JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 3 NO. 1 MARET 2011
|
|
- Ade Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 OPTIMALISASI ACCESSIBILITY JARINGAN GSM PADA PT. TELKOMSEL PADANG DENGAN METODE CELLl SPLITTING Fasrijal Yakub 1 Yasdinul Huda 2 ABSTRACT This paper presents an analytical study of problems of the rapid increase in the number of subscribers, which resulted in insufficient network capacity to accommodate customers on the network of Global System for Mobile Communication (GSM). This problem needs special attention, requiring optimization of network accessibility that can increase capacity and quality of access with a lower rate call block on the GSM network. The solution in this problem one only place with the method of cell splitting parameters in terms of network utilization (Utilization Install). Application of cell splitting method in the study conducted by the addition of TRx and Addition Band. Based on the processing of traffic data (Average Traffic) PT Telkomsel Padang December 2010, after the addition of TRx in Simpang Tabing cell location, cell Lubuk Buaya and Batang Marau cells, a change in the level of utilization (no overload) in the third cell. Addition of band (Dualband) in cell location Lubuk Buaya3, Air Tawar D, Parkit D, University of Bung Hatta, Ulak Karang and Pangilun cell, resulting in a lower call block by changing utilization below 80%. Keywords : Optimization Accesibility, Call Block, Cell Spliting, Utilization Install, Average Traffic INTISARI Makalah ini mempresentasikan studi analisis terhadap permasalahan pesatnya jumlah peningkatan pelanggan (subscriber) yang mengakibatkan tidak cukupnya kapasitas jaringan dalam menampung pelanggan pada jaringan Global System for Mobile Communication (GSM). Permasalahan ini perlu mendapat perhatian khusus, sehingga diperlukan optimalisasi accessibility jaringan yang dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas akses dengan cara menurunkan tingkat call block pada jaringan GSM. Solusi dalam permasalahan ini salah satuya dengan metode cell splitting ditinjau dari parameter tingkat utilisasi jaringan (Utilization Install). Penerapan metode cell splitting dalam penelitian ini dilakukan dengan penambahan TRx dan Penambahan Band. Berdasarkan pengolahan data trafik (Average Traffic) PT Telkomsel Padang bulan Desember 2010, setelah dilakukan penambahan TRx di lokasi sel Simpang Tabing, sel Lubuk Buaya dan sel Batang Marau, terjadi perubahan tingkat utilisasi (tidak ada overload) pada ketiga sel tersebut. Penambahan band (dualband) di lokasi sel Lubuk Buaya3, Air Tawar D, Parkit D, Universitas Bung Hatta, Ulak Karang dan 1 Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2 Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 8
2 JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 sel Pangilun, menghasilkan call block menjadi lebih rendah dengan perubahan utilisasi dibawah 80%. Kata Kunci : Optimalisasi Accesibility, Call Block, Cell Spliting, Utilization Install, Average Traffic 9
3 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi telekomunikasi meningkat secara pesat, terutama teknologi wireless telecommunication (komunikasi nirkabel). Telekomunikasi nirkabel ini berkembang cepat disebabkan karena kemudahan yang ditawarkan, seperti kemudahan dalam pembangunan jaringan. Teknologi komunikasi nirkabel tidak hanya untuk voice (suara) tetapi juga untuk data, gambar atau video. Perkembangan yang paling pesat dari teknologi nirkabel adalah teknologi seluler, Global System For Mobile Communication (GSM) sebagai salah satu operator seluler/nirkabel, semakin hari semakin berkembang dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Perkembangan pesat mulai dari generasi 1 (1G) hingga ke generasi Long Term Evolution (LTE), 4G yang mendorong pengembangan kearah lebih baik dalam hal capacity (kapasitas), speedy (kecepatan), quality (kualitas) dan lebar bandwidth sesuai tuntutannya untuk dapat mentransmisikan data maupun suara dengan kecepatan tinggi, memiliki efisiensi bandwitdh yang baik, serta memiliki performansi yang handal. GSM merupakan salah satu teknologi sistem komunikasi bergerak seluler yang mengunakan kombinasi dari konsep Time Division Multiple Access (TDMA) dan Frekuensi Division Multiple Access (FDMA). Sistem komunikasi ini disebut celluler karena coverage (daerah layanannya) dibagi menjadi daerah yang kecil-kecil yang disebut cell. Pelanggan (subscriber) mampu bergerak secara bebas di coverage area (daerah layanannya) sambil berkomunikasi tanpa terjadi pemutusan hubungan. Coverage Area adalah wilayah secara geografis suatu jangkauan sel yang memungkinkan pelanggannya untuk dapat menggunakan jaringan operator seluler bersangkutan dalam melakukan panggilan dan penerimaan sambungan. Suatu wilayah dapat dibagi menjadi beberapa sel, masing-masing dilayani oleh satu antena. Tiap sel dialokasikan satu pita frekuensi dan dilayani oleh Base Transceiver Station (BTS). Terdapat beberapa tipe sel dalam usaha memenuhi kebutuhan akan coverage, kapasitas, dan kualitas suatu jaringan telekomunikasi seluler, dalam [1] yaitu : Gambar 1. Beberapa tipe sel dalam memenuhi coverage area Seiring dengan semakin luasnya area layanan, pertumbuhan jumlah pelanggan pun meningkat, sehingga mengakibatkan keterbatasan yang dimiliki, seperti kapasitas trafik yang kecil, sehingga pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit. Berdasarkan observasi lapangan pelanggan GSM di Indonesia pada saat ini merupakan yang paling besar dibandingkan pelanggan Code Divission Multiple Access (CDMA). Jumlah pelanggan GSM di Indonesia hingga Juni 2010 mencapai 180 juta pelanggan [2], bahkan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menurut Dirut Keuangan TLKM Sudiro Asno, menargetkan tambahan pelanggan telepon seluler sebanyak juta pelanggan pada tahun 2011 [3] Peningkatan jumlah pelanggan ini dapat dibuktikan pada Site Batang Marau, dimana terjadi call blok yang disebabkan karena capacity tidak mencukupi untuk menampung pelanggan dan speed semakin lambat karena trafiknya sudah padat, sehingga mutu pelayanan kurang maksimal. Peningkatan kapasitas trafik dan kualitas layanan sudah menjadi permasalahan umum setiap operator selular. Permasalahan kepadatan pelanggan yang menyebabkan intensitas trafik tinggi ini menuntut semua penyedia layanan selular termasuk operator GSM untuk meningkatkan optimalisasi accessibility jaringan baik disisi kualitas sinyal, kapasitas jaringan, hingga coverage agar pelanggan dapat menikmati komunikasi tanpa adanya masalah yang berarti. 10
4 PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang mengungkapkan apa adanya dari suatu permasalahan. Tujuan penelitian deskriptif menurut [4] yaitu mengambarkan secara sistematis fakta dan karakteristis objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif dalam [5] menyatakan bahwa penelitian deskriptif diartikan sebagai pemecahan masalah yang diselidiki dan menggambarkan / melukiskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan factor-faktor sebagaimana adanya. Berdasarkan pengertian di atas, penelitian ini akan mengungkapkan hubungan antara parameter trafik, kapasitas jaringan dan utilisasi terhadap Optimalisasi Accessibility jaringan GSM di PT Telkomsel Padang dan untuk mengetahui cara penggunaan Cell Splitting untuk optimalisasi accessibility kapasitas jaringan. Subjek penelitian adalah sel yang memiliki tingkat utilisasi lebih dari 80 % pada satu cluster BTS yang terletak di daerah Padang (Padang Inner) dan data trafik Busy Hour Traffic Chanel (BHTCH) bulan Desember KAJIAN TEORI 1. Optimalisasi Accessibility Jaringan Accessibility merupakan kenyamanan pelanggan dalam mengakses suatu jaringan. Oleh karena itu diperlukan mutu pelayanan / Quality of service (QOS) dalam jaringan Global system for Comunnication (GSM) yang baik berupa pelayanan yang prima. Sehingga pelanggan akan nyaman menggunakan jaringan GSM. Faktor-faktor optimalisasi accessibility dalam meningkatkan mutu pelayanan telekomunikasi dikutip dalam [6] adalah : 1. Keberhasilan sambungan yang tinggi 2. Ketersedian pelayanan 24 jam sehari 3. Delay sebelum terima dial tone 4. Delay sesudah selesai delay sampai dapat ring call. 5. Tersedianya service tone (busy tone, telephone out of order). 6. Tanggapan yang baik terhadap permintaan pelayanan 7. Jasa-jasa tambahan atau kemudahan lainnya serta nilai tambah dari sistem telekomunikasi yang disediakan. 8. Kehandalan sambungan 9. Kekerasan suara yang terdengar 10. Privacy pelanggan Berdasarkan pernyataan di atas, berarti optimalisasi accessibility sangat diperlukan dalam jaringan, karena jika accessibility kurang baik maka pelanggan tidak nyaman menggunakan jaringan GSM, maka untuk itu di perlukan mutu pelayanan/qos pada jaringan GSM dalam meningkatkan kinerja jaringan. 2. Global System for Mobile Communication (GSM) Pertama kali GSM diperkenalkan dalam [7], memiliki frekuensi 900 MHz, atau lebih dikenal sebagai GSM 900. Pada GSM 900, mempunyai bandwidth frekuensi sebesar 25 MHz, dan dengan carrier spacing sebesar 200 KHz, maka didapatkan 124 carrier. Berikut alokasi frekuensi pada setiap jenis sistem GSM menurut [7], antara lain: 1. GSM900 : (880) MHz; 925 (935)-960 MHz; 124(174) pasang kanal frekuensi, dengan duplex distance 45 MHz. 2. GSM-R : MHz; MHz; 19 pasang kanal frekuensi dengan duplex distance 45 MHz. 3. GSM1800 : MHz; MHz; 374 pasang kanal frekuensi dengan duplex distance 95 MHz. 4. GSM1900 : MHz; MHz dengan duplex distance 80 MHz. Alokasi frekuensi dalam standar jaringan GSM, frekuensi yang lebih tinggi 11
5 digunakan untuk komunikasi downlink dan frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk komunikasi uplink. Hal ini berhubungan dengan power uplink yang biasanya lebih rendah daripada power downlink. Standar GSM900 dan GSM1800 adalah standar yang digunakan pada jaringan GSM di Indonesia. Gambar 2. Multiframe pada GSM [8] Teknologi akses yang digunakan GSM merupakan kombinasi antara akses jamak Frequency Division Multiple Access (FDMA) dan Time Division Multiple Access (TDMA), di Indonesia standar jaringan GSM yaitu menggunakan GSM 900 dan GSM 1800 yang dikenal sebagai sistem dual band yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pegguna seluler [9]. Pada GSM juga terdapat Guard band yang berfungsi untuk menghindari interferensi penggunaan frekuensi GSM dengan penggunaan aplikasi frekuensi lainnya. GSM juga menggunakan Modulasi Gaussian Minimum Shift Keying (GMSK). Sistem Dualband atau lebih biasa disebut juga dengan sistem multiband, memberikan potensi dalam penyediaan kapasitas overlay pada jaringan eksisting dengan menggunakan PLMN yang sama sehingga traffic pada band GSM 900 dapat dialihkan pada band DCS Cell Splitting pada Jaringan GSM Cell Splitting merupakan salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas jaringan GSM dan mengurangi kepadatan pada suatu sel [7], beberapa metode yang dapat dikategorikan sebagai cell splitting, yaitu : Cell Splitting dengan penambahan Trx pada sel eksisting Merupakan suatu proses untuk peningkatan kapasitas jaringan pada jaringan GSM Tujuan penambahan TRx pada sel eksisting ialah untuk mengurangi tingkat call block yang terjadi pada sel tersebut, sehingga komunikasi dapat berlangsung terus dengan tanpa masalah. Penambahan TRx dilakukan apabila sel tersebut hanya atau baru memanfaatkan sebagian dari kapasitas maksimum TRx yang dapat digunakan; dan Maksimum TRx pada sel GSM 900 adalah 4 TRx, dan maksimum TRX pada sel DCS 1800 adalah 4 TRX. Cell splitting dengan penambahan Band pada Sel eksisting Merupakan metode yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas sel, apabila trafik pada sel tersebut sudah penuh dan sudah terjadi call block. Proses peningkatan kapasitasnya, sama seperti metode cell splitting yang pertama, hanya saja pada metode ini, penambahan TRx dilakukan pada sel yang hanya memliki satu band saja (menggunakan GSM 900 MHz), tetapi semua konfigurasi TRx-nya sudah penuh. Sehingga perlu ditambahkan satu band lagi (menggunakan DCS 1800); sehingga konfigurasi sel menjadi Dualband dan memiliki jumlah TRx yang lebih banyak. 4. Utilization Install Utilization install merupakan tingkat utilisasi jaringan, yaitu tingkat kepadatan trafik pada sel terhadap jumlah TRx yang di install (digunakan), berupa perbandingan antara Average Traffic terhadap Treshold Erlang Install. Persamaan (1) adalah menentukan Utilization Install menurut [10]: (1) Penentuan kandidat terhadap sel-sel yang akan dilakukan cell splitting, ada beberapa parameter yang bisa dijadikan 12
6 acuan. Parameter-parameter tersebut adalah : TRx Install Merupakan jumlah TRX yang dipasang pada setiap sel. Pada pelaksanaannya tidak semua TRX yang dipasang pada sel tersebut diaktifkan untuk melayani trafik. TRx In Trafik (TRx IT) TRx IT merupakan banyaknya TRx yang dipasang pada satu sel, dan digunakan untuk melayani trafik pada suatu sel. Tch Available (Max Tch) Merupakan banyaknya kanal pembicaraan (Tch) yang aktif dan digunakan untuk melayani trafik voice. Banyaknya kanal pembicaraan (Tch) yang diaktifkan, tergantung pula pada banyaknya TRx yang dipasang untuk melayani trafik pada sel. Besarnya alokasi logical channel pada suatu BTS ditentukan oleh masing-masing provider untuk tiap jumlah TRx yang tersedia. Ini biasa disebut design assumption. Treshold Erlang Install Threshold merupakan nilai batas suatu parameter kerja yang ditentukan untuk mengetahui kinerja suatu jaringan. Treshold Erlang Install merupakan besarnya trafik (dalam satuan Erlang) dengan konfigurasi jumlah TRx yang terpasang (TRx Install), dan jumlah kanal pembicaraan (Tch) yang digunakan sesuai dengan standar dimensioning PT.TELKOMSEL, dan akan diambil GoSnya sebesar 2 %. Data Trafik Desember 2010 Data trafik bulan desember 2010 yang ditangani oleh per sektor BTS akan disajikan dalam tabel. Tabel ini kemudian akan disusun sedemikian rupa sehingga dapat dilihat kondisi trafik setiap hari dari setiap BTS, dalam jangka waktu satu bulan. Trafik per hari yang didapat merupakan data Busy Hour Traffic Channel (BHTCH) dalam satu hari dalam satuan Erlang. Maximum Traffic Setelah melihat data BHTCH setiap hari selama satu bulan, selanjutnya akan diambil delapan BHTCH yang memiliki nilai tertinggi, dan diurutkan / di ranking mulai dari yang paling tinggi sampai ke peringkat delapan tertingi. Asumsinya, delapan BHTCH tertinggi ini mewakili kondisi jaringan pada saat busy hour yang ditangani oleh sel tersebut. Sehingga dengan digunakannya delapan tertinggi BHTCH tersebut, maka dapat digunakan untuk menghitung utilisasi jaringan. Average Traffic Average Traffic merupakan rata-rata dari delapan BHTCH yang memiliki nilai tertinggi dalam satu bulan. Asumsinya delapan trafik tertinggi dijumlah lalu di rataratakan sehingga didapat nilai Average Trafik. Rumus untuk menentukan Average Traffic menurut [10]: (2) Perhitungan Average Traffic dan Utilization Install berdasarkan data Maximal Traffic 1 8 Grade of Service (GoS) merupakan perbandingan antara jumlah pelanggan yang tidak berhasil mendapatkan kanal terhadap jumlah total pelanggan yang melakukan panggilan. Demikian juga untuk Busy Hour yaitu periode selama 60 menit terus menerus dimana selama itu terjadi trafik terpadat (tertinggi). GoS dan Busy Hour dapat dilihat pada data BHTCH bulan Desember 2010, yaitu pada cell yang memiliki Max Traffic 1 Max Traffic 8 setelah didapatkan data BHTCH pada bulan Desember, setelah itu dilakukan perhitungan BHTCH dalam satu bulan untuk mendapatkan Max Traffic 1 Max Traffic 8. Berdasarkan perhitungan didapatkan Max Traffic 1 Max Traffic 8 untuk 9 cell yang bermasalah seperti terlihat pada Tabel 1 di bawah ini : 13
7 Tabel 1. Data Max Traffic 1 8 dari BHTCH Bulan Desember 2010 BTS Name Max1 Max2 Max 3 Max 4 Spg. Tabin g Lbk Buaya Btg. Marau Lbk Buaya Air Tawar D Parkit D UB. Hatta Ulak Krng Pangi Lun BTS Name Spg. Tabin g Lbk Buaya Btg. Marau Lbk Buaya 3 Air Tawar D Parkit D UB. Hatta Ulak Krng2 Pangi Lun Max5 Max6 Max7 Max Berdasarkan data maksimum traffik pada 9 sel di atas, selanjutnya dilakukan perhitungan Average Traffic dan Utilization Install menggunakan persamaan (1) dan (2), hasilnya di rangkum pada Tabel 2 di bawah ini: Tabel 2. Utilization Install BTS Name Average Traffic Treshold Erlang Install Utilization Install Simpang Tabing % Lubuk Buaya % Batang Marau % Lubuk Buaya % Air Tawar D % Parkit D % Univ Bung Hata % Ulak Karang % Pangilun % Berdasarkan data-data pada Tabel 2 di atas, dapat dijadikan acuan untuk mengambil tindakan dalam menentukan sel-sel mana yang akan ditambahkan TRx dan sel-sel mana yang harus ditambahkan band (dualband) nya. Berikut ini, untuk masing-masing tindakan akan dilakukan analisis. 1. Analisis Perencanaan Cell Splitting dengan Penambahan TRx (TRx Install) Penambahan TRx merupakan metoda cell splitting yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas dengan cara penambahan jumlah TRx, untuk meningkatkan kapasitas kanal pembicaraan (Tch), dan kanal SMS (SDCCH). Penambahan TRx dilakukan apabila ada sel yang memiliki Utilization Install > 80%. Berdasarkan data BHTCH bulan Desember 2010 sesuai dengan data pada Tabel 2 di atas adalah site yang memiliki tingkat Utilization Install > 80%, 14
8 maka sel-sel tersebut perlu dilakukan penambahan TRx [11] Penambahan TRx ini dilakukan dengan cara penambahan modul di TRU (Transceiver Unit) pada peralatan RBS (Radio Base Station), yang terdapat di BTS. Setelah dilakukan penambahan modul di TRU, selanjutnya dilakukan konfigurasi ulang terhadap RBS. Penambahan TRx dilakukan pada sel Simpang Tabing, Sel Batang Marau dan Sel Lubuk Buaya yang masing-masing memiliki konfigurasi TRx eksisting sebanyak 3 TRx. Proses cell splitting untuk penambahan TRX, dapat dilihat pada flowchart berikut: Pengolahan Data Trafik Bulan Desember 2010 Hasil Plotting Sel dengan software Map Info (Utilization Install, TRx Install dan Band) Sel yang harus dilakukan proses cell splitting dengan penambahan TRx Didapat Simulasi nilai Utilization Install apabila dilakukan penambahan TRx dengan menggunakan Software Microsoft Visual basic 6.0 Nilai Utilization Install yang baru setelah dilakukan penambahan Trx Didapat Gambar 3. Flowchart Analisis Perencanaan Cell Splitting dengan penambahan TRx Berdasarkan Flowchart analisis perencanaan Cell Splitting di atas, untuk penambahan TRx adalah mengunakan program simulasi dengan Microsoft Visual Basic 6.0 (software ini merupakan privasi perusahaan telekomsel, sehingga tidak bisa ditampilkan). Hasil simulasi penambahan TRx pada sel Simpang Tabing, Sel Batang Marau dan Sel Lubuk Buaya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan TRx sel Simpang Tabing Kondisi Sebelum Penambahan TRx Kondisi Sesudah Penambahan TRx Simpang Simpang Tabing Tabing Band : 900 Band : 900 TRx Install : 3 TRx Install : 6 TRx IT : 3 TRx IT : % Utilization Install 71.23% Tabel 3 di atas menampilkan kondisi TRx Cell Simpang Tabing sebelum penambahan TRx memiliki Utilization Install % dimana TRx Install awal 3 serta TRx IT awal 3, karena Utilization Install ini sudah melebihi 80 %, maka dilakukan penambahan TRx. Setelah dilakukan penambahan TRx, TRx Install menjadi 6 dan TRx IT menjadi 6 serta Utilization Install menjadi (71.23%). Tabel 4. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan TRx pada sel Lubuk Buaya Kondisi sebelum penambahan TRx Kondisi sesudah penambahan TRx Lubuk Buaya Lubuk Buaya Band : Band : TRx Install : 3 TRx Install : 6 TRx IT : 3 TRx IT : % Utilization Install: 61.25% Tabel 4 menunjukan kondisi setelah dilakukan penambahan TRx, TRx Install menjadi 6 dan TRx IT menjadi 6 serta Utilization Install menjadi (61.25%). Tabel 5 di bawah ini terlihat bahwa setelah dilakukan penambahan TRx, TRx Install menjadi 6 dan 6 TRx IT sehingga didapat Utilization Install menjadi (63.25%). 15
9 Tabel 5. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan TRx pada sel Batang Marau Kondisi Sebelum Penambahan TRx Kondisi Sesudah Penambahan TRx Batang Marau Batang Marau Band : Band : TRx Install : 3 TRx Install : 8 TRx IT : 3 TRx IT : 8 Utilization 98.21% Utilization 63.25% 2. Analisis Perencanaan Cell Splitting dengan Penggunaan Dualband Pengunaan Dualband merupakan solusi lain dari metode Cell Splitting, solusi ini juga dapat meningkatkan kapasitas kanal dengan cara menambah Band yang berbeda (biasanya DCS 1800), hal ini karena keterbatasan jumlah TRx yang digunakan oleh Band GSM 900. Penggunaan Dualband, dilakukan dengan penambahan DCS 1800 atau GSM 900 atau dengan mengganti antena yang mensuport Dualband (GSM 900 atau DCS 1800). Alur kerja cell splitting dengan penambahan band, pada dasarnya sama dengan proses pada penambahan TRx (prosedur yang sama pada Gambar 3), yang menghasilkan Utilization Install yang baru setelah dilakukan penambahan Band. Hasil yang dirangkum pada Tabel 6 Tabel 10 berikut, adalah hasil perhitungan berdasarkan data pengukuran dari Software Map Info, disajikan sebagai berikut: Tabel 6. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan Band pada sel Lubuk Buaya3 Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Lubuk Buaya3 Lubuk Buaya3 Band : Band : dan 1800 TRx Install : 4 TRx Install : 12 TRx IT : 4 TRx IT : (145.27%) (62.30%) Tabel 7. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan Band pada sel Air Tawar D Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Air Tawar D Air Tawar D Band : 900 Band : 900 dan 1800 TRx Install : 4 TRx Install : 12 TRx IT : 4 TRx IT : (124.94%) (52.11%) Tabel 8. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan Band pada sel Parkit D Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Parkit D Parkit D Band : Band : dan 900 TRx Install : 4 TRx Install : 12 TRx IT : 4 TRx IT : (164.74%) (60.30%) Tabel 9. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan Band pada sel Univ Bung Hata Kondisi Sebelum Univ Bung Hata Band : 900 Kondisi Sesudah Univ Bung Hata Band : 900 dan
10 TRx Install : 4 TRx Install : 12 TRx IT : 4 TRx IT : (87.51%) (52.30%) Tabel 10. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan Band pada sel Ulak Karang2 Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Ulak karang2 Band : 900 TRx Install : 4 TRx IT : (183.34%) Ulak Karang2 Band : 900 dan 1800 TRx Install : 12 TRx IT : (43%) Tabel 11. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan Band pada sel Pangilun Kondisi sebelum Kondisi sesudah penambahan Band Pangilun Band : 900 TRx Install : 4 TRx IT : (185.43%) penambahan Band Pangilun Band : 900 dan 1800 TRx Install : 12 TRx IT : (58.80%) Kondisi sebelum dan sesudah penambahan band (dualband), TRx Install dan TRx IT pada sel Lubuk Buaya3, Air Tawar D, Parkit D, Univ. Bung Hatta, Ulak Karang2, dan sel Pangilun berdasarkan Tabel 6 Tabel 11 menunjukan peningkatan (< 80 %) pada hasil perhitungan Utilization Install, sehingga tercapainya peningkatan kapasitas kanal serta kualitas akses dengan menurunkan tingkat call block pada jaringan GSM. KESIMPULAN Cell Splitting dilakukan pada sel-sel dengan kondisi TRx penuh (maksimum TRx), terukur pada sel yang memiliki tingkat Utilization Install yang besar dari 80%. Optimalisasi accessibility kapasitas jaringan dan minimalisasi drop call dapat dicapai dengan penambahan TRx dan penambahan band (dualband) baik pada GSM ataupun pada DCS, sehingga tingkat utilization install tecapai pada level < 80%. DAFTAR PUSTAKA [1]. Yasdinul Huda (2008). Beberapa tipe sel dalam memenuhi coverage area (online). m//2008/02/modul-teori-ts-1-konsepdasar-telekomunikasi-seluler.pdf. diakses : tanggal 20 desember 2010 [2]. Antaranews. (2010). Jumlah Pelanggan Seluler (online) /atsi-jumlah-pelangganseluler-tembus-180-juta diakses : tanggal 31 Desember 2010 [3]. Okezone. (2011). Telkom Targetkan 12 Juta Pelanggan Seluler (online). 2/17/54/404615/2011-telkomtragetkan-12-juta- pelanggan-seluler diakses : tanggal 17 Februari [4]. Sukardi. (2003). Metodologi penelitian Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi Aksara [5]. Hadari, Nawawi dan Mimi. (1994). Penelitian Terapan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press [6]. Uke Kurniawan, Usman. (2008). Pengantar Telekomunikasi. Bandung : Informatika [7]. Gunawan, dkk. (2008). Konsep Teknologi Seluler. Bandung : Informatika Bandung 17
11 [8]. Nuraksa, Makodian, dan Lingga, Wardhana,. (2010). Teknologi Wireless Communication dan Wireless Broadband. Yogyakarta : Andi Offset [9]. Ericsson. ( ). GSM Introduction [10]. Mufti, Nachwan. (2003). Sistem Komunikasi Bergerak. Bandung : STT Telkom Bandung [11]. Esanoflita. (2010). Analisis Optimasi Accessibility Jaringan Global System For Mobile Communication (GSM) dengan Metode Cell Splitting PT. Telkomsel Padang. Skiripsi S1 Teknik Elektronika FT UNP, Surya 18
Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA
Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA OVERVIEW Dalam sistem komunikasi wireless, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik multiple akses, agar dalam alokasi frekuensi
Lebih terperinciPENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.2 Agustus 2015 Page 1322 PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG Interference Problem Solving On 2G
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi GSM Salah satu teknologi komunikasi bergerak yang sampai saat ini masih menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile Communication) yang merupakan komunikasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Performansi Site Teoritis Konsep dari Implementasi Multiband Cell (MBC) adalah dengan menggunakan single BCCH. Single BCCH yang dimaksud adalah menggabungkan beberapa
Lebih terperinci1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia telekomunikasi saat ini sangatlah pesat, kebutuhkan jaringan handal yang mampu mengirim data berkecepatan tinggi dan mendukung fitur layanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telkom Flexi merupakan salah satu penyedia layanan telekomunikasi yang berkembang dengan pesat dengan memanfaatkan jaringan CDMA 2000 1x yang pada awalnya bekerja di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia modern telah menjadikan keberadaan telepon seluler sebagai bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan manusia di mana dan kapan saja. Hingga akhir tahun 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan akan berkomunikasi dimana dan kapan saja merupakan sebuah tuntutan manusia yang dinamis pada saat ini. Salah satu kebutuhan tersebut adalah komunikasi data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi di Indonesia menyebabkan semakin banyaknya fasilitas yang ditawarkan seperti video conference, streaming, dan game
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.
ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT. XL AXIATA MEDAN May Hendra Panjaitan (1), Sihar Parlinggoman Panjaitan (2) Konsentrasi
Lebih terperinciAbstract A. PENDAHULUAN. Sistem komunikasi semakin berkembang dengan tingginya kontinuitas
ANALISIS PERFORMANCE JARINGAN 2G GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMUNICATION (GSM) FREKUENSI 900 MHz DAN 1800 MHz BERDASARKAN DATA DRIVE TEST DI PT. TELKOMSEL PADANG KENNY PRATAMA PUTRA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciAgus Setiadi BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel
Lebih terperinciCell boundaries (seven cell repeating pattern)
Dr. Risanuri Hidayat Cell boundaries (seven cell repeating pattern) All the cell sites in a region are connected by copper cable, fiber optics, or microwave link to a central office called a mobile switching
Lebih terperinciTeknologi Seluler. Pertemuan XIV
Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP SPEECH QUALITY INDICATOR DAN TRAFFIC CHANNEL PADA JARINGAN GSM
ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP SPEECH QUALITY INDICATOR DAN TRAFFIC CHANNEL PADA JARINGAN GSM Alfin Hikmaturokhman 1, Eka Wahyudi 2, Okha Frisma Yulistia Umbari 3 Program Studi Diploma
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL PARAMETER
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???
SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan telekomunikasi seluler terus berkembang hingga kini telah meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution (4G LTE). Banyaknya jumlah
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND
ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta, Andreas Ardian Febrianto, Rosalia Widya Pratiwi ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta,
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR
ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR (PERFORMANCE ANALYSIS REHOMMING BR-9.0 EVOLUSION BSC (ebsc) IN GSM NETWORK ON PT. TELKOMSEL MAKASSAR
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE
JURNAL INFOTEL Informatika - Telekomunikasi - Elektronika Website Jurnal : http://ejournal.st3telkom.ac.id/index.php/infotel ISSN : 2085-3688; e-issn : 2460-0997 Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell
Lebih terperinciREKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI
REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI TEU9948 INDAR SURAHMAT REKAYASA TRAFIK 1000 pelanggan.. 1000 pelanggan Agar komunikasi antar pelanggan dapat selalu dilakukan, sediakan 1000 saluran antar pelanggan (ditambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman globalisasi saat ini salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi tingkat kehidupan masyarakat adalah perkembangan teknologi. Berpedoman pada tingkat
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini jumlah pelanggan seluler dan trafik pengggunaan data seluler meningkat secara eksponensial terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan,
Lebih terperinciMODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS TRAFIK BTS PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM
JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal. 13-22 MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS TRAFIK BTS PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM Nafisa As Sofia, Wuryatmo A. Sidik dan Niken Larasati
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO
ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO Alfin Hikmaturokhman 1, Ali Muayyadi 1, Irwan Susanto 2, Andi Ulva T Wello 2 1 Program Magister Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung
Lebih terperinciOptimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000
Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000 Sulistyaningsih P2 Elektronika dan Telekomunikasi LIPI sulis@ppet.lipi.go.id Folin Oktafiani P2 Elektronika dan Telekomunikasi LIPI folin@ppet.lipi.go.id
Lebih terperinciBAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Lebih terperinciANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM
ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM Putrantyono, Imam Santoso, Sukiswo. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto,SH,
Lebih terperinciTeknik Modulasi dan Frekuensi GSM
Teknik Modulasi dan Frekuensi GSM Isa Falaq Albashar, 31285-TE Umar Sidiq An Naas, 31768-TE Rezky Mahendra, 31789-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 PENDAHULUAN Komunikasi bergerak (mobile
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G
TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Dyan Tri
Lebih terperinciStudi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.
Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT. Telkomsel Yonathan Alfa Halomoan (0822065) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciOPTIMASI KAPASITAS JARINGAN 2G, 3G, DAN LTE DENGAN TEKNIK JOINT BASE STATION
Jurnal Emitor Vol. 12 No. 01 ISSN 1411-8890 OPTIMASI KAPASITAS JARINGAN 2G, 3G, DAN LTE DENGAN TEKNIK JOINT BASE STATION Doan Perdana, A. Ali Muayyadi, Nachwan Mufti, Endang Chumaidiyah Magister Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi seluler telah berkembang seiring dengan kebutuhan pengguna. Dapat diketahui dari data International Telecommunication Union dan Analysys Mason
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013
ANALISIS PERKEMBANGAN RAFIK DAN KEBUUHAN BS PADA JARINGAN GSM Sri Yusnita 1 Dikky Chandra 2 ABSRAC Increasing the number of subscribers of mobile communication networks especially the 2G GSM network will
Lebih terperinciPerencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Sidoarjo Menggunakan MapInfo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Sidoarjo Menggunakan MapInfo Ervin Tri Sasongko Achmad Mauludiyanto Jurusan
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
HALAMAN PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Danang Yaqinuddin Haq NIM : 20130120051 Program Studi : Teknik Elektro Fakultas Universitas : Teknik : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Menyatakan
Lebih terperinciANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA )
ANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA ) Agus Zainullah 1 ), Fitri Imansyah 2 ), Neilcy T. Mooniarsih 2 ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi komunikasi semakin cepat khususnya teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM. Beberapa perusahaan telekomunikasi
Lebih terperinciAnalisis Pengaplikasian MCPA pada Perusahaan Provider GSM di Daerah Sumatera Utara
Analisis Pengaplikasian MCPA pada Perusahaan Provider GSM di Daerah Sumatera Utara Stephen Sanjaya Mulyanto 1, Eva Yovita Dwi Utami 2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer,
Lebih terperinciBAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ
BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ 3.1 Trafik dan Kanal Dalam jaringan telekomunikasi, pola kedatangan panggilan (voice ataupun data) dan pola pendudukan dideskripsikan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perubahan regulasi frekuensi CDMA 1900 MHz oleh pemerintah melalui KM (Keputusan Menteri) Kominfo No.20/2006 tanggal 6 Januari 2006 perihal penetapan alokasi frekuensi
Lebih terperinciANALISA PENERAPAN TEKNOLOGI UMTS UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN KAPASITAS PADA JARINGAN 2G (GSM) STUDI KASUS DI PT. INDOSAT.
ANALISA PENERAPAN TEKNOLOGI UMTS UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN KAPASITAS PADA JARINGAN 2G (GSM) STUDI KASUS DI PT. INDOSAT. Tbk PURWOKERTO Alfin Hikmaturokhman 1, Wahyu Pamungkas. 2, Luthfiana 1 Program
Lebih terperinciAnalisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi
Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi Eva Yovita Dwi Utami 1, Pravita Ananingtyas Hanika 2 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan teknologi komunikasi seluler generasi ke 2 (2G) berbasis Time Division Multiple Access (TDMA) seperti Global System For Mobile Communication (GSM), generasi
Lebih terperinciBAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak pertama kali diperkenalkan hingga tiga puluh tahun perkembangannya, teknologi seluler telah melakukan banyak perubahan besar. Sejarah mencatat perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peningkatan jumlah pelanggan seluler dan trafik terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia, terutama pada bidang telekomunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks seperti noise, fading, dan interferensi. Permasalahan tersebut merupakan gangguan yang
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha
PENINGKATAN KAPASITAS MENGGUNAKAN METODA LAYERING DAN PENINGKATAN CAKUPAN AREA MENGGUNAKAN METODA TRANSMIT DIVERSITY PADA LAYANAN SELULER AHMAD FAJRI NRP : 0222150 PEMBIMBING : Ir. ANITA SUPARTONO, M.Sc.
Lebih terperinciTEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER
TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER 6:59 DTGG Konsep Dasar Sistem Seluler by : Dwi Andi Nurmantris DEFINISI Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan
Lebih terperinciGambar 1 1 Alokasi Penataan Ulang Frekuensi 1800 MHz[1]
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan user akan informasi gambar, dan video saat ini telah berkembang pesat dalam industri telekomunikasi begitu juga perkembangan jumlah pelanggan sebuah operator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis teknologi telekomunikasi yang mutakhir saat ini yaitu
Lebih terperinciI. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.
I. Pembahasan 1. Frequency Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi berkembang dengan sangat pesat yang disebabkan oleh kebutuhan pelanggan akan layanan komunikasi dan informasi yang meningkat dari waktu ke
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN METODE TRANSMITTER RECEIVER UNIT (TRU) UPGRADING UNTUK MENGATASI TRAFFIC CONGESTION JARINGAN GSM PADA BTS AREA PURWOKERTO KOTA
ANALISIS PENERAPAN METODE TRANSMITTER RECEIVER UNIT (TRU) UPGRADING UNTUK MENGATASI TRAFFIC CONGESTION JARINGAN GSM PADA BTS AREA PURWOKERTO KOTA Alfin Hikmaturokhman 1, Eka Wahyudi 2, Yunita Trias Susanti
Lebih terperinciDiajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :
TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian
Lebih terperinciBAB I PROTOKOL KOMUNIKASI
BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu pengalihan informasi dan pengertian diantara bagian individu, dan suatu proses pengiriman dari lambang- lambang antar pribadi dengan makna-makna yang dikaitkan
Lebih terperinciCellular Interference and Celular Planning S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2016
Cellular Interference and Celular Planning S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2016 2G Frequency Allocation http://telcoconsultant.net 2 2G 900 Mhz & 1800 Mhz
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin tingginya pertumbuhan pengguna telepon seluler/smartphone dewasa ini menyebabkan pertumbuhan pengguna layanan data menjadi semakin tinggi, pertumbuhan
Lebih terperinciPENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER
PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan
Lebih terperinciOPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION CONTROL DAN DYNAMIC PRICING
OPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION CONTROL DAN DYNAMIC PRICING 1. Pertumbuhan yang sangat cepat permintaan layanan telepon selular akibat terjadi perang
Lebih terperinciSISTEM SELULAR. Pertemuan XIV
Pertemuan XIV SISTEM SELULAR Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak disebut dengan sistem cellular karena daerah layanannya dibagi bagi menjadi
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBUTUHAN BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) DAN OPTIMASI PENEMPATAN MENARA BERSAMA TELEKOMUNIKASI
PERENCANAAN KEBUTUHAN BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) DAN OPTIMASI PENEMPATAN MENARA BERSAMA TELEKOMUNIKASI Asyik Fauzi 1), Eko Setijadi 2) dan Wirawan 3) 1) Bidang Keahlian Telematika (Konsentrasi CIO)
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN
ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciTEKNOLOGI VSAT. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::
TEKNOLOGI VSAT Rizky Yugho Saputra rizkyugho@gmail.com :: http://rizkyugho.blogspot.co.id/ Abstrak Teknologi VSAT merupakan teknologi telekomunikasi yang memanfaatkan satelit. VSAT atau Very Small Aperture
Lebih terperinciANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN
ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN Donny Panggabean (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciKeyword : GSM,UMTS, MLSLOT Allocation blocking,capacity
ANALISA PENERAPAN TEKNOLOGI UMTS UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN KAPASITAS PADA JARINGAN 2G (GSM) STUDI KASUS DI PT. INDOSAT. Tbk PURWOKERTO Alfin Hikmaturokhman, ST. MT 1, Wahyu Pamungkas, ST. MT. 2, Luthfiana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat akhir-akhir ini sangat mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for Mobile Communications) yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Trafik Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari suatu trafik telekomunikasi
Lebih terperinciANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL
ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL Indah Ayu Lestari 1*, Ali Nurdin 1, Asriyadi 1 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka antara satu BTS dengan BTS yang lain frekuensinya akan saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG FDMA (Frequency Division Multiple Access) melakukan pembagian spektrum gelombang dalam beberapa kanal frekuensi. Setiap panggilan hubungan akan memperoleh kanal tersendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sistem komunikasi bergerak seluler GSM (Global System For Mobile Communication) merupakan sebuah sistem komunikasi dengan daerah pelayanan dibagi menjadi daerah-daerah
Lebih terperinciMODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si
PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian teknologi telepon bergerak (mobile phone).
Lebih terperinci# CDMA1900, khususnya kanal 12 untuk 3G/WCDMA. Dengan penataan ulang yang dilakukan oleh pihak regulator berdampak juga terhadap pengguna komunikasi s
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kemajuan teknologi terus meningkat dalam penggunaan perangkat telekomunikasi, terutama telekomunikasi selular. Beberapa operator telekomunikasi selular gencar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem komunikasi semakin berkembang dengan banyaknya user yang menghendaki terjaminnya kontinuitas hubungan telekomunikasi, tidak terbatas saat user dalam keadaan
Lebih terperinciTTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access
TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Oleh: Linda Meylani Agus D. Prasetyo Tujuan Pembelajaran Memahami konsep multiple access.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut adanya komunikasi yang tidak hanya berupa voice, tetapi juga berupa data bahkan multimedia. Dengan munculnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Konfigurasi dan Kapasitas BTS Konfigurasi dan Kapasitas TRX BTS yang dianalisa performansinya adalah sebagai berikut: 1. MERUYASLTNMD(1800) Memiliki kapasitas 15 TRX dengan
Lebih terperinciBAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi
Lebih terperinciBAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik
BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) 2.1 Pengenalan CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain
Lebih terperinciBAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik
BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G
ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G Fandi Yusuf Nugroho *), Imam Santoso, and Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple
BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM 2.1 Tinjauan Pustaka Metode akses telepon seluler ada tiga macam yaitu, metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple Access),
Lebih terperinciApa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??
Teknik multiplex untuk menyalurkan banyak kanal ke dalam sebuah medium transmisi yang sama. Teknik Multiple Akses merupakan penggunaan medium transmisi yang sama oleh banyak user secara simultan. Apa perbedaan
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK
EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK Josia Ezra1), Arfianto Fahmi2), Linda Meylani3) 1), 2), 3) School of Electrical
Lebih terperinciBAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL
BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL 3.1. Sistem MBC Setelah band frekuensi BCCH telah diidentifikasi, perlu untuk memilih apakah ini harus di subcell UL atau subcell OL. BCCH dapat ditempatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Performansi jaringan komunikasi seluler dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain data rate, area cakupan, topologi, ukuran jaringan, dan konsumsi daya (Binsar D.P.,
Lebih terperinciUNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB CAC)
Presentasi Tugas Akhir UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB CAC) PADA SISTEM WCDMA Oleh: Devi Oktaviana (2206100632) Pembimbing: Ir. Achmad Ansori, DEA Co. Pembimbing: Ir. Suwadi, M.T
Lebih terperinciLisa Adriana Siregar Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan
Optimalisasi Jumlah BTS pada Sistem Telekomunikasi Bergerak untuk Daerah Urban Lisa Adriana Siregar Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan lisian14.ls@gmail.com Abstract
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanskap bisnis telekomunikasi mengalami perubahan yang sangat cepat, tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun persaingan. Dari sisi teknologi
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MAKALAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI 1G DAN TEKNOLOGI 2G OLEH: KELOMPOK I AGUS RIZKI ANA INGIN HARAHAP AYU HASTUDI DEWI SUPMA BAMBANG HERDIANTO DWI PUTRI MENTARI ESTER LITA LIMBONG FAHRI MUHAZWAR HARDI VENTA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN PITA FREKUENSI RADIO 800 MHz UNTUK KEPERLUAN PENYELENGGARAAN JARINGAN BERGERAK SELULER DENGAN
Lebih terperinciESTIMASI ZONA MENARA BARU PADA KOMUNIKASI SELULAR DI KABUPATEN MOJOKERTO MENGGUNAKAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS)
ISSN : 0-0 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakarta, - Februari 0 ESTIMASI ZONA MENARA BARU PADA KOMUNIKASI SELULAR DI KABUPATEN MOJOKERTO MENGGUNAKAN GEOGRAPHIC INFORMATION
Lebih terperinciANALISIS INTERFERENSI PADA
ANALISIS INTERFERENSI PADA JARINGAN GSM DI AREA PURBALINGGA Alfin Hikmaturokhman 1, Eka Wahyudi 2, Khoirun Ni amah 3 Program Studi D3Teknik Telekomunikasi, Purwokerto hal, seperti level daya yang lemah,
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN THROUGHPUT PADA GENERAL PACKET RADIO SERVICE (GPRS) DAN ENHANCED DATA RATE FOR GSM EVOLUTION (EDGE)
ANALISIS PERBANDINGAN THROUGHPUT PADA GENERAL PACKET RADIO SERVICE (GPRS) DAN ENHANCED DATA RATE FOR GSM EVOLUTION (EDGE) Yuli Kurnia Ningsih, Suhartati Agoes & Winer Sampekalo* Dosen-Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin besarnya kebutuhan masyarakat akan informasi melalui internet (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan masyarakat akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya teknologi wireless (nirkabel). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi
Lebih terperinci