Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas

dokumen-dokumen yang mirip
MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

Studi Pengalaman Negosiasi Identitas antara Anak yang Melakukan Perpindahan Agama kepada Orang Tuanya

IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU

DAFTAR PUSTAKA. . (2011). Penelitian Kualitatif edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pengelolaan Kecemasan dan Ketidakpastian Individu dalam Komunikasi Antarbudaya (Kasus Pelajar SMA Papua di Semarang) Skripsi

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik,

Komunikasi dan Etika Profesi

Adaptasi Budaya dan Harmoni Sosial. ( Kasus Adaptasi Budaya Ikatan Mahasiswa Berbasis Etnisitas di Yogyakarta ) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

Pembelajaran. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Memahami materi perkuliahan secara Umum/Menyepakati kontrak belajar

MEMAHAMI PENGALAMAN ALUMNI PESANTREN DALAM BERADAPTASI DENGAN LINGKUNGAN DI LUAR PESANTREN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLA KOMUNIKASI GRUP BAND INDIE DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS KELOMPOK SKRIPSI

KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTARSUKU

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

POLA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MAHASISWA PAPUA DI LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah

PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

STEREOTIP SUKU MINAHASA TERHADAP ETNIS PAPUA (STUDI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan

SKRIPSI. Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS DOSEN PEMBIMBING : 1. Nasrullah, S.Sos, M.Si 2. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri. Berpikir kritis berarti melihat secara skeptikal terhadap apa yang

Penyusun : Nikolaus Ageng Prathama : D2C006063

Fenomena Penggunaan Blackberry Messenger Sebagai Media Personal Branding

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,

DAFTAR PUSTAKA. Buku: A.M, Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

ABSTRACT. Key words: multiethnic citizens, intercultural adaptation, relational maintenance

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN PELAJAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PELAJAR. : Herlina Kurniawati : D2C006040

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

NEGOSIASI IDENTITAS KULTURAL TIONGHOA MUSLIM DAN KELOMPOK ETNISNYA DALAM INTERAKSI ANTARBUDAYA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang

PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA SUMBAWA DALAM UPAYA ADAPTASI BUDAYA. Studi Pada Paguyuban Mahasiswa Sumbawa di Malang

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO

MEMAHAMI PROSES KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM KELOMPOK KERJA: PENELITIAN PADA ANGGOTA AIESEC BERKEWARGANEGARAAN INDONESIA YANG BERTUGAS DI LUAR NEGERI

BENTUK PEMBELAJARAN 4. Metoda contextual instruction 5. Media : kelas, komputer, LCD, whiteboard, web

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.

Tradisi SosioPsikologi

Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan

HAMBATAN PRESEPSI ANTARA TOKOH ANNA DENGAN PANGERAN CHULALNGKORN (SEBUAH STUDI KASUS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM FILM ANNA AND THE KING)

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

PROSES ADAPTASI MAHASISWA DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Komunikasi Lintas Budaya Wisatawan Asing dan Penduduk Lokal di Bukit Lawang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KOMUNIKASI VERBAL PEREMPUAN DALAM RESPON INTERAKTIF OPERATOR SELULER

Memahami Adaptasi Budaya pada Pelajar Indonesia. yang Sedang Belajar di Luar Negeri

BAB IV PENUTUP. interpersonal dalam VCT, penulis melihat bahwa wujud komunikasi interpersonal

ETNOSENTRISME, STEREOTIP DAN PRASANGKA DI KALANGAN KARYAWAN ETNIS JAWA DAN TIONGHOA DI KOTA SURAKARTA

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan : 1. Menurut indikator Tipe

(Analisis isi pada akun periode 1 31 Maret 2015) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. yang sama sebagai bagian dari Pasar Klewer. Kondisi groupthink terlihat jelas. tertinggi dalam struktur kepengurusan.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial, setiap manusia diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

BAB IV PENUTUP. karakteristik visual dan perkembangan tema komunikasi Google Doodles

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB IV PENUTUP. interaksi dan hubungan komunikasi yang terjalin di antara individu dan. kelompok etnis dengan masyarakat.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. sosial. Strukturasi dipergunakan untuk memproduksi, mereproduksi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STEREOTYPE TENTANG ETNIS MADURA SEBAGAI INTERCULTURAL BARIER DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Memahami Pengalaman Komunikasi Warga Multietnis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Arwani dan Monica Ester, Komunikasi Dalam Keperawatan. EGC Jakarta, 2002.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan. keanekaragaman budaya, suku dan agama. Hal ini terjadi sejak jaman

KOMUNIKASI ANTARETNIK PADA MASYARAKAT MULTIETNIK DI KAWASAN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM KEHIDUPAN BERTETANGGA ABSTRAK

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari

BAB IV PENUTUP. Dari analisis dan interpretasi data dapat disimpulkan hal-hal sebagai. informasi dengan kemampuan respon pelanggan di Frappio

BAB IV KESIMPULAN. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, ditarik

I.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA. Tanggal Penyusunan 28/02/2017 Tanggal revisi dd/bb/thn

DAFTAR PUSTAKA. Buku: Agus Sudibyo, Citra Bung Karno. Analisis Berita Pers Orde Baru, Yogyakarta: BIGRAF Publishing,

INTERAKSI SOSIAL DAN GAYA KOMUNIKASI MELALUI FACEBOOK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA &KERANGKA PIKIR

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN KOMUNIKASI DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN BERADAPTASI MAHASISWA BARU

INTERPRETASI WARGA BANJAR TERHADAP KAIN SASIRANGAN SEBAGAI IDENTITAS KULTURAL (Studi pada Anggota Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin di Malang)

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237).

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi terhadap data-data hasil

Transkripsi:

Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro Penyusun Nama : Ilham Prasetyo Nim : 14030110120006 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

ABSTRAKSI Judul : Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture Berbasis Etnisitas Nama : Ilham Prasetyo Nim : 14030110120006 Perbedaan budaya antara pendatang dengan hostculture sering memunculkan konflik. Kompetensi komunikasi antarbudaya akan muncul ketika masing-masing pihak yang menjalin kontak atau interaksi dapat meminimalkan kesalahpahaman budaya yaitu usaha mereduksi perilaku etnosentris, prasangka, dan stereotip. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi komunikasi antarbudaya pendatang dan hostculture. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan empat orang mahasiswa pendatang maupun empat orang hostculture. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori ketidakpastian dan kecemasan, teori kompetensi komunikasi antarbudaya, teori interaksi adaptasi budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan dalam melihat kompetensi komunikasi antarbudaya dari mahasiswa pendatang maupun hostculture harus melalui dari beberapa poin penting yaitu melihat dari motivasi, pengetahuan dan kecakapan. Berdasarkan hasil dilapangan diketahui bahwa terdapat faktorfaktor yang terkait dengan kompetensi komunikasi antar budaya dari pendatang diantaranya kurangnya inisiatif dalam membaur dengan lingkungan, kurangnya informasi yang berkaitan dengan lingkungan baru yang menjadi daerah tujuan, sulitnya menyesuaikan perilaku yang sering dilakukan di daerah asal dengan norma yang berlaku di masyarakat. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi komunikasi antarbudaya dari hostculture diantaranya persepsi hostculture tentang penampilan pendatang mempengaruhi motivasi berkomunikasi dengan pendatang. Kurangnya pengetahuan tentang kebiasan buruk dari pendatang, kurangnya kemampuan dalam mengelola konflik dengan pendatang. Mahasiswa pendatang dan hostculture menunjukkan bahwa ketika berkomunikasi antarbudaya harus memiliki kompetensi komunikasi antarbudaya seperti motivasi, pengetahuan dan kecakapan. Namun kebanyakan dari pendatang dan hostculture tidak menyadari kemampuan yang dimiliki, Apabila kemampuan sudah dimiliki dan dilaksanakan dengan baik, maka terciptanya kesadaran dalam komunikasi antarbudaya (mindfullness) yang dapat meminimalkan terjadinya konflik yang melibatkan budaya yang berbeda. Kata kunci : kecemasan dan ketidakpastian, komunikasi antarbudaya, kompetensi komunikasi antar budaya, pendatang, hostculture

1. Pendahuluan Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri atas berbagai etnis, ras, dan budaya yang tersebar di berbagai pulau di seluruh Nusantara. Keberagaman etnis dan budaya tersebut membuat bangsa Indonesia kaya kebudayaan. Dengan latar belakang keberagaman tersebut akan menjadikan Indonesia cenderung menjadi bangsa yang terbuka terhadap pendatang dan perubahan. Sebagai individu yang datang ke dalam sebuah lingkungan dengan latar belakang budaya baru, perantau akan merasa asing, terutama apabila daerah yang baru memiliki latar budaya yang berbeda dari daerah asalnya. Ketika pertama kali berada di sebuah lingkungan yang baru, berbagai macam ketidakpastian ( uncertainty ) dan kecemasan ( anxiety ) akan dialami oleh hampir semua individu. Termasuk mahasiswa perantauan ketika berada di lingkungan Jakarta.Mereka akan merasakan ketidakpastian (uncertainty) dan kecemasan (anxiety) berkomunikasi dengan host culture. Sebagai perantauan, mereka perlu beradaptasi dengan lingkungan baru mereka. Bentuk adaptasi para mahasiswa perantauan dengan hostculture dapat berupa adaptasi bahasa, adat istiadat, norma, kepercayaan bahkan adaptasi makanan. Selanjutnya akan dibahas mengenai bagaimana cara mahasiswa perantauan beradaptasi juga akan sangat memengaruhi hubungan dengan host culture. Pada saat mereka berkumpul dengan orang dari daerah yang sama dengannya, ada kenyamanan yang dirasakan sehingga menciptakan sebuah eksklusifitas dalam kelompok. Hal tersebut akan mengakibatkan anggota kelompok merasa nyaman dengan lingkunganya. Etnis Betawi yang notabene merupakan hostculture di daerah Jakarta. Menurut sebagian orang, sebagian besar masyarakat Betawi memiliki sifat diantaranya ketika berbicara memiliki intonasi yang keras, dan tegas dan cenderung blak-blakan saat berbicara ini dapat menimbulkan bahwa masyarakat Betawi itu kasar bagi pendatang yang belum mengenal lebih dalam sifat dari masyarakat Betawi. Namun di sisi lain bukan hanya masyarakat

Betawi saja yang memiliki karakteristik khusus, namun pendatang yang berasal dari daerah timur Indonesia (sebagai contoh etnis Papua) juga memiliki karakteristik dan sifat khusus, yaitu apabila ketika mereka di suatu tempat yang ramai sering terjadi keributan antara sesama mereka orang papua dan masyarakat lainya, mudah terbawa emosi, jika dia merasa orang itu tidak menyenangkan,dan tidak terbuka atau memiliki sikap yang kurang nyaman dengan lingkungan baru, maka mereka akan menghindarinya dan dia akan merasa bahwa dirinya tidak di sukai oleh orang lain karena sikapnya yang buruk itu membuat orang jauh darinya. Perbedaan budaya antara pendatang dengan hostculture sering memunculkan ketidakpastian yang mengakibatkan sering terjadinya konflik yang melibatkan pendatang dengan hostculture. 2. Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Teori kompetensi antarbudaya (Gusykunts) ini digunakan untuk menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu kompetensi yang dimiliki seorang pedatang dalam meningkatkan kemampuan baik secara individu maupun kelompok dalam memahami dan menyesuaikan dengan lingkungan baru yaitu host culture yang berbeda budaya dengan daerah asal. Yang berkaitan dengan pengetahuan dan perilaku yang harus dilakukan dalam menghormati komunikasi antarbudaya pendatang maupun host culture. Begitu pula dengan penelitian ini. Pada BAB II memaparkan konflik-konflik yang sering muncul berkaitan dengan pendatang dan host culture, yang dipengaruhi dari perbedaan latar belakang, suku dan asal. Konflikkonflik yang terjadi biasanya akibat kurangnya kemampuan pendatang maupun hostculture dalam berinteraksi satu sama lain. Berikut konflik yang pernah terjadi pendatang yang berasal dari Indonesia timur dengan host culture di lingkungan Jakarta dan sekitarnya karena kurangnya komunikasi. Pada BAB III memaparkan

hasil penelitian yang berkaitan dengan kompetensi komunikasi antarbudaya yaitu motivasi, pengetahuan dan kecapakan. Motivasi adalah daya tarik dari komunikator yang mendorong seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, menegaskan bahwa hanya kebutuhan dasar tertentu yang mendorong motivasi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam motivasi diantaranya terdapat kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan keterlibatan di dalam kelompok, kebutuhan untuk dapat dipercaya orang lain, dan kebutuhan untuk membagi pengalaman. Pengetahuan dibedakan menjadi dua, yaitu (1) informasi budaya yang umum dan (2) informasi budaya khusus. Informasi mengenai budaya umum menyediakan pengertian kedalam proses komunikasi antarbudaya secara singkat dan karena itu dapat menjadi sebuah alat kuat dalam membuat pengertian dalam praktek budaya, tanpa memperhatikan budaya yang terlibat. Informasi mengenai budaya khusus yaitu mengenai mengamati perilaku secara mendalam dan menggunakan waktu yang lebih lama. Kecakapan sendiri menyangkut pada kinerja perilaku yang sebenarnya yang dirasakan efektif dan pantas dalam konteks komunikasi. tindakan mengacu pada perbuatan yang sebenarnya dan dapat menghadirkan sebuah perilaku tertentu yang cukup dan mampu mendukung proses komunikasi secara tepat dan efektif. BAB IV meanalisis antara hasil dilapangan dan teori yang digunakan. Motivasi hostculture saat berkomunikasi mengalami ketakutan hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh penampilan pendatang yang berbeda dengan hostculture sehingga memunculkan rasa takut didalam dirinya bahwa seseorang yang baru ia kenal akan berbuat sesuatu yang tidak baik. Karena kebanyakan dari mahasiswa Indonesia Timur memiliki penampilan yang besar dan memiliki kulit yang berbeda dengan hostculture.sehingga menyebabkan hostculture merasa tidak peduli ketika berkomunikasi dengan pendatang. Karena kebanyakan dari pendatang tertutup. Namun ketika pendatang mulai membuka diri maka hostculture

yang memulai pembicaraan.maka hal yang dilakukan oleh hostculture mulai melakukan pendekatan personal dengan pendatang. Pengetahuan dari hostculture dalam kompetensi komunikasi antarbudaya yaitu banyaknya informasi dari hostculture mengenai sikap buruk dari pendatang menciptakan sikap skeptis. Karena hostculture menggeneralisasi semua orang yang berasal dari Indonesia Timur memiliki sikap yang tidak baik. pengetahuan ini diperoleh dari pemberitaan di televisi tentang sikap negatif dari pendatang maupun pengamatan langsung ketika melihat pendatang Indonesia Timur. Kurangnya pengetahuan dari hostculture tentang kebiasan buruk dari pendatang merupakan hal yang penting dan harus dimiliki oleh hostculture, karena terkadang hostculture tidak peduli untuk mempelajari kebiasaan buruk tersebut, namun ketika pendatang melakukan kebiasaan buruk, hostculture biasanya belum terbiasa sehingga memunculkan konflik. Kecakapan dari hostculture yaitu Kurangnya kemampuan hostculture dalam menghadapi kebiasaan negatif dalam mengelola konflik dengan pendatang. Terkadang hostculture sering merasa kaget dengan hal negatif yang sebelumnya pernah dilihat, seperti tawuran, berantem serta mabuk-mabukan yang melibatkan mahasiswa Indonesia Timur. Kurangnya kemampuan dalam bertoleransi dengan kebiasaan yang kurang baik yang sering dilakukan pendatang namun tidak biasa dilakukan oleh hostculture. Seperti kebiasaan minum-minum yang sering dilakukan oleh mahasiswa pendatang Indonesia Timur yang tidak lazim dilakukan oleh masyarakat Jakarta. Kebanyakan dari hostculture merasa tidak penting menjalin komunikasi dengan pendatang dalam mengelola ketidakpastian dan kecemasan. Banyak dari hostculture beranggapan, apabila terjadi ketidakpastian dan kecemasan

pendatang yang memulai komunikasi untuk menyelesaikan ketidakpastian dan kecemasan. 3. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang dipaparkan dalam penelitian ini kemudian dianalisa dan dikaitkan dengan hasil temuan penelitian, maka secara garis besar dapat ditarik beberapa kesimpulan dan inti yang sesuai dengan kompetensi komunikasi antar budaya yang dimiliki pendatang dan hostculture. Dalam konteks mencapai kesadaran dalam berkomunikasi (mindfullnes) Motivasi hostculture saat berkomunikasi mengalami ketakutan hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh penampilan pendatang yang berbeda dengan hostculture sehingga memunculkan rasa takut didalam dirinya bahwa seseorang yang baru ia kenal akan berbuat sesuatu yang tidak baik. Karena kebanyakan dari mahasiswa Indonesia Timur memiliki penampilan yang besar dan memiliki kulit yang berbeda dengan hostculture. Pengetahuan dari hostculture dalam kompetensi komunikasi antarbudaya yaitu banyaknya informasi dari hostculture mengenai sikap buruk dari pendatang menciptakan sikap skeptis. Karena hostculture menggeneralisasi semua orang yang berasal dari Indonesia Timur memiliki sikap yang tidak baik. pengetahuan ini diperoleh dari pemberitaan di televisi tentang sikap negatif dari pendatang maupun pengamatan langsung ketika melihat pendatang Indonesia Timur. Kecakapan dari hostculture yaitu Kurangnya kemampuan hostculture dalam menghadapi kebiasaan negatif dalam mengelola konflik dengan pendatang. Terkadang hostculture sering merasa kaget dengan hal negatif yang sebelumnya pernah dilihat, seperti tawuran, berantem serta mabuk-mabukan yang melibatkan mahasiswa Indonesia Timur. Kurangnya kemampuan dalam bertoleransi dengan

kebiasaan yang kurang baik yang sering dilakukan pendatang namun tidak biasa dilakukan oleh hostculture. Seperti kebiasaan minum-minum yang sering dilakukan 4. Saran Komunikasi antarbudaya merupakan hal yang rumit, karena mencakup cara berfikir dari individu yang tertanam sejak dilahirkan. Begitu juga dengan kompetensi komunikasi antarbudaya seseorang ketika menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang berbeda. Berikut beberapa saran yang akan membuat komunikasi antara pendatang dan hostculture berjalan dengan efektif tanpa menimbulkan konflik : 1. Pada saat datang ke lingkungan baru sebaiknya pendatang mempersiapkan hal yang berkaitan dengan daerah yang ingin dituju, persiapan ini seperti bahasa, kebiasaan, maupun budaya serta makanan dan minuman yang biasa dilakukan oleh warga setempat 2. Hostculture sebaiknya jangan menganggap semua pendatang memiliki sifat dan kebiasan yang sama, karena tidak semua pendatang mempunyai sifat dan perilaku yang sama, sehingga apabila memiliki pengalaman yang kurang baik dengan pendatang maka jangan beranggapan pendatang yang lain memiliki perilaku negatif juga walaupun dari daerah asal yang sama. 3. Apabila tanggapan dari hostculture pada saat berkomunikasi kurang baik, pendatang sebaiknya jangan menyerah untuk mengajak komunikasi, dengan komunikasi secara terus menerus dapat mengurangi rasa takut dari hostculture sehingga komunikasi yang dilakukan akan lebih berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA Alfian, Setiawan. 2013. Mengenal Keberagaman Etnis di Indonesia. Jakarta: Grup. Gramedia A.W, Suranto. 2010. Komunikasi Social Budaya.Yogyakarta : Media Komunikasi. Belasco, EJ.2008. Memahami Teknologi Makanan Berbagai Etnis Budaya. New York : Profesional Sage Devito, Joseph. A.. 1997. Komunikasi antarmanusia. Jakarta: Profesional Books, 2007. The Interpersonal Communication Book. Boston: Pearson,2011. Komunikasi antarbudaya. Karisma Publishing group. Tangerang Selatan Gudykunst, William. Theorizing About Intercultural Communication. 2005. California:Sage Liliweri, Alo.2002. Komunikasi Antarbudaya.. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2003. Makna budaya dalam komunikasi antarbudaya. Yogyakarta :LKIS,2004. Dasar-dasar komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta:LKIS Littlejohn, Stephen W. 1999. Theories of Human Communication ( Sixth Edition ) Belmont, California: Wadsworth Publishing Company alifornia: Wadsworth Publishing Company., 2009. Theories of Human Communication ( Eight Edition ) Belmont, California: Wadsworth Publishing Company alifornia: Wadsworth Publishing Company. Lustig.Myron W. And Jolene Koester. 1996. Intercultural Competence: Interpersoanal Communication Across Culture. New york: Heppercollins College Publisher.,2006. Intercultural Competence: Interpersoanal Communication Across Culture. New york: Heppercollins College Publisher. Martin, Judith dan Thomas K. Nakayama. 2007. Intercultural Communication in Contexts. New York:Mc Graw Hill InternationalUniversitas Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. remaja Rosdakarya., 2005.Metodologi penelitian Kualitatif.Bandung Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2004.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.Bandung: Remaja Rosdakarya.,2006. Ilmu Komunikasi suatu pengantar Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Komunikasi Lintas Budaya: Pemikiran, Perjalanan. Bandung: Remaja Rosdakarya Patton, M.Q. 1990. Qualitative Evaluation and Research Methods. Newbury Park : Sage Publications Rahmat, Kriyantono 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, PT Kencana Prenada Media Group.

Rahardjo,Turnomo. 2005. Menghargai Perbedaan Kultural: Mindfulness dalam Komunikasi Antaretnis.. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Samovar, Larry A., Richard E. Porter and Lisa A. Stefani. 1998. Communication Between Cultures. Third Edition. Belmont, CA: Wadsworth Publishing Company Samovar, Larry A., Richard E. Porter and Edwin R. Mc Deniel. 2010. Between Cultures. Sevent Edition. Jakarta : Salemba Humanika. Communication Sumber Skripsi : Fitria Nur Pratiwi ( 2013 ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro dengan judul penelitian Memahami Proses Adaptasi Individu yang Berpindah Tempat dengan Host Culture di Semarang Fitria Purnama Sari (2013) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro dengan judul Adaptasi Budaya dan Harmoni Sosial ( Kasus Adaptasi Budaya Ikatan Mahasiswa Berbasis Etnisitas di Yogyakarta. Nike Frimadona ( 2007 ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro dengan judul penelitian Memahami Adaptasi dalam Komunikasi Antarbudaya ( Kasus Pernikahan Antaretnis Jawa Minang ) Sumber Artikel http://www.kontras.org/ 2011/10/Kekerasan-polisi-di-tebet-2-korban.html Diunduh pada Selasa 25 Februari 2014 Pukul 08.38 WIB http://news.detik.com/read/2012/05/12/perkelahian-mahasiswa-mabuk-proyekbekasi.html diunduh pada 24 Februari 2014 Pukul 15.30 WIB http://news.detik.com/read 2013/09/kronologis-penganiayaan-polisi-terhadap.htmldiunduh pada 25 Februari 2014 Pukul 10.00 WIB http://news.detik.com/read 2013/12/04/perkelahian-mahasiswaUKI-MahasiswaYAI-polisiterhadap.htmldiunduh pada 26Februari 2014 Pukul 10.00 WIB http://www.kompasiana.com/2013/07/05/benarkah-masyarakat-papua-memiliki-sikap-dan-watakyang-kasar-574348.html. Diunduh pada 14 Mei 2014 Pukul 09.45 WIB) www.pendidikan.jkt.go.id/file/artikel/mahasiswa.pdf diundung 28 Februari 2014 pukul 19:00)