EVALUASI KINERJA KARYAWAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN ( KP.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

Analisis retribusi pelayanan kesehatan sebagai salah satu bagian dari pendapatan asli daerah di kabupaten Sragen. Oleh: Vivi Ika Maruti BAB I

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan

TINJAUAN PUSTAKA. langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Untuk hal itu, orang mencari tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. digolongkan menjadi penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Berdasarkan UU No 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan disegala sektor. Hal ini berkaitan dengan sumber dana

EVALUASI PENERIMAAN PBB PASKA UU PDRD (UU NO 28 TAHUN 2009) ( Studi Kasus Diwilayah Kabupaten Sukoharjo ) NASKAH PUBLIKASI

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang nomor 16 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. besar dan potensial untuk sumber penerimaan pajak. Oleh sebab itu penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan negara terbesar adalah berasal dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan di Indonesia menganut sistem self assessment, yaitu Wajib Pajak

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Negara Indonesia banyak mengalami percobaan. terutama dalam perekonomian. Diantaranya semenjak tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional diperlukan dana guna pemenuhan tersebut. Pemerintah Negara Kesatuan

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dengan mana individu-individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. suatu usaha yang telah disusun dengan kurikulum dengan syarat-syarat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sebagian besar corak kehidupan masyarakatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III TINJAUAN TEORI. senantiasa berpacu untuk meningkatkan pendapatan daerah, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

I. PENDAHULUAN. banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Masyarakat. mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana yang menunjang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.03/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur baik material maupun spiritual berdasarkan

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

BAB. I PENDAHULUAN. Menjelang berakhirnya tahun 2000 dan memasuki tahun 2001, sistem

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan di dalam ketentuan umum Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997, Pasal 1 yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

HENDRI HERDIANTO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan agar negara tersebut dapat mandiri dalam membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PMK.03/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PMK.03/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada instansi pemerintahan seperti KPP Pratama Sleman orientasi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut, maka pemerintah perlu banyak memperhatikan masalah

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Menurut Moekijat (1989:194), ciri-ciri prosedur meliputi : tidak berdasarkan dugaan-dugaan atau keinginan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan harus dapat memberikan standar nilai yang jelas mengenai unsur-unsur yang dinilai disuatu perusahaan, misalnya pada Hotel Garuda Mas

ANALISIS PROSEDUR PELAKSANAAN PENAGIHAN PPh BADAN DENGAN SURAT PAKSA, GUNA MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang. dan dipergunakan untuk sebesar- besar kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.03/2014

Pendahuluan. Bab I. GBHN menyatakan bahwa sasaran utama pembangunan jangka panjang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

MEI SUBROTO NIM. R

B A B I P E N D A H U L U A N. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan merata. Pembangunan yang baik harus memiliki sasaran dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan. Ketersediaan dana, menjadi salah satu factor yang

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan atau mengadakan perubahan perubahan kearah keadaan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang didalamnya

Transkripsi:

EVALUASI KINERJA KARYAWAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN ( KP. PBB ) PALEMBANG Juni Darwin *) ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang hasil evaluasi kinerja karyawan dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak serta usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak di KP. PBB Adapun cara yang dilakukan penulis selama melakukan penelitian ini yaitu dengan penelitian langsung ke lapangan dan penelitian kepustakaan dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan objek yang sedang diteliti sedangkan teknik analisa yang dipergunakan adalah analisa Deskriftif Kualitatif yaitu permasalahan yang terjadi dilapangan dikaitkan dengan teori-teori yang ada untuk menemukan suatu solusi terhadap permasalahan yang dihadapi di KP. PBB Palembang, sehingga penelitian ini dapat berguna bagi KP. PBB Palembang untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam memberikan pelayanan. Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Pelayanan A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan kumpulan orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Pada dasarnya tujuan bersama yang ingin diwujudkan adalah penciptaan kekayaan. Dimana organisasi bertujuan untuk menciptakan kekayaan sebanyak-banyaknya. Dengan maksud dan tujuan organisasi ini, maka kinerja yang dilakukan oleh organisasi ini harus benar dijalankan dengan baik, dan untuk itu perlu diadakan penilaian kinerja terhadap organisasi itu Penilaian kinerja dapat didefenisikan sebagai penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001 : 41 ). Penilaian terhadap kinerja perusahaan juga dimaksudkan untuk menilai dan mengevaluasi tujuan yang telah dicapai perusahaan dalam kurun waktu yang ditentukan. Penilaian dimaksudkan untuk menilai dan mengevaluasi tujuan perusahaan. Penilaian kinerja merupakan suatu perhitungan tingkat efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai hasil optimal. Penilaian pelaksaanaan pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen penilai untuk menilai hasil kerja seorang tenaga kerja dengan jalan membandingkan hasil kerja dari suatu pelaksanaan pekerjaan dengan deskripsi pekerjaan atau pekerjaan-pekerjaan lainnya yang telah dilaksanakan oleh seorang tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu yang biasanya pada akhir tahun perusahaan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur prestasi kerja masingmasing tenaga kerja dalam rangka mengembangkan kualitas kerja mereka. Penilaian pelaksanaan pekerjaan merupakan suatu proses subjektif yang menyangkut penilaian manusia. Sehingga penilaian pelaksanaan pekerjaan sangat mungkin keliru dan sangat gampang dipengaruhi oleh sumber yang tidak aktual. Penting untuk diingat bahwa apabila penilaian pelaksanaan pekerjaan diharapkan *) Dosen Tetap FE Univ-PGRI Plg 62

Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 9, No.3, Oktober 2012 : 62-70 akan memenuhi kebanyakan sasarannya, sehingga penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut harus mempunyai dampak yang baik pada tenaga kerja yang baru dinilai hasil kerjanya. Penerimaan pajak merupakan pemasukan dana paling potensial bagi negara, karena besarnya pajak seiring dengan lajunya pertumbuhan penduduk, pembangunan, perekonomian dan stabilitas politik. Pajak yang dikenakan pemerintah kepada masyarakat memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, oleh sebab itu perlu ditingkatkan penerimaan negara disektor pajak yang mengikut sertakan seluruh masyarakat Indonesia. Pelayanan umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materil melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya (Monier, 2006 : 26). Dengan mengetahui luas lingkup manajemen pelayanan umum dengan segala dampak positif dan negatifnya serta berbagai unsur dan faktor yang mempengaruhi diharapkan akan dapat membuka lebih luas lagi cakrawala pandangan bagi pimpinan dan pegawai terhadap peranan peranan pelayanan dalam rangka pelaksanaan tugas atau pekerjaan. Sebagai suatu proses kegiatan, pelayanan umum memiliki sasaran akhir yaitu kepuasan pihak yang dilayani. Oleh karena itu dibidang pelayanan umum masih perlu pembenahan sungguh-sungguh dalam berbagai sektor yang menjadi pendukung terhadap pelayanan umum yang baik. B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini masalah yang akan diangkat adalah : 1. Bagaimana hasil evaluasi kinerja karyawan dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak di KP. PBB Palembang? 2. Usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak di KP. PBB Palembang? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan penulis, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana hasil evaluasi kinerja karyawan dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak di KP. PBB 2. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak di KP. PBB 2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi KP. PBB Palembang Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja karyawan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. 2. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam berfikir serta mengimplementasikan ilmu yang didapat selama dibangku perkuliahan. 3. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan masukan atau literature yang dapat bermanfaat untuk dipergunakan dalam penelitian selanjutnya. 63

D. Metodologi Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Objek penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP.PBB) Palembang yang beralamatkan di jalan Jenderal A. Yani No. 9 14 Ulu Dalam pemelitian ini penulis membatasi masalah pada evalusi kinerja kayawan dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak secara langsung melalui Pelayanan Satu Tempat (PST) di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP. PBB) E. Definisi Operasional / Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah kinerja karyawan dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak, adapun defenisinya adalah suatu pelaksanaan kegiatan atau hasil kerja karyawan yang kegiatannya diarahkan secara khusus pada pelayanan masyarakat, guna mengetahui sampai dimana keterampilan yang telah dicapai oleh karyawan tersebut dalam memeberikan pelayanan kepada wajib pajak di KP. PBB F. Populasi dan Sampel I. Populasi Populasi adalah kelompok yang menarik peneliti, dimana kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan sebagai objek untuk menggeneralisasikan hasil penelitian. (Menurut Wallen dalam buku Riyanto,2001 : 63). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diteliti (Sugiono, 1999 : 72). Dalam penelitian ini populasi yang di ambil adalah staf dan karyawan yang khususnya ada pada bagian pelayanan yang berjumlah 33 orang pada KP.PBB II. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi, jenis sampel yang dapat di ambil harus mencerminkan populasi. Jadi sampel dapat didefinisikan sebagai sembarang himpunan yang merupakan bagian dari polulasi (Riyanto, 2001 : 6). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang berjumlah 33 orang dan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.1. Pengambilan sampel karyawan No Bagian P S 1. 2. 3. 4.. 6. 7. Bagian PST Bagian Data & Informasi Bagian Pedanil Bagian Penetapan Bagian Penagihan Bagian keberatan/banding Bagian Penerimaan 1 10 4 3 1 10 4 3 Jumlah 33 33 Sumber : KP. PBB Palembang G. Tehnik Pengumpulan Data Metode penelitian mencakup prosedur dan alat serta bahan yang digunakan dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang dipergunakan maka dipergunakan suatu metode pengumpulan data. Adapun data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Data Primer Data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data informasi secara langsung dari objek yang diteliti, yaitu data penggunaan Pajak Bumi dan Bangunan melalui KP. PBB Cara yang 64

Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 9, No.3, Oktober 2012 : 62-70 digunakan untuk pengumpulan data primer adalah sebagai berikut : 1. Wawancara atau interview Wawancara dilakukan dengan cra mengajakan komunikasi sevara langsung kepada bagian pelayanan guna mengetahui bagaimana penilaian terhadap karyawan dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak dan untuk mengetahui tentang usaha- usaha apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan pelayanan guna mendapatkan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Observasi Observasi langsung dilakukan dengan cara pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung dan mencatat kegiatan yang dilakukan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh dengan cara mempelajari buku-buku, sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini. H. PEMBAHASAN I. Hasil Evaluasi Kinerja Karyawan dalam Memberikan Pelayanan Kepada Wajib Pajak di KP. PBB Sistem administrasi perkantoran sangat berpengaruh terhadap penyelenggaraan pelayanan. Pada dasarnya penyelenggaraan administrasi yang tertib, lancar dan efisien sangat membantu pada ketertiban dan kelancaran pelaksanaan pelayanan yang dampaknya akan menimbulkan kepuasan bagi masyarakat atau wajib pajak terhadap kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sikap dan tingkah laku pelayanan adalah penting karena merupakan syarat mendasar agar pelaksanaan fungsi layanan berjalan dengan baik dan diterima oleh masyarakat atau wajib pajak yang bersangkutan dengan memuaskan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi kinerja karyawan adalah suatu kegiatan untuk menilai sejauh mana perubahan yang telah terjadi melalui suatu kegiatan untuk membuat suatu keputusan, sehingga tujuan dan sasaran yang diinginkan oleh perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di KP. PBB Palembang, maka banyak wajib pajak mengeluh terhadap pelayanan yang dilakukan di KP. PBB Pada dasarnya pelayanan yang dilakukan di KP. PBB Palembang sudah baik akan tetapi masih banyak lagi hal-hal yang perlu diperbaiki. 1. Adanya kenyamanan dan keamanan dalam pelayanan di KP. PBB Sarana pelayanan yang dimaksud disini adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga wajib pajak merasa aman dan nyaman dalam berurusan membayar PBB di KP. PBB Sarana pelayanan di KP. PBB Palembang sudah cukup baik, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu dibenahi misalnya fasilitas pelayanan. Fasilitas yang masih kurang di KP. PBB Palembang adalah fasilitas sarana informasi, hendaknya di bagian ruang tunggu KP. PBB Palembang dipasang gambar-gambar atau 6

keterangan-keterangan tentang tata cara membayar PBB serta cara pengisian SPOP (Surat Pemberitahuan Objek Pajak) dan LSPOP (Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak) yang dilengkapi dengan syarat-syarat penting yang secara umum ingin diketahui oleh wajib pajak yang berkepentingan. Hal ini untuk menghindari kemungkinan timbulnya salah paham dalam pengisian SPOP dan LSPOP. Lebih baik sebelumnya disiapkan keterangan-keterangan atau petunjuk tertulis secara singkat tetapi jelas mengenai sesuatu umum yang diperlukan. 2. Adanya Kecepatan Pelayanan di KP. PBB Kecepatan pelayanan di KP. PBB Palembang masih kurang, lambatnya proses pelayanan di KP. PBB Palembang disebabkan kerena : 1. Pengorganisasian tugas pelayanan yang belum serasi, sehingga terjadi simpang siur penanganan tugas. 2. Kemampuan pegawai yang tidak memadai, akibatnya hasil pekerjaan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. Selain hal tersebut diatas lambatnya proses pelayanan di KP. PBB Palembang disebabkan oleh kesalahan wajib pajak itu sendiri dalam melakukan pengisian SPOP (Surat Pemberitahuan Objek Pajak) dan LSPOP (Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak), sehingga menyulitkan petugas, serta tidak ditemukannya nomor pelayanan wajib pajak yang disebabkan kesalahan dalam pencatatan nomor pelayanan dibuku penjagaan. Hal lain yang menyebabkan lambatnya proses pelayanan adalah pengisian SPOP dan LSPOP yang tidak disertai persyaratan administrasi lengkap dan sah menurut hukum, sehingga pelayanan terhadap wajib pajak belum bisa dilakukan sampai wajib pajak bersangkutan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan. 3. Adanya Kemudahan Dalam Pengurusan Kepentingan di KP. PBB Palembng. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan di KP. PBB Palembang pada dasarnya sudah baik, akan tetapi masih perlu ditingkatkan lagi, karena masih ada wajib pajak yang mengeluh terhadap pelayanan yang dilakukan dalam pengurusan kepentingan di KP. PBB Palembang, antara lain : a. Wajib pajak harus menunggu sampai mereka dilayani oleh petugas di KP. PBB Namun hal ini bukan hanya sekedar kesalahan pada petugas atau pegawai di Pelayanan Satu Tempat (PST), akan tetapi dikarenakan oleh faktor keterbatasan petugas atau pegawai di PST yang berakibat lama serta panjangnya waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan di KP. PBB Palembang sehingga pelayanan yang diberikan oleh petugas atau pegawai kurang maksimal. b. Pejabat yang harus menandatangani surat-surat atau berkas-berkas sedang tidak ada ditempat (rapat, dipanggil atasan dan alasan lain yang sulit diberikan). 4. Harga Pembayaran PBB Terjangkau Penerimaan pajak merupakan pemasukan yang paling potensial bagi negara, karena besarnya pajak seiring dengan lajunya pertumbuhan penduduk, pembangunan dan stabilitas pilitik. Salah satu penerimaan Negara disektor pajak yaitu pengenaan Pajak atas Bumi dan Bangunan ini dikenakan kepada wajib 66

Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 9, No.3, Oktober 2012 : 62-70 pajak yang mempunyai hak atas bumi atau tanah dan bangunan, sehingga wajib pajak berkewajiban untuk membayar pajaknya kepada negara dimanapun wajib pajak berada. Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah 0, % (lima persepuluh persen) selama ini telah dilakukan penagihan pajak atas tanah (Bumi) dan Bangunan yang pelaksanaanya didasarkan pada UU Nomor 11 Peraturan Tahun 199 terhadap Pajak Bumi dan Bangunan yang tunduk terhadap hukum Barat dipungut berdasarkan koordinasi Pajak Rumah Tangga Tahun 1908 Ordonanti Pajak kekayaan 1932 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah. Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan pada UU Nomor 12 tahun 198 sebagai mana telah diubah dengan UU Nomor 12 Tahun 1994. Berdasarkan hal diatas, adapun azas Pajak Bumi dan Bangunan adalah: a. Memberikan kemudahan dan kesederhanaan. b. Adanya kepastian hukum. c. Mudah dimengerti dan adil. d. Menghindari pajak berganda. Oleh karena itu tarif harga pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan atas objek pajak menggunakan taif pajak menurut undang-undang yang berlaku yang sudah diusulkan oleh Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan UU No. 11 Tahun 199 dimana dapat memberikan kemudahan dan kesederhanaan objek pajak untuk membayar pajak. I. Usaha-Usaha Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Pelayanan Kepada Wajib Pajak di KP.PBB Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia berusaha, baik melalui aktivias sendiri, maupun secara tidak langsung melalui aktivitas orang lain. Aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera dan anggota badan dengan atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang di inginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa. Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan. Secara umum, konsumen mengevaluasi tingkat kepuasan melalui beberapa hal yang telah menjadi syarat pokok yaitu diantaranya melalui bagaimana cara penyampaiannya, tingkah laku yang sopan, waktu penyampaian dan keramah tamahan pihak petugas, selanjutnya dalam mengevaluasi kinerja tersebut, konsumen akan menggunakan tanggapan. Berdasarkan hal tersebut di atas, adapun fungsi sarana pelayanan antara lain : 1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat menghemat waktu. 2. Meningkatkan produktivitas baik barang ataupun jasa. 3. Kualitas produk lebih baik dan terjamin. 4. Ketepatan susunan dan stabilitas ukuran terjamin.. Lebih mudah dan sederhana dalam gerak para pelakunya. 6. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan. 7. Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang berkepentingan sehingga mengurangi sifat emosional bagi orang atau sekelompok orang yang dilayani (Monier, 2006 : 119). Dalam pelayanan umum terdapat 6 faktor pendukung penting, 67

yang masing-masing mempunyai peranan berbeda tetapi saling berpengaruh dan secara bersamasama akan mewujudkan pelaksanaan pelayanan secara baik, yaitu : 1. Faktor kesadaran para pejabat serta petugas atau pegawai yang berkecimpung dalam pelayanan umum. 2. Faktor aturan, yang menjadi landasan kerja pelayanan. 3. Faktor organisasi, yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan. 4. Faktor pendapatan, yang memenuhi kebutuhan hidup minimum baik untuk dirinya maupun keluarganya.. Faktor keterampilan petugas, dengan keterampilan dan kemampuan yang memadai maka pelaksanaan tugas atau pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, cepat memenuhi semua pihak, baik manajemen itu sendiri maupun masyarakat. 6. Faktor sarana dalam pelayanan dan pelaksanaan tugas (Monier, 2006 : 126). Sebagai pihak yang ingin memperoleh pelayanan yang baik dan memuaskan, maka perwujudan pelayanan yang didambakan adalah : a. Masyarakat sangat menghargai pegawai yang bertugas dibidang pelayanan umum. b. Masyarakat terdorong mematuhi aturan-aturan layanan dengan penuh kesabaran tanpa prasangka buruk. c. Adanya kegairahan masyarakat terhadap kegiatan kesadaran akan kewajiban. d. Adanya rasa bangga pada masyarakat atas hasil pelayanan pegawai dibidang pelayanan umum. e. Karena adanya kelancaran dibidang pelayanan umum, peningkatan dan pengembangan dalam masyarakat menuju segera tercapainya masyarakat adil makmur berlandaskan pancasila (Monier, 2006 : 4). Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak di KP. PBB Palembang adalah dengan cara : 1. Adanya Kenyamanan dan Keamanan Dalam Pelayanan. Cara yang dilakukan KP. PBB Palembang dalam meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak agar merasa aman dan nyaman adalah sebagai berikut : a. Langkah awal yang diterapkan oleh KP. PBB Palembang adalah bersikap sopan dan ramah tamah kepada wajib pajak yang datang dengan cara menanyakan maksud dan tujuan wajib pajak tersebut. b. Bersikap terbuka (Welcome) kepada wajib pajak dengan cara berterus terang tanpa adanya kecurigaan satu sama lain sehingga wajib pajak merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. 2. Mempercepat Proses Pelayanan Adapun cara yang dilakukan KP. PBB Palembang untuk mempercepat proses pelayanan adalah dengan menambah jumlah personil di bagian PST (Pelayanan Satu Tempat) agar proses pelayanan dapat berjalan dengan cepat, sehingga tujuan yang diharapkan dapat dicapai dengan baik serta dapat menghemat waktu. 3. Adanya Kemudahan Dalam Pengurusan PBB. KP. PBB Palembang memberikan kemudahan kepada wajib pajak dengan cara memberikan 68

Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 9, No.3, Oktober 2012 : 62-70 pelayanan yang cepat dan tidak mempersulit wajib pajak dalam berurusan. Usaha-usaha tersebut diatas merupakan faktor terpenting pihak KP. PBB Palembang dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak sehingga mampu menarik masyarakat untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan. KESIMPULAN DAN SARAN I. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari uraian yang dilakukan sebelumnya, maka pada bab terakhir ini akan disajikan beberapa kesimpulan dan saran-saran sehingga hasil pembahasan tersebut dapat berguna bagi perusahaan guna memberikan pelayanan kepada wajib pajak serta usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak di KP. PBB Palembang, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan yaitu : 1. Adapun hasil dari evaluasi kinerja karyawan dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak adalah : a. Kenyamanan dan keamanan dalam pelayanan di KP. PBB Palembang sudah cukup baik akan tetapi ada satu hal yang perlu dibenahi yaitu fasilitas pelayanan di KP. PBB b. Kecepatan pelayanan di KP. PBB masih kurang, lambatnya proses pelayanan disebabkan karena : a) Pengorganisasian tugas pelayanan yang belum serasi. b) Kemampuan pegawai yang tidak memadai akibatnya hasil pekerjaan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. c. Kemudahan dalam pengurusan di KP. PBB Palembang pada dasarnya sudah baik, akan tetapi masih perlu ditingkatkan lagi karena masih ada wajib pajak yang mengeluh terhadap pelayanan yang dilakukan di KP. PBB 2. Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak adalah: a) Adanya kenyamanan dan keamanan dalam pelayanan di KP. PBB Palembang dengan cara bersikap sopan dan ramah tamah kepada wajib pajak yang datang di KP. PBB b) KP. PBB Palembang mempercepat proses pelayanan dengan cara menambah jumlah personil di bagian PST agar proses pelayanan berjalan dengan cepat serta dapat menghemat waktu. c) KP. PBB Palembang memberikan kemudahan dalam pengurusan kepada wajib pajak dengan cara memberikan pelayanan yang cepat dan tidak mempersulit wajib pajak dalam berurusan. II. Saran Adapun saran-sarannya adalah: 1. Hendaknya dimasa yang akan datang KP. PBB Palembang dapat lebih meningkatkan lagi sistem pelayanan serta menambah jumlah personil untuk melayanai wajib pajak dalam mengurus PBB, sehingga tujuan yang diharapakan dapat dicapai dengan baik. 2. Hendaknya KP. PBB Palembang melakukan kegiatan sosialisasi dengan cara melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang PBB secara intensif dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait. Untuk pengisian 69

SPOP dan LSPOP yang tidak benar, dilakukan sosialisasi untuk cara-cara pengisian SPOP yang benar. Waluyo. 2002. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. DAFTAR PUSTAKA Anwar. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Dimyanti. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Bandar Maju. Handoko. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BEFE. Kotler. 1998. Manajemen Pemasaran (Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian). Jakarta : Salemba Empat. Martoyo. 1994. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Bandung : Sinar Baru. Mardiasmo.2004. Perpajakan. Yogyakarta : Penerbit Andi. Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia (Manajemen Kepegawaian. Bandung : Bandar Maju. Moenir. 2006. Manajemen Pelayan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara. Mulyadi. 2000. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Yogyakarta : Aditya Medika. Notoatmodjo. 1991. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Suprapto. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Rineka Cipta. Soemitro. 200. Perpajakan. Jakarta : Bumi Aksara. Tjiptono. 1996. Analisis Perilaku Konsumen. Jakarta : Yudhistira. Umar. 200. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Bandung : Gramedia. 70