PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

dokumen-dokumen yang mirip
A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGELOLA KURSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PENILIK DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 42 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PAMONG BELAJAR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Perat

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 43 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 58 TAHUN 2009 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2009 STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG


JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 26 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008 STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN KEPADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 45 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR TEKNISI SUMBER BELAJAR PADA KURSUS DAN PELATIHAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

INSTRUMEN PENILAIAN KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU MATA PELAJARAN/KELAS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

KEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

OLEH: Yusuf Muhyiddin

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA MAHASISWA PADA KEGIATAN WORKSHOP SSP DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PPG SM3T

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK. Bobot (B)

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

KODE ETIK GURU INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN

DEFINISI DI ATAS MELIPUTI ASPEK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG AKREDITASI BERKALA ILMIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar )

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Pembimbing pada Kursus dan Pelatihan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008; 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN. Pasal 1 (1) Pembimbing pada kursus dan pelatihan wajib memenuhi standar pembimbing pada kursus dan pelatihan yang berlaku secara nasional. (2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi pembimbing pada kursus dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 2 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 2009 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. Salinan sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional, BAMBANG SUDIBYO Dr. A. Pangerang Moenta, SH., M.H., DFM NIP 196108281987031003

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 A. KUALIFIKASI PEMBIMBING STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN Standar kualifikasi pembimbing pada kursus dan pelatihan sesuai dengan fungsi kursus dan pelatihan sebagai berikut : 1. Kursus dan pelatihan yang berfungsi untuk meningkatkan penguasaan keilmuan (akademik) dan/atau keahlian a. kualifikasi akademik minimal S1 atau D4 yang diperoleh dari perguruan tinggi terakreditasi dan sesuai dengan kebutuhan kursus dan pelatihan b. sertifikat kompetensi pembimbing pada kursus dan pelatihan c. pengalaman kerja sebagai instruktur di bidang keahlian pada kursus dan pelatihan yang relevan. 2. Kursus dan pelatihan yang berfungsi untuk meningkatkan keterampilan praktis a. kualifikasi akademik minimal lulusan SMA/SMK/MA/Paket C b. sertifikat kompetensi sebagai pembimbing pada kursus dan pelatihan c. pengalaman kerja pada bidangnya minimal tiga tahun. B. STANDAR KOMPETENSI PEMBIMBING Standar kompetensi pembimbing pada kursus dan pelatihan ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja pembimbing pada kursus dan pelatihan. No. KOMPETENSI SUB KOMPETENSI A. Kompetensi Pedagogik 1. Memahami karakteristik dan kebutuhan warga belajar dalam menyelenggarakan program 1.1 Mendeskripsikan karakteristik fisik, psikis, sosial, dan budaya 1.2 Menjelaskan tingkat ketuntasan belajar 1.3 Mendeskripsikan kemampuan warga belajar dalam melaksanakan praktik. 1.4 Mendeskripsikan bakat, minat, dan potensi lingkungan warga belajar sebagai dasar untuk membantu memilih pekerjaan, mengembangkan karier dan kemampuan kewirausahaan. 1

1.5 Mendeskripsikan gaya dan kebiasaan belajar warga belajar sebagai dasar penyelenggaraan program 2. Menerapkan prinsip, model, dan pendekatan belajar dan bimbingan yang sesuai dengan karakteristik warga belajar. 3. Merancang program 4. Melaksanakan program 2.1 Menerapkan prinsip belajar pedagogik dan andragogik dalam menyelenggarakan program 2.2 Menerapkan prinsip bimbingan yang sesuai dengan karakteristik warga belajar dalam menyelenggarakan program 2.3 Menerapkan model dan pendekatan bimbingan dalam membantu warga belajar merefleksikan pengalaman belajarnya. 2.4 Mengenali model dan pendekatan bimbingan untuk mengembangkan kegiatan belajar dan kerja kelompok. 2.5 Menerapkan model dan pendekatan bimbingan dalam mendorong kemandirian belajar dan bekerja di dunia industri dan usaha mandiri. 3.1 Menganalisis kebutuhan, bakat dan minat warga belajar dalam mengikuti program 3.2 Menganalisis kemampuan atau pengetahuan awal warga belajar yang telah diperoleh dari instruktur. 3.3 Merumuskan tujuan bimbingan sesuai dengan isi pendidikan kecakapan hidup. 3.4 Menetapkan kegiatan pembimbingan sesuai dengan tujuan 3.5 Menetapkan materi bimbingan sesuai dengan tujuan 3.6 Menetapkan media dan sumber belajar sesuai dengan tujuan dan gaya belajar 3.7 Menetapkan prosedur dan teknik penilaian untuk menilai keefektifan program 4.1 Menyiapkan materi bimbingan sesuai dengan tujuan bimbingan, minat dan kebutuhan warga belajar 2

4.2 Menggunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan tujuan bimbingan dan gaya belajar 4.3 Menggunakan metode dan teknik bimbingan yang memandirikan warga belajar untuk bekerja dan belajar. 4.4 Memotivasi warga belajar untuk memiliki etos kerja. 5. Melaksanakan penilaian proses, keluaran dan dampak 6. Melaksanakan program pembinaan karier. 5.1 Menerapkan prinsip penilaian 5.2 Menyusun instrumen penilaian 5.3 Menetapkan langkah-langkah penilaian 5.4 Mengadministrasikan penilaian 5.5 Menganalisis hasil penilaian 5.6 Memanfaatkan hasil penilaian 6.1 Mendeskripsikan prinsip pembinaan karier di dunia industri dan usaha mandiri. 6.2 Merancang program pembinaan karier. 6.3 Melaksanakan kegiatan pembinaan karier. 6.4 Melaksanakan penilaian pembinaan karier. 6.5 Memanfaatkan hasil penilaian pembinaan karier. B. Kompetensi Kepribadian 7. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya Indonesia. 7.1 Menghargai warga belajar tanpa membedakan agama dan kepercayaan yang dianut, suku, adat istiadat, asal daerah, dan gender. 7.2 Bersikap sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan budaya yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 7.3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, ramah, dan menjadi panutan 8. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bersikap adil dan jujur. 8.1 Berperilaku yang mencerminkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 8.2 Menerapkan nilai agama yang dianut untuk mengembangkan motivasi belajar dan bekerja pada 3

8.3 Berperilaku jujur, adil, manusiawi, budi pekerti luhur, dan toleran. 9. Menampilkan diri sebagai pribadi mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana dan berwibawa. 10. Bersikap terbuka, akrab, empatik, dan simpatik terhadap 9.1 Berperilaku yang mencerminkan sebagai pribadi yang bersemangat, bertanggung jawab, stabil dan dewasa dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. 9.2 Berperilaku arif dan bijaksana dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. 9.3 Berperilaku memberdayakan warga belajar untuk membangun keterlibatan dalam proses 9.4 Menunjukkan perilaku berwibawa yang dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi warga belajar untuk berprestasi. 9.5 Menunjukkan penghargaan, penghormatan, kecintaan dan kepercayaan kepada warga belajar. 9.6 Mengakui perbedaan untuk membina kebersamaan dalam belajar, berusaha, dan bermasyarakat. 9.7 Membangun hubungan kesetaraan dengan warga belajar dalam melaksanakan bimbingan yang dialogis. 9.8 Menjadi teladan bagi warga belajar dan masyarakat. 10.1 Menunjukkan sikap menerima warga belajar sebagaimana adanya dan berupaya memahami, membantu, dan mengembangkan potensinya. 10.2 Menampilkan sikap bijak terhadap warga belajar dalam pem 10.3 Menunjukkan sikap penuh perhatian terhadap permasalahan warga belajar dalam belajar dan pengembangan karier. C. Kompetensi Sosial 11. Bersikap inklusif, bertindak objektif, dan toleran. 11.1 Berperilaku inklusif dan objektif terhadap warga belajar, sejawat, dan lingkungan sekitar. 4

11.2 Berperilaku toleran terhadap warga belajar, sejawat, dan anggota masyarakat lainnya. 12. Berkomunikasi secara efektif, simpatik, empatik, dan santun dengan teman sejawat dan masyarakat. 13. Beradaptasi di tempat kerja. 14. Berkomunikasi dengan komunitas profesi dan komunitas lainnya. 15. Berkomunikasi dengan dunia industri dan lembaga pendidikan lain sebagai mitra kerja. 16. Mengamalkan kode etik profesi dalam melaksanakan 12.1 Berkomunikasi secara efektif, simpatik, empatik, dan santun dengan sejawat. 12.2 Berkomunikasi secara efektif, simpatik, empatik, dan santun dengan masyarakat. 13.1 Beradaptasi di tempat kerja dalam rangka meningkatkan keefektifan kinerja. 13.2 Membangun hubungan sosial dengan lingkungan kerja. 14.1 Berkomunikasi dengan teman seprofesi dan profesi lainnya, baik dalam maupun luar negeri untuk meningkatkan kualitas kinerja. 14.2 Mengkomunikasikan hasil inovasi bimbingan kepada komunitas seprofesi dan lainnya. 14.3 Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing, untuk bidang bimbingan keahlian tertentu. 14.4 Berkomunikasi dengan komunitas profesi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 15.1 Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan dunia industri untuk mengembangkan program 15.2 Menjalin kerjasama dengan dunia industri untuk kegiatan praktik kerja atau magang. 15.3 Menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan formal untuk saling membantu dalam memperluas dan meningkatkan kualitas pembelajaran. 15.4 Melakukan kerjasama dengan satuan pendidikan nonformal dalam menambah jangkauan sasaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran. 16.1 Menjelaskan nilai etika, estetika, dan sosial sebagai landasan moral pelaksanaan tugastugas profesional pem 5

16.2 Mengamalkan kode etik dan nilai sosial dalam melaksanakan tugas D. Kompetensi Profesional 17. Menerapkan prinsip dan teknik bimbingan dalam rangka membantu warga belajar mendalami hasil belajarnya. 18. Menerapkan strategi pemilihan dan pengembangan karier. 19. Memecahkan masalah belajar dan karier. 20. Mengembangkan kreativitas dan kemandirian usaha. 17.1 Menerapkan prinsip dan teknik pembelajaran pedagogik dan andragogik untuk melaksanakan bimbingan terhadap 17.2 Menerapkan teknik bimbingan dalam membantu warga belajar memahami, menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. 17.3 Menerapkan teknik bimbingan dalam membantu warga belajar memahami, menerapkan dan mengembangkan sikap profesional dalam bekerja. 17.4 Menerapkan teknik bimbingan dalam membantu warga belajar mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan. 17.5 Menerapkan prinsip belajar tentang cara memperoleh pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan bekerja di dunia industri dan usaha mandiri. 18.1 Menganalisis potensi pekerjaan di masyarakat. 18.2 Menganalisis potensi warga belajar untuk menentukan pilihan karier yang sesuai. 18.3 Memfasilitasi warga belajar dalam memilih dan mengembangkan karier. 19.1 Menganalisis kesulitan warga belajar dalam menguasi keterampilan. 19.2 Mendiagnosis sikap dan nilai yang menghambat pembelajaran dan pembinaan karier. 19.3 Menyelesaikan permasalahan pembelajaran 20.1 Membantu warga belajar memanfaatkan kemampuan dan keterampilan dalam memilih karier. 6

20.2 Membantu mengembangkan kreativitas warga belajar dalam menghadapi tantangan untuk meningkatkan kualitas hidup. 21. Melaksanakan pendampingan. 22. Melaksanakan pengembangan kemitraan antara lembaga kursus dan pelatihan dengan sekolah, dunia industri, usaha mandiri, pemerintah, dan masyarakat. 21.1 Menganalisis permasalahan yang dihadapi lulusan dalam bekerja di dunia industri dan usaha mandiri. 21.2 Membantu warga belajar memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru untuk mengatasi permasalahan di dunia industri dan usaha mandiri. 21.3 Melakukan pendampingan warga belajar dalam menerapkan hasil belajarnya di dunia industri dan usaha mandiri. 22.1 Memfasilitasi hubungan kerja sama antara lembaga kursus dan pelatihan dengan sekolah. 22.2 Memfasilitasi hubungan kerja sama antara lembaga kursus dan pelatihan dengan dunia industri dan usaha mandiri. 22.3 Memfasilitasi hubungan kerja sama antara lembaga kursus dan pelatihan dengan pemerintah. 22.4 Memfasilitasi hubungan kerja sama antara lembaga kursus dan pelatihan dengan masyarakat. MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO Salinan sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional, Dr. A. Pangerang Moenta, SH., M.H., DFM NIP 196108281987031003 7