Perusahaan terkemuka dengan upaya suap dalam menjalankan bisnisnya di luar negeri, turut menghambat pembangunan di negaranegara

dokumen-dokumen yang mirip
Corruption Perception Index Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta.

BAB I PENDAHULUAN. terkait kasus-kasus korupsi yang dilakukan pejabat dan wakil rakyat.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

Studi Investor Global 2017

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA TAHUN 2018 vs 2017 (LANJUTAN) PINTU MASUK UTAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Lingkungan Pemasaran Global Ekonomi dan Sosial-Budaya

Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut :

Nama:bayu prasetyo pambudi Nim: Analisis negara maju negara berkembang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan.

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

IV. METODE PENELITIAN

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2011

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

IV. GAMBARAN UMUM Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG MEMUTUSKAN:

Executive Summary. PKAI Strategi Penanganan Korupsi di Negara-negara Asia Pasifik

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

Global Investor Study 2017

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. keamanan masyarakat dengan cara merusak lembaga dan nilai-nilai demokrasi,

Makalah Geografi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG. Disusun oleh: R.A Adelia Sharfina Rosanti

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JUNI 2015

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

Ringkasan Eksekutif-Global Corruption Barometer 2007

Global Small Business Confidence Monitor HSBC Commercial Banking JULY 2010

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JANUARI 2016

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. : Gambar 4.1 Logo Prudential Life Assurance

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) melalui Pintu Masuk Makassar menurut Kebangsaan

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

BUSSINESS ETHNICS ACROSS CULTURAL

INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia

RENCANA DAN REALISASI INVESTASI DAN TENAGA KERJA PMDN MENURUT SEKTOR EKONOMI DI NTB TAHUN 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM APRIL 2015

Markit PMI / 2. Markit PMI TM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PBB DAN BANK DUNIA MELUNCURKAN PRAKARSA ( STOLEN ASSET RECOVER ) UNTUK MEMBERANTAS KORUPSI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 123/PMK.04/2011 TENTANG

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM MARET 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TENTANG HASIL REKOMENDASI SIDANG KOMISI KONGRES PPI DUNIA TAHUN 2012

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Global Small Business Confidence Monitor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR

Dalam dua dekade terakhir, tren jumlah negara yang melakukan eksekusi hukuman mati menurun

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR NOVEMBER 2015

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

KORUPSI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Meningkatnya Impor Barang Modal Dukung Industri dan Adanya Peningkatan Ekspor ke Pasar Nontradisional

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, APRIL 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

2013, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu mengesahkan Persetujuan tersebut dengan Peratura

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH JUNI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH OKTOBER 2012

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL

KEBIJAAKAN ANTI-KORUPSI

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

M A K A L A H. Tentang : Negara Maju Dan Berkembang. Disusun Oleh :

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2014

Transkripsi:

TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA EMBARGOED FOR TRANSMISSION AND RELEASE UNTIL 4 OCTOBER 2006 at 09.00 GMT; 11.00 CET; 05.00 EST (16.00 WIB) Perusahaan terkemuka dengan upaya suap dalam menjalankan bisnisnya di luar negeri, turut menghambat pembangunan di negaranegara berkembang Upaya suap di luar negeri oleh negara-negara kekuatan ekonomi baru, khususnya BRICs, sangat mengejutkan Berlin/Brussels, 4 October 2006 Survei Indeks Pembayar Suap (IPS/Bribe Payer Index) Transparency International 2006 mengungkapkan bahwa kegiatan suap di luar negeri yang dilakukan perusahaan negara-negara pengekspor besar masih umum terjadi, padahal telah ada hukum internasional anti-suap yang menetapkan praktek tersebut sebagai tindakan pidana. IPS TI ini meneliti kecenderungan perusahaan negara-negara pengekspor terkemuka melakukan suap di luar negeri. Dalam rangking IPS ini, perusahaan dari negara-negara kaya umumnya berada pada rangking 1 sampai 15, tapi secara rutin masih melakukan suap, terutama jika beroperasi di negara-negara berkembang. Perusahaan yang berasal dari negara kekuatan ekonomi baru Brasil, Rusia, India, dan Cina (BRICs) menempati rangking yang terakhir. Pada kasus Cina dan negaranegara yang tergabung dalam kelompok BRICs lainya, upaya penerapan prinsip bisnis anti-korupsi di negaranya ternyata tidak diterapkan oleh perusahaanperusahaan mereka ketika beroperasi di luar negeri. Perusahaan-perusahan yang melakukan suap sesungguhnya menghambat upaya perbaikan tata laksana pemerintahan di negara-negara berkembang sehingga mereka turut mendorong lingkaran kemiskinan, ujar Ketua Transparency International, Huguette Labelle. Responden dari negara-negara berpendapatan rendah seperti di Afrika, memandang perusahaan-perusahaan Perancis dan Italia sering melakukan suap di negara mereka. Adalah munafik jika penegakan hukum oleh pemerintah negara-negara anggota OECD hanya merupakan lip-service saja, sementara perusahaan-perusahaan mereka terus melakukan suap ketika beroperasi di luar negeri. Indeks Pembayar 1

Suap Transparency International menunjukan bahwa negara-negara tersebut kurang menunjukan keseriusan dalam mengawasi dan memantau tindakan suap yang dilakukan perusahaannya di luar negeri, ungkap David Nussbaum, Chief Executive Transparency International. Catatan Penegakan hukum internasioanl anti-suap masih mengecewakan. Pemerintah dan perusahaan telah memiliki aturan dan alat untuk diterapkan, ujar Nussbaum. Hukum anti suap telah dikembangkan di hampir semua Negara maju dengan mengadopsi konvensi anti-korupsi PBB dan OECD, tetapi masih terdapat masalah besar dalam penerapan dan penegakannya Rangking IPS: Tak ada pemenangnya! Rangking Skor ratarata Prosentase ekspor global (2005) Ratifikasi Konvensi OECD Ratifikasi konvensi PBB melawan korupsi Negara 1 Swiss 7.81 1.2 X 2 Swedia 7.62 1.3 X 3 Australia 7.59 1.0 X X 4 Austria 7.50 0.5 X X 5 Kanada 7.46 3.5 X 6 Inggris 7.39 3.6 X X 7 Jerman 7.34 9.5 X 8 Belanda 7.28 3.4 X 9 Belgia 7.22 3.3 X AS 7.22 8.9 X 11 Jepang 7.10 5.8 X 12 Singapura 6.78 2.2 13 Spanyol 6.63 1.9 X X 14 Uni Emirat Arab 6.62 1.1 15 Prancis 6.50 4.3 X X 16 Portugis 6.47 0.3 X 17 Meksiko 6.45 2.1 X X 18 Hong Kong 6.01 2.8 Israel 6.01 0.4 20 Italia 5.94 3.6 X 21 Korea Selatan 5.83 2.8 X 22 Arab Saudi 5.75 1.8 23 Brasil 5.65 1.2 X X 24 Afrika Selatan 5.61 0.5 25 Malaysia 5.59 1.4 26 Taiwan 5.41 1.9 27 Turki 5.23 0.7 X 28 Rusia 5.16 2.4 X 29 Cina 4.94 5.5 X 30 India 4.62 0.9 Hasil di atas berasal dari jawaban 11.000 lebih pelaku bisnis di 125 negara yang disurvei dalam Survei Opini Eksekutif the World Forum 2006. Skor 10 menunjukan persepsi tidak ada korupsi, skor 0 menunjukan bahwa korupsi dianggap marak. Posisi teratas ditempati Swiss, namun skor 7,8 masih jauh dari sempurna. Pesannya: mungkin ada banyak variasi, tetapi tidak ada pemenang yang sesungguhnya. BRICs: Pengaruh besar, tanggung jawab besar Negara-negara BRIC menempati urutan akhir dalam indeks IPS TI. India memiliki skor terendah. Cina, negara pengekspor terbesar ke-empat menempati rangking 2 terakhir dalam indeks ini. 2

Perusahaan yang melakukan tindak pidana suap sesungguhnya mengorbankan upaya-upaya perang melawan kemiskinan di negara-negara Afrika, kata Direktur Regional Transparency International untuk Afrika, Casey Kelso. Negara-negara Afrika seharusnya mengusut mereka secara serius. Melalui program anti-korupsinya, lembaga pembangunan regional seperti African Development Bank dapat membantu dengan mencegah perusahaan-perusahaan yang tidak jujur itu meraup keuntungan besar dengan bisnisnya sementara kemiskinan di negara-negara Afrika tetap terabaikan. Munculnya negara-negara BRIC sebagai kekuatan baru dalam perdagangan dunia, melahirkan tanggung jawab yang lebih besar bagi mereka untuk memerangi korupsi, ujar Labelle. Inilah saat yang tepat bagi Rusia, Cina, dan India untuk menjalankan ketentuan Konvensi OECD melawan Suap dan berkontribusi terhadap pasar pada masa mendatang. Dengan demikian mereka menjadi bagian dalam sejarah pemberantasan korupsi. Brasil, salah satu anggota BRIC, telah meratifikasi konvensi ini pada tahun 2000. Negara peringkat teratas belum mencapai indeks yang memuaskan Negara-negara yang menduduki rangking atas masih perlu melakukan banyak perbaikan dalam usaha memerangi suap. Pada bulan Maret tahun ini, perusahaan mobil yang dimiliki Jerman dan AS, DaimlerChrysler mengakui bahwa mereka tengah melakukan penyelidikan dan pemeriksaan dugaan pembayaran tak resmi yang dilakukan oleh staf mereka di Afrika, Asia, Eropa Timur. Turki menempati urutan ke-27, hampir menempati posisi terakhir dalam indeks ini. Ini merupakan hasil yang kritis karena negara ini sedang berupaya keras memperoleh keanggotaan Uni Eropa. Hasil ini menimbukan pertanyaan yang dapat menyulitkan negara ini tentang komitmen mereka terhadap Konvensi Anti-Suap OECD di mana Turki telah bergabung dengan OECD sejak tahun 2003. Sementara rekan sekawasannya di Eropa, Perancis dan Italia memiliki skor yang juga rendah. Jawaban responden di Afrika menempatkan Italia dan Perancis pada urutan ke-6 terendah. Amerika Serikat, yang melakukan terobosan baru dengan Foreign Corrupt Practices Act pada tahun 1977, seharusnya menempati rangking teratas, tetapi posisinya berada di belakang negara-negara anggota OECD. Inggris telah menunjukan upaya penegakan konvensi OECD yang rendah, walaupun skandal-skandal yang ada melibatkan perusahaan-perusahaan seperti British Aerospace. Transparency International telah menerbitkan laporan berkala tentang penegakan hukum konvensi tersebut dan hasilnya menunjukan bahwa hanya terdapat sedikit kemajuan di seluruh negara-negara anggota OECD. Di beberapa negara Asia, upaya memerangi korupsi yang kuat di dalam negeri, tidak mereka jalankan dengan konsisten manakala mereka melakukan bisnis di luar negeri. Hal ini terutama terjadi pada perusahaan-perusahaan yang berasal dari Singapura, Hong Kong, dan Taiwan. Mereka dinilai sangat korup oleh responden dari negara-negara non-oecd hal yang sama juga terjadi pada perusahaanperusahaan asal Uni Emirat Arab yang menunjukan standar ganda dalam praktek bisnis mereka. Meksiko, yang sebagian besar ekspornya mengalir ke Amerika Serikat, memiliki skor yang tinggi dan menempati urutan teratas di antara negara-negara Amerika Selatan. 3

Ikuti rantai pengadaan (supply chain) Perusahaan yang dinilai oleh para reponden dalam survey ini adalah cabang dari perusahaan multinasional. Akan tetapi perusahaan multinasional tersebut harus siap bertanggung jawab terhadap tindakan yang diambil oleh perusahaan cabangnya atau agennya di luar negeri, ujar anggota Dewan Pengurus Transparency International, Jermyn Brooks. Mereka harus melakukan due diligence sebelum terikat dengan perjanjian kerja sama. Divisi Pembelian (Pengadaan), Divisi Ekspor, dan Divisi Pemasaran serta Penjualan masih merupakan divisi yang rentan terhadap suap dan korupsi. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan suap bisa sangat besar. Dan perusahaan yang terbiasa melakukan suap di luar negeri memiliki resiko kehancuran akibat tindakan tidak etis para karyawannya. Demi kelangsungan hidup jangka panjang, perusahaan harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengakhiri praktekpraktek suap yang ada. Standar global untuk keadilan global Masyarakat internasional telah memiliki kerangka internasional yang terus berkembang untuk memerangi korupsi di era globalisasi ini. Banyak kemajuan telah dicapai, khususnya penerimaan dan penerapan Konvensi Anti-Suap OECD, tetapi pengawasan dan penegakan aturannya harus lebih keras dan tegas lagi. Selain itu, kemajuan yang telah dicapai akan rusak jika pemain besar seperti Cina, India, dan Rusia masih berada di luar sistem. Mereka merupakan ganjalan besar bagi perusahaan dan negara anggota OECD untuk mematuhi aturan yang ada. Jika aturan ini tidak diindahkan, semua pihak akan mengalami kerugian. Negara-negara yang mengadopsi peraturan Konvensi Anti-Suap OECD, sesungguhnya menunjukan bahwa mereka menganggap suap di luar negeri sebagai masalah yang sangat serius dan mereka petensial untuk memperoleh keanggotaan penuh OECD. REKOMENDASI Negara-negara anggota OECD harus meningkatkan penegakan aturan yang melarang melakukan suap di luar negeri seperti yang telah diatur dalam Konvensi Anti-Suap OECD dan mengerahkan semua sumber yang diperlukan untuk saling mengawasi penegakan hukumnya. Cina, India, dan Rusia sudah seharusnya mengadopsi aturan-aturan Konvensi Anti-Suap OECD. Bank Pembangunan Multilateral harus memasukan perusahaan yang terbukti bersalah melakukan suap ke dalam daftar hitam mereka. Perusahaan harus melakukan due diligence jika melakukan kerja sama dengan perusahaan lain atau melakukan akuisisi, dan menetapkan dan memberlakukan kebijakan anti-suap di internal perusahaan yang mencakup agen dan cabang mereka. Negara-negara berkembang harus memproses secara hukum perusahaan asing yang terbukti melakukan suap di negara mereka. Upaya penuntutan ini harus didukung oleh kerja sama hukum dan keuangan negara-negara tuan rumah. ### Transparency International is the global civil society organisation leading the fight against corruption 4

Note to editors: Keterangan lebih lanjut tentang Indeks Pembayar Suap tersedia dalam website TI Indonesia, www.ti.or.id 9 Desember 2006 adalah Hari Anti-Korupsi Internasional Media Contacts: TRANSPARENCY INTERNATIONAL Jesse Garcia Alt Moabit 96 Gypsy Guillén Kaiser 10559 Berlin, Germany Tel: +49 30 3438 20 666 http://www.transparency.org Mobile: +49 162 419 6454 press@transparency.org Rizal Malik Anung Karyadi Sekjen TI Indonesia Koordinator Advokasi dan Lobby Tel.:021-7208515, 7236004,7267807 Tel.:021-7208515, 7236004, 0811147737 rmalik@ti.or.id akaryadi@ti.or.id www.ti.or.id 5