: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak 2009 sebesar Rp

dokumen-dokumen yang mirip
Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat memberikan suatu kesimpulan, adalah sebagai berikut:

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011

bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena:

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put.55378/PP/M.VIA/15/2014. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2009

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

83/PMK.03/2009 PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN BAGI SELURUH PEGAWAI SERTA PENGGANTIAN ATAU IMBALAN DA

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.44530/PP/M.XV/15/2013

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:

Koreksi Harga Pokok Penjualan yang terdiri dari :

Atas koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp

1. Koreksi atas Jasa Audit sebesar Rp ,00 2. Koreksi atas Rebate Target Sales sebesar Rp ,00 Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006;

Putusan Pengadilan : Put /PP/M.II/13/2012. Jenis Pajak : PPh Pasal 26. Masa/Tahun Pajak : 2003

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

Putusan Pengadilan Pajak Nomor. : Put.47389/PP/M.X/99/2013. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final. Tahun Pajak : 2002

Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015. Tahun Pajak : 2008

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak : Put-41148/PP/M.XIII/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp

P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak : Put.37984/PP/M.II/16/2012. Jenis Pajak : PPN. Masa/Tahun Pajak : 2008

Penggantian ke 2 (dua) :

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40623/PP/M.XVI/15/2012

1. Koreksi atas Piutang tak tertagih sebesar Rp ,00,

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

: bahwa pokok sengketa adalah Koreksi Positif atas Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp ;

2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00)

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-79783/PP/M.IIB/99/2017. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-44296/PP/M.XVI/16/2013

Pokok Sengketa : Ralat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.37529/PP/M.XIII/15/2012 tanggal 23 April 2012

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00,

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Pertambahan Nilai sebesar Rp ,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.43780/PP/M.XII/13/2013. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2007

Surat Tergugat Nomor: S-1744/WPJ.32/KP.01/2013 tanggal 10 Juli 2013;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

WAWANCARA. Analisa keputusan..., Iskandar Zulkarnain, FISIP UI, 2008.

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

: PUT.62748/PP/M.XIIA/99/2015

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

Diasumsikan perusahaan melakukan pembayaran denda kurang bayar pada Januari 2016 dan harus membayar Rp

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-44533/PP/M.VI/16/2013

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36124/PP/M.I/16/2012. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2006

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.42544/PP/M.I/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2005

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian, pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan penulis

Lampiran I Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : Tanggal : Nomor : Perihal : Permohonan Penetapan Sebagai Daerah Terpencil

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013

K e t e r a n g a n D e b i t / H u t a n g L a i n n y a P T E q u a t o r C a p i t a l P a r t n e r s ( k r e d i t )

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2010 TENTANG

80/PMK.03/2009 SISA LEBIH YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH BADAN ATAU LEMBAGA NIRLABA YANG BERGERAK DALA

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013;

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 24/PJ/2014 TENTANG

Transkripsi:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Put.45443/PP/M.II/15/2013 : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Terbanding Pemohon Banding Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak 2009 sebesar Rp. 930.849.212,00; : bahwa koreksi Harga Pokok penjualan atas Catu Beras sebesar Rp.930.849.212,00 adalah berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pembebanan biaya catu beras untuk karyawan. Pemeriksa melakukan koreksi pembebanan catu beras sesuai dengan Pasal 9 ayat (1) huruf e Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 jo. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009; : bahwa Pemohon Banding tidak setuju Terbanding melakukan koreksi Harga Pokok Penjualan atas pembebanan biaya catu beras untuk karyawan sebesar Rp.930.849.212,00 di mana menurut Pemeriksa pembebanan biaya tersebut merupakan pemberian dalam bentuk natura berupa pemberian dalam bentuk beras kepada karyawan, sehingga dikoreksi berdasarkan Pasal 9 ayat (1) huruf e Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008; : bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak Nomor LAP-85/WPJ.20/KP.0705/2011 tanggal 27 April 2011 dan Kertas Kerja Pemeriksaan, diketahui bahwa Terbanding melakukan koreksi Harga Pokok Penjualan atas pembebanan biaya catu beras sebesar Rp. 930.849.212,00 dikarenakan menurut Pemeriksa pembebanan biaya yang dilakukan oleh Pemohon Banding adalah merupakan pemberian dalam bentuk natura berupa pemberian dalam bentuk beras kepada karyawan, sehingga dikoreksi berdasarkan Pasal 9 ayat (1) huruf e Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008; bahwa Pemohon Banding tidak setuju Terbanding melakukan koreksi Harga Pokok Penjualan atas pembebanan biaya catu beras untuk karyawan sebesar Rp. 930.849.212,00 di mana menurut Pemeriksa pembebanan biaya tersebut merupakan pemberian dalam bentuk natura berupa pemberian dalam bentuk beras kepada karyawan, sedangkan menurut Pemohon Banding pemberian catu beras yang diberikan oleh Pemohon Banding kepada karyawannya di lokasi usaha adalah merupakan pemberian makanan kepada seluruh karyawan di daerah terpencil sehingga boleh dibiayakan sesuai ketentuan Pasal 9 angka 1 huruf e UU PPh dan Pasal 2 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-213/PJ/2001; bahwa Majelis telah meneliti bukti-bukti pendukung yang disampaikan Pemohon Banding dan Majelis dapat memahami bahwa secara umum pemberian natura dan kenikmatan berupa Catu Beras merupakan pengganti pemberian makanan dan/atau minuman yang secara teknis

tidak dapat dilaksanakan dikarenakan situasi dan kondisi lapangan, yang dikarenakan area usaha/perkebunan Pemohon Banding sangat luas sedangkan para pegawai sehari-hari bekerja yang tersebar diberbagai lokasi yang tidak memungkinkan mereka untuk berkumpul; bahwa pemberian makanan dan/atau minuman oleh Pemohon Banding kepada para pegawai diperkebunan sebagai hal yang tak terhindarkan atau suatu keharusan mengingat dilokasi usaha tersebut sulit untuk mendapatkan makanan dari tempat-tempat umum. Dengan demikian Pemohon Banding yang lokasi usahanya berada di daerah terpencil yang telah ditetapkan oleh Terbanding sebagai daerah terpencil dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-320.DT/WPJ.20/BD.05/2008 tanggal 23 Mei 2008 yang termasuk termasuk di dalam kriteria Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 83/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009; bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf d Undang-undang Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 36 Tahun 2008 mengatur bahwa Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau yang diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan yaitu Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura seperti beras, gula dan sebagainya, dan imbalan dalam bentuk kenikmatan, seperti penggunaan mobil, rumah dan fasilitas pengobatan bukan merupakan obyek pajak. Berdasarkan hal tersebut maka secara umum pemberian natura dan kenikmatan dalam bentuk catu beras bukan merupakan penghasilan bagi karyawan; bahwa sesuai dengan dengan Pasal 9 ayat (1) huruf e Undang-undang Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 36 Tahun 2008 yang berbunyi sebagai berikut: Untuk menentukan besamya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan dengan: penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan didaerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 83/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 menyatakan bahwa : Pemberian natura dan kenikmatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja dan bukan merupakan penghasilan bagi Pegawai yang menerimanya adalah: a. Pemberian atau penyediaan makanan dan/atau minuman bagi seluruh Pegawai yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. b. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan di daerah tersebut. c. Pemberian natura dan kenikmatan yang merupakan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya.

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 83/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 mengatur bahwa : Pengeluaran untuk penyediaan makanan dan/atau minuman bagi Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a meliputi: a. pemberian makanan dan/atau minuman yang disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja, atau b. pemberian kupon makanan dan/atau minuman bagi Pegawai yang karena sifat pekerjaannya tidak dapat memanfaatkan pemberian sebagaimana dimaksud pada huruf a, meliputi Pegawai bagian pemasaran, bagian transportasi, dan dinas luar lainnya. bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas, Majelis berpendapat bentuk pemberian makanan dan minuman dapat dilakukan dalam bentuk lain seperti kupon makanan dan/atau minuman. Pemberian makanan dan/atau minuman pada umumnya tergantung dari kebijakan perusahaan yaitu dapat diberikan dalam bentuk uang atau lazimnya disebut uang makan serta dapat diberikan dalam bentuk non tunai atau natura dan kenikmatan yang menurut UU PPh tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, dikecualikan penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh karyawan/pegawai; bahwa untuk penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh karyawan/pegawai dari sisi pemberi kerja bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan perusahaan jasa catering atau dengan cara membeli bahan makanan dan memasaknya sendiri di tempat kerja; bahwa menurut Majelis pemberian Catu Beras kepada karyawan/pegawai yang berada di daerah tertentu/terpencil merupakan keharusan yang patut diberikan oleh pemberi kerja kepada karyawan, karena didaerah tertentu (Terpencil) itu sangatlah sulit bagi karyawan untuk membeli makanan diluar dan pemberi kerja mengalami kesulitan untuk dapat menyediakan makanan dan minuman kepada seluruh karyawan yang berada dilingkungan lokasi perkebunan dengan luas lebih dari 5.000 ha pada suatu tempat dalam waktu yang sama, mengingat tersedianya sarana dan prasarana yang belum memadai serta jarak tempuhnya yang cukup jauh dimana jarak ke kota terdekat yaitu sekitar 35 Km (Kota Meulaboh); bahwa sesuai dengan Pasal 76 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan penjelasannya, dapat dipahami bahwa Majelis dalam persidangan mencari kebenaran material sesuai dengan azas yang dianut dalam Undang-undang Perpajakan; bahwa oleh karena itu Majelis tidak membaca dan memperhatikan suatu aturan hanya secara gramatikal tetapi juga mencari substansi dan latar belakang diaturnya suatu ketentuan dalam peraturan tersebut; bahwa Pemohon Banding dalam persidangan telah membuktikan bahwa kegiatan dilakukan didaerah terpencil dan terpisah-pisah karena lokasi perkebunan demikian adanya. Oleh karena itu Majelis sependapat dengan Pemohon Banding bahwa sangat sukar untuk memberikan makanan dan minuman bagi seluruh pekerjanya;

bahwa Majelis berpendapat bahwa lokasi atau keadaan tempat bekerja Pemohon banding tersebut sedemikian rupa, sehingga ketentuan mengenai pemberian dan atau penyediaan makan dan/atau minuman bagi seluruh pegawai yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerja sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 secara substansial sehingga harus ditafsirkan termasuk pemberian catu beras sebagaimana dalam sengketa ini; bahwa berdasarkan data yang terdapat dalam berkas banding serta pertimbanganpertimbangan tersebut diatas, Majelis berkesimpulan terdapat cukup bukti yang mendukung alasan banding Pemohon Banding atas pembebanan Catu Beras dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sebagaimana perlakuan pemberian kupon makan dalam Peraturan Menteri Keuangan a quo, sehingga Majelis berpendapat koreksi Harga Pokok Penjualan atas Catu Beras sebesar Rp. 930.849.212,00 tidak dapat dipertahankan : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak; : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Kredit Pajak; : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya; : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding, sehingga Penghasilan Neto Pemohon Banding untuk Tahun Pajak 2009 menjadi sebagai berikut: Penghasilan Netto menurut keputusan Terbanding Rp. 24.861.066.925,00 Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp. 930.849.212,00 Penghasilan Netto menurut Majelis Rp. 23.930.217.713,00 Mengingat Memutuskan : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundangundangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini; : Menyatakan mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-356/WPJ.20/2012 tanggal 12 April 2012, tentang Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2009 Nomor: 00030/406/09/007/11 tanggal 29 April 2011, atas nama: PT. XXX, dengan penghitungan Pajak Penghasilan Badan Tahun 2009 menjadi sebagai berikut: Penghasilan Neto Rp. 23.930.217.713,00 Penghasilan Kena Pajak Rp. 23.930.217.713,00 Pajak Penghasilan yang Terutang Rp. 6.700.460.760,00 Kredit Pajak Rp. 10.553.973.177,00 Jumlah PPh yang masih harus/(lebih) dibayar (Rp. 3.853.512.417,00)