Daftar Isi. Daftar Isi... i Kata Pengantar... iii Sambutan Ketua Yayasan Damandiri... vii Sambutan Rektor... x

dokumen-dokumen yang mirip
Komitmen itu diperbaharui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

STRATEGI PEMBENTUKAN DAN PENDAMPINGAN POSDAYA

MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA

POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI

sebagai "gerakan Aladin " atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding.

BAB IV GAMBARAN UMUM Latar Belakang Singkat Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan kepada

PEDOMAN PELAKSANAAN KKN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)

PENDAHULUAN Latar Belakang

KETERAMPILAN BIDANG BOGA PADA PELAKSANAAN KKN POSDAYA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA POSDAYA MAHASISWA UNDARIS UNGARAN TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018

POSDAYA MDG s DAN INDIKATOR KEBERHASILANYA. Haryono Suyono Center, 4 Mei 2015

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) ANGKATAN KE-67 TEMATIK POSDAYA BERBASIS ASSET BASED COMMUNITIES DEVELOPMENT (ABCD) Disusun Oleh :

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

17 Tahun Yayasan Damandiri Bersinergi Bersama Mitra Bangun Keluarga Sejahtera melalui Posdaya

.BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA POSDAYA DAN VOKASI MAHASISWA UNDARIS UNGARAN TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN

BAB I PEDAHULUAN. dengan adanya Perguruan tinggi dalam perannya melakukan perubahan sosial,

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN

BUPATI KULONPROGO Sambutan Pada Acara WORKSHOP FORUM BKM KABUPATEN KULONPROGO. Wates, 6 April 2011

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BUKU PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS BUDI LUHUR

Assalamu alaikum Wr. Wr. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono: yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi keluarga

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

PENGALAMAN LKKS BEKERJA SAMA DENGAN BAZNAS PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 452 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikarawang Bogor (Oleh : Ratri Virianita, Yannefri Bakhtiar & Saepul Asikin)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

Daftar Isi Daftar Isi... i Kata Pengantar... iii Sambutan Ketua Yayasan Damandiri... vii Sambutan Rektor... x I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tema... 6 C. Pengertian Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid... 6 D. Dasar Pelaksanaan... 9 E. Tujuan... 10 1. Tujuan Umum:... 10 2. Tujuan Khusus:... 11 II. PELAKSANAAN... 15 A. Hasil Yang Diharapkan... 15 B. Materi Pendampingan... 17 C. Penyelenggaraan... 18 1. Status dan Beban Kredit... 18 2. Persyaratan bagi Mahasiswa Peserta... 18 3. Hak dan Kewajiban Mahasiswa... 19 4. Hak dan Kewajiban Dosen... 20 5. Lokasi Kegiatan... 21 6. Jangka Waktu Kegiatan... 21 i

7. Pelaksana... 21 8. Pelaksanaan Kegiatan... 23 D. Tata Tertib Pelaksanaan... 32 1. Tata Tertib bagi Mahasiswa... 32 2. Pelanggaran dan Sanksi... 33 LAMPIRAN... 35 Kata Pengantar Dalam rangka mencapai kualitas pengabdian kepada masyarakat khususnya bagi pengembangan konsep pengabdian di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang dibutuhkan peran strategis dan pemikiran terencana untuk mencapai indikator dan luaran kegiatan yang tepat sasaran. Kegiatan pengabdian didasari oleh dua kepentingan, yaitu kepentingan akademis dan kepentingan masyarakat. Kepentingan akademis memprioritaskan pengabdian masyarakat sebagai upaya menjembatani hasil-hasil pengembangan keilmuan yang teruji secara ilmiah untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah di masyarakat dan menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Dinamika keduanya akan memunculkan hubungan sinergis. Pengembangan keilmuan di lingkungan pendidikan tinggi juga dapat bertumpu pada pengembangan kebutuhan langsung di masyarakat sebagai laboratorium pengabdian yang mampu direncanakan di luar tembok perguruan tinggi sehingga hasil-hasil pengembangannya juga dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran dan/atau temuan yang dapat teruji secara ilmiah. Melihat hubungan keduanya amat penting, maka Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Maliki Malang berusaha membuat rancang bangun pengabdian masyarakat yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga tidak menjadi Perguruan Tinggi yang berada di menara gading. Pengambilan peran ini sebagai bagian dari upaya menciptakan ii iii

perubahan sosial yang terencana baik di lingkungan internal LPM UIN Maliki Malang atau di masyarakat. Sejak 2010, LPM UIN Maliki Malang telah melakukan revitalisasi peran sosial keagamaan para dosen dan mahasiswa melalui rintisan program unggulan pengabdian masyarakat berorientasi pada penerapan pilar-pilar Ulul Albab yang meliputi kedalaman spiritual, keagungan akhlaq, keluasan ilmu, dan kematangan profesional. Konsep ini dirumuskan sebagai langkah menempatkan masyarakat sebagai komponen penting pengembangan kehidupan religius dan kontribusinya dalam mencapai tujuan pembangunan. Masyarakat merupakan tempat belajar bersama mahasiswa, dosen dan warga masyarakat itu sendiri. Belajar bersama ini dalam rangka pengembangan keilmuan seiring dinamika sosial keagamaan dan kemasyarakatan yang berkembang di masyarakat dan mampu menangkap peluang strategis untuk mendorong perubahan sosial demi mewujudkan masyarakat sejahtera, mandiri, dan berkeadilan. Berdasarkan Instruksi Presiden RI No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan yakni, pembangunan nasional diarahkan pada tiga konsentrasi yang meliputi; Pertama, pro rakyat dalam bentuk penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro dan kecil; Kedua; keadilan untuk semua meliputi keadilan untuk anak, perempuan, ketenagakerjaan, hukum serta kelompok miskin dan termarginal; Ketiga, pencapaian tujuan millenium dengan 8 sasaran MDGs, terutama pengentasan kemiskinan. Untuk itu, pengabdian pada masyarakat LPM UIN Maliki Malang diarahkan pada tiga konsentrasi tersebut dengan harapan hasil pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan yang seluas-luasnya di tengahtengah masyarakat. Mulai tahun 2011, LPM UIN Maliki mencanangkan program Pengabdian Masyarakat Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Berbasis Masjid bekerjasama dengan Yayasan Dana Sejahtara Mandiri (Damandiri) dan Yayasan Amalbhakti Muslim Pancasila (YAMP). Program ini sebagai bentuk inovasi model pemberdayaan masyarakat yang mengambil sasaran keluarga sebagai unit terkecil masyarakat, namun memiliki akses dan dampak yang sangat luas di dalam kehidupan. Masjid merupakan sentra aktivitas keagamaan dan sosial kemasyarakatan yang memiliki multifungsi dan sarana mengembangkan modal sosial tidak hanya lingkup ibadah dalam arti khusus, tetapi juga aktivitas ibadah luas untuk pembangunan nasional maupun daerah sebagai bentuk da wah bil hal. Sinergitas antara peran masjid sebagai pusat pemberdayaan umat dengan fungsi-fungsi keluarga yang harus dijalankan, serta ditopang oleh kehadiran dosen dan mahasiswa yang melakukan pengabdian masyarakat dapat mempercepat tercapainya harapan dimaksud. Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid ini diikuti oleh mahasiswa dan dosen untuk melakukan kerja bersama dengan berbagai pihak terkait secara gotong royong dalam pencapaian delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 melalui pendekatan keagamaan. Delapan tujuan dimaksud diwujudkan dalam empat konsentrasi program kegiatan yaitu; Pertama, pengentasan kemiskinan melalui pembinaan kewirausahaan dan pengembangan ekonomi produktif melalui kelompok; Kedua, kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana; Ketiga, pendidikan melalui bina balita, pendidikan anak usia dini (PAUD), ketuntasan wajib belajar sembilan tahun, termasuk pembinaan TPQ dan Madrasah Diniyah; Keempat, menciptakan lingkungan yang sehat, asri dan produktif. Melalui empat program kegiatan ini diharapkan dapat mengantarkan setiap keluarga untuk hidup sejahtera mandiri, dalam nuansa sakinah, mawawddah dan rahmah. iv v

Selaku Ketua LPM UIN Maliki Malang, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Rektor UIN Maliki Malang yang telah memberikan dukungan kebijakan dan pengarahan dalam melaksanakan mengabdi pada masyarakat dengan baik. 2. Prof. Dr. Haryono Suyono, selaku Ketua Yayasan Damandiri yang telah memberikan dukungan dana bantuan pelaksanaan kegiatan ini. 3. Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota selaku pembina Masjid. 4. Para Pimpinan Fakultas, dosen, mahasiswa dan semua pihak yang turut mendukung progam ini. Semoga Allah Swt senantiasa membalas budi baik bapak, ibu dan saudara. Jazakumullah khaira jaza. Amin ya mujiba sailin. Malang, Juni 2011 Ketua LPM UIN Maliki Malang Dr. Hj. Mufidah Ch, M Ag. Sambutan Ketua Yayasan Damandiri Assalamu alaikum wr. wb. Program-program pemberdayaan dan pembangunan yang menempatkan keluarga dan manusia sebagai titik sentral telah menjadi kesepakatan dunia dan dicanangkan PBB pada tahun 2000 sebagai sasaran dan target program pembangunan milenium atau MDGs. Pada tahun 2010 PBB mereview pencapaian tujuan pembangunan milenium tersebut dan ternyata banyak negara perlu memperkuat komitmen dan bekerja keras memperluas jangkauan dan intensifikasi program pembangunan yang bertumpu pada keluarga dan manusia tersebut. Dalam mempercepat upaya itu Pemerintah mengeluarkan Inpres nomor 1 dan nomor 3 tahun 2010. Kedua Inpres tersebut menegaskan pendekatan pembangunan berkeadilan, termasuk di dalamnya mendorong terselenggaranya program penanggulangan kemiskinan pro rakyat dan program berkeadilan untuk semua. Dalam program pro rakyat bentuk operasionalnya adalah penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan partisipasi dalam usaha mikro dan kecil. Yayasan Damandiri dalam berpartisipasi mendukunga masyarakat dan keluarga agar siap menanggapi program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui kedua Inpres tersebut, bersama berbagai Perguruan Tinggi, ikut mendorong dan vi vii

mendampingi kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Posdaya. Melalui KKN Posdaya tersebut dikembangkan lembaga pemberdayaan keluarga sebagai forum komunikasi, konsultasi dan pendidikan di tingkat akar rumput. Lembaga itu dinamakan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yang berfungsi sebagai forum silaturahmi untuk menyegarkan budaya gotong royong sesama keluarga dan anggota untuk bersama-sama peduli dan memperkuat fungsi-fungsi keluarga sejalan dengan sasaran dan target-target MDGs. Pada umumnya Posdaya dibentuk berbasis komunitas di RW atau Dukuh/Dusun. Berdasarkan pengalaman lapangan dibentuk Posdaya berbasis keluarga yang tinggal di sekitar Masjid. Pembentukan Posdaya berbasis Masjid ternyata berdampak positif. Bekerja sama dengan berbagai Perguruan Tinggi dan tujuh Yayasan yang didirikan Mantan Presiden HM Soeharto makin dikembangkan Posdaya berbasis Masjid, khususnya masjid yang dibangun dengan fasilitasi Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP). keluarga yang belum beruntung dan mendapat safaat dan ridho dari Allah SWT. Amien. Wassalamu alaikum wr. wb. Jakarta, Juni 2010. Ketua Yayasan Damandiri Prof. Dr. Haryono Suyono Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang melalui kegiatan KKN berupaya memperluas cakupan dan wilayah garapan pengembangan Posdaya Masjid di Malang dan sekitarnya. Untuk melaksanakan pengembangan Posdaya Masjid itu disusun Buku Pedoman Pembentukan dan Pengembangan Posdaya Berbasis Masjid. Kami ikut menyambut baik penerbitan buku ini dan berharap agar Buku Pedoman ini memperlancar usaha yang mulia tersebut. Kepada Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, khususnya kepada Ibu Dr. Hj. Mufidah Ch, M Ag., Ketua LPM, yang telah menyusun buku ini, kami ucapkan selamat. Semoga karyanya dapat menjadi amal bhakti untuk pemberdayaan viii ix

Sambutan Rektor Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji bagi Allah swt., yang telah mencurahkan berbagai nikmat, karunia, dan hidayah-nya kepada kita semua sehingga buku Pedoman Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA) Berbasis Masjid dapat diterbitkan. Penerbitan pedoman ini sangat penting untuk dipakai sebagai guideline pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bagi sivitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Sebab, selain bentuk dan program kegiatan ini baru, pengabdian kepada masyarakat tematik dengan mengangkat isu pemberdayaan keluarga lebih kompleks dibanding model pengabdian konvensional sebagaimana selama ini dilakukan oleh perguruan tinggi. Model pengadian kepada masyarakat semacam ini merupakan terobosan yang dilakukan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Islam Negeri UIN) Malang sebagai salah satu pilar penyangga kegiatan akademik dalam bidang pengadian. Selaku Rektor, saya menyambut gembira dan memberikan apresiasi tinggi atas prakarsa melakukan revisi terhadap bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan tuntutan dan tantangan di masyarakat. Program pengembangan kepada masyarakat berbasis masjid yang dilakukan secara bersama oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Yayasan Damandiri adalah hal baru, dan bernilai sangat strategis. Selama ini, pengembangan masyarakat selalu menjadikan kantor desa atau lembaga-lembaga teknis lainnya sebagai basis. Kebijakan itu tidak keliru, tetapi berdasarkan pengalaman selama ini ternyata terasa kurang strategis. Pengembangan masyarakat berbasis kantor desa seolah-olah harus bersifat dinas dan formal, sehingga menjadikan kegiatannya terasa formal pula. Gagasan yang diperkenalkan oleh Yayasan Danamandiri untuk mengambil strategi baru, dengan menjadikan masjid sebagai basis adalah merupakan ide yang sangat cerdas. Masyarakat, terutama komunitas muslim selalu menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan, terutama pada kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual, misalnya shalat berjama ah, pengajian rutin dan lain-lain. Oleh karena itu, dengan menjadikan masjid sebagai basis, maka kegiatan itu akan relevan dengan kultur yang selama itu hidup dan berkembang. Bagi komunitas muslim di mana pun, masjid selalu menjadi magnit atau daya tarik tersendiri yang sangat kuat, hingga selalu didatangi sebagai tempat untuk menjalankan kegiatan ritual sehari-hari. Datang ke masjid merupakan panggilan teologis dan spiritual. Lebih dari itu, masjid juga bisa dipandang sebagai institusi sosial, tempat di mana interaksi sosial sesama komunitas muslim dikembangkan dan diperkokoh. Masjid bisa menjadi perekat kuat untuk merajut harmoni di antara sesama muslim. Sayang, akhir-akhir ini peran seperti itu terasa sekali semakin mengecil hingga akhirnya masjid hanya dimanfaatkan sebagai tempat menjalankan kegiatan ritual belaka. Padahal dalam Islam, kegiatan ritual tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam Islam, kegiatan ritual harus selalu menyatu dengan semua aktivitas kehidupan sehari-hari. Tidak boleh terjadi pemisahan antara dua jenis kegiatan dimaksud. Kegiatan ekonomi, sosial, politik, hukum dan lain- x xi

lain harus bernuansa spiritual. Itulah sebabnya dalam Islam semua kegiatan sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dimaknai sebagai ibadah. Pengabdian kepada masyarakat tak terkecuali juga dipandang sebagai ibadah. Atas dasar itu, maka kerjasama antara UIN Maulana Malik Ibrahim dengan Yayasan Damandiri dalam mengembangkan masyarakat dengan mengambil basis di masjid memiliki dasar historis yang kokoh. Selain itu, menggerakkan masyarakat melalui masjid selain memiliki landasan historis yang jelas dan kokoh juga relevan dengan beberapa pertimbangan sebagaiman diuraikan di muka. Oleh karena itu, selaku Rektor saya berharap agar kerjasama antara UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Yayasan Damandiri melalui masjid menjadi sebuah model inovasi baru dalam menggerakkan masyarakat. Saya yakin jika kegiatan di perguruan tinggi, seperti pengabdian kepada masyarakat, dapat sinergis dengan lembaga-lembaga lain yang peduli pada pengembangan masyarakat seperti Yayasan Damandiri, Yayasan Supersemar, ASIA Foudation dan sejenisnya, maka program kegiatan perguruan tinggi akan sangat efektif. Kepada semua yang telah bekerja keras dan berkontribusi dalam penerbitan Buku Pedoman ini sejak awal hingga akhir, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan. Terima kasih. Malang, 31 Mei 2011 Rektor, Prof. Dr. H. Imam Suprayogo NIP. 195101021980031002 Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan bahwa perguruan tinggi harus mengembangkan peran-peran strategisnya di masyarakat. Sebab, selain institusi pengembang ilmu, perguruan tinggi juga sebagai pendorong kemajuan dengan memanfaatkan berbagai sumber yang dimiliki, terutama sumber daya insani yang kompeten. Selain itu, lewat kegiatan pengabdian kepada masyarakat tematik ini, saya berharap UIN Maulana Malik Ibrahim Malang bisa mengembangkan model pengabdian bagi perguruan tinggi lain di Tanah Air. xii xiii

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu komponen kegiatan akademik yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, di samping pendidikan dan penelitian. Dengan dilaksanakannya dharma pengabdian kepada masyarakat di samping kedua dharma yang lain, diharapkan selalu ada interrelasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat, untuk mengantisipasi terjadinya isolasi perguruan tinggi dari masyarakat sekitarnya. Lembaga Pengabdian kepada`masyarakat (LPM) di Perguruan Tinggi memiliki peran penting dalam pengabdian dan pemberdayaan masyarakat untuk menunjang akselerasi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Secara organisatoris LPM adalah sebuah lembaga yang berfungsi sebagai wadah bagi sivitas akademika dalam menyalurkan pemikiran, penelitian dan karya ilmiah yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan akademik dalam bentuk xiv 1

Masjid merupakan instrumen pemberdayaan umat yang memiliki peranan sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas masyarakat. Namun hal itu harus didukung oleh manajemen pengelolaan masjid yang baik dan terpadu. Masjid dilihat dari fungsinya tidak hanya sebagai tempat atau sarana bagi umat muslim untuk melaksanakan ibadah shalat, namun masjid juga berfungsi sebagai pusat empowering (pemberdayaan) berbagai aspek kehidupan masyarakat sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam kehidupannya. pengabdian kepada masyarakat. Karena itu LPM dapat memainkan peran utamanya melalui pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang sebagai salah satu lembaga perguruan tinggi Islam mempunyai kewajiban untuk mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Bahkan sebagai perguruan tinggi yang bercorak agama, dharma ketiga diharapkan menjadi trademark lembaga yang bercirikan keterpaduan antara peran-peran sosial keagamaan dengan berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, melalui Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM), UIN Maliki Malang secara berkelanjutan mengadakan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada sinergitas tersebut. Menurut Nazarudin Umar, Rasulullah tidak hanya menjadikan masjid sebagai tempat untuk pelaksanaan ibadah khusus, namun dijadikan sebagai sarana melakukan pemberdayaan umat seperti tempat untuk pembinaan dan penyebaran agama Islam, sebagai tempat untuk mengobati orang sakit, tempat untuk mendamaikan orang-orang yang bertikai, tempat untuk mengatur strategi dalam latihan perang (militer), tempat untuk menyampaikan pengumuman penting. Bahkan dalam masa keemasan Islam universitas ada di dalam masjid, sekarang masjid di dalam universitas. Apa yang disampaikan Nasarudin Umar tersebut tentunya dapat menjadi acuan bagi pengembangan peran dan fungsi masjid secara Sesuai dengan SK Rektor No. Un.3/PP.009/087/2010 tentang beban 16 SKS untuk dosen tetap, yang salah satu pembagiannya yaitu 2 SKS dalam bentuk pengabdian pada masyarakat. Sedangkan bagi mahasiswa merupakan salah satu rangkaian kegiatan akademik yang dirancang, dimonitor dan dievaluasi. Pengabdian kepada masyarakat ini diwujudkan dalam bentuk pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Berbasis Masjid. 2 3

holistik (menyeluruh) dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guna mewujudkan masyarakat yang berdaya dan mandiri. Ketika sebagian besar masjid kini bergeser dari peran-peran historis dalam konteks perubahan sosial kemasyarakatan menuju bentuk penyelenggara kegiatan ibadah murni berupa shalat lima waktu, maka peran-peran yang bersifat sosial mengecil dan hanya beberapa masjid tertentu yang mencoba membangun sinergi dengan masyarakat dalam memberdayakan potensi lokal yang ada. Pada perkembangannya, masjid lebih berfokus semata-mata sebagai penyelenggara ritual keagamaan. Padahal masjid memiliki posisi sentral dalam menggerakkan masyarakat dalam isu-isu yang terkait dengan pembangunan bangsa. Selain konsep peran, kredibilitas masjid hingga saat ini masih memiliki trust (kepercayaan) sebagai lembaga sentral bagi kehidupan keagamaan masyarakat di sekitarnya. Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) merupakan salah satu institusi yang memiliki peran dan fungsi sebagai pengembangan keislaman, dakwah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penyebaran dan informasi produk IPTEK. Oleh karena itulah, perspektif pengembangan Posdaya berbasis Masjid, tidak lain adalah memperkuat kembali sejarah peran masjid sebagai penopang perubahan sosial dan kembali menempatkannya dalam percepatan pencapaian indikator tujuan pembangunan millenium atau Millenium Development Goals (MDGs), yakni delapan sasaran atau tujuan yang telah disetujui untuk diupayakan agar tercapai pada tahun 2015 oleh seluruh anggota PBB yang berjumlah 191 negara (UNFPA, 2004). Delapan sasaran tersebut adalah; 1. Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan yang parah. 2. Pencapaian pendidikan dasar secara universal. 3. Mengembangkan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan. 4. Mengurangi tingkat kematian anak. 5. Meningkatkan kesehatan ibu. 6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya. 7. Menjamin berlanjutnya pembangunan lingkungan. 8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Berdasarkan Instruksi Presiden RI No 3 Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan yakni, pembangunan nasional diarahkan pada tiga konsentrasi yang meliputi; Pertama, pro rakyat dalam bentuk penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro dan kecil; Kedua; keadilan untuk semua meliputi keadilan untuk anak, perempuan, ketenagakerjaan, hukum serta kelompok miskin dan termarginal; Ketiga, pencapaian tujuan millenium dengan delapan sasaran MDGs, terutama pengentasan kemiskinan. Karena bagaimanapun indikator MDGs berkorelasi dengan indeks pembangunan manusia, maka masjid sebagai lembaga sosial terlibat dalam penyelenggaraan aktifitas sosial kemasyarakatan, 4 5

selain fungsi religiusitasnya. Masjid juga dapat bermetamorfosis dengan berbagai kepentingan masyarakat seperti ekonomi, sosial, budaya, lingkungan hidup, teknologi tepat guna yang berbasis kebutuhan. Pengalaman-pengalaman masjid dalam pemberdayaan masyarakat juga semakin tumbuh seiring dengan gerak pemahaman agama secara progresif untuk menjawab masalah kemanusiaan yang berkembang saat ini. Masjid dengan potensi historis dapat menjadi pemeran langsung dan mediator dalam pencapaian MDGs serta meningkatkan indeks pembangunan manusia. B. Tema Pengabdian Masyarakat Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Berbasis Masjid. C. Pengertian Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid Pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang berkonsentrasi pada pemberdayaan masjid, baik masjid yang dibangun atas bantuan Yayasan Amalbhakti Muslim Pancasila (YAMP), masjid yang didirikan oleh swadaya masyarakat, maupun wakaf. Dari sudut masyarakat penerima manfaat, pengabdian kepada masyarakat ini membantu membentuk, mengisi dan mengembangkan Posdaya pada masyarakat secara sistematis. Posdaya yang dibentuk itu merupakan forum wadah keluarga dan masyarakat melalui media masjid, untuk bersama-sama membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi keluarga melalui kegiatan wirausaha, pendidikan dan keterampilan, peningkatan kesehatan serta dukungan pelestarian lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Langkah pertama yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa di setiap Perguruan Tinggi adalah melakukan pengabdian pada masyarakat dengan membuka ruang konsultasi dan advokasi untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen para pejabat daerah, camat, kepala desa, instansi terkait serta ta mir masjid akan pentingnya kebersamaan dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan SDM, melalui pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) pada tingkat kecamatan, desa, pedukuhan atau unit daerah lain secara mandiri. Langkah selanjutnya, dilakukan pendataan dan observasi seluruh sasaran keluarga yang tinggal di wilayah masjid. Pendataan Hubungannya dengan mahasiswa, Pengabdian kepada Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid yang berperan untuk pembentukan dan pengembangan Posdaya adalah bentuk manifestasi dari kegiatan mahasiswa yang dilaksanakan dalam rangka penyebaran informasi dan implementasi produk IPTEK serta menyelesaikan pendidikan tinggi melalui proses pembelajaran dengan cara tinggal, bergaul serta beradaptasi dengan masyarakat khususnya di lingkungan masjid. 6 7

yang seksama itu bertujuan untuk mengidentifikasi dan menempatkan keluarga sasaran dan memetakannya dalam kondisi atau posisi sesuai dengan indikator yang dipergunakan, misalnya ditempatkan sebagai kelompok keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, III, dan III Plus. Untuk kelompok pra sejahtera dan sejahtera I dianalisis masalah dan kebutuhan mereka untuk meningkat pada posisi yang lebih baik. Kelompok keluarga sejahtera II sampai III Plus diajak ikut serta membantu keluarga yang kurang beruntung untuk mengatasi masalah melalui pendampingan. Setelah Posdaya terbentuk dan pendataan selesai dilakukan dan dianalisis, para mahasiswa diharapkan mengajak seluruh keluarga di sekitar Posdaya untuk mengadakan pertemuan atau sarasehan dan membentuk Pengurus Posdaya. Selanjutnya mahasiswa mendampingi dan membantu Pengurus Posdaya menetapkan prioritas sasaran, menyusun program kerja dengan mengembangkan gagasan inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Para mahasiswa mendampingi dan dalam hal-hal tertentu, membantu melaksanakan program atau kegiatan untuk sebesarbesar kesejahteraan masyarakat. Karena Posdaya diarahkan untuk menjadi lembaga pedesaan yang mandiri, maka program utama yang dianjurkan adalah pemberdayaan ekonomi keluarga, utamanya kegiatan ekonomi mikro dalam bentuk usaha bersama, yang akhirnya dikembangkan menjadi koperasi. Kegiatan ekonomi rumah tangga bersama itu akan meningkatkan kemampuan setiap keluarga untuk memberikan dukungan pada kegiatan Posdaya lainnya, yaitu dalam bidang pendidikan dan pelatihan keterampilan, KB dan kesehatan, pemeliharaan lingkungan yang kondusif dan kebun bergizi, serta pembinaan keagamaan dan menciptakan suasana religius untuk ketahanan mental spiritualnya. Langkah-langkah untuk melaksanakan Pengabdian Masyarakat berbasis Masjid untuk pembentukan dan pengembangan Posdaya pada hakekatnya merujuk kepada Buku Pedoman Pembentukan dan Pengembangan Posdaya yang telah dikeluarkan oleh Yayasan Damandiri (Suyono dan Haryanto, 2009) menyangkut proses dan pengisian program lembaga Posdaya tersebut. Mengingat luasnya materi dan bidang garapan yang dicakup, maka dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya para mahasiswa dengan dikoordinasikan para dosen pembimbing lapangan perlu membentuk suatu tim dengan latar belakang ilmu dan jurusan yang berbeda-beda sesuai bidang garapan yang dirancang. D. Dasar Pelaksanaan Dasar pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid yang diselenggarakan oleh LPM UIN Maliki Malang adalah: 1. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. 2. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999, tentang Pendidikan Tinggi. 8 9

4. Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 2003 tentang Pendirian UIN Malang. 5. Instruksi Presiden RI No 3 Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. 6. Keputusan Menteri Agama Nomor 389 tahun 2004 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. 7. Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 5 Tahun 2005 tentang STATUTA UIN Malang. 8. Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang No. Un.3/PP.01.2/1953/2007 Tentang Pedoman Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. 9. Surat Keputusan Rektor No. Un.3/PP.009/087/2010 Tentang Beban 16 SKS untuk Dosen Tetap. 10. Revisi Surat Keputusan Rektor No. : Un.3/PP.009/1465/2011 Tentang Pengabdian Kepada Masyarakat di Bulan Ramadan. Kedua, untuk kepentingan keluarga dan masyarakat, Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya bertujuan membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui pembinaan keagamaan, penerapan ilmu dan tehnologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan ketrampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah, bahagia dan sejahtera, serta memiliki ketahanan mental spiritual yang kuat. E. Tujuan 1. Tujuan Umum: Tujuan umum Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid dibagi tiga, yaitu: Pertama, untuk kepentingan mahasiswa, Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya bertujuan membantu para mahasiswa meningkatkan kemampuan belajar bersama dengan masyarakat, menerapkan ilmu agama integrasi dengan tehnologi, seni dan budaya yang telah dipelajari secara langsung dan melihat apakah proses penerapan tersebut sesuai dengan teori yang diperoleh selama kuliah, serta membawa manfaat bagi masyarakat. Ketiga, untuk kepentingan dosen, pengabdian masyarakat tematik Posdaya ini bertujuan untuk mengembangkan profesionalisme dosen dalam memberdayakan masyarakat dan melakukan penelitian sosial keagamaan integratif dengan isu-isu pembangunan khususnya dalam mengakselerasi capaian MDGs tahun 2015. 2. Tujuan Khusus: a. Meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga dan masyarakat berbasis masjid melalui 10 11

bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanakan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga terkait. b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan sosial keagamaan dan pengembangan masyarakat sesuai kompetensi, potensi, sumberdaya dan kemampuan lingkungan dalam wadah kerjasama masyarakat, pemerintah, swasta dan lembaga lainnya. c. Menggalang komitmen, kepedulian dan kerjasama berbagai stakeholders (Tokoh Agama, Pemerintah setempat, swasta, LSM dan masyarakat) dalam upaya pembinaan keagamaan, pengentasan kemiskinan, mengatasi permasalahan dan ketidakberdayaan masyarakat melalui Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid untuk mewujudkan keluarga sejahtera mandiri dalam suasana sakinah, mawaddah dan rahmah. d. Membantu mempersiapkan keluarga dan masyarakat agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh mitra kerja pembangunan (Pemda, lembaga swasta dan LSM) dalam perencanaan dan pengelolaan program yang bersifat partisipatif. e. Meningkatkan kompetensi, bakat dan minat mahasiswa sesuai dengan bidang keilmuan yang ditekuni. f. Meningkatkan profesionalisme dosen dalam pengabdian kepada masyarakat sebagai tuntutan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 12 13

II PELAKSANAAN A. Hasil Yang Diharapkan Program Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid dirancang secara berkelanjutan, karena itu hasil yang diharapkan dapat dicapai secara bertahap hingga tahun 2015 telah mencapai delapan tujuan MDGs. Setiap tahapan kegiatan diharapkan dapat mencapai target sebagai berikut: 1. Terbentuknya pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) berbasis masjid yang dilengkapi susunan pengurus, kader dan program kerja. 2. Meningkatnya partisipasi warga sekitar masjid dalam kegiatan keagamaan dan sosial berbasis masjid. 3. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dari prasejahtera menjadi sejahtera I dan seterusnya. 4. Terwujudnya ketuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan keaksaraan fungsional. 5. Meningkatnya partisipasi pasangan (suami-istri) usia subur (PUS) dalam mengikuti KB, dan secara bertahap seluruh PUS mengikuti program KB. 6. Tersedianya sarana pendidikan antara lain pendidikan anak usia dini (PAUD) berbasis masjid dan TPQ (Taman Pendidikan al-qur an), kelompok pengajian (majlis ta lim). 7. Tumbuh dan berkembangnya aktivitas ekonomi keluarga dan kewirausahaan berbasis masjid, terutama yang 14 15

B. Materi Pendampingan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid ini dikemas dalam bentuk sinergi antara kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial kemasyarakatan. Untuk itu materi pendampingan yang direncanakan adalah mengacu pada maksimalisasi dan efektifitas fungsi-fungsi masjid sebagai pusat pemberdayaan umat antara lain sebagai berikut: 1. Shalat berjama ah dan shalat sunnah lainnya 2. Kajian Islam intensif 3. Bimbingan membaca Al-Qur an dilaksanakan oleh para wanita, sehingga secara bertahap tidak ada lagi keluarga berpenghasilan di bawah standar upah minimum regional. 8. Tersedianya layanan konsultasi keluarga berbasis masjid yang antara lain meliputi: masalah agama, kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. 9. Terwujudnya keseimbangan peran, partisipasi dan tanggung jawab antara jama ah laki-laki dan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. 10. Adanya rintisan BMT (Baitul Mal wa Tanwil). 11. Terwujudnya lingkungan bersih, sehat dan produktif, termasuk di masjid. 12. Tumbuh dan berkembangnya kegiatan olah raga dan seni religius. 13. Adanya kerjasama yang kuat dengan pihak-pihak terkait yang mendukung Posdaya berbasis masjid. 14. Tercapainya delapan tujuan MDGs secara bertahap. 4. Pendidikan Anak-anak Usia Dini (PAUD) 5. Pemberdayaan remaja dan akses pendidikan dasar 9 tahun sampai 12 tahun 6. Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan ketrampilan serta partisipasi dalam kegiatan Posyandu dan Wirausaha 7. Pemberdayaan warga lanjut usia 8. Gerakan zakat, infaq dan shadaqah untuk membantu keluarga pra sejahtera, termasuk membeayai anak putus sekolah. 9. Pembinaan kewirausahaan dan ekonomi produktif 10. Bimbingan belajar bagi murid dan masyarakat 11. Pengembangan koperasi dan BMT (Baitul Mal Wa Tanwil) 12. Pembinaan kesenian dan olah raga 13. Perpustakaan 14. Poliklinik dan pelayanan kesehatan masyarakat 15. Penerbitan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) 16 17

16. Advokasi warga masyarakat dan keluarga dengan kebutuhan khusus 17. Pusat gerakan gemar menanam pohon/tanaman produktif dan kebun bergizi 18. Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) C. Penyelenggaraan 1. Status dan Beban Kredit Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid yang dilakukan oleh LPM UIN Maliki Malang merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang disetarakan dengan pengabdian kepada masyarakat integratif dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL), bersifat opsional/pilihan diikuti oleh Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim dengan nilai kredit setara 2 SKS (Satuan Kredit Semester). 2. Persyaratan bagi Mahasiswa Peserta a. Telah menyelesaikan perkuliahan sekurangkurangnya 75 SKS, dengan IPK minimal 2,75 dan telah menempuh/sedang mengikuti perkuliahan minimal semester IV. b. Sehat jasmani dan rohani. c. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus kegiatan pembekalan baik di tingkat fakultas maupun universitas. 3. Hak dan Kewajiban Mahasiswa a. Setiap mahasiswa UIN Maliki Malang berhak mengikuti program pengabdian kepada masyarakat tematik Posdaya dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. b. Setiap mahasiswa peserta pengabdian masyarakat tematik Posdaya berbasis masjid wajib mengikuti pembekalan yang dilakukan di tingkat fakultas maupun universitas. c. Peserta yang dinyatakan lulus pembekalan berhak mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat tematik Posdaya berbasis masjid. d. Setiap mahasiswa peserta pengabdian masyarakat yang telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur sebagaimana diatur oleh pedoman pengabdian masyarakat tematik Posdaya berbasis masjid ini berhak mendapatkan sertifikat. e. Setiap mahasiswa yang melaksanakan program Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid wajib mengikuti prosedur yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan pengabdian masyarakat tematik posdaya berbasis masjid ini. 18 19

f. Mahasiswa yang melaksanakan program Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid wajib menyusun laporan kegiatan secara kelompok sesuai dengan fakultas masing-masing. 4. Hak dan Kewajiban Dosen a. Setiap dosen UIN Maliki Malang berhak mengikuti program Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid dengan persetujuan Dekan. b. Dosen yang melaksanakan pengabdian masyarakat tematik Posdaya berbasis masjid bersinergi dengan mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid. Dosen berfungsi sebagai pembimbing lapangan (DPL). c. Setiap dosen mendapatkan fasilitas biaya perjalanan dan honorarium sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. Setiap dosen yang melaksanakan pengabdian masyarakat tematik Posdaya berbasis masjid wajib mengikuti prosedur yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan pengabdian masyarakat tematik Posdaya berbasis masjid LPM UIN Maliki Malang. e. Dosen wajib membuat laporan akhir secara individu sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan. f. Setiap dosen yang telah melakukan program pengabdian masyarakat tematik Posdaya berbasis masjid akan mendapatkan sertifikat dengan bobot 2 SKS. 5. Lokasi Kegiatan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya dilaksanakan berbasis masjid YAMP dan masjid non YAMP di Kabupaten/Kota yang dipilih oleh LPM UIN Maliki Malang bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kab./Kota yang bersangkutan, dengan sasaran utamanya adalah Masjid yang memiliki jama ah dan masyarakat yang memiliki banyak keluarga kurang mampu. Diutamakan yang memiliki dukungan komitmen dari Pemerintah Daerah setempat. 6. Jangka Waktu Kegiatan Kegiatan pengabdian masyarakat tematik Posdaya dilaksanakan selama kurang lebih 1 (satu) bulan sesuai kalender akademik yang diawali dengan pembekalan bagi mahasiswa dan workshop bagi para Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) sampai berakhirnya kegiatan di lapangan sebagaimana jadwal terlampir. 7. Pelaksana LPM UIN Malang menjadi pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat berbasis masjid bekerjasama dengan fakultas yang diwakili oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. Bentuk kerjasama dimaksud adalah sebagai berikut: a. Fakultas membuka pendaftaran bagi mahasiswa peserta Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid dengan persyaratan yang telah ditentukan. b. Fakultas menyeleksi kelengkapan administrasi mahasiswa dan menentukan nama-nama peserta 20 21

Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid untuk dikirimkan kepada LPM UIN Maliki Malang sebagai daftar nama-nama calon yang diikutkan kegiatan pembekalan. c. Fakultas menentukan DPL dan mengirimkan namanamanya kepada LPM d. LPM menyelenggarakan pembekalan bagi mahasiswa calon peserta pengabdian masyarakat tematik posdaya berbasis masjid yang dilaksanakan pada setiap fakultas selama 1 hari dengan materi pembentukan dan pengembangan posdaya (LPM) dan materi kefakultasan (fakultas) e. LPM menyelenggarakan workshop Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid bagi Dosen Pembimbing Lapangan. f. LPM menyelenggarakan pembekalan tingkat universitas yang diikuti oleh mahasiswa peserta pengabdian masyarakat dan DPL dengan menghadirkan nara sumber yang berkompeten di bidang pemberdayaan masyarakat (Yayasan Damandiri), dan pelepasan oleh Rektor UIN Maliki Malang. g. Fakultas melakukan monitoring Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid di lapangan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. h. Fakultas menerima laporan kegiatan mahasiswa peserta Pengabdian kepada Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid untuk diujikan yang pelaksanaannya diatur oleh masing-masing fakultas. 8. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik posdaya dilaksanakan melalui tahapan penyusunan rencana, persiapan, pelaksanaan kegiatan lapangan dan pelaporan. a. Perencanaan Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan oleh LPM mencakup koordinasi internal antar fakultas untuk penetapan jumlah dan pendaftaran peserta, penetapan lokasi, jumlah DPL, teknik pembekalan tingkat fakultas. Sedangkan koordinasi eksternal dimulai dari koordinasi dengan Yayasan Damandiri. Perencanaan Pengabdian Masyarakat Tematik posdaya Berbasis Masjid untuk pembentukan dan pengembangan Posdaya, Koordinasi dengan Yayasan Amalbhakti Muslim Pancasila (YAMP) untuk menentukan masjid YAMP yang dipilih, dan berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Agar Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid berkualitas dan efektif, perlu menghadirkan nara sumber yang berkompeten seperti dari Yayasan Damandiri, Pemda (Pemkab/Pemkot) yang akan menjadi lokasi pengabdian masyarakat, DPL serta pimpinan dan staf pengajar yang terlibat. b. Persiapan Tahap persiapan meliputi kunjungan penjajagan (survey) untuk menentukan lokasi dan mengidentifikasi secara umum isu-isu strategis keagamaan serta kemiskinan, pendidikan, kesehatan, kewirausahaan dan lingkungan. Isu strategis ini digunakan sebagai landasan sosial bagi pelaksanaan Pengabdian 22 23

Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid. Pengurusan perijinan, penetapan dosen pembimbing, serta pembekalan kepada mahasiswa peserta, penjajagan lokasi dan perijinan dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana yang ditunjuk LPM UIN Maliki Malang. Setelah berhasil mencapai kesepakatan dengan mitra kerja, dibuatkan naskah kerjasama antara LPM dengan instansi penerima atau mitra kerja tersebut. Adapun rasio antara jumlah mahasiswa dengan DPL yang telah dipilih oleh fakultas adalah satu orang DPL dan kurang lebih 20 orang (1:20) mahasiswa untuk satu s/d empat masjid. c. Pendataan dan Pemetaan Langkah utama kegiatan Posdaya adalah pemetaan sasaran. Pemetaan ini dilakukan oleh Pengurus/Calon Pengurus Posdaya dibantu oleh para mahasiswa yang mengikuti Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid. Pemetaan tersebut utamanya dilakukan untuk Tahap I (yang diuraikan dalam paragraf berikutnya) dimulai dengan pendataan seluruh keluarga untuk lingkup 1 RW/Pedukuhan yang tinggal disekitar masjid yang akan menjadi keluarga sasaran binaan. Jika pendataan sudah dilakukan oleh masyarakat, maka dapat dibuat peta sebagai landasan kerja. Untuk Tahap II, III dan seterusnya pendataan dan pemetaan perlu diperbarui jika ada tenggang waktu antara Tahap I dan tahap berikutnya. Keluarga dipetakan menurut kondisi berdasarkan indikator yang disepakati. Biasanya dipergunakan indikator keluarga yang memberi gambaran jumlah dan persebaran menurut kondisinya; Pertama, kondisi keagamaan yang meliputi aktivitas ibadah, pendidikan keagamaan dalam keluarga, serta budaya Islami yang dikembangkan dalam keluarga dan lingkungannya; Kedua, klasifikasi berdasarkan kesejahteraan meliputi keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III Plus. Secara lebih terperinci kondisi keluarga juga dapat dibedakan menurut segmentasi/ tahapan umur penduduk, partisipasi sekolah, untuk Pasangan Usia Subur (PUS), dibedakan yang hamil, punya Balita dan Batita, dan status KB. Kelompok penduduk juga dibedakan atas Remaja dan Dewasa, Penduduk Lansia dan secara khusus Peserta Usaha Ekonomi Produktif. Pendataan dengan menggunakan register, formulir, dan buku rekapitulasi sebagai instrumen untuk menggambarkan kondisi keluarga untuk dipetakan. Indikator keluarga sejahtera dan kondisi masingmasing segmentasi itu merupakan indikator mutable, artinya yang bersangkutan bisa mengubahnya dengan mudah sehingga penempatan sebuah keluarga di dalamnya akan menumbuhkan kesadaran setiap keluarga untuk mengubah dirinya secara mandiri. Pendataan juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kelembagaan yang sudah ada disekitar masjid, seperti Posyandu, PAUD, UPPKS, Koperasi, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja, (BKR) Bina Keluarga Lansia (BKL) serta lembaga lainnya. Dalam pendataan ini perlu dipelajari susunan pengurus, aktifitas yang dilakukan, jumlah peserta, dan kemandirian lembaga. 24 25

d. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid dilaksanakan satu kali dalam satu tahun, yakni pada bulan Ramadlan, dimulai pada minggu terakhir bulan Sya ban sampai dengan akhir minggu ketiga bulan Ramadlan. Kegiatan keagamaan menjadi mainstream dari seluruh kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid. Kegiatan rutin keagamaan yang telah dilakukan oleh masjid diupayakan lebih berkualitas dan efektif, dengan mengembangkan fungsi-fungsi masjid di bidang keagamaan yang belum dilaksanakan. Bersamaan dengan kegiatan keagamaan, Posdaya Berbasis Masjid mendapatkan porsi yang sama dalam memperluas fungsi masjid untuk kesejahteraan masyarakat. Momen bulan Ramadlan mempernudah koordinasi antar stakeholders, sehingga waktu 1 bulan diharapkan mampu mencapai target yang ditetapkan. Adapun pelaksanaan kegiatan ini mencakup tiga tahap sebagai berikut. Tahap I : Kegiatan Pembentukan Posdaya Tahapan ini dimulai setelah mahasiswa mengikuti pembekalan untuk ikut Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid. Mahasiswa dan dosen pembimbing selanjutnya mengadakan silaturahmi atau pendekatan kepada Takmir Masjid, para sesepuh kecamatan, desa atau dukuh/rw untuk membangun komitmen aparat setempat dalam menggalang dukungan dan fasilitasi pembentukan Posdaya. Selanjutnya bekerja sama dengan calon pengurus/kader setempat dilakukan kegiatan pendataan untuk identifikasi masalah, inventarisasi potensi dan penetapan sasaran. Hasil pendataan untuk kondisi sasaran ini dipetakan sesuai uraian di atas. Kegiatan ini diharapkan dapat diselesaikan selama 1 (satu) minggu. Hasil pendataan tersebut dipergunakan sebagai bahan untuk menggelar lokakarya mini/sarasehan dengan menghadirkan Takmir Masjid, Remaja Masjid, Kepala Desa/Lurah, sesepuh dan tokoh masyarakat serta anggota masyarakat, utamanya sasaran prioritas, yang untuk penyiapannya diharapkan selesai dalam 4 hari pada minggu terakhir bulan Sya ban (Ruwah). Dalam lokakarya tersebut sekaligus ditetapkan pengurus, disusun rencana dan program kerja diharapkan dapat diselesaikan dalam 4 minggu. Pada Tahap akhir tim melakukan penyusunan laporan kegiatan selama 1 (satu) minggu, sedangkan masyarakat diharapkan dapat mulai membina dan mengisi Posdaya dengan kegiatan sederhana secara mandiri. Tahap II : Kegiatan Pembinaan Posdaya Dalam tahap pembinaan Posdaya ini pengurus melaksanakan rencana kegiatan, utamanya dimulai dengan rencana kegiatan ekonomi untuk mengajak masyarakat mengembangkan usaha mikro secara gotong royong atau usaha besama. Keluarga yang mempunyai kegiatan ekonomi mengajak tetangganya untuk ikut berlatih dengan membentuk kelompok dan mengikuti kegiatannya. Pengurus mulai mengundang ahli-ahli khususnya jama ah masjid, 26 27

untuk mengajar warganya dengan ketrampilan yang bisa dikembangkan menjadi usaha sederhana atau usaha bersama yang menguntungkan. Pengurus juga bisa mengundang tenaga pelatih dari instansi terkait dan mulai mencari sumber dana untuk kegiatan anggotanya dalam bidang ekonomi mikro. Tahap III : Pengembangan Posdaya Dalam tahap ini Pengurus Posdaya mengajak anggotanya mengidentifikasi anak-anak usia sekolah yang belum atau tidak sekolah. Secara gotong royong anak-anak yang belum atau tidak sekolah itu dianjurkan dan dibantu oleh sekolah dan/atau keluarga mampu yang mampu yang tinggal sekitar atau menjadi jamaah masjid. Prinsipnya setiap anak usia sekolah harus sekolah. Jika orang tuanya tidak mampu diusahakan secara gotong royong untuk dibantu keluarga yang mampu. Kalau memungkinkan segera dibentuk atau dikembangkan kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Anak-anak dibawah usia lima tahun, utamanya anak keluarga kurang mampu, diusahakan dan didorong ikut kegiatan BKB atau kegiatan PAUD. Orang tua dari anak balita tesebut, segera setelah anak-anak balitanya mengikuti kegiatan belajar di PAUD, dipisahkan dari anak- anaknya dan diusahakan mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan. Setelah mengikuti pelatihan mereka dianjurkan untuk magang pada usaha apa saja yang ada di desa atau dukuhnya. Jika telah mahir, dan tetangganya membuka cabang usaha, mereka bisa bekerja bersama dengan pengusaha tersebut sebagai mitra kerja dengan bantuan dan fasilitas Posdaya. Apabila pengembangan pendidikan dan pelatihan telah berjalan dengan baik, maka pengurus segera mengembangkan upaya untuk revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kalau perlu mengundang dan memberi fasilitas kepada bidan untuk membuka praktik sebagai bidan desa di masjid tersebut. Diupayakan pula tersedianya fasilitas yang diperlukan agar bidan bersedia tinggal di desa. Dalam rangka pengembangan KB, Kesehatan dan Gizi, maka dianjurkan agar masyarakat membangun Kebun Bergizi, yaitu menanam tanaman bergizi di halaman masing-masing. Tanaman bergizi tersebut merupakan bahan makanan atau sayur yang bisa langsung dimasak untuk memperbaiki kebutuhan gizi keluarga. Halaman sekitar masjid, jika memungkinkan juga bisa digunakan untuk model kebun bergizi. Pengembangan kegiatan di lapangan itu dilakukan secara bertahap dalam bentuk sederhana dan mudah ditiru. Keberhasilan kegiatan tidak diukur dari mutu atau bentuk program yang dilaksanakan, tetapi utamanya keberhasilan partisipasi yang tinggi dari keluarga setempat. Disamping ukuran partisipasi, perlu diperhatikan bahwa keluarga kurang mampu merupakan partisipan yang bekerja keras dengan dukungan dan fasilitasi keluarga yang lebih mampu. Apabila selama 10 minggu program yang telah dirancang belum dapat diselesaikan dengan baik, maka program tersebut dapat dilanjutkan oleh tim mahasiswa yang melakukan pengabdian kepada 28 29

masyarakat dalam periode berikutnya, atau dilakukan oleh dosen dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. e. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) sebanyak 2 (dua) kali selama kegiatan operasional di lapangan berlangsung. Untuk tahap I dilakukan pada saat pendataan, persiapan lokakarya serta penyusunan rencana. Pada tahap II pada saat mahasiswa mendampingi pelaksanaan kegiatan. Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap pertengahan atau akhir kegiatan ketika Tim mengembangkan jenis dan kegiatan Posdaya berikutnya. Contoh-contoh formulir untuk monitoring dilampirkan dalam Petunjuk Teknis ini. Evaluasi Pengabdian Masyarakat Berbasis Masjid dilakukan terhadap kinerja Tim dan anggotanya, mencakup partisipasi dalam pembekalan dan ujian pembekalan, pelaksanaan kerja lapangan dan penyusunan laporan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid. Apabila diperlukan dapat dilakukan pengumpulan informasi untuk mengetahuai tanggapan dan persepsi mitra kerja dan masyarakat. Bentuk dan jenis evaluasi dibuat sederhana tetapi diharapkan mencakup partisipasi keluarga dalam berbagai kegiatan di lingkungan Posdaya berbasis masjid. f. Laporan Kegiatan Substansi laporan kegiatan yang harus disusun oleh mahasiswa mencakup hasil: Tahap I 1) Identifikasi potensi, sasaran dan kebutuhan masyarakat 2) Peta keluarga dalam lingkungan Posdaya 3) Rancangan penyelenggaraaan dan hasil lokakarya 4) Jenis, bentuk kegiatan Posdaya dan susunan Pengurus Tahap II, III dst. 1) Catatan tentang perkembangan dan masalah yang dijumpai dalam pengembangan Posdaya dan kegiatannya, khususnya menyangkut jumlah keluarga yang ikut aktif dalam kegiatan wirausaha, pendidikan dan pelatihan, kegiatan KB, kesehatan dan Posyandu pada umumnya, serta upaya pemeliharaan lingkungan, kebun bergizi, yang menguntungkan keluarga kurang mampu 2) Laporan pelaksanaan pengabdian masyarakat tematik Posdaya berbasis masjid yang dikelompokkan berdasarkan fakultas atau jurusan 30 31