BAB I PENDAHULUAN. internasional. Hal ini sejalan dengan Kementerian Pendidikan Nasional yang memiliki target

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. Tentang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : Dj.I/89/2008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)

kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan

Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran akan kebutuhan pendidikan formal. Jika dahulu persepsi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/U/1999 TENTANG KERJASAMA PERGURUAN TINGGI SERTA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000

KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL

BAB I PENDAHULUAN. bahkan detik. Perkembangan perkembangan teknologi ini terjadi di setiap

PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

STANDAR NASIONAL PERGURUAN TINGGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYESUAIAN PERUBAHAN BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/U/2001

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN, DAN PENJAMINAN MUTU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG

Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Koordinator Kopertis Wilayah VII

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa, dunia usaha dan industri, serta pemerintah karena sudah mengalami

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xxi. DAFTAR GAMBAR... xxiii. DAFTAR LAMPIRAN... xxv

2015, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 Mengenai Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

Buku Panduan. Panduan Pelaksanaan Program. Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional secara kuantitatif bertujuan mendidik dan

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Arus modal yang keluar masuk, hingga melampaui batas-batas negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INDEPT, Vol. 1, No. 1, Februari 2011 ISSN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih. Direktur Jenderal, Ttd.

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI

Program Studi Magister Akuntansi (Penyelenggara Fakultas Ekonomi)

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan dunia kerja; dan meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh

SEKILAS MENGENAI.. 1 PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN

STANDAR ISI PEMBELAJARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

OLEH : TUNGGUL PRIYONO (Kepala Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Kelembagaan Kopertis Wil V DIY) Materi disampaikan dalam acara BIMTEK KERJASAMA PTS

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Dosen di Rumah Sakit dan Wahana Pendidikan

Persyaratan dan Prosedur Penyesuaian Perubahan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Tahun

STANDAR ISI PEMBELAJARAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

2 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Pres

BAB I PENDAHULUAN. studi tertentu yang didedikasikan untuk: (1) menguasai, memanfaatkan, mendiseminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan ilmu

2012, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kunci utama kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan, bersama pendidikan akan mengantarkan bangsa ini menjadi negara yang lebih unggul dalam meningkatkan daya saing suatu bangsa melalui peran perguruan tinggi. Perguruan tinggi harus dapat memainkan perannya sebagai salah satu instrumen penting untuk mendorong daya saing bangsa di tingkat internasional. Hal ini sejalan dengan Kementerian Pendidikan Nasional yang memiliki target agar perguruan tinggi di Indonesia memiliki kualitas untuk bersaing di tingkat internasional, namun kenyataannya banyak perguruan tinggi yang masih melakukan persaingan di tingkat lokal, nasional dan hanya beberapa perguruan tinggi yang mampu bersaing di tingkat internasional. Persaingan diperguruan tinggi bukan hanya antar perguruan tinggi saja, tetapi juga antar program studi. Perguruan tinggi yang mampu bertahan adalah perguruan tinggi yang mampu menciptakan daya tariknya melalui program studi. Daya tarik sebuah perguruan tinggi dapat dilihat dari jumlah pendaftaran mahasiswa baru, sedangkan perbandingan jumlah mahasiswa dapat dilihat dari jumlah peminat yang mendaftar di program studi. Hal ini merupakan masalah bagi perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas mutu program studinya, maka suka atau tidak suka perguruan tinggi harus berusaha agar baku mutu yang digunakan tidak berbeda jauh dengan baku mutu internasional. Permasalahan tersebut merupakan tantangan dan ancaman bagi perguruan tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dalam meningkatkan kekuatan bisnisnya (business strength) dan daya tarik (attractiveness) pada masyarakat dalam rangka merebut pangsa pasar (market share) yang memang sedikit dan terbatas ditengah para kompetitor yang begitu banyak. Hal ini

harus ditindaklanjuti oleh para pemimpin perguruan tinggi khususnya bagi pimpinan program studi, agar program studi yang dipimpinnya memiliki keunggulan posisi diantara program studi dari perguruan tinggi lainnya, sehingga dapat bertahan dalam persaingan yang ada. Hal ini disebabkan, bagaimanapun sebuah program studi di lingkungan eksternal harus dianalisis, apa yang dapat menjadi ancaman dan peluang bagi program studi, dan harus mampu mempertahankan dan mengembangkan potensi yang sudah dimiliki. Kelemahan di dalam dan ancaman di luar program studi, harus diantisipasi dengan menerapkan strategi keunggulan posisi program studi di perguruan tinggi yang berbasis kepada kekuatan dan peluang yang dapat diperoleh melalui peningkatan sumberdaya dan kapabilitas program studi. Perkembangan perguruan tinggi yang berada dibawah pengawasan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah I, Sumatera Utara - Aceh (KOPERTIS WIL I, SUMATERA UTARA - ACEH), juga dihadapkan dengan permasalahan yang sama. Analisis lingkungan eksternal adalah upaya untuk memperoleh apa yang menjadi ancaman dan peluang. Hal ini berguna bagi perguruan tinggi agar dapat mengantisipasi dan untuk mempertahankan serta mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui penerapan strategi keunggulan bersaing. Persaingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1. Gambaran Perguruan Tinggi di KOPERTIS WIL I, SUMATERA UTARA ACEH, Berdasarkan Jenis, Status dan Jenjang Program Studi N0 JENIS PERGURUAN JUMLAH Jumlah Program Studi per Jenjang TINGGI PT S.3 S.2 S.1 D.4 D.3 D.2 D.1 Sp-1 Profesi JLH SUMATERA UTARA 1 Universitas 30 0 24 376 0 41 0 1 0 3 445 2 Institut 3 0 0 24 0 2 0 0 0 0 26 3 Sekolah Tinggi 91 0 5 177 4 65 0 0 0 5 256 4 Akademi 125 0 0 0 0 162 4 3 0 0 169 5 Politeknik 15 0 0 0 1 75 0 0 0 0 76 JUMLAH 264 0 29 577 5 345 4 4 0 8 972 ACEH 1 Universitas 10 0 0 135 1 10 0 0 0 2 148 2 Institut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Sekolah Tinggi 41 0 0 66 3 23 0 0 0 0 92 4 Akademi 48 0 0 0 0 54 0 0 0 0 54 5 Politeknik 3 0 0 0 0 12 0 0 0 0 12 JUMLAH 102 0 0 201 4 99 0 0 0 2 306 TOTAL 366 0 29 778 9 444 4 4 0 10 1278

Sumber: Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Data Evaluasi (http://evaluasi.dikti.go.id/database/pt. Rabu 17/4/2013) (Data diolah) Tabel 1.1 menggambarkan bahwa perguruan tinggi yang berada dibawah pengawasan KOPERTIS WIL I, SUMATERA UTARA ACEH, sebanyak 366 perguruan tinggi yang tersebar di Sumatera Utara sebanyak 264 PTS dan di Aceh sebanyak 102 PTS, dengan program studi sebanyak 1.278 program studi. Hal ini merupakan ancaman bagi perguruan tinggi khususnya bagi PTS dalam rangka merebut pangsa pasar yang memang sedikit dan terbatas ditengah para kompetitor yang begitu banyak. Tabel 1.1 juga menunjukkan pada Jenjang Strata Satu (S.1) sebanyak 778 program studi, sedangkan Strata Dua (S.2) sebanyak 29 program studi. Hal ini merupakan peluang bagi PTS untuk meningkatkan kekuatan bisnisnya dan daya tarik pada masyarakat melalui keunggulan posisi program studinya. Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan, melalui Program Studi Magister Ilmu Hukum, merupakan program pendidikan pascasarjana yang di harapkan dapat menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan mengembangkan dan memutakhirkan ipteks serta memiliki keterampilan dalam penerapannya, mempunyai kemampuan memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah, dan mempunyai kemampuan mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan dengan ketajaman analisis, keserbacukupan tinjauan, serta kepaduan pemecahan masalah atau profesi yang serupa. Oleh karena itu Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB harus memenuhi persyaratan yang mengarah pada pelaksanaan proses pendidikan yang berorientasi pada pencapaian dan pemeliharaan mutu yang tinggi. Perkembangan program studi magister ilmu hukum di perguruan tinggi di Sumatera Utara seharusnya diimbangi dengan peningkatan layanan dan mutu perguruan tinggi, karena hanya perguruan tinggi yang memiliki keunggulan kompetitif saja yang mampu bertahan dalam persaingan. Persaingan tersebut dapat dilihat dari jumlah mahasiswa pada perguruan

tinggi. Tabel 1.2 menyajikan perbandingan jumlah mahasiswa PTS dibawah pengawasan KOPERTIS WIL I, SUMATERA UTARA ACEH, yang memilih program studi magister ilmu hukum. Tabel 1.2. Perbandingan Jumlah Mahasiswa Magister Ilmu Hukum di Perguruan Tinggi di KOPERTIS WIL I, SUMATERA UTARA ACEH, Tahun 2008 sampai 2010 N0 PERGURUAN TINGGI TAHUN BERDIRI 1 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 2004 559 473 872 1,904 2 Universitas Islam Sumatera Utara 2008 143 236 279 658 3 Universitas Medan Area 2003 201 150 149 500 4 Universitas Pembangunan Panca Budi 2007 144 119 69 332 5 Universitas Darma Agung 2007 63 88 89 240 JUMLAH 3,118 3,075 3,468 3,634 Sumber: Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Data Evaluasi (http://evaluasi.dikti.go.id/database/pt. Senin 18/2/2013) (Data diolah) Tabel 1.2 menunjukkan bahwa 5 PTS yang memiliki program magister ilmu hukum, dengan peminat sebanyak 3.634 mahasiswa. Hal ini merupakan peluang bagi PTS untuk merebut pangsa tersebut dan mengharuskan PTS untuk meningkatkan pangsa pasar dengan menciptakan kekuatan bisnis dan daya tarik. Berdasarkan persentase jumlah mahasiswa, Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 17% ditahun 2009, 42% ditahun 2010, sedangkan Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Medan Area juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 25% ditahun 2009, 1% ditahun 2010. Berdasarkan hal diatas, maka yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan. Perguruan tinggi yang bermutu ditemu kenali sebagai lembaga pendidikan tinggi yang dikelola sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan jasa kependidikan tinggi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini sebagai bukti bahwa setiap perguruan tinggi harus mempertahankan keunggulannya dalam bersaing. 2008 2009 2010 JUMLAH

Konsep penjaminan mutu meliputi tiga hal, pertama program studi melakukan penjaminan mutu, kemudian fakultas mengordinasikan pelaksanaan penjaminan mutu program studi, dan perguruan tinggi menjamin bahwa fakultas dan program studi melakukan penjaminan mutu dengan benar dan sesuai rencana. Pernyatan ini mengisyaratkan bahwa dalam mempertahankan perguruan tinggi tidak hanya dapat dicapai oleh penjaminan mutu perguruan tinggi saja, melainkan oleh fakultas dan program studi. Ini menunjukkan bahwa program studi merupakan unit bisnis dari perguruan tinggi atau sebagai unit analisis dasar dalam menciptakan keunggulan perguruan tinggi. Dengan demikian program studi dituntut memiliki daya tarik melalui kekuatan sehingga keunggulan posisi program studi di perguruan tinggi menjadi unggul. Permasalahan tersebut dapat diantisipasi dengan menerapkan strategi dalam menciptakan keunggulan bersaing melalui penentuan keunggulan posisi program studi magister ilmu hukum di perguruan tinggi yang berbasis kepada kekuatan dan peluang yang dapat diperoleh perguruan tinggi melalui peningkatan sumberdaya dan kapabilitas program studi. Tabel 1.3 menyajikan sumberdaya yang dimiliki oleh program studi magister ilmu hukum di PTS melalui peningkatan mutu program studi yang terakreditasi sebagai wujud evaluasi mutu dan jumlah dosen sebagai pelaku perguruan tinggi yang berinteraksi langsung kepada mahasiswa sehingga berpengaruh pada jumlah peminat program studi tersebut.

Tabel 1.3: Perguruan Tinggi yang Memiliki Program Studi Magister Ilmu Hukum di KOPERTIS WIL I, SUMATERA UTARA ACEH. Berdasarkan Akreditasi dan Jumlah Dosen Tetap, Tahun 2011 sampai 2012 N0 PERGURUAN TINGGI AKREDITASI JUMLAH DOSEN TETAP PROGRAM STUDI S2 S3 GB 1 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara B 10 2-2 Universitas Islam Sumatera Utara - - - - 3 Universitas Medan Area C 4 2-4 Universitas Pembangunan Panca Budi B 5-2 5 Universitas Darma Agung - 5 2 - Sumber: Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Data Evaluasi (http://evaluasi.dikti.go.id/database/pt dan http://ban-pt.kemdiknas.go.id/hasil-pencarian.php. Senin 18/2/2013) (Data diolah) Tabel 1.3 menunjukkan jumlah PTS yang memiliki program studi magister ilmu hukum di KOPERTIS WIL I, SUMATERA UTARA ACEH, dengan akreditasi program studi. Universitas Islam Sumatera Utara dan Universitas Darma Agung yang masih belum mengambarkan wujud evaluasi mutu. Sedangkan Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB yang berdiri tanggal 20 September 2007, dan sebagai pendatang baru sudah terakreditasi dengan nilai (B). Hal ini menunjukkan bahwa Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB serius dalam mengemban tugas untuk meningkatkan daya saing bangsa. Berdasarkan jumlah dosen tetap, hanya Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB yang memiliki Guru Besar. Ini merupakan bukti kekuatan yang dimiliki Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB. Berdasarkan hal diatas, maka yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 108/DIKTI/Kep/2001, tentang Pedoman Pembukaan Program Studi dan/atau Jurusan, yang berdasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 234/U/2000, tentang Pendirian Perguruan Tinggi, menetapkan diantaranya adalah:

a. Kurikulum program studi yang diusulkan berisikan gambaran mengenai bentuk program studi yang ditawarkan, meliputi aspek kualifikasi kompetensi keluaran yang diharapkan, aspek kurikulum, dan aspek rujukan program yang digunakan. b. Sumber daya, berisikan gambaran mengenai kondisi sumberdaya yang disediakan untuk melaksanakan program studi dan/atau jurusan yang yang diusulkan, meliputi aspek dosen, aspek sarana & prasarana, dan aspek tenaga administrasi & penunjang akademik. c. Persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk dosen tetap program studi S2 diantaranya dosen S2 berjumlah 4 Orang dan S3 berjumlah 2 orang. Penetapan standar sebagaimana yang disebutkan diatas, merupakan suatu syarat layanan yang diberikan program studi kepada mahasiswanya, hanya saja saat ini mahasiswa sebagai konsumen dalam memilih program studi di perguruan tinggi, bukan hanya sekedar membutuhkan perkuliahan saja, akan tetapi ada sesuatu yang diharapkan sesuai dengan keunggulan program studi tersebut. Hal ini selaras dengan pendapat Cravens (2009) menyatakan bahwa keunggulan posisi sebagai salah satu pembentuk keunggulan bersaing, program studi yang tidak memiliki keunggulan posisi akan kalah bersaing. Dengan demikian dalam mencapai keunggulan posisi setiap program studi harus memiliki keunikan dan keunggulan dari pesaingnya melalui sumberdaya dan kapabilitas yang dimilikinya. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis tentang pengaruh sumberdaya dan kapabilitas yang dimiliki Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB dalam menentukan keunggulan posisi untuk mencapai keunggulan bersaing yang berjudul ANALISIS RESOURCES BASED VIEW DALAM STRATEGI MENENTUKAN KEUNGGULAN POSISI PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana pengaruh kapabilitas terhadap posisi bersaing Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan? b. Bagaimana pengaruh sumberdaya berwujud terhadap posisi bersaing Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan? c. Bagaimana pengaruh sumberdaya tidak berwujud terhadap posisi bersaing Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan? d. Bagaimana pengaruh posisi bersaing terhadap keunggulan posisi Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan? e. Bagaimana pengaruh sumberdaya berwujud terhadap keunggulan posisi Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan? f. Bagaimana pengaruh sumberdaya tidak berwujud terhadap keunggulan posisi Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain adalah untuk: a. Menguji dan menganalisis pengaruh kapabilitas terhadap posisi bersaing Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan. b. Menguji dan menganalisis pengaruh sumberdaya berwujud terhadap posisi bersaing Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan. c. Menguji dan menganalisis pengaruh sumberdaya tidak berwujud terhadap posisi bersaing Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan.

d. Menguji dan menganalisis pengaruh posisi bersaing terhadap keunggulan posisi Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan. e. Menguji dan menganalisis pengaruh sumberdaya berwujud terhadap keunggulan posisi Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan f. Menguji dan menganalisis pengaruh sumberdaya tidak berwujud terhadap keunggulan posisi Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoretis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan terhadap ilmu manajemen khususnya manajemen strategi mengenai analisis Resource-Based View dalam strategi menentukan keunggulan posisi melalui pengembangan sumberdaya dan kapabilitas program studi magister ilmu hukum dan dapat meningkatkan pemahaman tentang teori-teori yang telah diterima dan dipelajari. 1.4.2. Manfaat Praktis. a. Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat berguna bagi semua pengelola program studi, terutama Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAB Medan, sehingga dapat memperoleh gambaran dalam membangun keunggulan bersaing melalui penentuan keunggulan posisi program studi. b. Penelitian ini secara praktis dapat berguna bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman agar dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki serta menjadi bahan dan sumber informasi. c. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya.