I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN

JENIS MANUSIA BERDASARPENGETAHUAN ADA ORANG TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TAHU DI TIDAKTAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TIDAKTAHUNYA

PENGETAHUAN DIMULAI DARI RASA INGIN TAHU KEPASTIAN DIMULAI DARI RAGU-RAGU FILSAFAT DIMULAI DARI RASA INGIN TAHU DAN RAGU-RAGU

BERFILSAFAT ARTINYA RENDAH HATI BAHWA SEMUANYA TIDAK AKAN PERNAH KITA KETAHUI DALAM KESEMESTAAN INI BERFILSAFAT TENTANG ILMU ARTINYA KITA HARUS BERTERUS TERANG KEPADA DIRI KITA SENDIRI

KARAKTERISTIK FILSAFAT BERSIFAT MENYELURUH (TIDAK LAGI BERPIJAK PADA ILMUNYA) BERSIFAT MENDASAR (MENGAPA BENAR ATAU SALAH)

TUGAS UTAMA FILSAFAT MENETAPKAN DASAR YANG DAPAT DIANDALKAN APAKAH YANG DISEBUT LOGIS APAKAH YANG DISEBUT BENAR APAKAH YANG DISEBUT SAHIH APAKAH ALAM INI TERATUR ATAU TIDAK APAKAH HIDUP INI ADA TUJUAN ATAU ABSURD ADAKAH HUKUM YANG MENGATUR ATAU DAN SEGENAP KEHIDUPANNYA

FILSAFAT MENURUT PEMIKIRAN WILL DURRANT ADALAH PASUKAN MARINIR YANG MEREBUT PANTAI UNTUK PENDARATAN PASUKAN INFANTRI

TELAAH FILSAFAT MENELAAH SEGALA MASALAH YANG MUNGKIN DAPAT DIFIKIRKAN OLEH MANUSIA, SESUAI DENGAN FUNGSINYA YANG PIONER, DIA MENELAAH MASALAH POKOK YANG TENTU AKAN DISAMBUNG MASALAH LAINNYA

CABANG FILSAFAT EPISTEMOLOGI (FILSAFAT PENGETAHUAN) ETIKA (FILSAFAT MORAL) ESTETIKA (FILSAFAT SENI) METAFISIKA POLITIK (FILSAFAT PEMERINTAHAN) FILSAFAT AGAMA FILSAFAT ILMU FILSAFAT PENDIDIKAN FILSAFAT HUMANIORA FILSAFAT HUKUM FILSAFAT SEJARAH FILSAFAT MATEMATIKA DLL

BAGAIMANA KALAU DULU BUKAN KHULDI YANG DIMAKAN ADAM DAN HAWA TETAPI BUAH ALPUKAT. TAUFIK ISMAIL DALAM SADJAK LADANG DJAGUNG

II. PENALARAN KEMAMPUAN MENALAR MEMBUAT MANUSIA MAMPU MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN YANG MERUPAKAN RAHASIA KEKUASAAN-NYA SECARA SIMBOLIK MANUSIA MEMAKAN BUAH PENGETAHUAN LEWAT ADAM DAN HAWA, SETELAH ITU MANUSIA HIDUP BERBEKAL PENGETAHUAN INI DALAM MENGAMBIL SETIAP KEPUTUSAN (BENAR ATAU SALAH), MANUSIA BERPALING KEPADA PENGETAHUAN

MANUSIA MERUPAKAN MAKHLUK YANG MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DEMIKIAN JUGA BINATANG TETAPI PENGETAHUAN INI TERBATAS DALAM MENJAGA KELANGSUNGAN HIDUPNYA (SURVIVAL)

PENGETAHUAN MAMPU DIKEMBANGKAN MANUSIA KARENA 2 HAL 1. MANUSIA MEMPUNYAI BAHASA YANG MAMPU MENGKOMUNIKASIKAN INFORMASI DAN JALAN FIKIRAN YANG MEMPENGARUHI INFORMASI TERSEBUT. 2. KEMAMPUAN BERFIKIR MENURUT SUATU ALUR KERANGKA BERFIKIR TERTENTU

SECARA GARIS BESAR CARA BERFIKIR SEPERTI YANG DIMILIKI TERSEBUT DINAMAKAN PENALARAN

INSTING BINATANG JAUH LEBIH PEKA DARI SEORANG ILMUWAN; MEREKA SUDAH JAUHIJAUH BERLINDUNG KE TEMPAT AMAN SEBELUM GUNUNG MELETUS NAMUN BINATANG TAK BISA MENALAR TENTANG GEJALA TERSEBUT: MENGAPA GUNUNG MELETUS, FAKTOR APA YANG MENYEBABKANNYA DAN APA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH SEMUA INI TERJADI

HAKIKAT PENALARAN PENALARAN MERUPAKAN SUATU PROSES BERFIKIR DALAM MENARIK SUATU KESIMPULAN BERUPA PENGETAHUAN PENALARAN MENGHASILKAN PENGETAHUAN YANG DIKAITKAN DENGAN KEGIATAN BERFIKIR BUKAN DENGAN PERASAAN BERFIKIR MERUPAKAN SUATU KEGIATAN UNTUK MENEMUKAN PENGETAHUAN YANG BENAR

CIRI PENALARAN 1. ADANYA SUATU POLA BERFIKIR YANG SECARA LUAS DAPAT DISEBUT LOGIKA 2. BERSIFAT ANALITIK DARI PROSES BERFIKIRNYA

PERASAAN MERUPAKAN SUATU PENARIKAN KESIMPULAN YANG TIDAK BERDASARKAN PENALARAN INTUISI MERUPAKA KEGIATAN BERFIKIR YANG NONANALITIK YANG TIDAK MENDASARKAN DIRI KEPADA SUATU POLA BERFIKIR TERTENTU DISAMPING ITU TERDAPAT BENTUK LAIN DALAM USAHA MANUSIA MENCARI PENGETAHUAN YAKNI WAHYU

JENIS PENGETAHUAN BERDASAR HAKIKAT USAHA PENCARIANNYA SEBAGAI HASIL USAHA AKTIF MANUSIA MENCARINYA SEBAGAI BUKAN HASIL USAHA AKTIF MANUSIA MENCARINYA

COBA KITA BERTANYA PADA RUMPUT YANG BERGOYANG EBIET G. ADE DALAM LAGU BERITA KEPADA KAWAN

III. LOGIKA PENALARAN MERUPAKAN PROSES BERFIKIR MENCARI PENGETAHUAN KESIMPULAN VALID JIKA DILAKUKAN DENGAN CARA TERTENTU CARA PENARIKAN KESIMPULAN INI DISEBUT LOGIKA

LOGIKA INDUKTIF : KESIMPULAN KASUS INDIVIDUAL MENJADI KESIMPULAN BERSIFAT UMUM LOGIKA DEDUKTIF : KESIMPULAN KASUS UMUM MENJADI KESIMPULAN KASUS KHUSUS

DOUBT THOU THE STARS ARE FIRE DOUBT THE SUN DOTH MOVE DOUBT TRUTH TO BE A LIAR BUT NEVER DOUBT I LOVE WILLIAM SHAKESPEARE DALAM HAMLET

IV. SUMBER PENGETAHUAN DE OMNIBUS DUBITANDUM :SEGALA SESUATU HARUS DIRAGUKAN (RENE DESCARTES) KEBENARAN ADALAH PERNYATAAN TANPA RAGU

CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR BERDASAR RASIO BERDASAR PENGALAMAN BERDASAR INTUISI BERDASAR WAHYU

KAUM RASIONALIS DEDUKTIF IDEALISME CENDERUNG SOLIPSISTIK DAN SUBJEKTIF

KAUM EMPIRIS LEWAT PENGALAMAN GEJALA ALAMIAH ADALAH GEJALA YANG DAPAT DITANGKAT PANCAINDERA PENGALAMAN YANG ADA CENDERUNG MERUPAKAN KUMPULAN FAKTA DAN SUATU KUMPULAN FAKTA ATAU KAITANNYA DENGAN FAKTA BELUM MENJAMIN PENGETAHUAN YANG SISTEMATIS

INTUISI TANPA PROSES PENALARAN TERTENTU BERSIFAT PERSONAL TAK BISA DIRAMALKAN INTUISI SEBAGAI HIPOTESIS BAGI ANALISIS SELANJUTNYA AS PEAK EXPERIENCE (MASLOW) AS PEAK INTELEGENSIA (NIETZSCHE)

WAHYU PNGETAHUAN YANG DISAMPAIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KEPERCAYAAN MERUPAKAN TITIK TOLAK DALAM AGAMA SUATU PERNYATAAN HARUS DIPERCAYA DULU UNTUK DAPAT MENERIMANYA

V. KRITERIA KEBENARAN TEORI KOHERENSI TEORI KORESPONDENSI TEORI PRAGMATISME

TEORI KOHERENSI PERNYATAAN BENAR JIKA BERSIFAT KOHEREN ATAU KONSISTEN DENGAN PERNYATAAN SEBELUMNYA TOKOHNYA ADALAH PLATO (427-347 SM) DAN ARISTOTELES (384-322 SM)

TEORI KORESPONDENSI PERNYATAAN BENAR JIKA MATERI PENGETAHUAN YANG DIKANDUNG PERNYATAAN TERSEBUT BERHUBUNGAN DENGAN OBJEK YANG DITUJU OLEH PERNYATAAN TERSEBUT TOKOHNYA ADALAH BERTRAND RUSSELL (1872-1970 M)

TEORI PRAGMATISME PERNYATAAN BENAR DIUKUR DENGAN KRITERIA APAKAH PERNYATAAN TERSEBUT FNGSIONAL DALAM KEHIDUPAN PRAKTIS ARTINYA PERNYATAAN BENAR JIKA MEMPUNYAI KEGUNAAN PRAKTIS DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

TOKOHNYA CHARLES S. PIERCE (1839-1914 M0 WILLIAM JAMES (1842-1910 M) JOHN DEWEY (1859-1952 M) GEORGE HERBERT MEAD (1863 1931 M) C.I. LEWIS