BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Retsa Husaeni, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fajar Nugroho Muttaqin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Alamiah, 2013

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjawab tantangan tersebut, maka tantangan yang muncul merupakan. ancaman serius yang harus diupayakan metode penyelesainnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indra Dwi Handoko, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. dengan proses pendidikan yang bermutu (Input) maka pengetahuan (output) akan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Kanatuddiiniyah Haris Purnomo, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bukan merupakan segmen bisnis yang populer. menerbitkan edisi Bandung-nya, seperti Kompas, Republika, SINDO, Koran Tempo,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wirawan (2009: 5) kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan program yang semula dicanangkan oleh pemerintah dan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Secara kuantitas, hal ini dapat dilihat dari pertambahan jumlah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Non Formal yang ada di masyarakat. Berdasarkan data yang di tunjukan oleh ditjen PAUDNI Kabupaten Bandung Barat tahun 2012 bahwa ada 899 lembaga PAUD dan pada tahun 2013 jumlah lembaga PAUD bertambah menjadi 950 buah, sedangkan secara kualitas sudah banyak diklat yang salah satunya dilaksanakan oleh HIMPAUDI dalam rangka HUT ke-3 yang diikuti oleh 120 tutor PAUD se-kecamatan Lembang, hal tersebut diadakan guna menunjang penyempurnaan kegiatan belajar mengajar yang ada. Sebagai satu rangkaian dari penyelenggaraan program PAUD Non Formal, adalah dari segi mengelola sebuah lembaga PAUD Non Formal. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan penyelenggara atau pengelola dalam menyusun rancangan program dan mengelola pembiayaan lembaganya masih sangat lemah. Penyelenggara atau pengelola tidak dapat menyediakan program serta media belajar yang efektif dan efisien untuk menunjang lembaganya sehingga kemajuan lembaga tidak dapat dipantau dengan baik. Kualitas program PAUD Non Formal biasanya tergantung dari kemampuan pengelola dalam mengelola lembaga tersebut, akan tetapi pengelolaan yang diterapkan pada suatu lembaga tersebut juga dapat menjadi sangat berperan dalam keberlangsungan lembaga PAUD. Kelompok Bermain Bunga Nusantara merupakan wadah layanan anak usia dini yang merupakan aktivitas rutin dipandang sebagai tempat yang cocok untuk dapat membantu dalam penyelenggaraan dan pembinaan anak usia dini. Pada perkembangannya kegiatan kelompok bermain tidak hanya melayani kegiatan bermain sambil belajar tetapi juga kemandirian dan kreativitas. Kegiatan semacam ini dirasakan membawa manfaat bagi kemajuan warganya. Kelompok Bermain

2 Bunga Nusantara adalah salah satu wadah kegiatan yang telah membawa layanan pendidikan pra-sekolah terhadap anak usia dini. Pada perkembangannya kegiatan Kober Bunga Nusantara tidak hanya memberi kegiatan seperti pendidikan pra-sekolah, tetapi juga membantu penyuluhan kesehatan dan pembinaan makanan tambahan. Semakin tinggi frekuensi kegiatan yang dimiliki Kober Bunga Nusantara pada umumnya maka semakin mendorong untuk menambah kegiatan yang membawa manfaat bagi kemajuan warganya. Untuk meningkatkan kinerja pegawai Kober Bunga Nusantara, pengelola sering melakukan beberapa cara yang dapat membuat suatu perubahan ke arah yang lebih positif demi tujuan dari lembaga. Penerapan asas kekeluargaan di Kober Bunga Nusantara membuat komunikasi antar pegawai dengan pengawai lain maupun dengan pengelola berjalan secara rutin dan pada setiap masalah yang dimiliki oleh pegawai baik didalam lembaga maupun diluar lembaga dapat diselesaikan bersama sehingga tidak ada kesenjangan antar pegawai, tutor, dan pengelola. Hal ini dilakukan demi kebaikan dan tujuan dari lembaga Kober Bunga Nusantara akan tetapi adanya tujuan masing-masing dari setiap pegawai membuat pengaruh besar terhadap tujuan dari lembaga dikarenakan kurangnya penerapan kedisiplinan untuk pegawai baru yang minim pengalaman dalam berorganisasi. Pengembangkan beberapa program cukup untuk membantu para jajaran tutor, pegawai, dan pengelola merasakan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di lembaga Kober Bunga Nusantara, hal ini dikarenakan kegiatan yang bersangkutan pada pengembangan program dilaksanakan dengan kerjasama antara tutor, pegawai, dan pengelola dalam walaupun program yang dilaksanakan masih mengacu pada program pemerintah untuk Kober. Hal yang disayangkan adalah kurangnya sosialisasi mengenai pelaksanaan program kepada masyarakat sehingga kurangnya bentuk kerjasama dari Kober dengan masyarakat dalam pelaksanaan sebuah program. Proses penunjang yang paling penting dalam keberlangsungan Kober selain dari segi pengembangan program juga ada pada pengelolaan pembiayaan lembaga tersebut, sumber dana yang diperoleh Kober Bunga Nusantara adalah sumbangan dari masyarakat berupa iuran bulanan,

3 sehingga masih sangat minim untuk digunakan dalam pelaksanaan pengembangan program karena dengan adanya biaya tersebut Kober hanya dapat menyediakan sarana prasarana juga media-media pembelajaran. Lembaga Kober memerlukan biaya yang tidak sedikit dan pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan juga diperhatikan secara lebih serius karena dalam segi pembiayaan ini peran pengelola kembali diperlukan untuk menjamin kualitas kelompok bermain Bunga Nusantara dengan keaktifan pengelola dalam menggunakan dan menerima biaya dari berbagai pihak maka pengelola memerlukan pembukuan dalam penggunaan biaya, hal ini dibutuhkan untuk menghindari tuntutan lain dari tutor, pegawai dan orang tua pada hal yang tidak diprioritaskan seperti untuk perbaikan fasilitas belajar juga sarana lain seperti Alat Permainan Edukatif (APE) dalam dan luar. Peraturan merupakan upaya lembaga untuk meningkatkan kinerja para pegawainya, karena dengan adanya aturan dalam sebuah organisasi akan meningkatkan keseriusan pegawai dalam bekerja tanpa adanya pengawasan dari pengelola Komunikasi yang dijalankan oleh tutor dan pengelola kepada orang tua jarang terlihat terutama dalam hal pencapaian perkembangan. Kebanyakan orang tua menyekolahkan anaknya ke dalam Kober adalah demi kepentingannya masingmasing. Ini merupakan hal yang kurang baik karena waktu yang didapatkan oleh anak lebih banyak ketika bersama dengan orang tuanya masing-masing, tutor pun demikian karena banyak hal yang harus disampaikan kepada orang tua mengenai perkembangan anak namun hal tersebut tidak terjadi. Upaya dari hal tersebut, Kober membuat buku penghubung sebagai media komunikasi antara orang tua dengan tutor dalam menyampaikan pesan mengenai perkembangan anak akan tetapi tanggapan dari orang tua mengenai hal tersebut sangat minim. Memiliki ketua yang kreatif dan dapat bertanggung jawab pada program merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap pegawai baik dalam meningkatkan kompetensi maupun kualitas karena program merupakan upaya yang digunakan oleh setiap kesatuan organisasi dalam sebuah lembaga. Pengembangan program yang menjadi aspek dalam pengelolaan suatu lembaga dapat dirasakan sangat baik di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

4 (PKBM) Jayagiri karena selain memiliki karyawan dan juga pegawai yang solid PKBM Jayagiri juga mempunyai ketua yang sangat menjunjung tinggi visi dan misi dari lembaga oleh karena itu setiap program yang anak dilaksanakan terlebih dahulu direncanakan secara matang dan persiapannya dilengkapi dengan sempurna, sehingga program yang akan dilaksanakan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat akan keseriusan lembaga membangun masyarakat tersebut. Kelompok Bermain Bunga Nusantara memiliki komitmen untuk membantu orang tua agar dapat menstimulasi anak usia dini secara tepat terutama pada fase golden age, dengan menyediakan berbagai fasilitas dan rangsangan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak dan memberikan bimbingan orang tua melalui parenting education, sehingga terjadi keselarasan antara stimulasi di kelompok bermain dengan stimulasi di rumah pentingnya kerjasama di rumah antara orang tua dan lembaga pendidikan untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak usia dini. Untuk membangun perkembangan dan membentuk karakter dari anak memerlukan bimbingan yang baik dari seorang pembimbing dalam hal ini adalah tutor karena dengan memiliki kompetensi propesional tutor dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh anak sehingga pencapaian perkembangan akan berjalan dengan baik. Kober Bunga Nusantara memiliki masalah dalam penyediaan tutor yang berkompetensi propesional karena seringnya pergantian tutor terjadi dan hal ini mengakibatkan perkembangan anak tidak berjalan dengan optimal. Dalam menutupi hal tersebut pengelola sering mencari tutor baru, akan tetapi karena keterbatasan waktu maka pengelola selalu mendapatkan tutor yang kopetensi dan pengalamannya kurang. Tidak jarang pengelola meyuruh pamong belajar dari kesetaraan untuk mengisi posisi tutor namuh dengan jalan tersebut dirasakan tidak akan menutupi masalah. Menanggapi hal tersebut pengelola sering mengikutsertakan tutor yang baru pada beberapa kegiatan pelatihan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi tutor. Pengelolaan dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui orang-orang serta kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan-

5 tujuan dari organisasi berdasarkan dari perngertian tersebut pengelolaan itu tidak bisa hanya dilakukan sendiri tapi juga menyangkut berbagai pihak yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan secara bersama. Pengertian lebih jauh bahwa pengelolaan itu merupakan serangkaian kegiatan memerankan, mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan, dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari pengertian tersebut terdapat tiga dimensi penting dalam pengelolaan suatu program yaitu: 1) bahwa dalam manajemen terjadi kegiatan yang dilakukan oleh seorang pengelola bersama orang-orang atau kelompok. Hal ini menunjukan bahwa betapa pentingnya kepemimpinan dan keterampilan khusus yang perlu dimiliki oleh pengelola untuk melakukan hubungan kemanusiaan dengan orang lain dan untuk mempengaruhi orang lain, baru melalui hubungan perorangan maupun kelompok. 2) kegiatan yang dilakukan bersama dengan orang lain itu mempunyai tujuan yang akan dicapai sesuai dengan kesepakatan bersama. 3) pengelolaan itu dilakukan dalam organisasi, sehingga tujuan yang akan dicapai itu merupakan tujuan organisasi. Hal yang dapat mendukung terselenggaranya program yaitu dengan adanya anggaran, sehingga dapat menunjang kegiatan dengan sarana dan prasarana. Untuk mencapai suatu tujuan dalam sebuah lembaga maka sosok yang sangat diperlukan adalah seorang dengan jiwa kepemimpin tinggi. Tujuan juga tidak hanya berdampak pada peningkatan kinerja pegawai akan tetapi dapat berpengaruh sampai keluar lembaga yaitu daerah sekitar yang menjadi bagian dari lembaga ataupun sasaran dari lembaga tersebut, kurangnya pemahaman akan pendidikan di daerah Jayagiri membuat PKBM Jayagiri sebagai lembaga pendidikan masyarakat merasakan tanggung jawab yang besar dalam hal untuk meningkatkan kualitas masyarakat di daerah sekitarnya, untuk itu PKBM Jayagiri mulai mengajak para masyarakat sekitar untuk bersama-sama meningkatkan kualitas terutama dari segi pendidikan.

6 Pendidikan merupakan modal paling penting terutama dalam era modern ini, hal tersebut disadari oleh ketua PKBM Jayagiri. Oleh karena itu masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan diwajibkan menjadi sasaran untuk mengenyam pendidikan. Ada beberapa program yang dilaksanakan oleh PKBM Jayagiri diantaranya yaitu Kober Bunga Nusantara yang merupakan satuan pendidikan anak usia dini. Masyarakat sekitar PKBM Jayagiri memiliki jumlah anak usia PAUD yang banyak dan dengan adanya program kelompok bermain Bunga Nusantara dirasa masyarakat sangat baik dalam meningkatkan kualitas masyarakat sekitar desa Jayagiri. Antusias yang tinggi membuat masyarakat ingin memiliki anak yang dapat bersaing, kreatif, dan mandiri saat memasuki pendidikan dasar. Hal ini dikarenakan kepala PKBM Jayagiri yang mulai mensosialisasikan mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini dalam meningkatkan kualitas di masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah pengelolaan Kelompok Bermain Bunga Nusantara di PKBM Jayagiri Desa Jayagiri. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kelana Andini Puteri di Kelompok Bermain Bunga Nusantara mengenai Penyelenggaraan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif Untuk Meningkatkan Pengetahuan Orang Tua, penelitian ini lebih dikerucutkan pada ruang lingkup dari pengelolaan yaitu pada dimensi kepemimpinan, dimensi pengembangan program, dan dimensi pembiayaan. B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dapat diidentifikasi masalah yang ada adalah sebagai berikut: 1. Pengelola secara rutin melakukan pertemuan dengan pegawai dan tutor setiap satu minggu sekali untuk mengkomunikasikan hal mengenai kedisiplinan bekerja maupun pengembangan program, sehingga berdampak pada peningkatan kinerja para pegawai dan tutor kelompok bermain. 2. Adanya proses komunikasi yang dilakukan oleh pengelola Kelompok Bermain dengan orang tua peserta didik pada saat proses pembelajaran

7 maupun diluar jam pembelajaran, proses komunikasi tersebut dilakukan di dalam ruangan Kober maupun di luar ruangan Kober. 3. Kelompok Bermain Bunga Nusantara memiliki tiga tutor yang dua diantaranya merupakan lulusan SMA, namun pengelola sering mengikutsertakan tutor pada berbagai pelatihan PTK untuk meningkatkan kompetensi. 4. Dilibatkannya semua pegawai dan tutor dalam merencanakan suatu program di kelompok bermain Bunga Nusantara. Hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan dari program. 5. Dana yang diperoleh Kober Bunga Nusantara hanya dari swadaya masyarakat setiap satu bulan sekali, dana tersebut digunakan sepenuhnya untuk membayar honor tutor dan kebutuhan belajar Kober. Meskipun dana yang didapatkan terbatas, akan tetapi Kober tetap melaksanakan proses pembelajaran. Dilihat dari identifikasi masalah tersebut, untuk mempermudah serta mengarahkan pada tujuan yang ingin dicapai dalam menganalisis permasalahan sehingga jelas dan terarah. Maka penelitian ini dibatasi pada analisis pengelolaan Kelompok Bermain. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara? Berdasarkan hasil identifikasi tersebut rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Kepemimpinan yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara? 2. Bagaimana Pengembangan Program yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara? 3. Bagaimana Pembiayaan yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas adalah untuk mendapatkan jawaban dari hasil permasalahan yang peneliti dapatkan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

8 1. Mendeskripsikan penerapan kepemimpinan di kelompok bermain Bunga Nusantara. 2. Mendeskripsikan penerapan pengembangan program di kelompok bermain Bunga Nusantara. 3. Mendeskripsikan penerapan pembiayaan di kelompok bermain Bunga Nusantara. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk menfaat secara praktis maupun manfaat bagi pengembangan ilmu :dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Dengan dilaksanakaannya penelitian ini diharapkan peneliti mengetahui secara langsung keterlibatan pengelola, pegawai, tutor, dan orang tua murid dalam menjalankan proses pembelajaran bagi anak usia dini di kelompok bermain bunga nusantara melalui pengelolaan yang digunakan sehingga dapat berbagi dan mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai penerapan pengelolaan yang digunakan di kelompok bermain Bunga Nusantara. 2. Manfaat Praktis (operasional) a. Bagi pihak masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahunan mengenai pentingnya sebuah pengelolaan pada lembaga kepada masyarakat sehingga lembaga tersebut dapat terus memberikan layanan kepada masyarakat akan pendidikan anak usia dini melalui program Kelompok Bermain. b. Bagi dunia pendidikan pada umumnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai study deskriktif dimana banyaknya satuan Kober sejenis yang tidak baik pada proses pengelolaannya, sehingga kebanyakan dari lembaga PAUD program Kober tersebut tidak dapat dipertahankan dan keberlangsungan Kober tidak lama.

9 E. Struktur Organisasi Skripsi Untuk mempermudah dalam penulisan pembahasan dan penyusunan selanjutnya, berikut ini adalah sistematika penulisan yang terdiri dari : BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi. BAB II Kajian Teoritis, terdiri dari landasan teoritis dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian ini. Pertama, Konsep Kepemimpinan yang terdiri dari Pengertian, Tujuan, Gaya, dan Fungsi dari Kepemimpinan. Kedua, Konsep Pengelolaan yang terdiri dari Definisi, Fungsi, dan Prinsip dari Pengelolaan. Ketiga, Konsep Pembiayaan yang terdiri dari Pengertian, Komponen, Penganggaran, Prinsip Penyusunan dan Fungsi dari Pembiayaan serta Kerangka Pemikiran Penelitian BAB III Metode Penelitian, merupakan rincian pedoman dalam melakukan penelitian yang digunakan dengan bermacam-macam komponen dimulai dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian (yang didalamnya terbagi oleh tahapan pra lapangan, tahapan pekerjaan lapangan, tahapan analisis data, dan tahapan penulisan laporan), metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, triangulasi data, dan analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan di dalamnya inti dari penelitian yang telah dilakukan terhadap permasalahan yang melatarbelakangi penelitian beserta analisis data yang sesuai dengan metode penelitian dengan dua komponen utama yaitu analisis data dan pembahasan serta temuan hasil penelitian. BAB V Simpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil temuan penelitian serta rekomendasi pada pihak-pihak yang bersangkutan, dengan dua komponen utama yaitu kesimpulan dan saran.