OPTIMASI KAPASITAS JARINGAN 2G, 3G, DAN LTE DENGAN TEKNIK JOINT BASE STATION

dokumen-dokumen yang mirip
Doan Perdana 1, A. Ali Muayyadi 2, Nachwan Mufti 3, Endang Chumaidiyah 4

Doan Perdana 1, A. Ali Muayyadi 2, Nachwan Mufti 3, Endang Chumaidiyah 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

Estimasi Luas Coverage Area dan Jumlah Sel 3G pada Teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access)

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB CAC)

Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

ANALISA PENERAPAN TEKNOLOGI UMTS UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN KAPASITAS PADA JARINGAN 2G (GSM) STUDI KASUS DI PT. INDOSAT.

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANNYA

Keyword : GSM,UMTS, MLSLOT Allocation blocking,capacity


ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan LTE (Long Term Evolution). LTE merupakan teknologi yang

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

Perancangan dan Analisis Desain Jaringan Mobile WiMax e di daerah Sub urban (Studi Kasus di Kota Kediri)

ANALISA PENERAPAN NETWORK SHARING DAN TEKNO EKONOMI BIAYA INVESTASI CAPEX & OPEX

Management Bisnis ICT

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

UNIVERSITAS INDONESIA. Analisa Kelayakan Migrasi BTS 3G Berbasis WCDMA Menuju Jaringan LTE di DKI Jakarta (Studi Kasus : PT Telkomsel) TESIS

OPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION CONTROL DAN DYNAMIC PRICING

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia

Perencanaan Jaringan 3G UMTS. Kota Bekasi, Jawa Barat. Aldrin Fakhri Azhari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE Advanced

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNJUK KERJA LOAD BASED CALL ADMISSION CONTROL (LB-CAC) PADA SISTEM MULTI-TRAFIK WCDMA. Aries Tri Prawijaya Putra

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

PENGUKURAN KUALITAS SINYAL PADA JARINGAN GSM

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Perencanaan Kebutuhan Base Station Jaringan Fixed WiMAX Berdasarkan Demand Site

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

BAB I PENDAHULUAN. Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun

Analisis Benchmarking Jaringan 3G Operator HCPT dan XL di Area Jakarta

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP SPEECH QUALITY INDICATOR DAN TRAFFIC CHANNEL PADA JARINGAN GSM

ANALISA PERENCANAAN LAYANAN DATA JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) INDOOR PADA TERMINAL 3 KEBERANGKATAN ULTIMATE BANDARA SOEKARNO-HATTA

# CDMA1900, khususnya kanal 12 untuk 3G/WCDMA. Dengan penataan ulang yang dilakukan oleh pihak regulator berdampak juga terhadap pengguna komunikasi s

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.

Journal of Informatics and Telecommunication Engineering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN FWA INDOSAT TESIS

ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Optimasi Jaringan Wideband Code Division Multiple Access Untuk Meningkatkan Throughput Internet

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM

ANALISIS PERBANDINGAN THROUGHPUT PADA GENERAL PACKET RADIO SERVICE (GPRS) DAN ENHANCED DATA RATE FOR GSM EVOLUTION (EDGE)

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BERDASARKAN PARAMETER KEY PERFORMANCE INDIKATOR 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G. Dian Widi Astuti 1, Dyan Tri Utomo 2

Analisis Performansi WCDMA-Diversitas Relay pada Kanal Fading

BAB III PERKEMBANGAN BISNIS SELULAR DAN FWA INDOSAT

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

Gambar 1 1 Alokasi Penataan Ulang Frekuensi 1800 MHz[1]

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 3 NO. 1 MARET 2011

I. PENDAHULUAN. terutama di bidang sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem wireless

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN CAKUPAN AREA LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI DAERAH BANYUMAS

Analisa Performansi Sinyal EVDO di Area Boundary Pada Frekuensi 1900 MHz

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Perencanaan Cell Plan di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Menggunakan Software Mapinfo

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi kebutuhan bagi dunia usaha/bisnis (e-commerce), pendidikan

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

ANALISA PENJADWALAN PAKET PADA CDMA xEV-DO

BAB III PEMODELAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

BAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution

Lisa Adriana Siregar Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan

ANALISIS POTENSI KEUNGGULAN KOMPETITIF TELKOM FLEXI PASCA MIGRASI FREKUENSI TESIS

BAB III KONFIGURASI JARINGAN CDMA 450

Transkripsi:

Jurnal Emitor Vol. 12 No. 01 ISSN 1411-8890 OPTIMASI KAPASITAS JARINGAN 2G, 3G, DAN LTE DENGAN TEKNIK JOINT BASE STATION Doan Perdana, A. Ali Muayyadi, Nachwan Mufti, Endang Chumaidiyah Magister Teknik Elektro, Institut Teknologi Telkom doan.perdana2010@gmail.com Abstraksi Tantangan p e n y e d i a a n j a r i n g a n komunikasi nirkabel yang handal dengan kapasitas sistem yang tinggi tidak terlepas dari biaya investasi yang tinggi. Pemanfaatan r e s o u r c e spectrum secara efisien yang semaksimal mungkin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi biaya investasi yang tinggi. Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu melakukan kajian analisis secara kapasitas mengenai optimasi jaringan 2G/3G eksisting maupun jaringan LTE dengan teknik Joint Base Station dengan memanfaatkan resource spectrum secara efisien dan sesuai dengan tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan nirkabel layanan voice dan pata tahun 2012-2017 disalah satu operator telekomunikasi di Indonesia. Metode kajian penelitian adalah melakukan implementasi teknik Joint Base Station dengan empat skenario implementasi, yaitu 2G/3G Collocation, 2G/3G/LTE Collocation, 3G/LTE Collocation, dan LTE. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu teknik Joint Base Station merupakan salah satu solusi bagi operator telekomunikasi di Indonesia dalam melakukan optimasi kapasitas jaringan nirkabel eksisting yaitu 2G, 3G dan jaringan baru yang handal, dalam implementasi teknik Joint Base Station, dapat direkomendasikan skenario implementasi LTE yang menghasilkan kapasitas jaringan yang lebih besar dibandingkan dengan tiga skenario implementasi yang lainnya berupa 2G/3G Collocation, 2G/3G/LTE Collocation, 3G/LTE Collocation. Keywords: Komunikasi nirkabel, Joint Base Station, Resource spectrum, 2G/3G Collocation, 2G/3G/LTE Collocation, 3G/LTE Collocation, LTE (JBS) 1. Pendahuluan Dunia telekomunikasi nirkabel, spectrum frekuensi adalah hal yang mendapatkan perhatian penting, karena melalui spectrum inilah data bisa dikirimkan, semakin besar interval frekuensi didapatkan, semakin tinggi pula kecepatan data (data rate dalam bps) yang bisa diperoleh, karena spectrum merupakan sumber daya (resource) yang terbatas dengan biaya investasi yang tinggi, penggunaannya harus dilakukan secara efisien dan se-maksimal mungkin. Disamping spectrum, tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan voice dan data menjadi hal penting sebagai dasar penggelaran jaringan komunikasi nirkabel, baik untuk jaringan existing (2G dan 3G) maupun jaringan baru (LTE). Konsep teknik Joint Base Station (JBS) diharapkan menjadi solusi dalam masalah di atas. Teknik JBS didesain sebagai teknik penggabungan beberapa jaringan nirkabel existing 2G, 3G, dani jaringan baru LTE sehingga operator 2G/3G dapat mengurangi biaya operasional dan belanja modal (CAPEX/OPEX). Hal ini dapat dilakukan karena dengan teknik Joint Base Station, operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia dalam implementasi teknologi baru (LTE) tidak memerlukan power, transmisi tambahan, dan dapat menghemat space untuk penempatan kabinet baru serta dapat lebih memudahkan operator telekomunikasi dalam melakukan operation dan maintenance perangkat dan 40

Doan Perdana, A. Ali Muayyadi, Nachwan Mufti, Endang Chumaidiyah, Optimasi Kapasitas Jaringan 2G, 3G menjaga performance perangkat. Teknik JBS, dapat memudahkan operator telekomunikasi dalam melakukan ekspansi jaringan nirkabel eksisting (jaringan 2G dan 3G). Teknik JBS diprediksi akan menjadi teknologi pilihan bagi salah satu operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia untuk melakukan ekspansi jaringan existing (2G/3G) dan mengembangkan jaringan baru (LTE). Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan teknik JBS bagi operator 2G/3G existing, antara lain: Cost (CAPEX/OPEX) saving, Foot Print/Space Cabinet Saving, Power Saving, Operation Maintenance, Convergence Network, dan Capacity Expansion. Skenario implementasi 2G/3G Collocation, merupakan teknik JBS dengan penggunaan alokasi resource spectrum 2G dan 3G pada salah satu operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia sebagai strategi untuk optimasi kapasitas jaringan eksisting dengan masingmasing layanan di dalamnya [3][4][6] (2G - Voice, 3G-AMR 12.2 Kbps, 3G-RT 64 Kbps, dan 3G-NRT 384 Kbps). Keunggulan dari skenario ini yaitu kapasitas jaringan 3G-RT 64 Kbps lebih besar sesuai dengan tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan nirkabel layanan voice dan data (2012-2017) dengan mendapatkan alokasi resource spectrum 2G sebesar 5 MHz, menghemat space, dan operation dan maintenance lebih mudah. Kelemahan dari skenario ini yaitu dibutuhkan alokasi resource spectrum tambahan apabila tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan nirkabel layanan data lebih besar dari yang diprediksikan dan dibutuhkan biaya OPEX tambahan atas penambahan license resource spectrum tersebut. Skenario implementasi 2G/3G/LTE Collocation, merupakan teknik JBS dengan penggunaan alokasi resource spectrum 2G, 3G, dan LTE pada salah satu operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia sebagai strategi untuk optimasi kapasitas jaringan eksisting dengan masing-masing layanan di dalam nya [3][4][6][9] (2G -Voice, 3G-AMR 12.2 Kbps, 3G-RT 64 Kbps, dan 3G -NRT 64 Kbps, LTE-NRT 1 Mbps, dan LTE-NRT 2 Mbps). Keunggulan dari skenario ini yaitu kapasitas jaringan 3G-NRT 384 Kbps dan LTE-NRT 1 Mbps lebih besar sesuai dengan tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan nirkabel layanan voice dan data (2012-2017) dengan mendapatkan alokasi resource spectrum 2G masing-masing sebesar 5 MHz, menghemat space, dan operation dan maintenance lebih mudah. Kelemahan dari skenario ini yaitu Dibutuhkan alokasi resource spectrum tambahan apabila tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan nirkabel layanan data lebih besar dari yang di prediksikan dan dibutuhkan biaya OPEX tambahan atas penambahan license resource spectrum tersebut. Skenario implementasi 3G/LTE Collocation, merupakan teknik Joint Base Station (JBS) dengan penggunaan alokasi resource spectrum 3G dan LTE pada salah satu operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia sebagai strategi untuk optimasi kapasitas jaringan eksisting dengan masingmasing layanan di dalamnya [3][4][9] (3G - AMR 12.2 Kbps, 3G-RT 64 Kbps, dan N-RT 64 Kbps). Keunggulan dari skenario ini yaitu kapasitas jaringan 3G-NRT 384 Kbps, LTE- NRT 1 Mbps, dan LTE-NRT 2 Mbps lebih besar sesuai dengan tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan nirkabel layanan data (2012-2017) dengan mendapatkan alokasi resource spectrum 2G masing-masing sebesar 5 MHz dan 10 MHz, menghemat space, dan operation dan maintenance lebih mudah. Kelemahan dari skenario ini yaitu Dibutuhkan alokasi resource spectrum tambahan apabila tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan nirkabel layanan data lebih besar dari yang diprediksikan dan dibutuhkan biaya OPEX tambahan atas penambahan license resource spectrum. Skenario implementasi LTE JBS, merupakan teknik JBS dengan penggunaan alokasi resource spectrum LTE pada salah satu operator telekomunikasi nirkabel di 41

Jurnal Emitor Vol. 12 No. 01 ISSN 1411-8890 Indonesia sebagai strategi untuk optimasi kapasitas jaringan eksisting dengan masingmasing layanan di dalamnya [9] (LTE- NRT 1 Mbps dan LTE- NRT 2 Mbps). Keunggulan dari skenario ini yaitu kapasitas jaringan LTE-NRT 1 Mbps dan LTE-NRT 2 Mbps lebih besar sesuai dengan tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan nirkabel layanan data (2012-2017) dengan mendapatkan alokasi resource spectrum 2G dan 3G masing-masing sebesar 15 MHz dan 10 MHz, menghemat space, dan operation dan maintenance lebih mudah. Kelemahan dari skenario ini yaitu dibutuhkan alokasi resource spectrum tambahan apabila tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan nirkabel layanan data lebih besar dari yang di prediksikan dan dibutuhkan biaya OPEX tambahan atas penambahan license resource spectrum tersebut. Gambar 1 Milestone Teknik Joint Base Station [1] 2G 3G LTE Gambar 2 Konfigurasi Teknik Joint Base Station [9] 2. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam melakukan implementasi teknik JBS, adalah sebagai berikut : 1. Kajian teknik JBS bagi salah satu operator 2G/3G existing. 2. Analisis Capacity yang dilakukan dengan mempertimbangkan parameter kualitas (Eb/No, Grade Of Service (GOS)). 3. Menentukan kelas layanan ( integrated multi 42

Doan Perdana, A. Ali Muayyadi, Nachwan Mufti, Endang Chumaidiyah, Optimasi Kapasitas Jaringan 2G, 3G services, e.g. 2G, 3G, dan LTE). 4. Prediksi teknologi baru (LTE) ke jaringan 2G/3G existing perangkat baru/existing dengan teknik JBS 5. Menentukan sistem cluster area dengan teknik JBS. 6. Estimasi kapasitas dan cakupan ketika dilakukan ekspansi jaringan dengan perangkat 2G/3G existing dan perangkat baru LTE dengan teknik JBS. 3. Analisis Kapasitas Jaringan Teknik Joint Base Station (Jbs) Gambaran analisis kapasitas jaringan teknik joint base station secara detail ditunjukkan pada gambar 3. 3.1 Analisis Demand Market Analisis demand market untuk pelanggan voice dan data dilakukan berdasarkan trend historis pertumbuhan market pelanggan voice dan data PT XL Axiata, Tbk (tahun 2006-2011) [1]. Dalam melakukan analisis demand market dengan menggunakan teknik interpolasi polynomial orde-6 berdasarkan data historis pertumbuhan market pelanggan voice dan data PT XL Axiata, Tbk (seperti dijelaskan pada gambar 4). Gambar 3 Analisis Kapasitas Jaringan Teknik Joint Base Station [3][4][6][9] 43

Jurnal Emitor Vol. 12 No. 01 ISSN 1411-8890 Gambar 4 Tingkat Prosentase Pertumbuhan Pelanggan Nirkabel Layanan Voice dan Data [1] 3.2 Analisis Teknologi Jaringan Analisis teknologi jaringan pada jaringan 2G, 3G, dan LTE dilakukan untuk menghitung kapasitas jaringan 2G, 3G, dan LTE dengan menggunakan asumsi parameter dimenisoning jaringan 2G [1], 3G [1], dan LTE [9]. Tabel 1 Asumsi Parameter Dimensioning Jaringan 2G [1] No Parameter Nilai (Unit) 1 Resource Spectrum 2G (PT XL Axiata, Tbk) 15 MHz 2 Target Network Utiization 80% 3 Target Network Blocking (Grade Of Service) 2% 4 Traffic Profile 20 merlang/subs 5 1 TCH 7 Time Slot Tabel 2 Asumsi Parameter Dimensioning Jaringan 3G [1] No Parameter Nilai (Unit) 1 Resource Spectrum 3G (PT XL Axiata, Tbk) 2007 2010 5 MHz 2 Resource Spectrum 3G (PT XL Axiata, Tbk) 2011 2017 5 MHz 3 Target Network Utiization (Load Factor) 80% 4 Target Network Blocking (Grade Of Service) 2% 5 Chip Rate 3.84 Mcps 6 Voice Activity Factor (Vf) 0.4 7 Othercell Interference (i) 0.65 44

Doan Perdana, A. Ali Muayyadi, Nachwan Mufti, Endang Chumaidiyah, Optimasi Kapasitas Jaringan 2G, 3G No Parameter Nilai (Unit) 8 Eb/No (Voice AMR 12.2 Kbps) 7 Db 9 Eb/No (RT 64 Kbps) 5 Db 10 Eb/No (NRT 384 Kbps) 4.9 Db Tabel 3 Asumsi Parameter Dimensioning Jaringan LTE [10] No Parameter Nilai (Unit) 1 Resource Spectrum LTE 2012-2017 5 MHz 2 Busy Hour Average Loading 80% 3 Target Network Blocking (Grade Of Service) 2% 4 Faktor Penjaga user mobile 4/5 5 Required user data rate 1024 & 2048 (Kbps) 6 OBF (user data rate : 1024 Kbps) 20 7 OBF (user data rate : 2048 Kbps) 10 8 Average data rate/subs (user data rate : 1024 Kbps) 49.12 (Kbps) 9 Average data rate/subs (user data rate : 2048 Kbps) 128.3 (Kbps) 10 FFT Size 2048 11 Frek Sampling 30,72 MHz 12 Resource Block 100 RB 13 Time Slot 0.5 ms Penggunaan asumsi parameter dimensioning 2G [1], 3G [1], dan LTE [10] di atas maka didapatkan hasil perhitungan kapasitas jaringan teknik JBS [2] [3] [4] [6] [10] dengan empat skenario implementasi sebagai berikut: 3.2.1 Analisis Kapasitas Jaringan 2G/3G Collocation Gambar 5 Kapasitas Jaringan 2G/3G Collocation [3] [4] [6] 45

Jurnal Emitor Vol. 12 No. 01 ISSN 1411-8890 Pada gambar 5 dapat dijelaskan bahwa dengan tingkat prosentase pelanggan voice [1] yang cenderung turun pada tahun 2014-2017 (seperti dijelaskan pada gambar 4), maka pada skenario 2G/3G Collocation di tahun 2014-2017 alokasi resource spectrum 5 MHz dari jaringan 2G akan dialokasikan ke jaringan 3G, sehingga diperoleh kapasitas jaringan 2G/3G Collocation [3] [4] [6] dengan kapasitas jaringan 3G (NRT 384 Kbps) meningkat akibat penambahan alokasi resource spectrum tersebut. 3.2.2 Analisis Kapasitas Jaringan 2G/3G/LTE Collocation Hasil Kapasitas Jaringan 2G/3G/LTE Collocation ditunjukkan pada gambar 6 3.2.3 Analisis Kapasitas Jaringan 3G/LTE Collocation Hasil Kapasitas Jaringan 3G/LTE Collocation ditunjukkan pada gambar 7 Gambar 6 Kapasitas Jaringan 2G/3G/LTE Collocation [3] [4] [6] [10] 46

Doan Perdana, A. Ali Muayyadi, Nachwan Mufti, Endang Chumaidiyah, Optimasi Kapasitas Jaringan 2G, 3G Gambar 7 Kapasitas Jaringan 3G/LTE Collocation [3] [4] [10] Dari gambar 6 dapat dijelaskan bahwa tingkat prosentase pelanggan voice pada jaringan 2G [1] yang cenderung turun pada tahun 2014-2017 (seperti dijelaskan pada gambar 4 di atas), maka pada skenario 2G/3G/LTE Collocation di tahun 2014-2017 alokasi resource spectrum 5 MHz dari jaringan 2G akan dialokasikan ke jaringan 3G dan 5 MHz dari jaringan 2G akan dialokasikan ke jaringan LTE sehingga diperoleh kapasitas jaringan 2G/3G/LTE Collocation [3] [4] [6] [10] dengan kapasitas jaringan 3G (NRT 384 Kbps) dan LTE (NRT 1 Mbps) meningkat akibat penambahan alokasi resource spectrum tersebut. Dari gambar 7 dapat dijelaskan bahwa tingkat prosentase pelanggan voice pada jaringan 2G [1] yang cenderung turun pada tahun 2014-2017 (seperti dijelaskan pada gambar 4), maka pada skenario 3G/LTE Collocation di tahun 2014-2017 alokasi resource spectrum 5 MHz dari jaringan 2G akan dialokasikan ke jaringan 3G dan 10 MHz dari jaringan 2G akan dialokasikan ke jaringan LTE sehingga diperoleh kapasitas jaringan 3G/LTE Collocation [3] [4] [10] dengan kapasitas jaringan 3G (NRT 384 Kbps) dan LTE (NRT 1 Mbps) meningkat akibat penambahan alokasi resource spectrum tersebut. 3.2.4 Analisis Kapasitas Jaringan LTE 47

Jurnal Emitor Vol. 12 No. 01 ISSN 1411-8890 Gambar 8 Kapasitas Jaringan LTE (JBS) [9] Dari gambar 8 dapat dijelaskan bahwa dengan tingkat prosentase pelanggan voice pada jaringan 2G dan 3G [1] yang cenderung turun pada tahun 2014-2017 (seperti dijelaskan pada gambar 4 di atas), maka pada skenario LTE (JBS) di tahun 2014-2017 alokasi resource spectrum 15 MHz dari jaringan 2G akan dialokasikan ke jaringan LTE dan 10 MHz dari jaringan 3G akan dialokasikan ke jaringan LTE sehingga diperoleh kapasitas jaringan LTE (JBS) [10] dengan kapasitas jaringan LTE (NRT 1 Mbps) dan LTE (NRT 2 Mbps) meningkat akibat penambahan alokasi resource spectrum tersebut. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian dan analisis kapasitas jaringan teknik Joint Base Station (JBS) dengan menggunakan resource spectrum yang semaksimal mungkin dan sesusai dengan tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan voice dan data, dapat disimpulkan bahwa : 1. Teknik Joint Base Station (JBS) merupakan salah satu solusi bagi operator telekomunikasi di Indonesia dalam melakukan optimasi kapasitas jaringan nirkabel eksisting (2G dan 3G) dan jaringan baru (LTE) yang handal. 2. Dalam implementasi teknik Joint Base Station (JBS), dapat direkomendasikan skenario implementasi LTE (JBS) yang menghasilkan kapasitas jaringan yang lebih besar dibandingkan dengan tiga scenario implementasi yang lain nya (2G/3G Collocation, 2G/3G/LTE Collocation, 3G/LTE Collocation). 48

Doan Perdana, A. Ali Muayyadi, Nachwan Mufti, Endang Chumaidiyah, Optimasi Kapasitas Jaringan 2G, 3G DAFTAR PUSTAKA Hamalainen, Jyri Communication and Networking Department, TKK, 17.1.2007, Cellular Network Planning and Optimization Part VI : WCDMA basics, Helsinki : Helsinki University Of Technology. Hamalainen, Jyri Communication and Networking Department, TKK, 17.1.2007, Cellular Network Planning and Optimization Part IX : WCDMA load equations, Helsinki : Helsinki University Of Technology. Hamalainen, Jyri Communication and Networking Department, TKK, 17.1.2007, Cellular Network Planning and Optimization Part X : WCDMA planning challenges, Helsinki : Helsinki University Of Technology. Karim, M.R & Sarraf Mohsen, 2002. WCDMA and CDMA 2000 for 3G Mobile Networks, McGraw Hill. New York. Modul kuliah Mobile Communication Networks & Mobility, 2011. Modul 4 2G (Second Generation System). Bandung : IT Telkom. Modul kuliah Mobile Communication Networks & Mobility, 2011. Modul 5 3G (Third Generation System). Network Planning Team, 2010. Single RAN Strategy, Jakarta : PT XL Axiata, Tbk. Bandung : IT Telkom Prasetyo Anang, 2011. Techno-Economic Analysis Of LTE Release8 Implementation with Using Capacity and Coverage Estimation Method and DCF Methode in Jabodetabek Area. Bandung : IT Telkom. Sustika, Rika. Jurnal Informatika LIPI. Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA. LIPI Pusat Penelitian Informatika, 2010. Willey John & Sons, Ltd, 2007. Advanced Cellular Network Planning and Optimization, England. 49