EKSPRESI KARYA SENI TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL BANGSA. Oleh: Etty S.Suhardo*

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA MOTIF BATIK JEMBER SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL TRADISIONAL ABSTRAK

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

DIREKTUR JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki keragaman budaya dari berbagai daerah, yang berarti

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014

BAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Harmonisasi antara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional

Rudy Susatyo. Yogyakarta, 8 Agustus Oleh

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dr. Tb. Maulana Kusuma Web: Gunadarma University

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Intellectual Property Rights (IPR) diartikan sebagai Hak Milik

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN FASILITASI PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. baik seni rupa, seni musik, teater atau tarian, baik yang bersifat tradisional

SOFYAN ARIEF SH MKn

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENCATATAN PENGALIHAN PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Operasional Pendafataran Paten, Merek dan Hak Cipta. Sofyan Arief Konsultan HKI RI

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

Urgensi Pengaturan Perlindungan Pengetahuan Tradisional Dalam Hukum Positif Indonesia Oleh: Akhmad Aulawi *

PERLINDUNGAN HUKUM HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL TERHADAP PENGETAHUAN TRADISIONAL DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tidak setiap orang

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/23/2014 nts/epk/ti-uajm 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERANAN UNESCO TERHADAP PENGKLAIMAN BUDAYA TIDAK BERWUJUD DAN PENERAPAN HUKUMNYA DI INDONESIA SKRIPSI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suku, ras, agama dan kebudayaan. Kemajemukan yang lahir ini justru. para generasi penerus sebagai asset bangsa.

: /2 /0 04

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

PATEN. Disusun oleh : Dr. Henny Medyawati, SKom,MM. Sumber: UU NO. 14 tahun 2001, tentang Paten,2010, New Merah Putih, Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali adalah pembangunan dibidang perekonomian nasional. Di era

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

Bahasa Daerah: Kekayaan Budaya Yang Harus Tetap Lestari (Dalam Rangka Peringatan Hari Bahasa Ibu Sedunia)

PENINGKATAN PROFESIONALISME KARYA CIPTA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN HAKI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENCATATAN PENGALIHAN PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENCATATAN PENGALIHAN PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Harus diakui saat ini para wisatawan berkunjung ke suatu daerah di

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut mata pencaharian, tenaga kerja, dan pendapatan masyarakat

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 PENJELASAN ATAS TENTANG DESAIN INDUSTRI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

SUAMI DAN ISTERI SEBAGAI PENDIRI C.V. P.T.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 PENJELASAN ATAS TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 MEREK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat agar tercipta keadilan demikian halnya di Indonesia yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

PENGATURAN HASIL KARYA INTELEKTUAL ATAS LAYANGAN JANGGAN SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL KE DALAM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

BUPATI BOLAANG MONGONDOW PROVINSI SULAWESI UTARA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

Buku Panduan Permohonan Hak Cipta bagi Sivitas Akademika IPB

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang perlu digali, dipelihara dilestarikan, dan dilindungi secara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM

Transkripsi:

EKSPRESI KARYA SENI TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL BANGSA Oleh: Etty S.Suhardo* Ketika bangsa ini resah karena banyak karya seni kita diklaim negara tetangga, kini kita lega, bahagia dan bangga saat kita semua menyaksikan diumumkannya batik secara resmi sebagai warisan budaya dunia (World Heritage) pada tanggal 2 Oktober 2009, oleh United Nations Educational Scientific and Cuktural Organization (Unesco), yang berarti bahwa masyarakat dunia telah mengakui batik sebagai milik kita bangsa Indonesia. Tentu saja kebanggaan ini bukan tanpa dasar, kita telah dapat membuktikan bahwa karya batik Indonesia tiada duanya, apalagi batik-batik klasik yang penuh dengan nuansa filosofi yang secara historis mempunyai makna terentu, tampak indah dan berkharisma. Dengan demikian negara lain yang akan membuat batik dengan membuat corak atau motif batik yang mirip bahkan sama dengan seni batik Indonesia, harus mendapat izin dari pemiliknya. Perjuangan para pembatik dan pengusaha batik selama ini tidak sia-sia, sejarah mencatat bahwa seni batik serta karya seni yang lain tumbuh sejak kerajaan Majapahit sedang berjaya, hal ini memberi makna bahwa karya cipta batik adalah karya orisinal bangsa Indonesia yang sangat berharga, sehingga karya seni sebagai budaya bangsa keberadaannya tidak dapat dipungkiri oleh siapapun. Perkembangan masyarakat yang sedemikian dinamis diikuti oleh berkembangnya budaya sesuai dengan zamannya, Inilah kekayaan bangsa yang tentu saja harus selalu dipelihara sepanjamg masa oleh bangsa ini secara keseluruhan dan konsisten, sebagai hasil karya yang perlu dilindungi. Kehawatiran kita apabila karya seni bangsa ini diklaim oleh negara lain, merupakan hal yang wajar, seperti yang terjadi baru-baru ini, serta merta seluruh bangsa menunjukkan kebersamaannya dan bersatu padu memprotes keras negara lain yang mengklaim karya budaya milik Indonesia. 1

Pertanyaannya bagaimana kalau hasil karya seni sekelompok suku atau etnis tertentu di Indonesia kemudian digunakan oleh suku yang lain? Apakah kelompok tersebut dapat dengan bebas menggunakan atau memanfaatkan hasil karya seni pihak lain pada satu wilayah Indonesia? Perlindungan Hukum Budaya Tradisional Beragam karya bangsa ini telah menunjukkan betapa ber bhineka nya budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Seni budaya yang tumbuh mempunyai semangat kebersamaan yang cukup kental, karena memang semangat gotong royong telah mendarah daging pada masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat tradisional pada khususnya, sehingga banyak karya-karya bersama menjadi milik bersama. Hasil karya cipta termasuk pada Hak Kekayaan Intelektual (HKI), telah mendapat perlindungan secara hukum dengan diundangkannya Undang-Undang R.I. No. 19 Tahun 2002. tentang Hak Cipta. Secara umum tentang karya peninggalan prasejarah, sejarah dan benda nasional lainnya serta folklor, dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, menjadi milik negara, demikian disebutkan pada Pasal 10 Ayat (1) dan (2). Jelas pada Pasal tersebut disebutkan bahwa kepemilikan dari karya-karya yang telah turun temurun sekiranya tidak ada pemiliknya, maka menjadi milik negara, sayangnya sampai pada saat ini peninggalan-peninggalan tersebut belum teridentifikasi dengan jelas secara keseluruhan, sehingga dihawatirkan banyak bendabenda budaya kita yang berpindah ke negara lain tanpa sepengetahuan negara, seperti kasus yang pernah terjadi pada museum Radya Pustaka di Surakarta. Karya budaya rakyat berupa angklung, gamelan, serta karya seni tradisional lainnya, tumbuh secara alamiah selanjutnya berkembang disertai inovasi-inovasi yang penuh dengan nilai seni sebagai karya tradisional, seharusnyalah mendapat perhatian masyarakat luas, serta dipelihara dengan penuh kecintaan supaya tidak digunakan oleh pihak lain yang mengambil manfaat ekonomi. 2

Disinilah pentingnya perhatian dari masyarakat dan negara, karena sudah menjadi milik bersama yang mempunyai nilai moral dan nilai ekonomis. Untuk itu beberapa kepala daerah di Indonesia banyak yang telah menyadari arti pentingnya nilai budaya sebagai bagian dari Hak Kekayaan Intelektual dan mulai menginventarisir karyakarya seni daerah, bahkan mulai menginventarisir yang termasuk indikasi geografis daerahnya, sebelum di klaim oleh daerah lain, selanjutnya satu persatu mulai didaftarkan ke Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM. Kepemilikan Budaya Tradisional Budaya tradisional merupakan karya cipta yang termasuk pada Hak Kekayaan Intelektual, karena menyangkut kekayaan maka selalu berhubungan dengan kepemilikan. Ditinjau dari segi hukum kepemilikan merupakan hak milik pribadi atau hak milik bersama, yang terdiri dari benda tetap (berwujud dan tidak berwujud) dan benda bergerak ( berwujud dan tidak berwujud). Karya cipta termasuk pada budaya tak benda, artinya bahwa hasil karya tersebut merupakan kebendaan immateriil, karya cipta tradisional itu sendiri ada wujudnya dengan segala corak dan gaya yang menakjubkan, sedang hak nya tidak ada wujudnya., sehingga secara yuridis merupakan hak kebendaan yang tidak berwujud (immaterril). Mengacu pada Pasal 10 Ayat (2), bahwa negara memegang Hak Cipta atas Folklor dan hasil kebudayaan takyat yang menjadi milik bersama. Dalam rencana Peraturan Pemerintah mengenai Hak Cipta atas Folklor yang dipegang oleh negara terdapat pada Bab III yang menyangkut Pemanfaatan Folklor, disebutkan pada Pasal 3 Ayat (1) bahwa: Setiap bentuk pemanfaatan atas folklor oleh bukan Warga Negara Indonesia harus mendapat izin dari lembaga Pemerintah yang berwenang, Pasal ini hanya bagi warga negara asing, sedang untuk mereka yang mempunyai kewarganegaraan yang sama (Indonesia) belum diatur tentang pemanfaatan maupun penggunaan ciptaan milik pihak lain atau etnis lain, dengan demikian masih ada kekosongan-kekosongan hukum yang harus segera diatur sehingga jelas bagi mereka 3

yang memanfaatkan ciptaan budaya tradisional pihak lain, walaupun berada di suatu wilayah negara Indonesia, sehingga ada kepastian hukum bagi pemilik seni tradisonal yang perlu mendapat penghargaain atas kepemilikannya. sebagai hasil ciptaannya. Tentu saja pihak-pihak yang memanfaatkan karya cipta seni tradisional tidak sebebas itu menggunakannya, saat ini khususnya pada masyarakat industrial harus ada Izin dari pemiliknya, walaupun pada masyarakat tradisional Indonesia secara umum kehidupannya penuh dengan nuansa kebersamaan, yang berasaskan kegotong royongan, sehingga ciptaan karya seni tradisional tidak jarang dilakukan dalam semangat kebersamaan, tentu saja kepemilikannya adalah milik kelompok atau komuniti tertentu, atau suku bangsa bahkan milik bangsa tertentu. Dengan demikian siapapun yang akan memanfaatkannya harus dengan izin kelompok tersebut apalagi selanjutnya dimanfaatkan dengan tujuan menghasilkan keuntungan ekonomis.. Sayangnya pemahaman tentang pemanfaatan kepemilikan orang lain ini belum disadari secara umum bahkan mereka adem ayem saja miliknya dimanfaatkan pihak lain, bahkan ada rasa bangga karena karya seninya telah menyebar dan dimanfaatkan pihak lain. Sebagai contoh beberapa tahun yang lalu, konsep kebersamaan dari masyarakat Bali yang kehidupannya penuh dengan nuansa seni, dimana seorang yang membuat karya besar berupa seni patung yang unik dibuat secara bersamasama. Secara hukum otomatis haknya melekat pada sipencipta, karena dibuat bersama maka haknya menjadi milik bersama, apabila pada suatu saat karya seni patungnya dibuat persis sama oleh pihak lain mereka tidak bereaksi apa-apa, karena dianggap milik bersama. Tentu saja saat ini komunitas masyarakat Bali sudah mempunyai kesadaran bahwa ciptaannya memiliki hak moral dan hak ekonomi, dan mereka sudah mulai mendaftarkan kepemilikannya mengingat akan fungsi dari hak cipta adalah hak eksklusif bagi si pencipta. Sesungguhnya suatu ciptaan tidak wajib untuk didaftarkan karena haknya melekat pada sipencipta, akan tetapi untuk saat ini pada era yang sudah berubah, pada masyarakat industrial semua sudah dihitung secara ekonomis, maka perlu kiranya 4

ditumbuhkan kesadaran atau bahkan kepekaan tersendiri, apabila ada pemanfaatan semua karya ciptaan apapun bentuknya, sebaiknya diperhitungkan kompensasi yang didapat, apabila terjadi pemanfaatan karya seninya oleh pihak lain apalagi yang berakibat pada perolehan keuntungan ekonomis harus diperhitungkan secara cermat. Tata Cara Pendaftaran Ciptaan Kalimat yang populer saat ini perlu diluruskan yaitu bahwa ciptaan perlu didaftarkan bukan di paten kan. Paten pada HKI adalah temuan dalam bidang teknologi yang dapat dilaksanakan dalam bidang industri, jadi mempunyai pengertian sendiri-sendiri antara hak cipta dan hak paten, walaupun keduanya samasama termasuk bidang HKI. Suatu karya cipta yang terdiri dari ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang sangat beragam, walaupun tidak wajib untuk didaftarkan perlu kiranya masyarakat menyadari bahwa hasil karya cipta apapun bentuknya sebaiknya daftarkanlah untuk kepastian hukum., sehingga terjamin keamanannya yang berlaku selama hidup sipencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun (lima puluh) setelah pencipta meninggal dunia. Ciptaan yang didaftarkan harus orisinil, harus dapat dibuktikan bahwa karyanya benar-benar asli dengan suatu pernyataan. Pendaftarannya dapat dilakukan ke Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM di Tangerang, sedang untuk Propinsi Jawa Tengah dapat langsung ke kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM di Jalan Dr.Cipto Semarang. Pendaftaran ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan dilakukan dengan mengajukan permohonan oleh Pencipta atau oleh pemegang hak cipta atau Kuasanya (dalam hal ini Konsultan HKI), dengan surat rangkap 2 (dua) yang ditulis dalam Bahasa Indonesia dan disertai contoh ciptaan atau penggantinya dengan dikenai biaya, untuk itu sudah tersedia formulirnya. Selanjutnya terhadap permohonan tersebut Dirjen HKI akan memberikan putusan paling lama 9 (sembilan) bulan terhitung sejak permohonan diajukan secara lengkap. 5

Sebenarnya proses pendaftaran cukup sederhana, untuk itu tidak usah segansegan segera mendaftarkan ciptaan yang dimiliki. Hanya saja karena ketidak tahuan atau bahkan membayangkan birokrasi yang panjang, atau dianggap biaya yang cukup mahal, masyarakat menjadi enggan untuk mendaftarkan. Sesungguhnya biaya tidak terlalu mahal apabila dibandingkan dengan manfaat yang dapat dinikmati oleh sipencipta sangat besar dan berlaku dalam jangka waktu panjang, tentu saja apabila syarat-syarat yang diwajibkan telah lengkap, Proses selanjutnya dikeluarkan sertifikat oleh Dirjen HKI untuk mendaftarkan ciptaannya dan sertifikat ini yang menunjukkan bahwa kepemilikannya telah mendapat pengakuan dari negara, sehingga telah ada kepastian hukum, sekaligus diakuinya bahwa nama yang tertera pada sertifikat tersebut adalah pemiliknya Banyak pekerjaan rumah yang masih harus kita kerjakan. Berbagai ragam potensi daerah yang berhubungan dengan HKI yang perlu didaftarkan sebagai aset daerah, yang meliputi ilmu pengetahuan, seni dan sastra., apalagi pada era otonomi daerah yang mempunyai sumber daya daerah yang sangat kaya akan budaya tradisional, masih harus digali. Pada tahap awal daerah-daerah harus mampu menggali potensi budaya daerahnya selanjutnya diinventarisasikan secara cermat, supaya tidak di klaim oleh daerah lain. Budaya tradisional tersebut perlu dipelihara dan dilestarikan, tidak hanya seni batik, segala macam seni tradisonal, kerajinan, seni pahat, seni tari, seni ukir, seni musik, makanan, minuman, obat-obatan tradisional, dan lain-lain yang semuanya mempunyai ciri-ciri spesifik dan bersifat orisinil. Ini semua perlu perjuangan panjang dengan ditunjang oleh sumber daya manusia yang memadai. Disinilah HKI mempunyai peran strategis untuk dapat difungsikannya aset budaya tradisional daerah. Selanjutnya aset ini harus d.itingkatkan kualitasnya untuk dapat bersaing dengan daerah lain bahkan bersaing secara global. Etty S.Suhardo, Guru Besar bidang Hukum Dagang Fakultas Hukum UNDIP. Ketua Sentra HKI UNDIP. 6