Hartono, M. Hum., PBSI FBS UNY. Bahan Mata Kuliah

dokumen-dokumen yang mirip
ALUR DALAM FIKSI. Kusmarwanti, M. Pd. Bahan mata kuliah Kajian Fiksi

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB II LANDASAN TEORI. yang dapat dilakukan seseorang Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008: 869).

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PERISTIWA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 DEPOK YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu,

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

ASPEK KAJIAN SASTERA. 1. Ringkasan cerita lebih kurang patah perkataan. 2. Mengandungi huraian cerita mengikut urutan masa berdasarkan plot.

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menulis dengan pendekatan proses, dan menulis kreatif puisi dengan pendekatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori-teori mengenai aspek-aspek yang akan

BAB II KAJIAN TEORI. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka hal-hal yang akan dibahas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam bentuk cerita. Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN STRATEGI 3W2H PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALAM SKRIPSI

d. bersifat otonom e. luapan emosi yang bersifat tidak spontan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI KEGIATAN SANGGAR SASTRA PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI 1 PAJANGAN BANTUL SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Pembelajaran Apresiasi cerpen oleh Halimah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

Analisis Struktural dan Gaya Bahasa dalam Cerita Rakyar Bebanten Katresnan karya Sri Adi Harjono

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB II KAJIAN TEORITIS. Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga

PENULISAN KARANGAN FIKSI * Oleh: ASHADI SIREGAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pikir berisi uraian rinci pencapaian tujuan akhir penelitian.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB II KAJIAN TEORI. Indonesia, yakni tidak memiliki aturan yang baku. Menurut Dresden (dalam

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

II. LANDASAN TEORI. Pada umumnya drama menampilkan beberapa tokoh yang saling. sebagai manusia hidup di dunia nyata artinya tokoh-tokoh tersebut

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE BELANJA KATA DAN GAMBAR PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 SEYEGAN SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan

SKRIPSI. oleh Diah Nurwidasari NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN STRATEGI INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PRAMBANAN. Skripsi

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

Unsur-unsur dalam Karya Sastra. Kholid A.Harras

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

II. KAJIAN PUSTAKA. dengan karya-karya fiksi yang lebih panjang seperti novella (dalam pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

CERITA FIKSI DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SMP

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

GAYA BAHASA DALAM CERPEN WARGA KOTA KACANG GORENG KARYA ADEK ALWI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR MELALUI TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 13 SEMARANG

Transkripsi:

Hartono, M. Hum., PBSI FBS UNY Bahan Mata Kuliah 1

UNSUR-UNSUR PROSA NARATIF/FIKSI 2

Unsur Fiksi UNSUR FIKSI FAKTA CERITA SARANA CERITA tema tokoh alur latar judul Sudut pandang Gaya dan nada 3

1. T O K O H Para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi 3 dimensi tokoh : dimensi fisiologis : usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri muka, dan sebagainya dimensi sosiologis : status sosial, pekerjaan, jabatan, peranan dalam masyarakat, pendidikan, agama, pandangan hidup, ideologi, aktivitas sosial, organisasi, hobi, bangsa, suku, keturunan dimensi psikologis : mentalitas, ukuran moral, keinginan dan perasaan pribadi, sikap dan kelakuan (temperamen), intelektual (IQ) 4

Pembagian tokoh Berdasar keterlibatannya dalam cerita : Tokoh utama (sentral) : paling terlibat dengan makna atau tema, paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, paling banyak memerlukan waktu penceritaan Tokoh tambahan (periferal) Berdasar watak tokoh : Tokoh sederhana : tokoh yang kurang mewakili keutuhan personalitas manusia dan hanya ditonjolkan satu sisi karakternya saja Tokoh kompleks : menggambarkan keutuhan personalitas manusia yang mempunyai sisi baik dan buruk secara dinamis 5

Pembagian Tokoh Berdasarkan sifatnya Tokoh protagonis : tokoh yang baik Tokoh antagonis : tokoh yang jahat 6

Penokohan (cara menggambarkan tokoh) Langsung (telling, analitik) Tidak langsung (showing, dramatik) 7

Penokohan Tidak langsung penamaan tokoh (naming) cakapan penggambaran pikiran tokoh arus kesadaran (steam of consciousness) pelukisan perasaan tokoh perbuatan tokoh sikap tokoh pandangan seorang atau banyak tokoh terhadap tokoh tertentu pelukisan fisik pelukisan latar 8

2. ALUR (PLOT) Adalah (rangkaian peristiwa yang disusun berdasar hubungan kausalitas) Pembagian alur : awal (eksposisi yang mengandung instabilitas dan konflik) tengah (klimaks) akhir (denoument atau penyelesaian) 9

Kaidah alur 1. plausibilitas (kemasukakalan) jika tokoh-tokoh cerita dan dunianya dapat diimajinasikan (imajinable) jika memiliki kebenaran untuk dirinya sendiri deus ex machina (dewa dari langit) 2. suspense membangkitkan rasa ingin tahu ketidaktentuan harapan atau perasaan kurang pasti terhadap peristiwa yang akan terjadi 10

Kaidah alur 3. surprise (kejutan) jika sesuatu yang dikisahkan atau kejadiankejadian yang ditampilkan menyimpang atau bahkan bertentangan dengan harapan pembaca memperlambat atau mempercepat klimaks 4. unity (keutuhan) seluruh aspek cerita berhubungan membentuk satu kesatuan yang utuh dan padu 11

Jenis alur 1. Berdasar penyusunan peristiwa: alur progresif/kronologis/ maju: alur yang peristiwaperistiwanya disusun secara kronologis alur regresif/flash back/sorot balik/mundur: alur yang peristiwa-peristiwanya disusun secara tidak kronologis alur campuran: alur yang merupakan perpaduan alur progresif dan regresif 2. Berdasar kualitasnya: alur rapat: alur yang alur utamanya tidak dapat disisipi alur lain alur longgar: alur yang alur utamanya masih dapat disisipi alur lain 12

Jenis alur 3. Berdasar akhir cerita: alur terbuka: alur yang memiliki penyelesaian yang tidak jelas atau menggantung alur tertutup: alur yang memiliki penyelesaian yang jelas 4. Berdasar kuantitasnya: alur tunggal: alur yang rangkaian peristiwanya mengandung satu peristiwa primer alur jamak: alur yang rangkaian peristiwanya mengandung beberapa peristiwa primer 13

3. LATAR (SETTING) Adalah unsur fiksi sesuatu yang mengacu pada tempat, hubungan waktu, dan kondisi sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. 14

3. LATAR (SETTING) Dilihat dari kedetilannya dalam cerita: Latar netral: latar yang disebutkan secara tidak detil (misalnya hanya menyebut nama tempat saja) Latar tipikal: latar yang dideskripsikan secara detil, memiliki dan menonjolkan sifat khas latar tertentu, baik yang menyangkut latar tempat, waktu, maupun sosial 15

Unsur latar 1. latar tempat: latar yang mengacu pada tempat atau lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi 2. latar waktu: latar yang mengacu pada waktu kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi 3. latar sosial: latar yang mengacu pada kondisi sosial masyarakat yang diceritakan dalam karya fiksi 16

4. J U D U L Judul menjadi daya tarik pertama bagi pembaca. Kriteria judul: singkat (agar mudah diingat) menarik (bersifat eye-catching atau menangkap mata begitu orang memandangnya menggambarkan isi bersifat konotatif (bukan denotatif) mampu menggugah pembaca terhadap keinginannya mencari makna dari cerita yang dibacanya/memunculkan rasa ingin tahu 17

J U D U L (lanjutan) Judul yang berhasil banyak ditentukan oleh sensitivitas pengarang terhadap kekuatan kata-katanya atau kepekaan rasa bahasa. Judul mengacu pada tokoh (misalnya Siti Nurbaya, Saman, Larung), latar (Senja di Jakarta), tema (Jalan Menikung, Belenggu, Ziarah), atau kombinasi dari beberapa unsur tersebut. 18

5. SUDUT PANDANG (POINT OF VIEW) Adalah cara dan pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah cerita fiksi lepada pembaca, atau unsur fiksi yang mempersoalkan siapa yang menceritakan atau dari posisi mana (siapa) peristiwa atau tindakan itu dilihat. 19

Jenis-jenis sudut pandang 1. Sudut pandang orang pertama aku first person central atau akuan sertaan : pencerita adalah aku tokoh utama first person peripheral atau aguan taksertaan : pencerita adalah aku tokoh tambahan Sudut pandang orang ketiga dia third person omniscient atau diaan maha tahu : pencerita berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang mengetahui banyak hal tentang tokoh-tokoh lain third person limited atau diaan terbatas : pencerita hanya tahu dan menceritakan tokoh yang menjadi tumpuan cerita saja 20

Jenis-jenis sudut pandang 2. Sudut pandang orang pertama aku first person central atau akuan sertaan : pencerita adalah aku tokoh utama first person peripheral atau aguan taksertaan : pencerita adalah aku tokoh tambahan 21

7. GAYA DAN NADA Gaya (gaya bahasa) : cara pengungkapan seorang yang khas bagi seorang pengarang, meliputi penggunaan diksi (pilihan kata), imajeri (citraan), dan sintaksis (pilihan pola kalimat) Nada berhubungan dengan pilihan gaya untuk mengekspresikan sikap tertentu. 22

8. T E M A Tema disebut juga ide utama (central idea) dan tujuan utama (central purpose). Tema merupakan makna cerita atau pokok masalah sebuah cerita. 23

Penggolongan tema menurut Shipley 1. tema jasmaniyah atau fisik, yaitu tema yang lebih menonjolkan aktivitas fisik atau jasmaniyah 2. tema organik, yaitu tema yang berkaitan dengan moral manusia (termasuk di dalamnya masalah seksual) 3. tema sosial, yaitu tema yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat, termasuk di dalamnya masalah politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, perjuangan, cinta, hubungan manusia, dan sebagainya 24

Penggolongan tema menurut Shipley 4. tema egoik, yaitu tema yang berhubungan dengan reaksi-reaksi pribadi (individualitas) yang pada umumnya menentang pengaruh sosial 5. tema ketuhanan, yaitu tema yang berhubungan dengan masalah spiritual atau kekuatan yang lebih tinggi di luar manusia 25

Cara menafsirkan tema (Stanton) mempertimbangkan tiap detil cerita yang dikedepankan tidak bertentangan dengan tiap detil cerita tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan, baik secara langsung maupun tidak langsung mendasarkan pada bukti yang secara langsung ada atau yang disyaratkan dalam cerita 26

JENIS PUISI 27

UNSUR PUISI UNSUR PUISI STRUKTUR FISIK STRUKTUR BATIN bunyi diksi Bahasa kias citraan Sarana retorika Wujud visual makna 28

1. BUNYI Peran unsur bunyi dalam puisi : Agar puisi itu merdu Pendukung arti atau makna tertentu Mencapai nilai estetis 29

Klasifikasi unsur bunyi Dilihat dari bunyi : sajak sempurna : ulangan bunyi yang timbul sebagai akibat ulangan kata tertentu sajak paruh : ulangan bunyi yang terdapat pada sebagian baris dan kata-kata tertentu asonansi : persamaan bunyi berupa vokal yang berjarak dekat aliterasi : persamaan bunyi berupa konsonan yang berjarak dekat 30

Klasifikasi unsur bunyi Dilihat dari perannya sebagai pendukung makna : Efoni : kombinasi vokal-konsonan yang merdu, yang mendukung suasana yang menyenangkan Kakofoni : kombinasi bunyi-bunyi konsonan yang tidak merdu, yang menggambarkan suasana yang muram dan tidak menyenangkan 31

Klasifikasi unsur bunyi Dilihat dari posisi kata yang mendukungnya : Sajak awal (anafora) : ulangan pola bunyi di awal baris Sajak tengah : persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada baris yang berbeda (berupa kata atau suku kata) Sajak dalam : persamaan bunyi kata yang terdapat dalam satu baris Sajak akhir : persamaan bunyi di akhir baris 32

Klasifikasi unsur bunyi Dilihat dari hubungan antarbaris dalam tiap bait : sajak merata (terus) : ulangan bunyi a- a-a-a sajak berselang : ulangan bunyi a-b-ab sajak berangkai : ulangan bunyi a-a-bb sajak berpeluk : ulangan bunyi a-b-b-a 33

2. DIKSI Fungsí diksi dalam puisi : sarana yang menghubungkan pembaca dengan gagasan penyair dan dunia intuisi penyair menciptakan kesan hidup dalam puisi Setiap penyair memiliki ciri khas dalam diksi yang dipilihnya. 34

3. BAHASA KIAS Bahasa kias = figurative language = majas Menurut Abrams, bahasa kias adalah penyimpangan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katanya atau rangkaian katanya digunakan dengan tujuan untuk mencapai efek tertentu 35

Macam-macam bahasa kias (menurut Alternbernd) simile-metafora (pembandingan) simile : membandingkan satu hal dengan hal lain dengan kata-kata pembanding, yaitu seperti, bagai, laksana, semisal,seumpama, sepantun, sebagai, serupa, bak, dan sebagainya. metafora : menyatakan sesuatu sebagai hal yang sebanding dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama secara implisit metonimi-sinekdok (penggantian) metonimi : pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda ke suatu hal atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat, dengan dasar kaitan yaitu hubungan kausal, logika, hubungan dalam waktu dan ruang, atau pemanfaatan ciri atau sifat suatu hal yang erat hubungannya sinekdok : bahasa viguratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal itu sendiri. Ada 2: pars prototo (penyebutan sebagian dari suatu hal untuk menyebutkan keseluruhan) dan totum pro parte (penyebutan keseluruhan dari suatu benda atau hal untuk sebagiannya) personifikasi (pemanusiaan) mempersamakan benda atau hal dengan manusia 36

Macam-macam bahasa kias (menurut Alternbernd) simile-metafora (pembandingan) simile : membandingkan satu hal dengan hal lain dengan kata-kata pembanding, yaitu seperti, bagai, laksana, semisal,seumpama, sepantun, sebagai, serupa, bak, dan sebagainya. metafora : menyatakan sesuatu sebagai hal yang sebanding dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama secara implisit personifikasi (pemanusiaan) mempersamakan benda atau hal dengan manusia 37

Macam-macam bahasa kias (menurut Alternbernd) metonimi-sinekdok (penggantian) metonimi : pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda ke suatu hal atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat, dengan dasar kaitan yaitu hubungan kausal, logika, hubungan dalam waktu dan ruang, atau pemanfaatan ciri atau sifat suatu hal yang erat hubungannya sinekdok : bahasa viguratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal itu sendiri. Ada 2: pars prototo (penyebutan sebagian dari suatu hal untuk menyebutkan keseluruhan) dan totum pro parte (penyebutan keseluruhan dari suatu benda atau hal untuk sebagiannya) 38

4. CITRAAN Yaitu rangkaian kata yang mampu menggugah pengalaman keindraan (membentuk gambaran angan-angan) 39

Jenis-jenis citraan Citraan visual (visual imagery) ---- berhubungan dengan indera penglihatan Citraan auditif (auditory imagery) ---- berhubungan dengan indera pendengaran Citraan kinestetik/gerak (kinaesthetic/movement imagery) ---- berhubungan dengan indera gerak Citraan peraba (thermal imagery) ---- berhubungan dengan indera peraba Citraan penciuman ---- berhubungan dengan indera penciuman Citraan pencecapan ---- berhubungan dengan indera pencecapan 40

5. SARANA RETORIKA Sarana kepuitisan yang berupa muslihat pikiran untuk memunculkan ketegangan puitis karena pembaca harus memikirkan efek apa yang ditimbulkan dan dimaksudkan oleh penyairnya 41

Jenis sarana retorika (menurut Altenbernd dan Lewis) 1. hiperbola : gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan 2. ironi : bentuk pengucapan kata-kata yang bertentangan dengan maksud sebenarnya, dan biasanya dimaksudkan untuk menyindiri atau mengejek 3. ambiguitas : pernyataan yang mengandung makna ganda (ambigú) 42

Jenis sarana retorika (menurut Altenbernd dan Lewis) 4. paradoks : sarana retorik yang mengungkapkan sesuatu secara berlawanan 5. litotes : pernyataan yang menganggap sesuatu lebih kecil dari realitas yang ada (kebalikan dari hiperbola) 6. elipsis : pernyataan yang tidak diselesaikan, tetapi ditandai dengan (titik-titik) 43

6. WUJUD VISUAL tipografi (bentuk visual puisi yang berupa tata hubungan dan tata baris, atau disebut juga ukiran bentuk) susunan baris (pembaitan) enjambement (perloncatan baris) pungtuasi (penggunaan tanda baca) 44

7. MAKNA Makna merupakan wilayah isi sebuah puisi yang bisa dipahami setelah pembaca mampu mengungkap unsurunsur puisi yang mendukungnya. Dapat dipahami setelah pembaca mampu membongkar unsur-unsur fisik yang ada dalam puisi 45