ANALISA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING PENGANGKATAN PUPUK DARI TINJAUAN ERGONOMI

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Sekarang sudah banyak alat-alat yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

BIOMEKANIKA. Ergonomi Teknik Industri Universitas Brawijaya

ANALISIS AKTIFITAS ANGKAT BEBAN DITINJAU DARI ASPEK BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN NIOSH EQUATION

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

Analisa Postur Tubuh Pekerja Penjemuran Batako di Batam ( Studi Kasus UKM Batako Pak Sirom) Abstrak

RANCANGAN SISTEM PENANGANAN MATERIAL UNTUK MEMINIMASI RISIKO GANGGUAN SISTEM TULANG DAN OTOT

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Demikian juga dalam dunia industri, penggunaan teknologi atau

JURNAL "ANALYSIS OF COMPLAINTS AGAINST RISK OF INJURY IN MUSCLE BODY POSTURE SCAVENGERS"

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

SimposiumNasional Teknologi Terapan (SNTT)2 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

EVALUASI ERGONOMI BIOMEKANIKA TERHADAP KENYAMANAN KERJA PADA PERAJIN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek penelitian ini dilaksanakan pada UD. Raina Kota Gorontalo. Jln.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

NIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

ANALISIS POSTUR KERJA PERAJIN SAPU RAYUNG DENGAN METODE QUICK EXPOSURE CHECK (QEC)

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

Analisis Postur Kerja Manual Material Handling Menggunakan Biomekanika dan Niosh

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

Universitas Sumatera Utara

USULAN ALAT BANTU PEMINDAHAN BATAKO UNTUK MENGURANGI RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI PT. XYZ

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba

Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI MUSCULOSKLETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGEMASAN IKAN LOMEK (HARPODON NEHEROUS) DI KAWASAN MINAPOLITAN KUALA ENOK

BIOMEKANIKA. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Teknik Industri Universitas Gunadarma

Analisa Beban Kerja Pekerja Tahapan Pengemasan Unit Padatan PT Petrosida Gresik dengan Metode Recommeded Weight Limit (RWL)

PERBAIKAN ALAT BANTU PENGECORAN UNTUK MENGURANGI RESIKO CIDERA AKIBAT KERJA (Studi kasus di Industri Pengecoran Logam ABC Klaten)

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

oleh : Eli Mas idah, Wiwiek Fatmawati, Lazib Ajibta Fakultas Teknologi Industri UNISSULA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan dengan tenaga sendiri itu disebut manual material handling.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

ANALISA ERGONOMI KEGIATAN MENGANGKAT BEBAN STUDI KASUS MENGANGKAT GALON AIR KE ATAS DISPENSER oleh: I Wayan Sukania *

EVALUASI PERANCANGAN STANG SEPEDA MOTOR YANG ERGONOMIS UNTUK KOMUNITAS FREESTYLE

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 309 ANALISA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING PENGANGKATAN PUPUK DARI TINJAUAN ERGONOMI Oleh: Lukman Handoko Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Email: aluk96@yahoo.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat keluhan, mengidentifikasi berat beban dan menilai kelayakan usulan alternatif perbaikan sistem kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan pada salah satu posisi kerja pada aktivitas pengangkutan manual pupuk, identifikasi beban angkat angkut menggunakan Metode Biomekanika Chaffin. Melakukan perhitungan compression load pada aktifitas pemindahan material oleh para pekerja dengan menggunakan analisis biomekanika yang didasarkan atas gaya tekan (compression load) pada intervertebrae disc antara lumbar nomor 5 dan sacrum nomor 1 atau L 5/S 1 selanjutnya dibandingkan dengan standar NIOSH (The National Institute for Occupational Safety and Health) untuk Maximum Permisible Limit (MPL) selanjutnya dilihat apakah dibawah standart atau diatas standart yang digunakan untuk menilai apakah suatu aktifitas tersebut aman atau tidak. Berdasarkan perhitungan compression load pada aktifitas pemindahan material oleh para pekerja dengan menggunakan analisis biomekanika yang didasarkan atas gaya tekan (compression load) pada intervertebrae disc antara lumbar nomor 5 dan sacrum nomor 1 atau L 5/S 1. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka gaya tekan pada L5/S1 yang timbul akibat beban 50 kg adalah 14989 N Berdasarkan standar NIOSH besarnya nilai MPL adalah sebesar 6370 N. Dengan demikian aktifitas yang dilakukan oleh pekerja angkat dalam melakukan pekerjaannya dalam kategori kurang aman karena gaya kompresi untuk beban di atas MPL. Berdasarkan perhitungan nilai Konsumsi Energi (Ke ) 1,32 Kkal/Min < 5 yaitu energi yang dikeluarkan selama bekerja kurang dari nilai standar energi yang dikeluarkan oleh pria yaitu (5 Kkal/Min) maka waktu istirahat (Rt = 0 menit). Untuk saat ini waktu istirahat yang ada (Rt= 60 menit) cukup memadai sehingga tidak perlu dilakukan penambahan waktu istirahat lagi. Kata kunci: biomekanika, compression load, manual material handling, maximum permisible limit Ergonomi sebagai salah satu ilmu yang berusaha untuk menyerasikan antara faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Dengan bekerja secara ergonomis diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, terhindarnya kelelahan, terhindar dari gerakan dan upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan pekerjaan menjadi lebih ringan dengan hasil yang sebesar-besarnya (Soedirman,1989). Upaya pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas dan efisiensi kerja (Sedarmayanti, 1996). Pekerjaan pemindahan material secara manual, yang terdiri dari aktivitas mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik dan membawa merupakan sumber utama komplain karyawan di industri (Ayoub & Dampsey, 1999). Akibat yang ditimbulkan dari aktivitas MMH yang tidak benar salah satunya adalah keluhan muskoloskeletal, yaitu keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis

310 Lukman Handoko, Analisa Aktivitas Manual Material Handling... secara berulang dalam jangka waktu yang lama akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan inilah yang biasanya disebut sebagai musculoskeletal disorder (MSDs) atau cedera pada sistem musculoskeletal (Grandjean, 1993). Maka, aktivitas MMH dengan posisi tubuh membungkuk dengan dilakukan secara berulang-ulang merupakan salah satu sikap kerja yang tidak baik sehingga berdampak terjadinya cidera pada tulang belakang. Salah satu masalah ergonomi yang terjadi adalah pada pekerja bidang angkatangkut adalah nyeri pada otot punggung yang digunakan untuk bekerja. Keluhan yang biasa diderita pekerja dibidang angkat-angkut adalah pada sistem muskuloskeletal. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada system muskuloskeletal (Grandjean, 1993; Lemasters, 1996). Bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah. Data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (Accident Facts, 1990), cedera tulang belakang adalah salah satu yang paling umum terjadi (22% dari semua kecelakaan kerja yang terjadi) dan paling banyak membutuhkan biaya untuk pengobatannya. Salah satu penyebab dari cedera ini adalah overload yang dipikul oleh tulang belakang (> 60%) dan 60% dari overload ini disebabkan oleh pekerjaan mengangkat barang, 20% pekerjaan mendorong atau menarik barang dan 20% akibat membawa barang. Disamping itu juga dilaporkan bahwa 25% kecelakaan disebabkan karena aktivitas angkat-angkut; 50-60% cedera pinggang disebabkan karena aktivitas mengangkat dan menurunkan material (Pulat,1992). Pekerja yang mengangkat beban berat akan mengalami kemungkinan cedera punggung 8 kali lipat dari pekerja yang hanya mengangkat barang secara tidak terus menerus. Oleh karena itu dibutuhkan adanya penerapan prinsip-prinsip ergonomi pada pekerjaan yang menggunakan kemampuan otot. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan pada salah satu posisi pengangkatan yang dilakukan dalam kegiatan angkat angkut di Gudang Persediaan Pupuk. Kegiatan utamanya adalah bongkar muat pupuk dengan jumlah pekerja 25 orang. Kegiatan ini dilakukan setiap hari, bongkar muat per harinya rata-rata 300 ton pupuk, dengan rincian 150 ton bongkar dan 150 ton muat. Pupuk di kemas dalam karung plastik, berat per karungnya 50 kg. Bongkar muat pupuk ini dilakukan secara manual yaitu dengan cara dipanggul dengan jarak kurang lebih 10 m. Apabila rata-rata per hari kegiatan bongkar muat 300 ton, maka beban angkat yang dikenakan pada satu orang pekerja adalah 12 ton, dengan frekuensi 240 kali pengangkatan per hari. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah melakukan studi yang mendalam pada pembebanan bagian tubuh dan mencari stress pada bagian tubuh yang penting dan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas manual material handling bongkar muat pupuk METODE PENELITIAN

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 311 Dalam penelitian ini, obyek pengamatan dan penelitiannya adalah aktivitas manual material handling bongkar muat pupuk, yaitu dengan melakukan pendekatan biomekanika dengan Metode Chaffin. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan pada objek penelitin aktivitas manual material handling bongkar muat pupuk didapatkan posisi mengangkat yang dilakukan adalah sebagai mana ditunjukkan dalam Gambar 1. Gambar 2 Postur Operator Saat Membawa Beban (Gaya Vertikal) Tabel 1 Data Segmen Tubuh obyek pengamatan aktivitas manual material handling. Joint Segment Length Weight Rotation (m) (kg) ( 0 ) Head Head 0,1893 4,705 0 Neck Neck 0,0673 0,98 0 Shoulders Upperarm 0,2710 1,585 15,66 Elbow Forearm 0,2441 1,22 19,07 Wrist Hand 0,1826 0,515 17,25 Lower Back Chest 0,3518 17,63 55 Pelvis Abdomen 0,1778 10,65 0 Hip Leg 0,4075 8,305 7,83 Knee Lower leg 0,3950 3,505 7,83 Ankle Foot 0,0894 0,885 7,83 Gambar 1 Obyek Pengamatan Aktivitas Manual Material Handling Berdasarkan gambar di atas didapatkan beberapa data yang berhubungan dengan objek pengamatan dengan link kaku. Tabel 2 Lokasi Pusat Massa Segmen Tubuh 1* 2* 3* 4* 5* Sample size 2 3 1 8 13 Head 36.2 % - - 43.3 % 46.6 % Trunk 44.8 - - - 38.0 Total arm - - 44.6-41.3 Upper arm 47.0 - % 45.0 43.6 51.3 Forearm and 47.2 - hand % 46.2 67.7 62.6 Forearm 42.0 42.1-43.0 39.0 Hand 39.7 - - 49.4 18.0 Total leg - - 41.2 43.3 38.2 Thigh 48.9 44.0 43.6 43.3 37.2 Calf and foot - 52.4 53.7 43.7 47.5 Calf 43.4 42.0 43.3 43.3 37.1 Foot 44.4 44.4-42.9 44.9 Total body 58.6 - - - 58.8 % Sumber : Kroemer, K., et al., (1994) Ket : 1* Harles (1860) 2* Braune and Fiscer (1889) 3* Fiscer (1906) 4* Depster (1995) 5* Clauser Mc Convile and Young (1969) 60 o 200 o 40 o 50 o 210 o

312 Lukman Handoko, Analisa Aktivitas Manual Material Handling... Tabel 3 Panjang centre of graffiti dari segment menurut Cluser Mc Convile and Young (1969) Segment Length (m) CoG % m Head 0,1893 46,6 0,0882 Neck 0,0673 38 0,0256 Upperarm 0,271 51,3 0,1390 Forearm 0,2441 39 0,0952 Hand 0,1826 18 0,0329 Chest 0,3518 49,9 0,1755 Abdomen 0,1778 49,9 0,0887 Leg 0,4075 37,2 0,1516 Lower leg 0,395 37,1 0,1465 Foot 0,0894 44,9 0,0401 Segment Lengan Bawah B= Pergelangan tangan C= Siku Analisis Biomekanika Perhitungan biomekanika didasarkan pada analisis aktivitas manual material handling dengan perhitungan per segment. FB B SLB µb Segment Tangan Diagram bebas untuk segmen tangan seperti pada gambar berikut. A= Telapak Tangan B= Pergelangan tangan FBC C FC Gambar 4 Segment Lengan Bawah FA A SL FAB B FB Gambar 3 Segment Tangan

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 313 Segment Lengan Atas C= Siku D= Bahu FC µc SLC C 0 D FCD FD Gambar 5 Segment Lengan Atas 3,05 N Segment Punggung Fo µd D SLD FD Lebih lanjut, akan dispesifikasikan perhitungan gaya dan momen pada segmen L5/S1 sesuai dengan model dari Chaffin. Menurut NIOSH, untuk menghindari terjadinya back injury maka gaya tekan/ kompresi pada L5/ S1 harus kurang dari 6500N (MPL). Sedangkan batasan gaya angkat normal (Action Limit) adalah sebesar 3500N. Jika FC < AL, maka aktivitas tersebut dikategorikan aman. Jika AL < FC < MPL, maka aktivitas tersebut dikategorikan perlu berhati-hati. Dan jika FC > MPL, maka aktivitas tersebut dikategorikan berbahaya. Untuk mengetahui jenis kategori tersebut, maka dilakukan perhitungan gaya tekan/ kompresi pada L5/ S1 sebagai berikut. Data-data yang diketahui, adalah: H = sudut inklinasi perut = 54 O T = sudut inklinasi paha = 30,5 O M(L5/S1)= momen resultan pada L5/S1= AA = luas diafragma = 465 cm 2 Tekanan perut (PA) dan gaya perut (FA): E FDE FE Gambar 6 Segment Punggung

314 Lukman Handoko, Analisa Aktivitas Manual Material Handling... Gaya otot pada spinal erector (FM) Gaya keseluruhan yang terjadi (Ftot) Gaya tekan/ kompresi pada L5/S1 (FC) Pemindahan material seperti dilakukan oleh para pekerja dalam melakukan aktifitas kerjanya mengandalkan kekuatan fisik selama rentang waktu tertentu. Untuk mengetahui batas angkat dilakukan dengan menggunakan analisis biomekanika yang didasarkan atas gaya tekan (compression load) pada intervertebrae disc antara lumbar nomor 5 dan sacrum nomor 1 atau L5/S1. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka gaya tekan pada L5/S1 yang timbul akibat beban 50 kg dianggap beban merata adalah N. Berdasarkan standar NIOSH (The National Institute for Occupational Safety and Health) besarnya nilai Maximum Permisible Limit (MPL) adalah sebesar 6370 N. Dengan demikian aktifitas yang dilakukan oleh pekerja angkat dalam melakukan pekerjaannya dalam kategori kurang aman karena gaya kompresi untuk beban di atas MPL. Analisa Denyut Jantung dan Konsumsi Energi Untuk Menentukan Lama Waktu Istirahat. Menurut Nurmianto (1996), unit satuan kilokalori adalah merupakan satuan dari energi pada beberapa literatur ergonomi. Dalam satuan SI (Standar Internasional) didapat bahwa 1 kilokalori(kkal) = 4,2 kilojoule (kj). Konversi konsumsi energi diukur dalam satuan Watt (1 Watt = 1 joule/ second). Untuk mengkonversi satuan energi ini maka 1 liter oksigen akan memberikan 4,8 Kkal energy yang setara dengan 20 kj, atau 1 liter O2 menghasilkan 4,8 Kkal energi = 20 kj. Metabolisme basal adalah konsumsi energi secara konstan pada saat istirahat dengan perut pada keadaan kosong. Yang mana tergantung pada ukuran, berat badan dan jenis kelamin. Untuk pria dengan ukuran 70 kg membutuhkan 1700 Kkal per 24 jam dan untuk wanita dengan berat badan 60 kg membutuhkan 1400 Kkal per 24 jam. Pada kondisi metabolism basal ini hampir semua energi kimia dari zat makanan dikonversikan menjadi panas. Aktifitas seharian juga mengkonsumsi energi rata-rata, konsumsi energinya adalah 600 Kkal untuk pria dan 500-550 Kkal untuk wanita. Perhitungan Kebutuhan Energi Dilakukan dengan mengkonversikan denyut jantung (denyut/menit) ke kebutuhan energi (Kkal/menit) dengan: Y = 1,80411-0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X 2 Dimana: Y: Energi (Kkal/menit) X: Kecepatan denyut jantung (denyut/menit) Diketahui X denyut jantung: HR Normal = 83 HR Selama Kerja = 103 HR selama Istirahat = 84 X = 103 (Kecepatan Denyut Nadi Kerja (Beat/Min) Y = 1,80411-0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X 2 Y = 1,80411-0,022038 x 103 + 4,71733 x 10-4 (103) 2 Y = 1,80411-2,269914 + 5,009615

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 315 Y = 4,538811 Kkal/Min Jadi pengeluaran energi setelah kerja (Et) adalah 4,54 Kkal/Min. X = 84 (Kecepatan Denyut Nadi Istirahat (Beat/Min)) Y = 1,80411-0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X 2 Y = 1,80411-0,0229038 (84) + 4,71733 x 10-4 (84) 2 Y = 1,80411 1,9239192 + 3,328548 Y = 3,209 KKal/Min Jadi pengeluaran energi saat istirahat (Ei) adalah 3.209 Kkal/Min. Selanjutnya dilakukan perhitungan pengeluaran energy dengan menggunakan: Ke= Et Ei Dimana : Ke = Konsumsi Energi (Kkal/Min) Et = Pengeluaran energi setelah kerja (Kkal/Min) Ei = Pengeluaran energi saat istirahat (Kkal/Min) Ke = Et Ei Ke = 4,54 3,21 Ke = 1,32 KKal/Min Kemudian perhitungan konsumsi energi dikonversikan kedalam kebutuhan waktu istirahat dengan menggunakan persamaan Murrel (Pullat,1992) sebagai berikut. Rt = 0... K<5 Rt = K/S1xT(KxS)/BM...untuk 5<K<252 Rt = T(KxS)x1,11... untuk K>25 K (BM) Dimana : Rt = Waktu Istirahat K = Energi yang dikeluarkan selama bekerja S = Standar energi yang dikeluarkan (pria=5 Kkal/Min, wanita=4 Kkal/Min) BM = Metabolisme Basal (pria=1.7 Kkal/Min, wanita1.4 Kkal/Min) T = Lamanya bekerja (Menit) Karena nilai Konsumsi Energi (Ke ) 1,32 Kkal/Min < 5 yaitu energi yang dikeluarkan selama bekerja kurang dari nilai standar energi yang dikeluarkan oleh pria yaitu (5 Kkal/Min) maka waktu istirahat (Rt = 0 menit). Untuk saat ini waktu istirahat yang ada (Rt= 60 menit) cukup memadai sehingga tidak perlu dilakukan penambahan waktu istirahat lagi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan perhitungan compression load pada aktifitas pemindahan material seperti dilakukan oleh para pekerja dengan menggunakan analisis biomekanika yang didasarkan atas gaya tekan (compression load) pada intervertebrae disc antara lumbar nomor 5 dan sacrum nomor 1 atau L5/S1. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka gaya tekan pada L5/S1 yang timbul akibat beban 50 kg adalah 6.6550,03 N. Berdasarkan standar NIOSH besarnya nilai Maximum Permisible Limit adalah sebesar 6370 N. Dengan demikian aktifitas yang dilakukan oleh pekerja angkat dalam melakukan pekerjaannya dalam kategori kurang aman karena gaya kompresi untuk beban di atas MPL. Berdasarkan perhitungan nilai Konsumsi Energi (Ke ) 1,32 Kkal/Min < S yaitu energi yang dikeluarkan selama bekerja kurang dari nilai standar energi yang dikeluarkan oleh pria yaitu (5 Kkal/Min) maka waktu istirahat (Rt = 0 menit). Untuk saat ini waktu istirahat yang ada (Rt= 60 menit) cukup memadai sehingga tidak perlu dilakukan penambahan waktu istirahat.

316 Lukman Handoko, Analisa Aktivitas Manual Material Handling... DAFTAR RUJUKAN Ayoub, M. M., & Dampsey, P. G. 1999. The Psychophysical Approach to Material Handling Task Design. Ergonomic, 42 (1), 17-31. Grandjen,E.,K.H.E. Kroemer. 1997. Fitting The Task to The Man. London: Taylor and Francis, Ltd. Kroemer, K., et al. 1994. Ergonomics, How To Design for Ease & Efficiency. New Jersey: Prentice Hall, Englewoods Clifts. Nurmianto. E. 1998. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Edisi Kedua. Surabaya: Prima Printing. Purnomo, H., Isna, T.O. 2006. Analisa Biomekanika dengan menggendong Barang di Punggung pada Pedagang Pasar Tradisional. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3. Lab. E&PSK TI-FTI ITS Supariasa, Nyoman, I.D, Bakri, B., Fajar, I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: ECG. Sedarmayanti. 1996. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, Suatu Tinjauan Aspek Ergonomi atau Kaitan antara Manusia dengan Lingkungan Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju. Soedirman. 1989. Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan. Jakarta: Universitas Indonesia Suma mur, P.K. 1967. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung. Tarwaka, Bakri, S.H.A., Sudiajeng, L. 1996. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Wignjosoebroto, S. 2000. Ergonomi, Studi Gerak Dan Waktu Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya: Penerbit Guna Widya.