PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI (menurut Perlem no 13 tahun 2014)

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI (menurut Perlem no 13 tahun 2014) BAPEL Lembaga Pengembangan jasa Konstruksi Nasional

MEMUTUSKAN PERATURAN LEMBAGA JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI BAB I KETENTUAN UMUM.

Continuing Profesional Development - Ir. Soeradji, Dipl.HE

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN. Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Badan Pelaksana PKB PII 2018

Kepada Yth, Pemegang Sertifikat Insinyur Profesional Persatuan Insinyur Indonesia Di tempat. Perihal : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

BERITA NEGARA. KEMENPU-PR. Keprofesian Berkelanjutan. Tenaga Ahli. Konstruksi Indonesia. Pengembangan.

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG

MEMUTUSKAN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA AHLI. BAB I KETENTUAN UMUM.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

FORMULIR LAPORAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN (Form PKB) Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII

MEMUTUSKTKN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA TERAMPIL. BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

PERATURAN LPJK PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 45 Tahun 2012 Seri E

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

PERATURAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN UNIT SERTIFIKASI DAN PEMBERIAN LISENSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2014 NOMOR 06 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG

DRAFT RANCANGAN PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL. Nomor : Tahun 2012 TENTANG REGISTRASI TENAGA KERJA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENILAI AHLI BIDANG JASA KONSTRUKSI

PERATURAN SERTIFIKASI TENAGA KERJA KONSTRUKSI

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 04 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA LUBUKLINGGAU

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

Unsur Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Di Dua Puluh Tujuh Provinsi, dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 338/KPTS/M/2011 tentang

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI.

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 05 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT SERTIFIKASI TENAGA KERJA KONSTRUKSI 14 NOPEMBER 2012

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 4 TAHUN 2013 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BANTUL

LAMPIRAN II ORGANISASI LEMBAGA, UNIT SERTIFIKASI DAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA

: Registrasi Ulang, Perpanjangan Masa Berlaku dan Permohonan Baru Sertifikat Badan Usaha dan Tenaga Kerja Konstruksi.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI

KEPUTUSAN DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 70 / KPTS / LPJK / D / VIII / 2001

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek;

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, a.

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1-1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi; 2. Pengurus Asosiasi yang mewadahi Wakil Manajer Investasi;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL. NOMOR : 11 TAHUN 2013 Pasal 12 KONSTRUKSI JAKARTA, 16 DESEMBER 2013

PANDUAN MANUAL APLIKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PPKB) LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONTRUKSI

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU

BUKU ISIAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN P2KB (BUKU LOG) PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI INDONESIA DAN KOLEGIUM RADIOLOGI INDONESIA

PENYUSUNAN PORTOFOLIO GURU SEBAGAI INSTRUMEN SERTIFIKASI GURU Disampaikan dalam Seminar Pendidikan Nasional, di Hotel Bumi Wiyata Depok, 2009

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL. NOMOR : 11 TAHUN 2013 Pasal 12 KONSTRUKSI JAKARTA, 16 DESEMBER 2013

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 2014 PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

-1-1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi; 2. Pengurus Asosiasi yang mewadahi Wakil Manajer Investasi;

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM SERTIFIKASI TENAGA KERJA KONSTRUKSI

5. Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara Registrasi Ulang,

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04 / PRT / M / 2011 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 10 /PRT/M/2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI JAKARTA, 23 DESEMBER 2014 LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL Menimbang: a. bahwa dalam rangka memelihara dan meningkatkan kompetensi tenaga ahli konstruksi diperlukan program pengembangan keprofesian berkelanjutan tenaga ahli konstruksi. b. bahwa berdasarkan huruf a, tersebut di atas perlu menetapkan Peraturan Lembaga Jasa Konstruksi Nasional tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tenaga Ahli Konstruksi. Mengingat: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi sebagaimana diubah bebrapa kali dan terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5092); 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2010 tentang Tata Cara Pemilihan Pengurus, Masa Bakti, Tugas Pokok dan Fungsi, Serta Mekanisme Kerja LPJK Pengembangan Jasa Konstruksi sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2010 tentang Tata Cara Pemilihan Pengurus, Masa Bakti, Tugas Pokok dan Fungsi, Serta Mekanisme Kerja Lembaga 1

Pengembangan Jasa Konstruksi; 3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 223/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Organisasi dan Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Periode 2011-2015; 4. Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 09 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Unit Sertifikasi Tenaga Kerja. MEMUTUSKAN Menetapkan: PERATURAN LEMBAGA JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: 1. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut LPJK adalah lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi;. 2. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Tingkat Nasional yang selanjutnya disebut LPJK Nasional adalah LPJK yang berkedudukan di ibu kota negara; 3. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Tingkat Provinsi yang selanjutnya disebut LPJK Provinsi adalah LPJK yang berkedudukan di ibu kota provinsi;. 4. Pengurus LPJK adalah wakil dari kelompok unsur yang dikukuhkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyau untuk LPJK Nasional dan oleh gubernur untuk LPJK Provinsi; 2

5. Badan Pelaksana LPJK adalah kesekretariatan LPJK yang merupakan unit kerja yang mendukung pelaksanaan tugas LPJK yang meliputi: administrasi, teknis, dan keahlian; 6. Sistem Informasi Konstruksi Indonesia LPJK Nasional yang selanjutnya disebut SIKI-LPJK Nasional adalah sistem informasi yang menghimpun semua data dan informasi jasa konstruksi yang dimiliki LPJK Nasional; 7. Sertifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan profesi keahlian dan keterampilan di bidang jasa konstruksi menurut kedisiplinan, keterampilan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu; 8. Sertifkat Keahlian Kerja yang selanjutnya disebut SKA adalah Sertifikat yang diterbitkan oleh LPJK dan diberikan kepada tenaga ahli di bidang jasa konstruksi yang telah memnuhi persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu; 9. Unit Sertifikasi Tenaga Kerja yang selanjutnya disebut USTK adalah unit kerja yang dibentuk oleh LPJK atau masyarakat jasa konstruksi untuk melaksanakan kegiatan Sertifikasi tenaga kerja konstruksi; 10. Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Tingkat Nasional yang selanjutnya disebut USTK Nasional adalah USTK yang dibentuk oleh LPJK Nasional; 11. Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Tingkat Provinsi yang selanjutnya disebut USTK Provinsi adalah USTK yang dibentuk oleh LPJK Provinsi; 12. Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Bentukan Masyarakat Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut USTK Masyarakat adalah USTK yang dibentuk oleh masyarakat jasa konstruksi; 13. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan atau Continuing Professional Development yang selanjutnya disebut PKB adalah proses pembelajaran dalam rangka menjaga, meningkatkan dan memperluas keahlian praktek-praktek keteknikan di bidang jasa konstruksi yang dilakukan secara mandiri; 14. Satuan Kredit Pengembangan Keprofesian atau Professional Development Unit (PDU) yang selanjutnya disebut SKPK, adalah satuan kredit yang digunakan untuk mengukur kemampuan / kompetensi seorang tenaga ahli ber-ska dengan menjalankan 1 jam kegiatan yang diakui sebagai kegiatan dalam skema PKB. 3

15. Persyaratan Nilai Kredit atau Credit Requirement (CR) yang selanjutnya disebut PNK adalah jumlah SKPK yang harus dikumpulkan oleh seorang peserta program PKB dalam kurun waktu tertentu yang menjadi persyaratan untuk mendapatkan perpanjangan masa berlaku SKA. 16. Asesor Kompetensi Tenaga Kerja yang selanjutnya disebut AKTK adalah asesor yang telah terdaftar di LPJK Nasional dan memiliki kompetensi sekurang-kurangnya satu bidang jasa konstruksi; 17. Asosiasi Profesi adalah asosiasi profesi jasa konstruksi yang merupakan wadah organisasi dan/atau himpunan orang perseorangan yang terampil dan/atau ahli atas dasar kesamaan disiplin keilmuaan dan/atau profesi di bidang konstruksi dan/atau berkaitan dengan jasa konstruksi. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN LINGKUP PENGATURAN Pasal 2 (1) Peraturan LPJK ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan PKB (2) Peraturan LPJK ini ditujukan untuk mewujudkan ketertiban dalam penyelenggaraan PKB Pasal 3 Lingkup pengaturan peraturan LPJK ini meliputi, Program PKB, Penilaian PKB, dan Ketentuan Peralihan. 4

BAB III Program PKB Pasal 4 (1) Setiap Asosiasi Profesi yang terdaftar pada LPJK sebagai asosiasi yang mempunyai kewenangan melakukan verifikasi dan validasi awal dalam pelaksanaan Sertifikasi wajib mempunyai program PKB sesuai dengan subklasifikasi keprofesian yang dibinanya. (2) Program PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan pelatihan dan pendidikan, konferensi, seminar, temu karya, diskusi teknis, pertemuan profesi, dan/atau penerbitan jurnal/majalah/buku. (3) Asosiasi Profesi sebagaimana tersebut pada ayat (1) wajib menyampaikan laporan hasil pelaksanaan program PKB kepada LPJKN paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun. (4) Setiap pemegang SKA yang mengajukan permohonan perpanjangan masa berlaku SKA wajib telah mengikuti program PKB. (5) Semua program PKB yang telah diikuti pemegang SKA sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dicatat dalam logbook PKB dalam format sebagaimana termuat pada Lampiran 2 Peraturan ini. (6) Logbook sebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib dilampirkan pada berkas permohonan perpanjangan masa berlaku SKA. (7) Logbook PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikembalikan kepada pemegang SKA pada saat penyampaian SKA kepada pemohon perpanjangan masa berlaku SKA. (1) Jenis kegiatan PKB meliputi: a. Kegiatan profesi: b. Pendidikan dan pelatihan formal; c. Pendidikan non formal; d. Partisipasi pertemuan profesi; e. Paparan dan karya tulis; dan f. Kegiatan penunjang profesi lainnya. Pasal 5 5

(2) Jenis kegiatan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirinci lebih lanjut dalam Lampiran 1 Peraturan ini. (3) Dalam hal kegiatan PKB oleh pemegang SKA klasifikasi arsitektur, paparan dan karya tulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dapat meliput : a. Paparan film arsitektur (cine arch); b. Gelar karya arsiterktur; c. Pengenalan produk; dan/atau d. Ziarah/peninjauan karya arsitektur. BAB IV PENILAIAN PKB Pasal 6 (1) Evaluasi keikutsertaan dalam program PKB terhadap pemegang SKA yang mengajukan permohonan perpanjangan masa berlaku dilaksanakan melalui penghitungan nilai SKPK dan PNK (2) Tatacara penilaian/perhitungan SKPK dan PNK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dimuat dalam Lampiran 2 Peraturan ini. (3) Evaluasi awal keikutsertaan dalam program PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Asosiasi Profesi pemegang SKA. (4) Evaluasi lanjutan keikutsertaan dalam program PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada proses perpanjangan masa berlaku SKA di USTK dilaksanakan oleh AKTK USTK. (5) PNK yang harus dimiliki setiap pemohon perpanjangan masa berlaku SKA adalah paling sedikit 120 (seratus dua puluh) dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun. 6

BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Peraturan LPJK ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan : di Jakarta Pada Tanggal : 23 Desember 2014 PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL, Ketua Ir. Tri Widjajanto J, MT 7

LAMPIRAN PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1 : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2. Lampiran 2 : Tata Cara Penilaian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 3. Lampiran 3 : Format Logbook Tenaga Kerja Ahli 4. Lampiran 4 : Formulir Permohonan Pengakuan Kegiatan PKB 5. Lampiran 5 : Format Rangkuman Hasil Penilaian Kegiatan PKB 8

LAMPIRAN 1 1. Pendahuluan PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) atau Continuing Professional Development (CPD) adalah proses pembelajaran dalam rangka memelihara, meningkatkan dan memperluas keahlian di bidang konstruksi yang dilakukan secara mandiri. Pembelajaran ini bertujuan untuk menjamin bahwa pengetahuan, keahlian dan sikap kerja para ahli teknik/insinyur profesional yang relevan dengan perkembangan usaha dan teknologi jasa konstruksi dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Di samping pengertian normatif tersebut di atas, pengertian praktis dan operasional Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah semua aktivitas yang dilakukan oleh seorang sarjana teknik/insinyur profesional sesuai dengan bidang keahliannya, baik formal maupun non formal antara lain pendidikan lanjutan dan kursus-kursus yang relevan, seminar, lokakarya, konferensi keprofesian, atau pertemuan profesi, partisipasi dalam kepanitiaan, kegiatan-kegiatan dalam rangka mempertahankan, menambah, meningkatkan, memperluas pengetahuan, keahlian dan sikap kerja sebagai respon yang positif terhadap kebutuhan masyarakat dan memperkuat jasa konstruksi secara nasional. Pengertian lain mengatakan, bahwa PKB merupakan suatu proses penilaian yang teratur dan tetap mengenai syarat-syarat pengetahuan dan keahlian yang relevan atas tanggungjawab seorang ahli teknik/insinyur profesional, dan sejak itu perencanaan dan pelaksanaan suatu program pelatihan dan pengembangan yang terus menerus diarahkan pada kebutuhan tersebut. Proses penilaian tersebut adalah : 1. Kemajuan karir bagi seorang ahli teknik/insinyur profesional; 2. Menjaga status profesional seorang ahli teknik/insinyur; 3. Menggambarkan pencapaian pribadi dan investasi pada pengembangan masa depan; 4. Pembelajaran dari pihak lain dan saling tukar menukar pengetahuan maupun ide-ide; 5. Sebagai benchmark kinerja masing-masing ahli teknik/insinyur; 6. Memperagakan kepada teman sejawat maupun klien bahwa seorang ahli teknik/insinyur profesional merupakan seorang yang mempunyai keinginan secara mandiri dan termotivasi untuk belajar. 9

7. Mengembangkan keahlian yang dimiliki sesuai kebutuhan karir agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif. 8. Belajar secara fleksibel, mengidentifikasi dan membuat sebagian besar kesempatan pengembangan tersedia. Dalam konteksnya program kegiatan PKB seharusnya menimbulkan tuntutan terhadap kebutuhan pembelajaran, yang dapat dilakukan dengan membentuk sebuah komunitas belajar yang dibimbing oleh seorang Pembina atau instruktur yang dapat mengeksplorasi sumber daya yang kritis secara tepat. Proses pelatihan harus terpusat pada data yang digunakan dan hasil yang akan diperoleh untuk jangka panjang (outcome) dari pembelajaran yang diberikan, dan perlunya melakukan evaluasi terhadap ke efektifan pelatihan tersebut. Dan satu hal yang sangat penting adalah isi dari materi PKB mencakup unsur pendidikan dan pelatihannya yang merupakan suatu kebutuhan bagi para tenaga ahli teknik / insinyur profesional yang berbasis pada kaidah keilmuan yang relevan, isu-isu strategis saat ini dan responsif terhadap dinamika perkembangan yang sedang terjadi. Hal yang juga perlu menjadi pertimbangan penyelenggaraan PKB adalah aksesbilitas materi pembelajaran kepada para profesioanl bersertifikat sebagai target pembelajaran. Mengingat para profesional tersebut, bisa berdomisili tersebar diseluruh Indonesia baik di kota besar maupun daerah terpencil, materi PKB djuga harus mempertimbangkan aspek keterjangkauan ke seluruh wilayah layanan, biaya serta waktu penyelenggaraan. Metode penyelenggaraan PKB konvensional / tatap muka yang lebih menarik tentunya bisa tetap berjalan pada kota - kota dengan populasi profesional bersertifikat yang signifikan. 2. Tujuan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan institusi lain yang diakui LPJK termasuk asosiasi profesi, badan pendidikan dan pelatihan, pusat-pusat pengembangan kompetensi tenaga kerja dll. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memelihara, mempertahankan, meningkatkan dan memperluas kompetensi bagi seorang ahli teknik / insinyur profesional dengan cara-cara yang terstruktur, terprogram, terarah dan terstandar dengan baik. Tujuan yang lain dari kegiatan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini adalah terjaminnya pelayanan penyelenggaraan usaha jasa konstruksi yang bermutu melalui upaya sertifikasi berkelanjutan bagi tenaga ahli dan terampil yang profesional. Dan yang terpenting dari tujuan tersebut adalah untuk melindungi masyarakat dari praktek-praktek dari para praktisi yang tidak berkualitas dan tidak etis dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Program ini mendorong para ahli teknik / insinyur untuk selalu belajar secara mandiri dan berkesinambungan supaya tidak ketinggalan dengan adanya ` 10

perubahan teknologi, peralatan, prosedur, proses, metode dan standar yang terus berkembang. Hal tersebut, merupakan bagian dari upaya melindungi masyarakat untuk mendapat hasil kerja di bidang konstruksi yang bermutu dengan biaya yang efektif dan efisien. 3. Peserta Program PKB Program PKB adalah wajib diikuti bagi setiap pemegang sertifikat (SKA) di bidang jasa konstruksi yang meliputi bidang Arsitektur, Sipil, Mekanikal, Elektrikal, Tata Lingkungan dan Manajemen Pelaksanaan dengan berbagai subklasifikasi yang terdaftar di Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), stardar kompetensi internasional atau standar kompetensi khusus. Program PKB ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan suatu keharusan dari proses perpanjangan SKA yang telah dimiliki selama ini. 4. Penyelenggara Kegiatan PKB Program PKB pada dasarnya merupakan salah satu upaya pembinaan yang bersistem/terstruktur pada proses pembelajaran secara mandiri dan berkesinambungan untuk memelihara, mengembangkan, meningkatkan dan memperluas wawasan pengetahuan (knowledge), keahlian (skill) dan sikap kerja (attitude) para ahli profesional agar dapat menjalankan profesinya dengan baik. Program PKB harus dirancang sebagai bagian integral dari mekanisme pemberian sertifikat khususnya perpanjangan sertifikat.. Instansi pemerintah, asosiasi profesi, institusi pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan instititusi lainnya dapat menyelenggarakan program PKB bagi para pemegang SKA. 5. Jenis-Jenis Kegiatan PKB Adapun Jenis - jenis kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diakui oleh LPJKN sebagai program PKB bagi para pemegang SKA adalah sebagai berikut : a. Kegiatan Profesi Kegiatan profesi ini merupakan kegiatan profesi sesuai dengan subklasifikasi yang dimiliki dalam SKA yang pengalaman kerjanya dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuan kerjanya. b. Pendidikan dan Pelatihan Formal Program pendidikan dan pelatihan formal yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang diakui oleh LPJKN. 1) Pendidikan Strata Lanjut ` 11

Pendidikan Strata Lanjutan adalah suatu kegiatan pendidikan yang diselenggarakan untuk memperoleh gelar spesialis atau magister dengan subyek tugas akhir yang relevan dengan bidang profesinya. 2) Pendidikan Singkat Pendidikan Singkat (courses) adalah suatu kegiatan pembelajaran satu arah, dari pengajar kepada peserta dengan materi pendidikan yang spesifik dan mendalam yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang relevan dengan bidang profesinya. Pendidikan singkat ini harus terstruktur yang ditunjukan dalam jadwal dan silabusnya. 3) Pelatihan Kerja Formal Pelatihan Kerja Formal adalah suatu kegiatan pembelajaran satu arah, dari instruktur kepada peserta dengan materi pelatihan kerja yang spesifik untuk meningkatkan keterampilan kerja yang relevan dengan bidang profesinya. Pelatihan kerja formal ini harus terstruktur yang ditunjukan dalam jadwal dan silabusnya. c. Pendidikan Non Formal Pendidikan non formal adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kompetensi yang tidak terstruktur dengan atau tanpa penugasan dari tempat bekerja. 1) Pembelajaran Mandiri Suatu kegiatan pembelajaran perorangan dengan atau tanpa instruktur yang relevan dengan bidang profesinya. Topik berbagai kegiatan pembelajaran mandiri ini harus konsisten agar mencapai tujuan pengembangan keprofesian dan kemutakhiran ilmu dan teknologi. Bentuk kegiatan pembelajaran mandiri, antara lain : Membaca artikel untuk memperluas wawasan tentang perkembangan ilmu dan teknologi. Membaca artikel untuk memperdalam suatu ilmu pengetahuan. Mempelajari informasi dari media elektronik (TV, Radio, Internet dsb) Memahami prosedur kerja dan software, seperti standar, peralatan dsb. Kegiatan penelitian dalam memperoleh gelar Doktoral (S3) yang relevan dengan bidang profesinya dsb. Kegiatan tersebut harus terdokumentasi dengan baik, harus mengandung aspek penilaian terhadap pemahaman substansi materi pembahasan (misalnya : artikel on-line, lengkap dengan uraian pertanyaan dan jawaban 12

dari peserta PKB), hal tersebut akan dinilai kelayakannya oleh Asesor Kompetensi Tenaga Kerja (AKTK) yang memeriksa dokumen PKB. 2) Pembelajaran Sehubungan Dengan Penugasan Kerja Suatu kegiatan mandiri dalam rangka menyelesaikan tugas kerja yang dapat memberikan peningkatan kerja secara profesional. d. Partisipasi Dalam Pertemuan Profesi Suatu kegiatan pembelajaran dalam suatu pertemuan profesi dengan materi pembahasan yang relevan dengan bidang profesinya. 1) Peserta Pertemuan Profesi Keikutsertaan sebagai peserta dalam pertemuan profesi tanpa melakukan paparan dan dihadiri oleh minimal 20 (dua puluh) orang peserta dengan materi yang relevan dengan bidang profesinya. Bentuk pertemuan profesi, antara lain : Seminar Lokakarya Diskusi Ilmiah Konferensi, dsb. 2) Partisipasi dalam Kepanitiaan Keterlibatan dalam kepanitiaan acara tersebut diatas, merupakan suatu kegiatan yang mendorong terselenggaranya pengembangan keprofesian. Copy bukti keikut sertaan (sertifikat peserta, kepanitiaan) harus dilampirkan dalam dokumen PKB. e. Paparan dan Karya Tulis Suatu kegiatan paparan dan penulisan laporan teknis yang sesuai dengan bidang profesinya. 1) Paparan dalam Laporan Teknis Internal Suatu kegiatan paparan dan penulisan laporan teknis sehubungan dengan penugasan kerja yang sesuai dengan bidang profesinya. 2) Paparan pada Pertemuan Teknis Keikutsertaan sebagai pemapar dalam suatu pertemuan profesi yang dihadiri oleh minimum 20 (duapuluh) orang peserta dan sesuai dengan bidang profesinya. 13

3) Penulisan Makalah untuk Pertemuan Profesi Penyampaian makalah dalam suatu pertemuan profesi yang dihadiri oleh minimum 20 (dua puluh) orang peserta. 4) Penulisan Buku Membuat penulisan termasuk didalamnya Monograf, Standar and Code, Patent dan penyuntingan Prosiding Seminar. Untuk buku dengan jumlah sekitar 100 halaman sedangkan untuk monograf sekitar 20 (dua puluh) halaman. 5) Penulisan untuk Majalah Penyampaikan karya tulis pada suatu majalah tertentu dengan penerbitan yang berkala dan terpublikasi. 6) Pengajaran sebagai Pengajar/Instruktur Sebagai pengajar, pengajar tidak tetap, pelatih/instrukstur dan mentor/pembimbing dalam suatu kegiatan pembelajaran/pelatihan minimum 10 (sepuluh) orang peserta kecuali mentor/pembimbing dengan materi yang sesuai dengan bidang profesinya. Copy materi paparan, makalah, artikel, buku, materi pengajaran harus dilampirkan dalam dokumen PKB. f. Kegiatan Penunjang Profesi Lainnya 1) Pakar atau Narasumber Bertugas sebagai pakar atau narasumber dengan materi yang sesuai dengan bidang profesinya. 2) Pengurus Organisasi (Profesi atau Pimpinan Lembaga) Merupakan pengurus dari suatu organisasi tertentu baik profesi maupun sebagai pimpinan suatu lembaga. 3) Penerima Tanda Jasa, Penghargaan, Award dan sejenisnya. Copy sertifikat pemateri, referensi pengurus organisasi dari pejabat yang berwenang, sertifikat penghargaan dan dokumentasi penyerahan penghargaan dan tanda bukti lainnya (bila ada) harus dilampirkan dalam dokumen PKB. 14

LAMPIRAN 2 TATA CARA PENILAIAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) / Continuing Professional Development (CPD) wajib diikuti oleh semua Tenaga Ahli Bersertifikat dari semua klasifikasi/sub klasifikasi. Dalam hal diwajibkan, maka kegiatan PKB berlaku ketentuan sebagai berikut : 1. Satuan Kredit Pengembangan Keprofesian (SKPK) atau Professional Development Unit (PDU), adalah satuan kredit yang digunakan untuk mengukur kemampuan / kompetensi seorang Tenaga Ahli/Tenaga Terampil Bersertifikat yang diperolehnya dengan menjalankan 1 jam kegiatan yang diakui sebagai kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam suatu skema PNK. 2. Persyaratan Nilai Kredit (PNK) atau Credit Requirement (CR) adalah jumlah kredit partisipasi yang harus dikumpulkan oleh seorang peserta program PKB dalam kurun waktu tertentu yang menjadi persyaratan untuk mendapatkan perpanjangan masa berlaku dan/atau peningkatan kualifikasi SKA/SKTK Tata cara penilaian SKPK dan persyaratan PKN adalah sebagai berikut: 1. Persyaratan Kredit Nilai SKPK adalah : 20 SKPK/tahun selama kurun waktu 3 tahun. a. Kegiatan Profesi 1) Profesi sesuai dengan subklasifikasi SKA Sifat kegiatan: wajib Nilai SKPK: 50 2) Profesi sesuai dengan klasifikasi SKA di luar subklasifikasi SKA Sifat kegiatan: pilihan Nilai SKPK: 25 3) Profesi di luar klasifikasi SKA Sifat kegiatan: pilihan Nilai SKPK: 15 b. Pendidikan dan Pelatihan Formal 1) Pendidikan Strata Lanjut Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : 15

a) Sifat Kegiatan : Pilihan (Optional) yang disarankan. b) Nilai SKPK = 30 c) Kelengkapan : Ijazah, Transkrip Akademik dan Abstrak Tugas Akhir. d) Dengan catatan : Perolehan gelar Doktor (S3) tidak diberi nilai PKB karena program Doctoral diarahkan pada pendalaman aspek ilmiah dan akademik. Kegiatan pada pendidikan strata lanjut yang relevan dengan PKB dapat dimasukkan ke dalam penilaian Pembelajaran Mandiri. Perolehan gelar sarjana dibidang yang lain juga tidak diberi nilai PKB. 2) Pendidikan Singkat Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Wajib. b) Nilai SKPK = Disesuaikan dengan lama pendidikan singkat (1 hari minimum 5 Jam), dengan perhitungan : 2-3 hari, nilai SKPK = 5 4-5 hari, nilai SKPK = 10 6-9 hari, nilai SKPK = 15 14 hari atau lebih, nilai SKPK = 20 c) Kelengkapan : Jadwal pendidikan singkat dan silabus (atau ringkasan materi yang ditulis sendiri oleh pemohon) yang mencerminkan bidang dan kedalaman materi pendidikan singkat. Informasi tentang lembaga penyelenggara pendidikan singkat (nama dan alamat penyelenggara serta nama instrukstur). Sertifikat kelulusan atau surat keterangan. 3) Pelatihan Kerja Formal Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Pilihan (Optional). b) Nilai SKPK = Disesuaikan dengan lama pendidikan singkat (1 hari minimum 5 Jam), dengan perhitungan : 2-3 hari, nilai SKPK = 5 4-5 hari, nilai SKPK = 10 6-9 hari, nilai SKPK = 15 14 hari atau lebih, nilai SKPK = 20 c) Kelengkapan : Program pelatihan kerja dan silabus. Sertifikat kelulusan atau surat keterangan. 16

c. Pendidikan Non Formal 1) Pembelajaran Mandiri Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Wajib, minimum 1 (satu) kali dalam setiap tahunnya. b) Nilai SKPK = Maksimal 25 / kegiatan, tergantung pada relevansi profesi dan kemutakhiran ilmu dan teknologi. c) Asesor Kompetensi Tenaga Kerja (AKTK), mengases dokumen PKB, dengan perhitungan : Relevansi dengan keprofesian (40%) Kedalaman materi (20%) Kemutakhiran ilmu dan teknologi (30%) Manfaat terhadap kegiatan kerja (10%) d) Kelengkapan : Menyampaikan ringkasan, yang berupa : Extended Abstract atau Executive Summary. e) Apabila diperlukan, Asesor Kompetensi Tenaga Kerja (AKTK) dapat melakukan wawancara. Penilaian PKB sebaiknya Self Asessment dari materi yang disiapkan pemohon perpanjangan masa berlaku sertifikat, wawancara oleh AKTK hanya diperlukan apabila terdapat hal signifikan yang harus diklarifikasi. 2) Pembelajaran Sehubungan dengan Penugasan Kerja Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Pilihan (Optional). b) Nilai SKPK = Maksimal 25 / kegiatan, tergantung pada relevansi profesi dan manfaat pada bidang kerja. c) Asesor Kompetensi Tenaga Kerja (AKTK) mengakses dokumen PPB/CPD dengan perhitungan : Relevansi dengan keprofesian (30%) Kedalaman materi (10%) Kemutakhiran ilmu dan teknologi (10%) Manfaat terhadap kegiatan kerja (50%) d) Kelengkapan : Menyampaikan ringkasan, yang berupa : Extended Abstract atau Executive Summary. e) Apabila diperlukan, Asesor Kompetensi Tenaga Kerja (AKTK) dapat melakukan wawancara. 17

d. Partisipasi Pertemuan Profesi 1) Peserta Pertemuan Profesi Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Wajib, minimum 2 (dua) kali dalam 3 (tiga) tahun pada tahun yang berbeda. b) Nilai SKPK = 2, untuk setiap 6 jam kegiatan / 1 hari Kegiatan. c) Kelengkapan : Sertifikat maupun Keterangan Lain, seperti Brosur atau Undangan yang mencantumkan topik, materi dan jadwal serta nama dan alamat penyelenggara. 2) Partisipasi dalam Kepanitiaan Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Pilihan (optional). b) Nilai SKPK = Relevan dengan kedudukan dan sifat kegiatan : Panitia Pengarah (Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota yang aktif, nilai SKPK = 4. Tim Perumus (Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota yang aktif), nilai SKPK = 4. Reviewer atau Paper Committee, nilai SKPK = 4. Panitia Pelaksana (Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris), nilai SKPK = 3. Ketua Bidang dalam Panitia Pelaksana, nilai SKPK = 2. Anggota Panitia Pelaksana, nilai SKPK = 1. c) Kelengkapan : Surat Keputusan / Penugasan, Brosur yang menampilkan susunan kepanitiaaan atau sertifikat resmi / ucapan terima kasih. e. Paparan dan Karya Tulis Apabila sebuah Karya Tulis ditulis oleh 2 (dua) orang atau lebih, maka pembagian Nilai SPK sebagai berikut : Penulis Utama, yang namanya ditulis pertama : 60% Penulis berikutnya : 40% dan dibagi rata menurut jumlah penulis. 1) Paparan dalam Laporan Teknis Internal Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Pilihan (optional). b) Nilai SKPK = Relevan dengan relevansi profesi dan kedalaman materi, dengan berpedoman : Penanggung jawab penyusunan laporan teknis, nilai SPK = maksimum 10 (kedalaman dan kemutakhiran ilmu dan teknologi : 40%, inovasi dan kreasi : 40% dan sistopiktika : 20%) Pemapar laporan teknis, nilai SKPK = 5. Anggota tim teknis, nilai SKPK = 2. 18

c) Kelengkapan : Surat Penugasan dan Executive Summary atau Fotokopi Laporan Teknis. 2) Paparan pada Pertemuan Teknis Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Wajib, 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun. b) Nilai SKPK = 4. c) Kelengkapan : Surat Keputusan / Penugasan, Brosur yang menampilkan susunan kepanitiaan, atau sertifikat / ucapan terima kasih. 3) Penulisan Makalah untuk Pertemuan Profesi atau Majalah Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Pilihan (Optional). b) Nilai SKPK = Sesuai atau relevan dengan relevansi profesi dan kedalaman materi : Seminar Nasional/Lokal, makalah atau materi seminar tidak direview, nilai SKPK: 10 (Maksimal) Seminar Nasional/Lokal, makalah atau materi seminar direview, nilai SKPK : 15 (Maksimal). Seminar Internasional, makalah atau materi seminar tidak direview, nilai SKPK: 15 (Maksimal) Seminal Internasional, makalah atau materi seminar direview, nilai SKPK : 20 (Maksimal). Jurnal Nasional tidak terakreditasi, nilai SKPK : 10 (Maksimal). Jurnal Nasional terakreditasi, nilai SKPK : 20 (Maksimal). Jurnal Internasional tidak terakreditasi, nilai SKPK: 15 (Maksimal). Jurnal Internasional terakreditasi, nilai SKPK : 25 (Maksimal). Majalah Umum dan Koran, nilai SKPK = 10 (Maksimal). c) Asesor Kompetensi Tenaga Kerja (AKTK) mengakses dokumen PKB dengan perhitungan : Relevansi dengan keprofesian (20%) Kedalaman materi (30%) Inovasi, kreatifitas serta kemutakhiran ilmu dan teknologi (30%) Sistimatika Makalah (20%) d) Kelengkapan : Cover dan Daftar Isi Prosiding/Jurnal/Majalah maupun Fotokopi Makalah. 4) Penulisan Buku Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Pilihan (Optional). b) Nilai SKPK = Maksimal 50 19

c) Kelengkapan : Fotokopi Buku. d) Asesor Kompetensi Tenaga Kerja (AKTK) mengakses dokumen PKB dengan dasar perhitungan : KETERANGAN Relevansi dengan keprofesian BUKU MONOG RAF BOBOT PENILAIAN STAND ARD AND CODE PATENT PROSIDIN G SEMINAR 30% 40% 50% 20% 30% Kedalaman Materi 10% - - - 30% Kemutakhiran Ilmu dan Teknologi Inovasi dan Kreativitas Sistematika dan Penampilan Jumlah Halaman Minimum 10% - 20% 20% - 10% 20% - 60% - 40% 40% 30% - 40% HALAMAN 100 20 - - - 5) Pengajaran sebagai Pengajar/Instruktur Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Pilihan (Optional). b) Nilai SKPK = Maksimal 5, untuk setiap aktivitas (subyek). Diperhitungkan atas dasar lama kegiatan dan kedalaman materi : Minumum 4 Jam / aktivitas, termasuk persiapan dengan bobot : 50%. Kedalaman Materi, dengan bobot : 50%. c) Kelengkapan : Surat Penugasan dan Silabus. f. Kegiatan Penunjang Profesi Lainnya 1) Pakar atau Narasumber Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Pilihan (Optional). b) Nilai SKPK = 2, untuk setiap aktivitas. c) Kelengkapan : Sertifikat, Surat Penugasan (Undangan), Surat Ucapan Terima Kasih atau Bukti Administratif Lainnya. 20

2) Pengurus Organisasi (Profesi atau Pimpinan Institusi) Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Pilihan (Optional). b) Nilai SKPK dapat diperhitungkan sebagai berikut : Pengurus dari sebuah Ikatan / Himpunan Profesi, nilai SKPK = 4 per tahun. Pimpinan dari sebuah Lembaga yang relevan dengan profesi, nilai SKPK = 4 per tahun. Pimpinan dari sebuah Lembaga yang tidak relevan dengan profesi, nilai SKPK = 3 per tahun. c) Kelengkapan : Surat Keputusan atau Surat Penugasan. 3) Penerima Tanda Jasa, Penghargaan, Award dan sejenisnya Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : a) Sifat Kegiatan : Pilihan (Optional). b) Nilai SKPK = Maksimal 10, untuk setiap Tanda Jasa/Penghargaan. c) Kelengkapan : Sertifikat Tanda Jasa/Penghargaan. 21

LAMPIRAN 3 ` LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI National Construction Services Development Board FORMAT LOG BOOK KEGIATAN PEMEGANG SERTIFIKAT KEAHLIAN 22

FOTO 3 X 4 PEMEGANG SERTIFIKAT KEAHLIAN (SKA) 1. Nama : 2. Klasifikasi/Sub-Klasifikasi : 3. Kualifikasi : 4. Nomor Sertifikat : 5. Nomor Registrasi : 6. Masa Berlaku : s.d 5. Alamat : 6. Email & No. Telp./HP : PEMELIHARAAN KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) / CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD) (selama 3 tahun memegang sertifikat keahlian) LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL Gedung Balai Krida - Jl. Iskandarsyah Raya No. 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telpon : (021) 7201476, Facsimile : (021) 7201472, Email : http//www.lpjk.net 23

Pemegang Sertifikat wajib menyerahkan Log Book (asli) ini dan satu buah salinan (copy)nya saat mengajukan Perpanjangan Sertifikat Keahlian (SKA) ke Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Log Book Asli akan dikembalikan lagi ke Pemegang Sertifikat Keahlian (SKA) bersamaan dengan : (1) Penyerahan Sertifikat baru hasil perpanjangan; (2) Log Book baru yang masih kosong. 24

APA & BAGAIMANA PENGGUNAAN LOG-BOOK ini? Apa itu LOG BOOK dan apa itu LOG SHEET? LOG-BOOK adalah kumpulan LOG SHEET yaitu lembar rekaman daftar pengalaman kerja pemegang sertifikat keahlian (SKA) dan bentuk pemeliharaan kompetensi lainnya dalam rangka Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) / Continuing Proffesional Development (CPD); Setiap LOG SHEET dianggap benar apabila dilengkapi dengan surat referensi kerja, sertifikat pelatihan maupun surat pendukung lainnya; LOG BOOK harus dimiliki oleh setiap Pemegang Sertifikat Keahlian (SKA) dan harus disimpan dengan baik sebagai bukti prestasi keprofesian selama memegang sertifikat; Bagaimana PENGGUNAAN LOG BOOK dan LOG SHEET? LOG SHEET secara berkala TAHUNAN terhitung sejak penerbitan sertifikat dan digunakan untuk pemenuhan SURVEILEN oleh Unit Sertifikasi Tenaga Kerja (USTK), oleh karena itu setiap pemegang sertifikat wajib: Mengirimkan salinan (copy) LOG SHEET TAHUNAN ke USTK (boleh melalui email dalam bentuk softcopy hasil scanning) Melampirkan salinan (copy) bukti dari PP PKB/CPD seperti sertifikat pelatihan, seminar dan sejenisnya. LOG BOOK secara berkala TIGA TAHUNAN sesuai masa berlaku sertifikat digunakan untuk mengajukan permohonan PERPANJANGAN SERTIFIKAT kepada Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK): Pemegang sertifikat wajib menyerahkan Log Book (asli) dan satu buah salinan (copy)nya disertai salinan bukti dari PKB. Log Book asli akan dikembalikan lagi ke pemegang Sertifikat bersamaan dengan (a) Penyerahan Sertifikat baru hasil perpanjangan; dan (b) Log Book baru yang masih kosong. Barang siapa menemukan Log Book ini agar mengembalikan ke alamat Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, sebagaimana tertulis pada sampul 25 depan ini.

26

27 LOG SHEET PEMEGANG SERTIFIKAT KEAHLIAN (SKA) A. DAFTAR PENGALAMAN PEKERJAAN : 1. Pekerjaan / Proyek ke - 1 1 PEKERJAAN / PROYEK : 2 PERUSAHAAN C Nomor Kontrak : D Tanggal Kontrak : E Nilai Kontrak : F Telepon & Email : Email : G Lokasi Pekerjaan/Proyek : H Waktu Pelaksanaan s.d 3 INSTITUSI / PERUSAHAAN PEMBERI PEKERJAAN / PROYEK PARAF & STEMPEL C Telepon : 2. Pekerjaan / Proyek ke - 2 1 PEKERJAAN / PROYEK : 2 PERUSAHAAN C Nomor Kontrak : D Tanggal Kontrak : E Nilai Kontrak : F Telepon & Email : Email : G Lokasi Pekerjaan/Proyek : H Waktu Pelaksanaan s.d 3 INSTITUSI / PERUSAHAAN PEMBERI PEKERJAAN / PROYEK PARAF & STEMPEL C Telepon : 27

28 LOG SHEET PEMEGANG SERTIFIKAT KEAHLIAN (SKA) 3. Pekerjaan / Proyek ke - 3 1 PEKERJAAN / PROYEK : 2 PERUSAHAAN C Nomor Kontrak : D Tanggal Kontrak : E Nilai Kontrak : F Telepon & Email : Email : G Lokasi Pekerjaan/Proyek : H Waktu Pelaksanaan s.d 3 INSTITUSI / PERUSAHAAN PEMBERI PEKERJAAN / PROYEK PARAF & STEMPEL C Telepon : 4. Pekerjaan / Proyek ke - 4 1 PEKERJAAN / PROYEK : 2 PERUSAHAAN C Nomor Kontrak : D Tanggal Kontrak : E Nilai Kontrak : F Telepon & Email : Email : G Lokasi Pekerjaan/Proyek : H Waktu Pelaksanaan s.d 3 INSTITUSI / PERUSAHAAN PEMBERI PEKERJAAN / PROYEK PARAF & STEMPEL C Telepon : 28

29 LOG SHEET PEMEGANG SERTIFIKAT KEAHLIAN (SKA) 5. Pekerjaan / Proyek ke - 5 1 PEKERJAAN / PROYEK : 2 PERUSAHAAN C Nomor Kontrak : D Tanggal Kontrak : E Nilai Kontrak : F Telepon & Email : Email : G Lokasi Pekerjaan/Proyek : H Waktu Pelaksanaan s.d 3 INSTITUSI / PERUSAHAAN PEMBERI PEKERJAAN / PROYEK PARAF & STEMPEL C Telepon : 6. Pekerjaan / Proyek ke - 6 1 PEKERJAAN / PROYEK : 2 PERUSAHAAN C Nomor Kontrak : D Tanggal Kontrak : E Nilai Kontrak : F Telepon & Email : Email : G Lokasi Pekerjaan/Proyek : H Waktu Pelaksanaan s.d 3 INSTITUSI / PERUSAHAAN PEMBERI PEKERJAAN / PROYEK PARAF & STEMPEL C Telepon : 29

30 LOG SHEET PEMEGANG SERTIFIKAT KEAHLIAN (SKA) 7. Pekerjaan / Proyek ke - 7 1 PEKERJAAN / PROYEK : 2 PERUSAHAAN C Nomor Kontrak : D Tanggal Kontrak : E Nilai Kontrak : F Telepon & Email : Email : G Lokasi Pekerjaan/Proyek : H Waktu Pelaksanaan s.d 3 INSTITUSI / PERUSAHAAN PEMBERI PEKERJAAN / PROYEK PARAF & STEMPEL C Telepon : 8. Pekerjaan / Proyek ke - 8 1 PEKERJAAN / PROYEK : 2 PERUSAHAAN C Nomor Kontrak : D Tanggal Kontrak : E Nilai Kontrak : F Telepon & Email : Email : G Lokasi Pekerjaan/Proyek : H Waktu Pelaksanaan s.d 3 INSTITUSI / PERUSAHAAN PEMBERI PEKERJAAN / PROYEK PARAF & STEMPEL C Telepon : 30

31 LOG SHEET PEMEGANG SERTIFIKAT KEAHLIAN (SKA) 9. Pekerjaan / Proyek ke - 9 1 PEKERJAAN / PROYEK : 2 PERUSAHAAN C Nomor Kontrak : D Tanggal Kontrak : E Nilai Kontrak : F Telepon & Email : Email : G Lokasi Pekerjaan/Proyek : H Waktu Pelaksanaan s.d 3 INSTITUSI / PERUSAHAAN PEMBERI PEKERJAAN / PROYEK PARAF & STEMPEL C Telepon : 10. Pekerjaan / Proyek ke - 10 1 PEKERJAAN / PROYEK : 2 PERUSAHAAN C Nomor Kontrak : D Tanggal Kontrak : E Nilai Kontrak : F Telepon & Email : Email : G Lokasi Pekerjaan/Proyek : H Waktu Pelaksanaan s.d 3 INSTITUSI / PERUSAHAAN PEMBERI PEKERJAAN / PROYEK PARAF & STEMPEL C Telepon : 31

32 LOG SHEET PEMEGANG SERTIFIKAT KEAHLIAN (SKA) B. DAFTAR PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) / CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD) : 1. Kegiatan PKB / CPD ke- 1 1 Bentuk Kegiatan : 2 Judul/Tema Kegiatan : 3 Penyelenggara : 4 Bertempat di : 5 Waktu (tgl/bln/thn) : 6 Uraian Kegiatan : 7 Bukti Terlampir : Copy Surat Keterangan / Sertifikat/ lainnya 2. Kegiatan PKB / CPD ke- 2 1 Bentuk Kegiatan : 2 Judul/Tema Kegiatan : 3 Penyelenggara : 4 Bertempat di : 5 Waktu (tgl/bln/thn) : 6 Uraian Kegiatan : 7 Bukti Terlampir : Copy Surat Keterangan / Sertifikat/ lainnya 32

33 LOG SHEET PEMEGANG SERTIFIKAT KEAHLIAN (SKA) 3. Kegiatan PKB / CPD ke- 3 1 Bentuk Kegiatan : 2 Judul/Tema Kegiatan : 3 Penyelenggara : 4 Bertempat di : 5 Waktu (tgl/bln/thn) : 6 Uraian Kegiatan : 7 Bukti Terlampir : Copy Surat Keterangan / Sertifikat/ lainnya 4. Kegiatan PKB / CPD ke- 4 1 Bentuk Kegiatan : 2 Judul/Tema Kegiatan : 3 Penyelenggara : 4 Bertempat di : 5 Waktu (tgl/bln/thn) : 6 Uraian Kegiatan : 7 Bukti Terlampir : Copy Surat Keterangan / Sertifikat/ lainnya 33

34 LOG SHEET PEMEGANG SERTIFIKAT KEAHLIAN (SKA) 5. Kegiatan PKB / CPD ke- 5 1 Bentuk Kegiatan : 2 Judul/Tema Kegiatan : 3 Penyelenggara : 4 Bertempat di : 5 Waktu (tgl/bln/thn) : 6 Uraian Kegiatan : 7 Bukti Terlampir : Copy Surat Keterangan / Sertifikat/ lainnya Saya Pemegang Sertifikat Keahlian (SKA), yang bertandatangan di bawah ini menyatakan telah melaksanakan pemeliharaan kompetensi melalui pengalaman pekerjaan / proyek dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) / Continuing Professional Development (CPD) tersebut di atas dengan sebenar-benarnya dan bertanggungjawab apabila terdapat hal-hal yang sebaliknya dari uraian dimaksud...,..20.. Pemegang Sertifikat Keahlian (SKA) (tandatangan & nama lengkap) 34

LAMPIRAN 4 ` A DATA KEGIATAN 1 Nama Kegiatan 2 Tanggal 3 Waktu a. Mulai b. Sampai dengan 4 Jumlah Jam 5 Jenis Kegiatan 6 Peran dalam Kegiatan 7 Prakiraan Nilai SKPK FORMULIR PERMOHONAN PENGAKUAN KEGIATAN PKB TAHUN :..,. 201.. Pemohon, B PENILAIAN SKPK o Disetujui o Tidak Disetujui Nama Kegiatan PKB : (.) NILAI SKPK PENILAI PKB (....) 35

LAMPIRAN 5 LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI National Construction Services Development Board FORMAT RANGKUMAN HASIL PENILAIAN KEGIATAN PKB IDENTITAS PEMEGANG SERTIFIKAT KEAHLIAN (SKA) 1. Nama 2. Klasifikasi / Sub Kalsifikasi 3. Sub-Kualifikasi 4. Nomor Registrasi 5. Tanggal 6. Nama Asosiasi Profesi NO. NAMA KEGIATAN TANGGAL 1 NILAI SKPK 2 3 4 5 6 7 Dst. JUMLAH 36