yang dibebankan untuk pesanan bantal cinta warna sejumlah 250 unit adalah Rp 6.345.250,00 atau dengan kata lain kos produksi yang

26 dibebankan untuk tiap unit bantal cinta warna sebesar Rp 25.381,00. 2. Perhitungan Kos Produksi Barang Menurut Penulis a. Kos Bahan Baku Penghitungan untuk menentukan besarnya kos bahan baku yang digunakan dalam memproduksi pesanan 250 unit bantal tidur dan 250 unit bantal cinta warna yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot sudah tepat, sehingga dalam penentuan kos bahan baku yang dilakukan penulis sama dengan yang dilakukan pada Perusahaan Prima Charudot. Kos produksi dihitung berdasarkan jumlah bahan baku yang diperlukan dalam memproduksi barang. Berdasarkan penghitungan kos bahan baku yang digunakan untuk memproduksi pesanan 250 unit bantal tidur yaitu sebesar Rp 3.562.500,00, yang artinya bahwa setiap unit bantal tidur dengan ukuran 45x65 memerlukan kos bahan baku sebesar Rp 14.250,00. Sedangkan penghitungan kos bahan baku yang digunakan untuk memproduksi pesanan 250 unit bantal cinta warna yaitu 5.400.000,00, yang artinya bahwa setiap unit bantal cinta warna dengan ukuran 100x50 memerlukan kos bahan baku sebesar Rp 21.600,00. b. Kos Tenaga Kerja Langsung Penghitungan untuk menentukan besarnya kos tenaga kerja langsung yang digunakan dalam memproduksi pesanan 250 unit bantal tidur dan 250 unit bantal cinta warna yang dilakukan oleh Perusahaan Prima

27 Charudot sudah tepat, sehingga dalam penentuan kos tenaga kerja langsung yang dilakukan penulis sama dengan yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot. Kos tenaga kerja langsung dihitung dengan mengalikan jumlah karyawan bagian produksi dengan hari kerja yang digunakan dengan tarif upah per harinya. Berdasarkan penghitungan kos tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi pesanan 250 unit bantal tidur yaitu sebesar Rp 337.500,00, yang artinya setiap unit pesanan bantal tidur memerlukan kos tenaga kerja langsung sebesar Rp 1.350,00. Sedangkan penghitungan kos tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi pesanan bantal cinta warna sejumlah 250 unit yaitu sebesar Rp 462.500,00, yang artinya setiap unit pesanan bantal cinta warna memerlukan kos tenaga kerja langsung sebesar Rp 1.850,00. c. Kos Overhead Pabrik Menurut penulis, cara yang digunakan Perusahaan Prima Charudot dalam penghitungan kos overhead pabrik kurang tepat, karena tidak memperhitungkan kos penyusutan aktiva tetap. Selain itu, untuk kos mandor seharusnya dibebankan dalam kos tenaga kerja tidak langsung. Untuk dapat menentukan kos sebuah pesanan menurut Mulyadi (2009), kos overhead pabrik harus dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka, perusahaan dapat menggunakan salah satu cara penentuan tarif di muka seperti yang telah dijelaskan di landasan teori sebelumnya. Perusahaan harus mampu menentukan tarif kos overhead

28 pabrik di muka secara tepat, agar kos produksi yang dibebankan untuk pesanan juga menjadi tepat. Menurut penulis, seharusnya Perusahaan Prima Charudot menggunakan tarif yang ditentukan di muka dengan dasar pembebanan penentuan kos bahan baku. Jika biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan nila bahan baku, maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku yang dipakai. Untuk dapat menggunakan dasar pembebanan ini, informasi yang dibutuhkan adalah taksiran kos overhead pabrik dalam satu periode dan taksiran pemakaian kos bahan baku dalam periode yang sama. Penulis menentukan taksiran dengan dasar kos yang dikeluarkan pada bulan sebelum pesanan tersebut dibebankan bulan sebelum pesanan tersebut dibebankan yaitu bulan Februari 2010. Tabel berikut menyajikan kos bahan baku yang dipakai selama bulan Februari. Tabel II.8 Taksiran Kos Bahan Baku Februari 2010 Harga Kos Bahan Baku Jenis Kuantitas Satuan Bahan Baku (m 2 ) (Rp) (Rp) Kain 1.545 10.338 15.972.500 Bahan isi 1.545 26.211 40.496.250 Total Kos Bahan Baku 56.486.750 Sumber : data Perusahaan Prima Charudot Pada tabel II.8 di atas menunjukkan bahwa taksiran kos bahan baku pada bulan sebelumnya (Februari) adalah sebesar Rp 56.486.750,00.

29 Taksiran kos overhead pabrik pada bulan sebelumnya (Februari) dapat dilihat pada tabel II.9 sebagai berikut. Tabel II.9 Taksiran Kos Overhead Pabrik Februari 2010 No Jenis-jenis kos Jumlah 1. 2 3. Kos overhead pabrik Kemasan/Plastik Printing Listrik BBM Benang dan Tali Label Krill Sablon Kos tenaga kerja tidak langsung Gaji mandor Kos Depresiasi Aktiva Tetap Kos Depresiasi Gedung Kos Depresiasi Mesin Kos Depresiasi Kendaraan 1.903.750-770.000 1.331.250 512.500-618.750 606.250 1.400.000 250.000 137.500 750.000 Total taksiran kos overhead pabrik 8.280.000 Sumber : data Perusahaan Prima Charudot Berdasarkan penghitungan pada tabel II.9 dapat diketahui taksiran kos overhead pabrik sesungguhnya yang dibuat penulis yang terjadi pada bulan sebelumnya (Februari) adalah Rp 8.280.000,00, maka tarif kos overhead pabrik dibebankan di muka dapat dihitung sebagai berikut. Taksiran KOP Tarif KOP = 100 % Taksiran kos bahan baku yang dipakai 8.280.000 Tarif KOP = 100 % 56.486.750 = 14,66 %

30 Penghitungan kos overhead pabrik ditentukan di muka dengan dasar kos bahan baku didapat tarif sebesar 14,66 %. Tarif kos overhead pabrik sebesar 14,66 % merupakan tarif yang dikerjakan selama bulan Februari. d. Penghitungan Kos Produksi Setelah unsur-unsur kos produksi dihitung dan tarif kos overhead pabrik yang ditentukan di muka diketahui, maka besarnya kos produksi untuk masing-masing pesanan dapat dihitung seperti dinyatakan dalam Tabel berikut: Keterangan Bahan baku BTKL KOP dibebankan 3.562.500 x 14,66% 5.400.000 x 14,66% Tabel II.10 Penghitungan Kos Produksi Bantal Tidur (250 unit) (Rp) 3.562.500 338.000 522.263 Bantal Cinta Warna (250 unit) (Rp) 5.400.000 464.000 791.640 Total (Rp) 8.962.500 802.000 522.263 791.640 Total kos produksi 4.422.763 6.655.640 11.078.403 Kos pesanan per unit Sumber: Data Sekunder Diolah 17.691 26.623 Tabel II.10 di atas menunjukkan bahwa kos produksi untuk mengerjakan pesanan 250 unit bantal tidur per unit adalah sebesar Rp 17.691,00 dan untuk pesanan 250 unit bantal cinta warna per unit adalah sebesar Rp 26.623,00. Total kos produksi barang untuk 250 unit pesanan bantal tidur sebesar Rp 4.422.763,00 dan untuk 250 unit pesanan bantal cinta warna sebesar Rp 6.655.640,00.

31 3. Perbandingan Penghitungan Kos Produksi Menurut Perusahaan dan Penulis Setelah mengetahui cara penentuan kos produksi yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot dan cara penentuan kos produksi yang dilakukan oleh penulis dengan menentukan tarif kos overhead pabrik yang terlebih dahulu menentukan taksiran kos overhead pabrik, berikut ini adalah perbandingan penghitungan kos produksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan penulis. a. Perbandingan penghitungan kos produksi pesanan per-unit pesanan bantal tidur Tabel II.11 Perbandingan Penghitungan Kos Produksi Pesanan per-unit Pesanan Bantal Tidur Keterangan Bahan baku TKL KOP dibebankan Total kos produksi Jumlah Pesanan (unit) Kos produksi per unit Sumber: Data Sekunder Diolah Perusahaan Bantal Tidur (250 unit) (Rp) 3.562.500 338.000 575.000 4.475.500 250 17.902 Penulis 3.562.500 338.000 522.263 4.422.763 250 17.691 Selisih (Rp) - - 52.737 52.737 211 Tabel II.11 di atas menunjukkan bahwa terdapat selisih lebih penghitungan kos produksi untuk pesanan bantal tidur sebesar Rp 52.737,00, yang artinya terdapat selisih lebih kos produksi per unit sebesar Rp 211,00.

32 b. Perbandingan penghitungan kos produksi pesanan per-unit pesanan bantal cinta warna Tabel II.12 Perbandingan Penghitungan Kos Produksi Pesanan per-unit Pesanan Bantal Cinta Warna Keterangan Bahan baku TKL KOP dibebankan Total kos produksi Jumlah Pesanan (unit) Kos produksi per unit Sumber: Data Sekunder Diolah Perusahaan Bantal Cinta Warna 2540 unit) (Rp) 5.400.000 464.000 481.250 6.345.250 250 25.381 Penulis 5.400.000 464.000 791.640 6.655.640 250 26.623 Selisih (Rp) - - 310.390 310.390 1.242 Tabel II.12 di atas menunjukkan bahwa terdapat selisih kurang penghitungan kos produksi untuk pesanan bantal cinta warna sebesar Rp 310.390,00, yang artinya terdapat selisih kurang kos produksi per unit sebesar Rp 1.242,00. 4. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan yang telah dibuat di atas, dapat disimpulkan bahwa: a. perhitungan kos produksi barang yang dibuat oleh Perusahaan Prima Charudot belum tepat, karena terdapat selisih lebih kos produksi per unit sebesar Rp 211,00 untuk bantal tidur dan selisih kurang kos produksi per unit sebesar Rp 1.242,00 untuk bantal cinta warna.

33 b. Perusahaan harus membuat kartu harga pokok pesanan. Perusahaan Prima Charudot Sukoharjo KARTU HARGA POKOK PESANAN No. Pesanan : B-35 Pemesanan : Budi Jenis Produk : Bantal Tidur Sifat : Segera Pesanan Tgl. Pesan : 2 Maret 2010 Jumlah : 250 unit Tgl. Selesai : 4 Maret 2010 Harga Jual : Tgl. Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik No. No. Kartu Jam Ket. Jumlah Tgl. Jumlah Tgl. Tarif Jumlah BPBG Jam Kerja Mesin Kain Katun 750.000 464.000 522.263 Bahan isi 2.812.500 Jumlah 3.562.500 Jumlah 464.000 Jumlah 522.263 Jumlah total biaya produksi adalah 4.422.763 Gambar II.2 Kartu Harga Pokok Pesanan Bantal Tidur

34 Perusahaan Prima Charudot Sukoharjo KARTU HARGA POKOK PESANAN No. Pesanan : C-40 Pemesanan : Anto Jenis Produk : Bantal Cinta Warna Sifat : Segera Pesanan Tgl. Pesan : 3 Maret 2010 Jumlah : 250 unit Tgl. Selesai : 6 Maret 2010 Harga Jual : Tgl. Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik No. No. Kartu Jam Ket. Jumlah Tgl. Jumlah Tgl. Tarif Jumlah BPBG Jam Kerja Mesin Kain Katun 2.250.000 338.000 791.640 Bahan isi 3.150.000 Jumlah 5.400.000 Jumlah 338.000 Jumlah 791.640 Jumlah total biaya produksi adalah 6.655.640 Gambar II.3 Kartu Harga Pokok Pesanan Bantal Cinta Warna

BAB III TEMUAN Analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dan dipaparkan pada Bab II menghasilkan beberapa temuan yang dapat dikategorikan sebagai kelebihan dan kelemahan. Penulis menilai masalah penentuan kos produksi bantal tidur dan bantal cinta warna pada Perusahaan Prima Charudot sebagai berikut. A. Kelebihan Dari hasil penyajian data dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa kelebihan dalam penentuan kos produksi barang dengan metode job order costing yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot adalah sebagai berikut. 1. Biaya bahan baku dihitung dan dialokasikan sesuai dengan jumlah konsumsi atau kebutuhan setiap jenis produk, misalnya dalam pembuatan 250 bantal tidur dibutuhkan bahan baku sebesar Rp 3.562.500,00 dan pembuatan 250 bantal cinta warna dibutuhkan bahan baku sebesar Rp 5.400.000,00. 2. Perusahaan Prima Charudot telah mengumpulkan dan mengklasifikasikan kos produksi ke dalam kos bahan baku, kos tenaga kerja langsung, dan kos overhead pabrik dengan tujuan untuk menghitung kos produksi barang pada tiap pesanan yang diterima dari pembeli. 35

36 3. Penghitungan kos bahan baku yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot sudah tepat yakni dengan cara mengalikan jumlah (kuantitas) bahan baku yang digunakan selama proses produksi dengan harga per satuan bahan baku. 4. Perusahaan Prima Charudot telah melakukan penghitungan kos produksi barang untuk job yang dikerjakan, yaitu untuk pesanan bantal tidur dan bantal cinta warna, serta menggunakan kos produksi tersebut sebagai dasar dalam penetapan harga jual atau harga pesanan yang diterima oleh perusahaan. B. Kelemahan Penghitungan kos produksi barang yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan. Kelemahan dalam menentukan kos produksi barang adalah sebagai berikut. 1. Dalam penghitungan kos overhead pabrik yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot belum tepat karena belum membebankan kos tenaga kerja tidak langsung dan kos depresiasi aktiva tetap. 2. Perusahaan Prima Charudot belum menyusun taksiran dasar pembebanan kos overhead pabrik untuk satu periode tertentu. Taksiran kos overhead pabrik selanjutnya akan digunakan untuk menentukan tarif kos overhead pabrik yang ditentukan di muka. Perusahaan Prima Charudot belum menggunakan kartu pesanan untuk tiap pesanan yang telah selesai dikerjakan.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan di Perusahaan Prima Charudot mengenai penentuan kos produksi barang dengan metode job order costing, penulis dapat menyimpulkan bahwa penentuan kos produksi barang yang dilakukan oleh Perusahaan Prima Charudot kurang tepat. Komponen yang menyebabkan kurang tepatnya penentuan kos produksi barang adalah cara pembebanan kos overhead pabrik. Kos overhead pabrik ditentukan oleh perusahaan dengan membebankan kos yang sesungguhnya terjadi untuk masing-masing pesanan. Perusahaan tidak menghitung taksiran kos overhead pabrik maupun taksiran kos bahan baku sebagai komponen dalam menghitung tarif overhead pabrik, sehingga kos overhead pabrik yang dibebankan perusahaan menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. B. Saran Untuk memperbaiki penghitungan kos produsi barang, penulis memberikan beberapa saran atau rekomendasi untuk Perusahaan Prima Charudot sebagai berikut: 1. Kos tenaga kerja tidak langsung dan kos depresiasi aktiva tetap perlu dimasukkan ke dalam unsur kos overhead pabrik. 37

38 2. Pembebanan kos overhead pabrik harus dilakukan dengan menggunakan tarif kos overhead pabrik yang ditentukan di muka. Perusahaan Prima Charudot perlu menyelenggarakan kartu pesanan yang berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk.

DAFTAR PUSTAKA Halimah, Lilim. 2009. Evaluasi Ketepatan Penentuan Kos Produksi Barang dengan Metode Job-Order Costing pada CV Asmira. Hanggana. Sri. 2007. Modul Akuntansi Biaya. Surakarta: UNS. Horngren, Charles T et al., 2008. Akuntansi di Indonesia. Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Rayburn, L. Gayle. 1999. Akuntasi Biaya: dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya. Jakarta: Erlangga. Suwardjono. 2003. Akuntansi Pengantar. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.