PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BERBASIS KEARIFAN LOKAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII

Key Words: Student worksheet, Discovery Learning, social aritmatic

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH IPA SD BERBASIS KARAKTER. Farida Nur Kumala 10, Hartatik 11

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Yesi Wispa¹, Sudirman², Siska Nerita¹

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

Julia Putriani *), Anny Sovia **), Lucky Heriyanti Jufri **) ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR BERBASIS KONTEKSTUAL DAN ICT

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

E-journal Prodi Edisi 1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER POSITIF SISWA SD

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.

PENGEMBANGAN MONOPOLI PEMBELAJARAN IPA PENGGOLONGAN HEWAN UNTUK SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 2 RAO UTARA KECAMATAN RAO UTARA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA BERBASIS KOMIK PADA MATERI MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS VIII SMP N 21 PADANG

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SAINS BERBASIS PENDEKATAN INKUIRI PADA SUB POKOK BAHASAN BIOTEKNOLOGI KELAS IX SMP

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY (SETS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BAB ALAT OPTIK DI SMA

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menerapkan Pendekatan Kontekstual

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INSTRUCTIONAL GAME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Ahmad Fauzi Hendratmoko, Albertus Djoko Lesmono, Yushardi

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

PENGEMBANGAN JOB SHEET MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SISWA KELAS X DKV DI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA

Hairudin, Herdini, Roza Linda Irulhairudin No. Hp :

Kelautan Sebagai Tema dalam Pengembangan Media Pembelajaran Komik. pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Siswa Kelas X

Oleh: Asri Setyaningrum dan Yusman Wiyatmo, Prodi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta,

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Fidya Rizka Anggraeni & Sumarsih 14-22


PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS Inquiry dan Local material MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI IPA 2 MA NEGERI PRAMBON NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI SUHU, KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR DI KELAS X SMA

IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

Transkripsi:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BERBASIS KEARIFAN LOKAL Farida Nur Kumala dan Prihatin Sulistyowati Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK: Pembelajaran IPA di SDN Ampeldento 01 lebih banyak bersifat hafalan dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran kurang. Hal ini disebabkan bahan ajar yang digunakan hanya menyajikan uraian materi dan latihan soal. Di sisi lain selama ini pembelajaran tentang nilai kearifan lokal daerah sudah mulai ditinggalkan. Sehingga diperlukan pengembangan bahan ajar yang dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa tentang kearifan lokal yang ada didaerahnya. Bahan ajar yang tepat adalah bahan ajar berbasis kearifan lokal. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengembangkan bahan ajar IPA kelas 4 berbasis kearifan lokal (2) menganalisis kelayakan bahan ajar hasil pengembangan, (3) menguji efektifitas bahan ajar. Tahap pengembangan menggunakan model 4D.Validator ahli bahan ajar terdiri dari dua ahli bahan ajar, guru IPA dan 10 orang siswa. Hasil uji validasi menunjukkan bahan ajar valid dari segi materi, tampilan dan bahasa masing-masing sebesar 81,25%; 87,5% dan 91,7% yang berarti valid. Pada uji keefektifan menunjukkan penggunaan bahan ajar efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Saran produk pengembangan masih perlu disempurnakan sebelum disebarkan lebih luas. ABSTRACK: The learning of science knowledge at SDN Ampeldento 01 is belong to memorize method and as long as learning process there areless activities. It s causes the teaching material used is present the discuse of the topic and exercise only. In the other hand the learning of local culture value which improving the students activites and the student comprehention for the local culture value. The suitable teaching material based on local culture value. The goal (s) of this research as follows: (1) developing the culture value based teaching material, 2). analyze information this teaching material is proper as the result from the development on it (3).examining the affectivity of this teaching material. The develop phase uses 4D model. The expert validator for this teaching material consists of two lecture, teacher and 10 student. The result of the validation test shows that the teaching material is valid for the material display and language which score 81,25%, 87,5%, 91,7%. For the effectiveness test, shows that the user of teaching material is effective to incerase learning result and student activities. The suggestion, this developing for teaching material must be perfect before published in school. KATA KUNCI: bahan ajar, kearifan lokal, IPA PENDAHULUAN UU Sisdiknas no. 23 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan 1

Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah disebutkan sebelumnya diperlukan beberapa komponen dalam pelaksanaan pendidikan. salah satunya adalah bahan pembelajaran yang digunakan. Bahan pembelajaran yang digunakan akan mengarahkan pada kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung. Namun pada kenyataanya bahan pembelajaran yang digunakan oleh pengajar hanya menggunakan buku paket yang bersifat warisan yang artinya dari tahun ketahun buku tersebut digunakan sehingga terlihat tidak ada proses berkembangnya pengetahuan siswa. Selain itu bahan pembelajaran dalam hal ini buku paket yang digunakan oleh guru dan siswa terkesan tidak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa secara nyata karena materi yang ada merupakan materi secara umum. Pembelajaran yang tercipta seperti ini akan membuat pembelajaran kurang bermakna karena siswa merasa tidak mengenal materi yang dibahas dalam buku tersebut. Menurut teori Ausubel dalam (Trianto, 2009) menyatakan bahwa pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Melalui pembelajaran bermakna konsepkonsep baru tersebut benar-benar terserap oleh siswa. Permasalahan pembelajaran seperti ini, juga terjadi pada pembelajaran IPA di SDN Ampeldento 01 dimana pemanfaatan bahan ajar yang bersifat warisan masih menjadi kegiatan rutin dalam pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar. Buku paket yang digunakan oleh guru masih hanya berisi uraian materi, sehingga kegiatan belajar yang tercipta lebih banyak mengarahkan pada kegiatan ceramah yang membuat siswa pasif. Kegiatan belajar seperti ini tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA yaitu BSNP (2006): Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, Meningkatkan 2

kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Samatowa, 2011). IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang tidak hanya berupa kumpulan konsep tentang gejala alam yang didapatkan melalui suatu proses yang dilandasi oleh sikap ilmiah para ilmuwan. Selain daripada permasalahan tersebut, permasalahan lain yang saat ini berkembang yaitu nilai-nilai kearifan lokal saat ini sudah mulai dilupakan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekarang lebih bangga terhadap budaya luar dan adanya sedikit pergeseran nilai budaya yang dianut. Padahal nilai-nilai kearifan lokal perlu dilestarikan, karena kearifan lokal menjadi penciri suatu tempat. Menurut Rahyono (2009) pembelajaran kearifan lokal memiliki posisi yang strategis antara lain: 1) kearifan lokal sebagai pembentuk identitas, 2) bukan merupakan nilai asing bagi pemiliknya, 3) keterlibatan emosional masyarakat dalam penghayatan kearifan lokal yang kuat, 4) mampu menumbuhkan harga diri, dan 5) meningkatkat martabat bangsa. Berdasarkan alasan diatas maka peneliti bertujuan mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPA yang menonjolkan kegiatan belajar yang lebih mengarahkan pada karakteristik pembelajaran IPA yang menyajikan kearifan lokal di wilayah daerah siswa yaitu kota Malang. Adapun tujuan penelitian ini adalah Mengembangkan bahan ajar IPA berbasis kearifan lokal kelas 4 di SDN Ampeldento 01, Menganalisis kelayakan bahan ajar bahan ajar hasil pengembangan, Mengetahui bahan ajar hasil pengembangan dalam meningkatkan penguasaan materi siswa dan pembelajaran berbasis kearifan lokal. METODE PENELITIAN Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Model 4D oleh Thiagarajan. Model 4D terdiri dari 4 langkah yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), namun pada penelitian ini hanya sampai pada tahap ke III. Berikut Tahapan penelitian: 3

Gambar. 1 Model Pengembangan Bahan Ajar IPA (Thiagarajan, 1974). Subyek uji coba dibagi dalam beberapa tahap. Pada tahap validasi ahli subjek uji coba dilakukan oleh 2 orang ahli, pada tahap uji coba pengguna subyek uji coba adalah guru, selanjutnya pada tahap uji coba keterbacaan adalah siswa kelas IV SDN Ampeldento 01 sebanyak 10 orang siswa. Tahap ketiga subyek uji coba skala kecil adalah siswa kelas IV SDN Ampeldento 01 yang berjumlah 17 orang. Instrumen pada penelitian ini terdiri dari: Lembar observasi, pedoman wawancara, angket dan lembar tes. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini ada dua yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisa statistik deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengembangan bahan ajar pada penelitian ini, dijabarkan sebagai berikut: 1. Tahap Pendefinisian a. Analisis awal akhir Pada tahap pendefinisian dilakukan analisis terhadap pembelajaran, bahan ajar yang digunakan dan analisis karakter siswa. Berdasarkan hasil angket tentang pandangan siswa selama proses pembelajaran IPA diketahui bahwa selama ini pembelajaran hanya dilaksanakan menggunakan metode ceramah yang didalamnya siswa hanya diajak membaca, menghafal dan mengerjakan soal saja tanpa banyak melakukan kegiatan diskusi selama pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis bahan ajar yang digunakan di SDN Ampeldento 01 lebih banyak berisi rangkuman materi dan latihan soal, sangat sedikit kegiatan diskusi, kegiatan praktikum, serta gambar dan peristiwa yang memuat keadaan lingkungan sekitar siswa. Secara umum diketahui kegiatan pembelajaran dalam bahan ajar menyajikan uraian materi dan latihan soal. Berdasarkan analisis siswa dilihat dari aspek latar belakang kemampuan 4

siswa kelas 4 SDN Ampeldento 01 dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif awal atau latar belakang kemampuan siswa kelas 5 SDN Ampeldento 01 telah cukup memadai. b. Analisis Konsep Pada tahap ini diidentifikasi konsepkonsep yang ada dalam materi IPA kelas 4 SK Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat dan menyusunnya secara sistematis dengan cara disusun secara hirarkies. c. Analisis Tugas dan tujuan pembelajaran Tahap ini mengidentifikasi berbagai keterampilan yang ada dalam materi IPA kelas SK Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Analisis tugas dan tujuan pembelajaran ini berdasarkan SK, KD dan indikator pencapaian hasil belajar untuk materi IPA Kelas 4 pada SK yang akan dikembangkan. 2. Tahap Perancangan Pada tahap ini terdapat 4 kegiatan diantaranya: menyusun kriteria tes, pemilihan media, pemilihan format, perancangan awal. Pada tahap penyusunan kriteria tes dikembangkan soal tes yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, sedangkan pada tahap pemilihan media yang tepat adalah media cetak yang juga disesuaikan kemampuan kognitif siswa. Adapun format yang digunakan sesuai karakteristik pembelajaran IPA yang lebih mengarah pada pembelajaran berbasis maslah dan praktek dengan mengembangkan materi kelokalan dan kearifan lokal yang berkembang dalam masyarakat disekitar SDN Ampeldento 01. Pada tahap perancangan awal, dilakukan perancangan pembuatan bahan ajar, berikut deskripsii bahan ajar yang dikembangkan: Produk hasil pengembangan berupa bahan ajar berbasis kearifan lokal. Materi bahan ajar disusun berdasarkan standar isi KTSP IPA kelas 4 pada SK Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Aspek-aspek yang menuntun siswa untuk terciptanya pembelajaran berbasis kearifan lokal pada bahan ajar ini ditunjukkan dengan cara disajikan pengetahuan lokal yang berisi tentang sumber daya alam daerah setempat baik darat, laut dan udara, budaya lokal yang berisi tentang adat atau tradisi yang dipercaya dan berkembang di daerah siswa dan yang terakhir adalah nilai 5

nilai kearifan yang berkembang di daerah siswa. Terdapat lima dimensi penyajian tentang kearifan lokal, yaitu: 1) pengetahuan lokal, yaitu informasi dan data tentang karakter keunikan lokal serta pengetahuan dan pengalaman masyarakat untuk menghadapi masalah serta solusinya; 2) Budaya lokal, yaitu yang berkaitan dengan unsur-unsur kebudayaan yang telah terpola sebagai tradisi lokal, yang meliputi sistem nilai, bahasa, tradisi, teknologi; 3) Keterampilan lokal, yaitu keahlian dan kemampuan masyarakat setempat untuk menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki; (4) Sumber lokal, yaitu sumber yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan melaksanakan fungsi-fungsi utamanya; dan (5) proses sosial lokal, berkaitan dengan bagaimana suatu masyarakat dalam menjalankan fungsifungsinya, sistem tindakan sosial yang dilakukan, tata hubungan sosial serta kontrol sosial yang ada (Keraf, 2010). Pada aspek jangka panjang diharapkan melalui bahan ajar berbasis kearifan lokal ini siswa mencintai budaya yang ada di lingkungan sekitarnya sehingga siswa mampu melestarikan budayanya dan sebagai pembentuk identitas bagi dirinya. Menurut Rahyono (2009) pembelajaran kearifan lokal memiliki posisi yang strategis antara lain: 1) kearifan lokal sebagai pembentuk identitas, 2) bukan merupakan nilai asing bagi pemiliknya, 3) keterlibatan emosional masyarakat dalam penghayatan kearifan lokal yang kuat, 4) mampu menumbuhkan harga diri, dan 5) meningkatkat martabat bangsa. Bahan ajar berbasis kearifan lokal juga dikembangkan untuk mengembangkan aktivitas siswa, Aktivitas siswa yang diamati pada penelitian ini terdiri dari kegiatan memperhatikan, mendengarkan, menulis kegiatan dikusi, bertanya jawab (mengeluarkan pendapat), agar terciptanya aktivitas belajar siswa. siswa diberikan stimulus tidak hanya melalui kegiatan ceramah oleh guru tetapi juga melalui kegiatan diskusi suatu permasalahan yang dikemukan dalam bahan ajar, hal ini sesuai dengan pembelajaran IPA BSNP (2006) yang bertujuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi 6

antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 3. Tahap pengembangan a. Validasi oleh validator Hasil validasi ahli terhadap produk hasil pengembangan pada tabel 1 Tabel 1. Hasil Validasi Ahli Aspek Kriteria Rata-rata (%) materi Layak 90,6 penyajian Layak 93,7 bahasa Layak 89,5 Selain memberikan penilaian terhadap bahan ajar, validator juga memberikan komentar dan saran yang disajikan pada Tabel 2 Tabel 2. Komentar dan Saran Aspek Komentar dan Saran Materi Materi yang dikembangkan sudah bersifat kelokalan namun masih perlu ditambahkan aspek kearifan yang masih belum nampak Daftar pustaka ditambahkan dari buku sumber Ada beberapa kata yang perlu diperbaiki agar tidak terjadi miskonsepsi Gambar perlu ditambahkan untuk memperjelas materi Penyajian Pada cover sebaiknya ditambahkan gambar siswa SD untuk menggambarkan bahwa buku tersebut diperuntukkan siswa SD Pada cover sebaiknya ditambahkan gambar lingkungan sekitar siswa Pada penyajian SK dan KD gambar perlu diubah disesuaikan dengan SK yang ada. pada poin bab dan sub bab masih perlu diperbaiki Ukuran gambar perlu disesuaikan dengan buku Ukuran dan bentuk huruf Bahasa disamakan Masih ada kalimat yang terlalu panjang dan kompleks Ada beberapa kata yang sulit dipahami namun tidak dimasukkan glosarium Ada kalimat yang tidak sesuai perkembangan siswa kelas 4 SD Masih terdapat kesalahan penulisan Berdasarkan analisis nilai ratarata bahan ajar baik dari segi materi, penyajian dan bahasa sudah dianggap layak karena nilai rata-rata hasil uji validasi tiap komponen diatas 3 dan persentase kelayakan lebih dari 75%. Yang artinya bahan ajar yang dikembangkan menurut validator telah memenuhi indikator-indikator dari aspek isi, penyajian dan bahasa. Dapat dikatakan bahwa hasil pengembangan bahan ajar telah memenuhi standar-standar BSNP yang meliputi 3 aspek utama yaitu materi, penyajian dan keterbacaan/bahasa. Berdasarkan ahli materi juga menyatakan konsep IPA yang dikembangkan sudah sesuai dengan perkembangan kognitif siswa dan karakter pembelajaran IPA, namun masih ada salah satu konsep yang perlu ditambahkan agar tidak terjadi miskonsepsi. Pengembangan pembelajaran IPA yang tepat diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA yaitu 7

seperti yang disebutkan BSNP (2006) tujuan IPA sebagai berikut: Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Pada segi kearifan lokal sudah berkembang secara baik khususnya tentang pengetahuan lokal baik alam, budaya maupun sumber daya alam (aktivitas) lokal, namun ahli materi menyarankan untuk menambahkan nilainilai kearifan pada bahan ajar. Bahan ajar berbasis kearifan lokal ini merupakan media untuk memperkenalkan budaya Indonesia melalui pembelajaran IPA. Diharapkan siswa dapat melestarikan dan mengangkat budaya lokal sebagai media belajar yang unik dan menyenangkan. a. Uji kelayakan guru IPA Hasil validasi oleh guru IPA terhadap produk hasil pengembangan selengkapnya dilihat pada Tabel 3: Tabel 3. Hasil validasi oleh guru IPA Aspek Kriteria Rata-rata penilaian (%) Materi Layak 81,25 penyajian Layak 87,5 bahasa Layak 91,7 Berdasarkan data hasil uji kelayakan pada komponen isi, kebahasaan dan penyajian dari validator guru IPA SD dengan persentase kelayakan masingmasing 81,25%; 87,5% dan 91,7%. Sesuai dengan kriteria validasi berdasarkan analisis nilai rata-rata bahan ajar sudah dianggap layak karena nilai rata-rata hasil uji validasi tiap komponen dengan persentase kelayakan lebih dari 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah memenuhi indikator dari segi isi, penyajian dan bahasa. Selain memberikan penilaian terhadap bahan ajar, validator guru IPA hanya memberikan saran yaitu bahasa pada soal latihan sebaiknya dikembangkan sesuai perkembangan peserta didik. Bahasa yang dipakai dalam bahan ajar juga menentukan penyampaian materi kepada peserta didik. Berdasarkan hal tersebut maka bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat kognitif 8

siswa yang berada pada tahap operasional kongkrit (7 sampai 11 tahun) dimana aktivitas anak terfokus pada obyek yang nyata atau pada kejadian yang pernah dialaminya (Desmita, 2010). Validasi siwa Pada tahap uji coba skala kecil ini dilakukan kepada 10 orang siswa. Hasil penilaian kelayakan oleh siswa dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan menarik bagi siswa. Hal ini disebabkan warna, gambar dan materi yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari siswa, selain itu bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh siswa. Pada segi soal menurut siswa mudah dipahami, ditambahkan juga menurut siswa bahan ajar yang dikembangkan terdapat kegiatan diskusi didalam bahan ajar. Dapat disimpulkan siswa merasa mudah belajar jika siswa belajar dari apa yang dikenal oleh siswa karena dirasa pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Menurut teori Ausubel dalam (Trianto, 2009) menyatakan bahwa pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang dengan demikian, faktor intelektual-emosional siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Uji Efektifitas Bahan Ajar Produk hasil pengembangan yang telah direvisi selanjutnya dilakukan uji efektivitas. Uji coba dilakukan selama 2 kali pertemuan. Berdasarkan hasil uji efektivitas bahan ajar yang telah diberikan diketahui dari hasil observasi selama pembelajaran, dari segi kearifan lokal yang dikembangkan telah nampak tersampaikan dengan baik, kearifan lokal yang tersampaikan diantaranya pengetahuan lokal (alam dan budaya), kegiatan sosial lokal serta nilai nilai yang berkembang dalam budaya-budaya lokal yang ada di sekitar siswa Pada aspek aktivitas siswa yang diamati pada penelitian ini terdiri dari kegiatan memperhatikan, mendengarkan, menulis kegiatan dikusi, bertanya jawab (mengeluarkan pendapat, berdasarkan hasil observasi ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 5. Hasil observasi aktivitas siswa No Aspek Obs 1 Obs. 2 1 Memperhatikan 15 2 2 Mendengarkan 15 2 3 Menulis kegiatan 10 5 diskusi 4 Mengeluarkan pendapat/ 12 3 Selain dari aspek aktivitas siswa, segi motivasi siswa juga telah terlihat 9

selama mengikuti pembelajaran menggunakan bahan ajar yang dikembangkan, ditunjukkan dari beberapa partisipasi siswa dan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan siswa kepada guru. Antusias siswa yang muncul seperti ini disebabkan bahan ajar berbasis kearifan lokal yang digunakan mengembangkan materi yang dikenal siswa, seperti yang dijelaskan sebelumnya pembelajaran akan dirasa lebih bermakna ketika materi yang disampaikan diketahui oleh siswa. Motivasi merupakan modal penting dalam belajar karena motivasi dapat mendorong siswa untuk lebih banyak belajar dan menunjukkan sikap semangat. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2008). Dalam hal keterlaksanaan pembelajaran berbasis kearifan lokal diketahui bahan ajar berbasis kearifan lokal mampu menciptakan pembelajaran berbasis kearifan lokal yang mana pembelajaran mengintegrasikan unsur budaya dalam proses pembelajaran. Menurut Sutarno (2008: 7-6) pembelajaran berbasis budaya salah satunya adalah belajar dengan budaya, terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa sebagai cara atau metode untuk mempelajari pokok bahasan tertentu. Berdasarkan hasil observasi diketahui dalam pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis kearifan lokal diketahui bahwa budaya, alam, dan nilai- nilai kearifan lokal telah tersampaikan dengan baik. Pada aspek hasil belajar siswa, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar yang didapatkan adalah 82,46 dari 17 siswa kelas 4 SDN Ampeldento 01. Berdasarkan hasil penilaian/tanggapan dari ahli materi, penyajian dan bahasa, dalam bentuk draf 1 perlu dilakukan beberapa revisi, sehingga produk yang dihasilkan semakin baik dan layak digunakan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan pada penelitian ini adalah bahan ajar yang dikembangkan dinyatakan valid oleh ahli materi, penyajian dan bahasa dengan prosentase masing-masing 90,6%, 93,7% dan 89,5%, Bahan ajar berbasis kearifan lokal mampu menyajikan pengetahuan yang 10

bersifat kelokalan serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya sehingga mampu meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa Adapun saran pemanfaatan bahan ajar berbasis kearifan lokal yaitu: Guru diharapkan kreatif dalam membimbing dan menyampaikan materi yang ada di dalam bahan ajar, serta diperlukan uji coba di sekolah lain terlebih dahulu sebelum dilakukan penyebaran atau diseminasi Development for Training Theachers of Exceptional Children. Indiana: Indiana University Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Konsep, Landasan dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional (Sisdiknas) DAFTAR PUSTAKA BSNP. 2006. Standar Isi untuk Sekolah Menengah dan Dasar. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan. Desmita, 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosda Karya. Keraf, A.S. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Rahyono, F.X. 2009. Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widyasastra. Samatowa, U. Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Indeks Sardiman, A. M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafndo Persada. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sutarno. 2008. Pendidikan Multikultural. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Thiagarajan, S. Semmel, D. and Semmel, M. 1974. Instructional 11