I. PENDAHULUAN. perumahan yang telah disediakan oleh pemerintah. Sehingga masyarakat dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hak bagi setiap orang. Karena setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Selain merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAAN DAN RELOKASI PERUMAHAN MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Dimana tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan dasar yang akan

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN RUMAH LAYAK HUNI

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DAN SARANA PRASARANA LINGKUNGAN

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan internasional yang lazim disebut dengan Global Governance. Peranan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lem

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN

2008, No c. bahwa pembentukan Kota Tangerang Selatan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyar

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 14 TAHUN 2011

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PERUMAHAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PERUMAHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 05 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 10 /PERMEN/M/2007

STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) TAHUN 2012

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab V merupakan bagian akhir dari penulisan penelitian yang

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

2008, No.99 2 c. bahwa pembentukan Kabupaten Lombok Utara bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakat

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan

MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010 DI KABUPATEN/KOTA K.5.1. Kegiatan Deputi Bidang Pembiayaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 07/PERMEN/M/2006 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/530/KEP/ /2014

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan;

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan perumahan yang tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk menyebabkan tidak semua masyarakat dapat terpenuhi kebutuhannya akan perumahan yang telah disediakan oleh pemerintah. Sehingga masyarakat dari golongan ekonomi lemah yang tidak mampu mengakses pembangunan perumahan, mencari solusi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya tersebut tanpa mempertimbangkan syarat kesehatan dan kelayakan rumah sebagai tempat tinggal. Kondisi ini menjadi agenda pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan dengan mempertimbangkan bahwa perumahan telah menjadi hak asasi manusia sebagaimana dicantumkan dalam pasal 40 Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia, yang menyatakan setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak. Juga tercantum pada pasal 28 H UUD 1945 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Memenuhi amanat Undang-undang akan kebutuhan tempat tinggal dan lingkungan yang layak, pemerintah melalui Kementerian Perumahan Rakyat telah mengeluarkan berbagai kebijakan melalui program-program penyediaan perumahan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar permukiman. Akan tetapi kemampuan pemerintah yang terbatas dan berbagai sistem yang mempengaruhi

2 kepemilikan rumah, hanya menempatkan masyarakat dengan golongan ekonomi mampu yang sanggup untuk memiliki rumah layak bagi tempat tinggalnya. sementara pada masyarakat berpenghasilan rendah tinggal pada lingkungan dan rumah yang tidak layak. Oleh karena itu sebagai langkah lain dalam memenuhi kebutuhan rumah yang layak bagi masyarakat ekonomi lemah, pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan pengembangan dan pendayaagunaan potensi keswadayaan masyarakat melalui rehabilitasi rumah tidak layak huni yang diatur dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Sejak awal pelaksanaannya pada tahun 2011, program ini telah menganggarkan bantuan dana rehabilitasi kepada 950 ribu rumah tidak layak di Indonesia, akan tetapi jumlah tersebut baru memenuhi 12,02 % dari jumlah rumah tidak layak huni di Indonesia yang pada tahun 2014 disinyalir berjumlah 2,3 juta rumah (http://m.republika.co.id). Sehingga sebagai upaya untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan rumah yang layak di Indonesia, pemerintah pusat memberikan wewenang dan kewajiban kepada pemerintah daerah untuk ikut memenuhi kebutuhan dasar tersebut di daerahnya. Selain itu Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengamanatkan bahwa pembangunan perumahan merupakan urusan wajib pemerintah daerah. Dalam menjawab pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan rumah yang layak, Pemerintah Kota Bandar Lampung mengalokasikan

3 sebagian anggaran pembangunannya ke dalam program pembangunan perumahan yang salah satunya dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan (BPMPK) dengan perpanjangan tangan kecamatan dan kelurahan melalui Program Bedah Rumah. Program Bedah Rumah Kota Bandar Lampung merupakan program pendamping dari program rehabilitasi rumah tidak layak huni pemerintah pusat, sebagai upaya peningkatan kualitas perumahan dan pengentasan kemiskinan. Hal ini sejalan dengan kriteria yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik bahwa untuk mengukur kemiskinan antara lain ditentukan dengan melihat kondisi fisik rumah. Dengan kata lain kondisi kesehatan dan rumah yang tidak layak huni merupakan ciri utama untuk membedakan keluarga miskin dengan keluarga tidak miskin. Berdasarkan data yang diambil dari Laporan Akhir Inventarisasi dan Identifikasi Cluster RTSM Kota Bandar Lampung, (BPS Bandar Lampung, 2013), jumlah rumah tangga di Kota Bandar Lampung sebanyak 72.499 (33,38%) berstatus menengah kebawah. Dengan kategori 7.818 (10,78%) rumah tangga termasuk kategori sangat miskin, 8.107 (11,18%) dalam kategori miskin, 21.525 (29,69%) hampir miskin, dan 35.049 (48,34%) berkategori rentan miskin. Mempertimbangkan masih tingginya jumlah rumah tangga miskin tersebut mendorong Pemerintah Kota Bandar Lampung mengeluarkan kebijakan yang dapat menurunkan angka kemiskinan, dan kebijakan program Bedah Rumah diharapkan menjadi salah satu program yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

4 Sejak diberlakukannya kebijakan, dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 Program Bedah Rumah di Kota Bandar Lampung sudah memberikan bantuan kepada 750 rumah tangga tidak mampu dengan kondisi rumah tidak layak huni dengan jumlah anggaran 9,25 Milyar (sumber: BPMPK Kota Bandar Lampung) Jumlah yang terlayani pada program tersebut sampai dengan tahun 2014 baru mencapai angka 4,71% dari seluruh rumah tangga kategori miskin dan sangat miskin sebanyak 15.925. Keterbatasan jumlah penerima bantuan tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan pemerintah dalam menyediakan anggaran bagi program tersebut. Sehingga untuk menetapkan nama penerima bantuan Program Bedah Rumah diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Kegiatan Pengendalian dan Monitoring Bedah Rumah Kota Bandar Lampung, dengan syarat rumah tangga yang diusulkan harus benar-benar memenuhi kriteria penerima bantuan yaitu : (1) Penduduk Kota Bandar Lampung yang ditunjukkan dengan bukti kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga; (2) rumah dan tanah adalah milik sendiri yang dibuktikan dengan surat keterangan kepemilikan dari pejabat yang berwenang atau Lurah setempat; (3) belum pernah menerima bantuan bedah rumah/serupa dari pemerintah; (4) Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR); (5) rumah tempat tinggal tidak layak huni yang ditandai dengan lantai tanah, dinding geribik/papan, atap rusak berat dan sanitasi buruk. Agar bantuan tepat sasaran sebelum ditetapkan sebagai peneriman bantuan dilakukan verifikasi dengan menyesuaikan kondisi lapangan guna menentukan perioritas masyarakat yang akan diusulkan sebagai penerima bantuan. Penetapan penerima bantuan diatur dalam Keputusan walikota Bandar Lampung, yang pada

5 tahun 2014 diatur berdasarkan Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 49/III.17/HK/2014 dengan jumlah penerima bantuan sebanyak 200 kepala keluarga dengan besar bantuan Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) setiap kepala keluarga (Sumber: BPMPK Kota Bandar Lampung,2014). Akan tetapi layaknya sebuah kebijakan yang tidak terlepas dari permasalahan pada tahap implementasinya, permasalahan yang terjadi dalam penetapan penerima bantuan Bedah Rumah adalah karena keterbatasan anggaran, masyarakat yang dapat diusulkan sebagai penerima bantuan tidak sebanding dengan jumlah masyarakat sasaran yang ada, sehingga terjadi bias dalam pengajuan usulan dan verifikasi. Selain keterbatasan jumlah anggaran, kurangnya jumlah sumber daya manusia (staf) menyebabkan pengawasan dilapangan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal, hal ini dikarenakan jumlah tenaga yang ada tidak sebanding dengan wilayah yang harus ditangani. Oleh karena itu melalui pendelegasian wewenang kepada kecamatan dan kelurahan diharapkan fungsi pengawasan akan berjalan lebih baik, karena pengawasan dalam implementasi kebijakan adalah faktor yang sangat krusial. Seperti yang diungkapkan oleh Purwanto (2012) bahwa banyak kegagalan implementasi sebuah kebijakan antara lain disebabkan karena lemahnya mekanisme pengawasan. Hal lain yang menjadi permasalahan dalam implementasi kebijakan bedah rumah adalah masyarakat yang berada dalam kategori miskin dengan kondisi rumah yang sangat tidak layak, tidak bisa ditetapkan sebagai penerima bantuan karena tidak mempunyai bukti kepemilikan tanah maupun rumah yang ditempati, banyak rumah tangga dengan rumah tidak layak huni tidak dapat tersentuh oleh program

6 ini. Padahal Kota Bandar Lampung sebagai daerah perkotaan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi dihadapkan pada tuntutan akan kebutuhan akan tempat tinggal yang juga tinggi, dengan tidak terpenuhinya kebutuhan akan pembangunan perumahan yang disediakan oleh pemerintah menyebabkan kecenderungan tumbuhnya perumahan yang kumuh tanpa bukti kepemilikan rumah dan tanah. Hal ini menjadi salah satu permasalahan dalam Program Bedah Rumah di Kota Bandar Lampung dalam kegiatan rehabilitasi rumah tidak layak huni. (observasi, 2 April 2015). Selain permasalahan di atas, pada kegiatan bedah rumah Kota Bandar Lampung informasi belum ditransformasikan secara terbuka pada kelompok sasaran dan berhenti pada skup pelaksana kebijakan. Menurut Edwards III dalam Winarno (2014) menyatakan bahwa informasi harus ditransmisikan baik kepada implementor maupun kepada kelompok sasaran. Persyaratan utama bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa mereka yang melaksanakan keputusan harus mengetahui apa yang menjadi tugas dan wewenang mereka. Demikian juga kebijakan yang dikeluarkan harus segera disosialisasikan kepada kelompok sasaran. Selain itu memperkuat pendapat di atas, Purwanto (2012), menyatakan bahwa banyak kebijakan mengalami kegagalan karena lemahnya sosialisasi kepada kelompok sasaran. Dengan kata lain kebijakan yang tidak ditransmisikan dengan baik kepada implementor atau kelompok sasaran akan menjadi penghambat keberhasilan program. Oleh karena itu berpijak dari masih banyaknya permasalahan yang ada dalam implementasi kebijakan program bedah

rumah tersebut, menjadi dasar perlu untuk dilakukan penelitian tentang implementasi kebijakan program bedah rumah di Kota Bandar Lampung. 7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : Bagaimanakah Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah di Kota Bandar Lampung Tahun 2014. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan implementasi kebijakan Program Bedah rumah di Kota Bandar Lampung Tahun 2014. 2. Untuk mengidentifikasikan faktor-faktor penghambat dalam implementasi kebijakan bedah rumah di Kota Bandar Lampung Tahun 2014. 1.4 Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini mempunyai manfaat yaitu memberikan informasi tentang pelaksanaan program di Kota Bandar Lampung Tahun 2014, bahwa: 1. Komunikasi atau sosialisasi sangat penting dalam kebijakan bedah rumah, karena dengan sosialisasi dapat diketahui maksud, tujuan dan sasaran serta subtansi dari kebijakan tersebut sehingga kebijakan dapat diimplementasikan dengan efektif.

8 2. Sumber daya, baik sumber daya manusia (staf) maupun sumber daya dana/ anggaran merupakan faktor krusial dalam kebijakan bedah rumah, karena kebijakan akan dapat diimplementasikan dengan baik jika didukung oleh sumber daya manusia dan anggaran yang memadai. 3. Sikap atau komitmen pelaksana kebijakan merupakan faktor yang sangat penting dalam implementasi kebijakan, karena dengan komitmen atau kesediaan pelaksana kebijakan akan sangat mendukung keberhasilan imlementasi kebijakan. 4. Koordinasi sangat penting dalam kebijakan bedah rumah, karena suatu kebijakan yang dilaksanakan dengan melibatkan unit-unit organisasi, akan dapat diimplementasikan dengan efektif, jika koordinasi dilaksanakan dengan baik.