WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

Komitmen itu diperbaharui

LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kepala BKKBN SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI KELUARGA XX TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013 DI SELURUH INDONESIA

Mengelola Keorganisasian Posdaya. Oleh: Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

INDONESIA. UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI KELUARGA

sebagai "gerakan Aladin " atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Siap Membangun 1

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA. a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA ELATAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI

VISI DAN MISI BAKAL CALON BUPATI KABUPATEN KAIMANA

POTRET KELUARGA, DARI MASA KE MASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak bagi PUS.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Agenda Besar Memperkuat Keluarga Indonesia

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita

Membangun dan Membina Keluarga Sejahtera Mandiri

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN

Naskah Pidato PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB WANITA MAKIN DIMANTAPKAN MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom

._-" 'x'- '\~ ~ -.'\:.:,;.'.".;,~p,.. ",:,..;...:t;1l. -91.:'l;1. !JI~ f!i'~plj~ ~ wkkta~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya

MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI WONOGIRI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

MEMBANGUN MANUSIA INDONESIA YANG BERMUTU, MAJU, BERBUDAYA DAN MANDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA WALIKOTA BLITAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. rajabasa kota Bandar lampung, Kota Bandar Lampung di bentuk berdasarkan

PERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si **

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari suami, istri, anak-anak, juga termasuk kakek dan nenek serta cucu-cucu dan

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN UKDW

PIDATO SAMBUTAN. Dr Sumarjati Arjoso. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita sekalian.

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam

Transkripsi:

BAB II WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA MAKSUD DAN TUJUAN Apabila Posyandu mampu menghayati fungsi-fungsi tersebut, dan selanjutnya menjadikannya sebagai program untuk memberdayakan keluarga secara konsisten dan berkelanjutan, diharapkan pada akhirnya setiap keluarga bisa menjadi keluarga sejahtera. Apabila setiap keluarga bisa berkembang menjadi keluarga REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 13

yang mandiri, sejahtera dan dinamis, maka keluarga tersebut akan mampu berkembang menjadi wahana pembangunan bangsa yang tangguh dimasa depan. Maksud dan tujuan dilaksanakannya Revitalisasi dan Pengembangan Posyandu Mandiri pada hakekatnya adalah untuk memberikan kemudahan atau tersedianya sarana untuk membangun Keluarga Sejahtera. Melalui revitalisasi dan pengembangan Posyandu dimungkinkan terjadinya hal-hal sebagai berikut: 1. Disegarkan kembali nilai-nilai kegotong royongan masyarakat dalam memecahkan permasalahan kehidupan yang makin komplek. Posyandu menjadi wadah atau forum yang memberi kesempatan keluarga-keluarga di suatu tempat untuk saling asah, asuh dan asih dalam memenuhi kebutuhan mewujudkan keluarga sejahtera. 2. Terpeliharanya infrastruktur sosial kemasyarakatan yang dapat menjadi perekat atau kohesi sosial, sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun dan damai, tetapi memiliki dinamika yang tinggi. 3. Terbentuknya lembaga sosial antar keluarga di desa atau kelurahan yang menjadi wadah atau sarana partisipasi sosial, dimana para keluarga dapat memberi dan menerima pembaharuan kondisi kehidupan melalui forum atau kegiatan bersama. Dari uraian diatas nampak jelas bahwa Posyandu adalah wadah bagi keluarga, yang kondisi sosial ekonomi dan budayanya umumnya lemah, untuk bersatu dan menempatkan dirinya dalam suatu proses pemberdayaan bersama. Keluarga yang lebih mampu, dengan dukungan dan pendampingan petugas-petugas yang berasal dari 14 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI

pemerintah bersama-sama belajar dan membantu keluarga lain yang lebih membutuhkan pendampingan. Dengan cara demikian sesungguhnya Posyandu merupakan wahana pembelajaran keluarga untuk pemberdayaan keluarga, bukan langsung bertindak sebagai wahana pemberdayaan anggota keluarganya. Sekitar tahun 1993-1994 Menteri Kependudukan/Kepala BKKBN telah memberikan uraian yang menarik tentang pembangunan keluarga melalui Posyandu dan Program-program khusus yang intinya menempatkan pembangunan keluarga sebagai upaya untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, yang berkualitas, maju dan mandiri serta mampu menjadi pemain dalam pembangunan tersebut. Tujuan utamanya adalah membangun keluarga sejahtera dengan tujuan ganda, yaitu keluarga sebagai agen pembangunan dan keluarga adalah konsumen yang bijaksana dan dapat menikmati hasil pembangunan dengan kemampuan memenuhi kebutuhannya dengan pilihan secara demokratis. SASARAN Untuk mencapai maksud dan tujuan dalam membangun keluarga sejahtera dalam pelaksanaan kegiatan operasional Posyandu diarahkan dengan melibatkan keluarga sebagai subyek maupun sasaran dalam bentuk kelompok penduduk atau keluarga sebagai berikut: 1. Keluarga Balita Untuk pemberdayaan keluarga Batita (Bawah Usia Tiga Tahun) dan keluarga Balita (Bawah Usia Lima Tahun) seluruh kekuatan pembangunan, termasuk kekuatan keluarga yang tergabung dalam Posyandu diarahkan pada prioritas untuk REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 15

mempersiapkan orang tua membangun anak balitanya. Orang tua dalam Posyandu dapat disiapkan untuk menyegarkan kembali Gerakan Bina Keluarga Balita, yaitu gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat luas untuk memelihara kesehatan anak balita, ibu dan keluarga lainnya, dan utamanya memberikan kesempatan kepada ibu dan anggota keluarga lainnya memahami kebutuhan kesehatan, hantaran tumbuh kembang anaknya, dan akhirnya menyiapkan anak balitanya untuk siap sekolah bersama anak-anak dalam lingkungan masyarakatnya. Gerakan Bina Balita ini bisa menjadi bagian dari Posyandu dan bisa juga mengadakan pertemuan yang lebih sering sehingga muncul pula Pendidikan Anak Dini Usia (Padu) yang dikelola oleh masyarakat dengan memanfaatkan tenaga muda yang ada di kampungnya. Generasi muda ini diutamakan generasi muda yang bersekolah sehingga ada kesinambungan. Anak-anak remaja yang sekolah sore membantu di pagi hari, anak-anak remaja yang sekolah pagi membantu pada siang dan sore hari. Para remaja ini dilatih lebih dulu oleh tenaga guru yang memang ahli dalam bidang tumbuh kembang anak balita. Orang tua yang tidak bekerja membantu mendampingi sebagai tenaga pendamping yang aktif. Pendampingan oleh orang tua ini penting karena setelah pulang kerumah masing-masing para ibu tersebut dapat melanjutkan upaya pemberdayaan anak balita itu dalam lingkungan rumah tangganya sendiri. Harus diusahakan dengan sungguh-sungguh agar semua anak-anak keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I, atau anak-anak keluarga miskin, mendapat perhatian utama. Anak-anak keluarga sejahtera II, III, dan III plus sebaiknya ikut bergabung sehingga timbul kebersamaan 16 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI

yang nantinya bisa mengantar persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih akrab. Apabila terpaksa boleh saja mempergunakan fasilitas swasta yang tersedia di daerah yang sama. Perlu diperhatikan bahwa semua anak balita harus mendapat perlakuan atau treatmen yang serupa agar tidak menimbulkan ketimpangan gender. Artinya anak-anak perempuan dan laki-laki harus semuanya diajak dalam proses pemberdayaan sejak saat dini tersebut. Tidak diperkenankan REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 17

hanya anak laki-laki saja, dan tidak pula hanya diberlakukan untuk anak perempuan saja. Pemberian imunisasi dan perlakuan terhadap perawatan kesehatan lainnya harus seimbang dan tidak hanya memberikan prioritas kepada anak laki-laki saja. Dalam pengembangan Gerakan Bina Keluarga Balita tersebut aparat pemerintah seperti dokter, bidan, guru taman kanak-kanak, psikolog, dan ahli pertumbuhan anak harus memberi bimbingan untuk kegiatan Posyandu. Apabila telah tersedia untuk lembaga swasta atau kegiatan kemasyarakatan lainnya mereka bisa membantu dalam kegiatan Posyandu. Sifat bantuan ini saling membantu, atau cross subsidy, artinya petugas itu dibiayai oleh pemerintah dan swasta tetapi juga memberikan jasa-jasa baiknya untuk amal bagi kelompok kurang mampu di Posyandu. Keluarga dengan anak Balita atau Keluarga Balita biasanya orang tuanya masih dalam kondisi usia subur. Karena itu dalam Gerakan Bina Keluarga Balita ini juga harus diberikan pemberdayaan dalam bidang Kesehatan Reproduksi untuk para orang tuanya. Suami isteri harus sering-sering diundang, termasuk dengan anak-anak mereka yang sudah lebih besar, untuk mendapatkan penjelasan tentang kesehatan reproduksi. Termasuk juga penjelasan tentang bahaya penyebaran Virus HIV/AIDS. Keluarga Balita masa kini bisa saja merupakan keluarga yang kedua orang tuanya, yaitu bapak dan ibu, kedua-duannya bekerja. Karena itu, ketika mereka bekerja, keluarga tersebut terpaksa menitipkan anak balitanya kepada nenek, kakek atau anggota keluarga lainnya. Dalam rangkaian yang lebih maju, suatu Program Penitipan Balita yang dikelola bersama dapat 18 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI

pula dikembangkan. Program ini bisa menjadi poros utama kegiatan Gerakan Bina Keluarga Balita. Dalam kondisi seperti ini Gerakan Keluarga Balita bisa mengembangkan program atau kegiatan penitipan bayi dan balita. Lembaga Penitipan Bayi dan Anak milik Posyandu tersebut perlu dilengkapi dengan sarana yang lebih baik. Lembaga penitipan di Posyandu tersebut harus disiapkan dengan baik karena anak-anak berkumpul bersama lebih lama. 2. Keluarga Remaja Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran keluarga remaja bahwa anak-anak mereka adalah bibit-bibit yang harus dipersiapkan menjadi kekuatan pembangunan yang bermoral dan bermutu. Orang tua keluarga remaja harus disadarkan bahwa mereka adalah agen-agen pembangunan yang harus mendampingi anak-anak mereka tumbuh subur menjadi kekuatan pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon. Orang tua harus dipersiapkan untuk memahami persoalan yang dihadapi atau bakal dihadapi oleh anak-anak remajanya, mendukung sekolah mereka dengan gigih, memperhatikan makanan dan gizi anak-anak agar mereka bisa bersekolah dengan baik, memberikan dukungan keagamaan dan budi pekerti sehingga mereka bisa mewarisi nilai-nilai luhur budaya bangsa yang kita junjung tinggi selama ini. Disamping itu Posyandu harus ikut membantu memelihara kesehatan orang tua yang memiliki anak remaja karena orang tua ini harus bekerja keras agar bisa membantu dan mendampingi anak remajanya memenuhi kebutuhan yang REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 19

makin meningkat. Orang tua anak remaja biasanya berada pada posisi puncak, baik sebagai petani maupun pegawai di kantornya, sehingga mereka tidak boleh kehilangan kesempatan karena sakit atau halangan apapun. Pada masa seperti ini, yaitu anak-anak mereka menjadi anak remaja, para isteri yang biasanya tinggal dirumah dan tidak bekerja, mulai merasa tugas reproduksi sudah selesai. Ibu-ibu muda tersebut hampir pasti ingin ikut kembali memasuki lapangan kerja dan bekerja. Padahal anak-anak remajanya memerlukan perhatian yang lebih besar dan pengawasan yang lebih jeli dibandingkan masa balita atau masa kanak-kanak. Keseimbangan perhatian dari Posyandu sungguh sangat diperlukan. 20 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI

Anak-anak remaja mereka mengalami perubahan mental dan fisik yang sangat berarti. Sebagian memasuki masa puber yang aneh dan ingin mendapatkan informasi tetapi biasanya malu bertanya kepada bapak ibunya, takut diketawakan atau mengira orang tuanya tidak tahu menahu tentang masalah yang mereka alami. Sebagian orang tua mereka juga memasuki masamasa kritis dalam lingkungan rumah tangganya. Ada ketidakpuasan dengan perkawinan, lingkungan keluarga atau masyarakat sekitarnya, ada pula yang mulai memasuki masa menopause. Konflik dalam berbagai dimensi perubahan ini bisa saja menyebabkan perhatian orang tua kepada anak-anak remajanya mengendur dan menimbulkan rasa tidak puas pada anaknya, dan tanda tanya yang aneh dari para remaja tentang perhatian yang mereka harapkan dari orang tua. Anak-anak remaja birahinya bertambah tinggi sementara orang tua birahinya makin menurun. Terjadi konflik perhatian dan bisa menimbulkan ketidak harmonisan di antara orang tua dan anak-anaknya. Orang tua mungkin saja kurang birahinya, tetapi masih mempunyai resiko untuk hamil. Padahal kalau hamil pada usia diatas 30 tahun mempunyai resiko yang tinggi untuk meninggal dunia, sehingga diharapkan keluarga dewasa segera mengambil pilihan kontrasepsi yang lebih mantab. Pada keluarga remaja tersebut sebagian orang tua sudah mengalami peristiwa perkawinan selama sepuluh tahun, duapuluh tahun, duapuluh lima tahun atau tigapuluh tahun. Untuk memeriahkan suasana pertemuan Posyandu dengan anggota keluarga remaja, yaitu keluarga dengan anak-anak remaja, ada baiknya diseling dengan memberikan kejutan berupa peringatan ulang tahun perkawinan ke sepuluh, ke duapuluh, REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 21

ke duapuluhlima tahun, dan seterusnya, sehingga seluruh anggota keluarga bisa hadir dalam pertemuan di Posyandu. Dalam kesempatan itu seluruh keluarga bisa memperoleh informasi penting dari pidato atau sambutan-sambutan yang diberikan. Hampir dapat dipastikan kalau keluarga remaja itu mempunyai kakek dan nenek yang mungkin saja masih hidup, usia kakek dan neneknya akan mencapai usia lanjut. Peristiwa ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan penghargaan kepada kakek dan nenek dari keluarga remaja yang mempunyai kakek dan nenek usia lanjut. Suasana Posyandu bisa lebih meriah karena adanya peringatan dan penghargaan kepada orang tua. Mereka dapat memperoleh pembekalan untuk memelihara keluarga sejahtera dalam lingkungannya sendiri. Memperingati bersama dalam Posyandu tersebut merupakan sekaligus penggabungan kegiatan Keluarga Remaja atau Keluarga Dewasa dengan Keluarga Lansia. 3. Keluarga Lansia Keluarga Lansia (Lanjut Usia) adalah keluarga yang mempunyai anggota diatas usia enam puluh atau enam puluh lima tahun. Keluarga lansia biasanya mempunyai anggota yang masih aktif, remaja yang mulai kerja dan memberi harapan indah untuk kakek dan neneknya. Bisa saja lansia itu hidup sendiri karena tidak mempunyai anak yang dekat atau cucu yang tinggal serumah. Dalam keadaan ada yang muda didalam keluarganya, maka usaha untuk menjadikan keluarga sebagai pembina lansia dalam rumah tangganya merupakan suatu nuansa yang baru. 22 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI

Di masa lalu peristiwa ini jarang terjadi, tetapi di masa depan keadaan ini akan makin bersifat umum karena usia harapan hidup yang bertambah panjang. Dalam keadaan seperti ini, setiap anggota keluarga harus belajar bagaimana memberikan perawatan yang dinamis kepada lansia yang tinggal bersama dalam keluarganya. Seluruh keluarga harus bisa memberikan suasana yang tenteram tetapi dinamis agar lansia yang tinggal REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 23

dalam rumahnya bisa menikmati sisa hidupnya secara produktif dan membahagiakan. Para lansia yang masih sehat dan segar bugar harus mendapat kesempatan untuk berkarya dalam lingkungan rumah atau bekerja di luar dalam batas-batas kemampuan fisik yang makin berkurang. Sebaliknya yang tidak mampu secara fisik dapat memperoleh kesempatan untuk mendapatkan tempat yang terhormat dalam lingkungan keluarga dan masyarakatnya. 24 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI