PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PERSIAPAN DALAM PERADILAN TATA USAHA NEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN RAPAT PERMUSYAWARATAN DALAM PERADILAN TATA USAHA NEGARA

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 9 Juli 1991

KEDUDUKAN PIHAK KETIGA DALAM PERADILAN TATA USAHA NEGARA

OBYEKTIVITAS PUTUSAN HAKIM PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN ADANYA TAHAPAN PEMERIKSAAN PERSIAPAN

K0MPARASI EKSTENSI JURU SITA DALAM HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA TERHADAP HUKUM ACARA PERDATA

EKSISTENSI MENGGUGAT PROSEDUR DISMISSAL PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. Jakarta, 9 Juli Nomor : MA/Kumdil/213/VII/K/1991

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Peradilan Tata Usaha Negara telah diatur didalam Undang-Undang Nomor

PENTINGNYA PENCANTUMAN KETIDAKBERHASILAN UPAYA PERDAMAIAN (DADING) DALAM BERITA ACARA SIDANG DAN PUTUSAN

Diskusi Mata Kuliah Perkumpulan Gemar Belajar (GEMBEL) HUKUM ACARA TATA USAHA NEGARA

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR BERACARA DALAM PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILU DAN PENYELESAINNYA OLEH PERADILAN TATA USAHA NEGARA

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KAJIAN NORMATIF PUTUSAN UPAYA PAKSA DALAM PASAL 116 UNDANG-UNDANG NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

BAB III PUTUSAN MAHKMAH AGUNG NO. 184 K/AG/1995 TENTANG KEDUDUKAN AHLI WARIS ANAK PEREMPUAN BERSAMA SAUDARA PEWARIS

BAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa kekuasaan

ABSTRACT. Keyword : Legal status, Applicant, Disputed Elections of Regional Heads, Constitutional Court ABSTRAK

P U T U S A N Nomor : 10/B/2012/PT.TUN-MDN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum (Rechstaat). Landasan

UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN SELA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SUATU PERKARA PERDATA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN MELALUI PROSES PENGADILAN DAN DILUAR PENGADILAN

Keywords : Hukum Acara, Pelaksanaan Putusan, Upaya Paksa.

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

R I N G K A S A N. setiap perkara perdata yang diajukan kepadanya dan Hakim berkewajiban membantu

P U T U S A N Nomor : 52/PDT/2012/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Keywords : Hukum Acara, Peradilan Administrasi, Paradigma.

P U T U S A N NOMOR : 202/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN

KEKUATAN HUKUM PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SEBAGAI LEMBAGA SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

PERAN PENGADILAN NIAGA SEBAGAI LEMBAGA PENYELESAIAN PERKARA KEPAILITAN

KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM MENGADILI SENGKETA PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN YURIDIS PERMASALAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA ATAS KEPUTUSAN MAJELIS PENGAWAS NOTARIS SEBAGAI OBJEK GUGATAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

MENGGUGAT PROSEDUR DISMISSAL PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA. Yuherman, SH, MH Dosen Fakultas Hukum Universitas Sahid Jakarta.

EFEKTIVITAS PENERAPAN CLASS ACTION DALAM PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN DI INDONESIA

FAKTOR PENYEBAB PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN SECARA SEMPURNA (NON EXECUTABLE)

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

P U T U S A N NOMOR : 241/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N :

PELAKSANAAN TATA CARA PENOLAKAN (DISMISSAL PROCEDURE) DALAM PENYELESAIAN PERKARA PERTANAHAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR)

PELAKSANAAN MEDIASI SENGKETA KONSUMEN OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SEBAGAI WUJUD PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

KEPUTUSAN BERSAMA DAN 129/KMA/SKB/IX/ /SKB/P.KY/IX/2009 TENTANG

Didahului oleh pengajuan gugatan sampai dengan putusan dan eksekusi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 54/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBATALAN STATUS TERSANGKA DALAM PUTUSAN PRAPERADILAN

P U T U S A N. NOMOR 48/Pdt.G/2013/PA.Pts DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TESIS KEWENANGAN MENGADILI SENGKETA KEPEGAWAIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

P U T U S A N. NOMOR 149/Pdt/2015/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENTINGNYA KREASI HAKIM DALAM MENGOPTIMALKAN UPAYA PERDAMAIAN BERDASARKAN PERMA NO. 1 TAHUN 2002 TENTANG ACARA GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK

Nomor: 14/B/2012/PT.TUN-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA MEDAN, yang memeriksa,

Program Studi S-1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya, Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelesaian masalah di Pengadilan Agama ada syarat-syarat

CARA MENGAJUKAN GUGATAN DAN PERUBAHAN GUGATAN DALAM PRAKTEK PERADILAN HUKUM ACARA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

BAB IV ANALISIS KASUS

P U T U S A N. Nomor : 99/Pdt.G/2011/MS-Aceh


BAB I PENDAHULUAN. perdamaian dengan cara mediasi. Bagi orang yang beragama Islam akan

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

P U T U S A N Nomor : 171/B/2012/PT.TUN-MDN

PROSEDUR BERACARA DI TINGKAT PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

BAB III PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA OLEH PEJABAT TATA USAHA NEGARA

Oleh : A.A. Nandhi Larasati Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

Tentang URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MAGELANG. : Drs. H. MUSLIKIN, MH N I P :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2

BAB III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 718 K/AG/2012 TENTANG BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI YANG DIBERIKAN OLEH SUAMI PASCA PERCERAIAN

P U T U S A N Nomor 116/Pdt/2014/PT.Bdg.

Tugas Pokok dan Fungsi. Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

PENYELESAIAN SENGKETA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

P U T U S A N. Nomor 185/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN PADA KREDIT DI BANK MANDIRI CABANG SANUR

Nomor: 206/B/2011/PT.TUN-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA MEDAN, yang memeriksa dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1993 TENTANG LARANGAN PERANGKAPAN JABATAN HAKIM AGUNG DAN HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

JURNAL KAJIAN HUKUM Vol. 2, No. 1 (2017)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

P U T U S A N 463 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

Transkripsi:

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PERSIAPAN DALAM PERADILAN TATA USAHA NEGARA Oleh Putu Ratna Surya Pratiwi Putu Tuni Cakabawa Landra Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract Examination Preparation is a preliminary stage before the main examination of the dispute in the State Administrative Court or a stage to finalize the case. In the Law of the State Administration, there is an obligation for the judge to hold Examination Preparation before checking the subject of dispute. Interrogation Preparation is conducted after passing through the Consultative Meeting Procedure, or after a lawsuit passes the sensor of the first stage, and before the dispute examination is performed. Keywords: examination preparation, administrative courts, lawsuit. Abstrak Pemeriksaan Persiapan merupakan tahapan pendahuluan sebelum pemeriksaan pokok sengketa dalam Peradilan Tata Usaha Negara atau suatu tahapan untuk mematangkan perkara. Dalam hukum Acara Tata Usaha Negara ada kewajiban bagi Hakim untuk mengadakan Pemeriksaan Persiapan sebelum memeriksa pokok sengketanya. Acara Pemeriksaan Persiapan dilakukan setelah melewati acara Rapat Permusyawaratan atau setelah gugatan lewat sensor tahap pertama dan sebelum pemeriksaan sengketa dilakukan. Kata Kunci : Pemeriksaan Persiapan, Peradilan Tata Usaha Negara, Gugatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu lingkungan Peradilan di bawah Mahkamah Agung yang menyelesaiakan sengketa antara seorang atau badan hukum Perdata akibat dikeluarkannya keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara. Objek gugatan dalam Peradilan Tata Usaha Negara adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang telah dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara. 1

Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara dalam Peradilan Tata Usaha Negara dimulai dengan didaftarkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara pada tempat Tergugat berkedudukan. Dalam Proses Pemeriksaan dalam Peradilan Tata Usaha Negara dilakukan dalam dua proses pemeriksaan yaitu sebelum pemeriksaan pokok perkara yang mencakup rapat permusyawaratan dan pemeriksaan persiapan serta pemeriksaan pokok perkara. 1 Dalam Pemeriksaan Persiapan tersebut hakim dapat melakukan musyawarah dalam sidang tertutup untuk umum, tidak harus di ruang sidang, bahkan dapat pula dilakukan di ruang kerja hakim tanpa memakai toga. 1.2 Tujuan a.untuk mengetahui dasar hukum dari pelaksanaan pemeriksaan persiapan dalam Peradilan Tata Usaha Negara. b.untuk mengetahui proses dan prosedur pemeriksaan persiapan dalam Peradilan Tata Usaha Negara. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam tulisan ini yaitu jenis penelitian empiris karena meneliti bagaimana hukum tersebut diterapkan dalam praktiknya. Sumber data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data Primer didapat dari studi lapangan yang dihimpun oleh peneliti, data sekunder didapat dengan melakukan penelitian kepustakaan (library Research) yakni mengadakan penelitian terhadap bahanbahan bacaan untuk mendapat data secara teoritis. 2 Jenis pendekatan yang digunakan berupa pendekatan kasus (case approach), pendekatan fakta (fact approach), pendekatan konsep dan pendekatan perundang-undangan. Analisis dilakukan dengan analisis kwalitatif yang disajikan secara diskriptif. 1 Victor Situmorang dan Soedibyo, 1992,Pokok-pokok Peradilan Tata Usaha Negara, Rinjeka Cipta, Jakarta, hal. 48 2 Burhan Ashofa, 2001, Metoda Penelitian Hukum,Cet. III, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 103 2

2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Dasar hukum dan pengertian pemeriksaan persiapan dalam peradilan tata usaha negara Pemeriksaan Persiapan diatur dalam pasal 63 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 yang menyatakan sebelum pemeriksaan pokok sengketa dimulai, Hakim wajib mengadakan pemeriksaan persiapan untuk melengkapi gugatan yang kurang jelas. Dalam pemeriksaan persiapan sebagaimana dimaksud tersebut, hakim wajib : - Memberi nasihat kepada penggugat untuk memperbaiki gugatan dan melengkapinya dengan data yang diperlukan dalam jangka waktu 30 hari - Dapat meminta penjelasan kepada Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan - Apabila dalam jangka waktu 30 hari penggugat belum menyempurnakan gugatan, maka Hakim menyatakan dengan putusan bahwa gugatan tidak dapat diterima - Terhadap putusannya tidak dapat digunakan upaya hukum, tetapi dapat diajukan gugatan baru. Maksud disediakannya acara Pemeriksaan Persiapan adalah guna mengimbangi dan mengatasi kesulitan Penggugat memperoleh informasi atau data yang berada dalam kekuasaan Badan/Pejabat Tata Usaha Negara. Hal ini diperlukan mengingat kedudukan antara Penggugat dengan Badan/Pejabat Tata Usaha Negara berada pada posisi yang tidak seimbang. Dengan disediakannya Acara Pemeriksaan persiapan diharapkan posisi tersebut akan seimbang, yakni dengan cara memberikan kesempatan kepada Hakim untuk meminta penjelasan kepada Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang digugat, bahkan Pejabat Tata Usaha Negara lainnya yang dipandang perlu ataupun mendengar keterangan siapa saja yang dianggap perlu oleh Hakim, juga mengumpulkan surat-surat yang dianggap perlu oleh Hakim. Segi positif adanya Acara Pemeriksaan Persiapan ini akan menimbulkan keyakinan awal bagi penggugat, bahwa setidak-tidaknya dari segi kewenangan absolut dan kewenangan relative serta syarat-syarat gugatan diyakini telah terpenuhi, sehingga gugatan tidak perlu diragukan dan dikhawatirkan kemungkinan dieksepsi oleh tergugat. 3

Meskipun demikian Majelis Hakim masih diberikan kewenangan untuk menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard) baik seluruhnya maupun sebagian, kendati gugatan telah lolos dari dismissal proses. 3 2.2.2 Penerapan pemeriksaan persiapan dalam peradilan tata usaha negara Sebelum dilakukan pemeriksaan persiapan, surat gugatan yang masuk akan dilakukan penelitian administratif oleh panitera, wakil panitera atau panitera muda pengganti untuk mengetahui dipenuhinya syarat-syarat dari surat gugatan tersebut yaitu dilihat dari segi formalnya saja. Kepada Hakim diberi kemungkinan untuk mengadakan pemeriksaan persiapan sebelum memeriksa pokok sengketa. Wewenang hakim ini untuk mengimbangi dan mengatasi kesulitan seseorang sebagai Penggugat dalam mendapatkan informasi atau data yang diperlukan dari Badan/Pejabat Tata Usaha Negara, mengingat Penggugat dan Badan/Pejabat Tata Usaha Negara kedudukannya tidak sama. 4 Dalam melakukan pemeriksaan setempat tidak perlu dilaksanakan oleh Majelis Hakim yang lengkap, cukup oleh seorang Hakim Anggota yang khusus ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan setempat yang dituangkan dalam bentuk penetapan. III KESIMPULAN Dari uraian yang sudah disampaikan dalam pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.Pemeriksaan Persiapan merupakan prosedur pendahuluan dalam Peradilan Tata Usaha Negara yang memberikan kewenangan kepada Majelis Hakim yang telah ditetapkan oleh Ketua Pengadilan, agar wajib mengadakan pemeriksaan persiapan untuk melengkapi gugatan yang kurang jelas atau untuk mematangkan perkara sebelum pemeriksaan pokok sengketa di muka umum dimulai, yang ketentuannya dapat dilihat dalam Pasal 63 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986. 2.Pemeriksaan Persiapan ini dapat pula dilakukan oleh Hakim Anggota yang ditunjuk oleh Ketua Majelis sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Ketua Majelis. 3 S.F Marbun,1977, Peradilan Administrasi Negara Dan Upaya Administratif Di Indonesia,Liberty, Yogyakarta, hal.254 4 R.Wiyono, 2007, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Cet I, Sinar Grafika, Jakarta,hal.135. 4

DAFTAR PUSTAKA Burhan Ashofa, 2001, Metoda Penelitian Hukum, Cet. III,Rineka Cipta, Jakarta. Indroharto, Usaha Memahami Undang-undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku II, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Marbun S.F,1977, Peradilan Administrasi Negara Dan Upaya Administratif Di Indonesia,Liberty, Yogyakarta. Victor Situmorang dan Soedibyo, 1992, Pokok-pokok Peradilan Tata Usaha Negara, Rinjeka Cipta, Jakarta. 5