LAPORAN KEGIATAN EVALUASI PASCA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ORIENTASI PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA TAHUN 2010

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

sebagai kegiatan utama dalam hal memberikan informasi dilaksanakan oleh semua PIK Remaja dengan cara dan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

1. Pendahuluan A. UU 52 tahun Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidi

Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000)

GENERASI BERENCANA G-E-N-R-E

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia tahun. Remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai: Actor s part; one s task or function yang berarti aktor; tugas seseorang

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia menghadapi banyak masalah berkaitan dengan bidang

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN

PENGORGANISASIAN PIK REMAJA YOLIN BOTUTIHE. Plt. Kasi. Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN Provinsi Gorontalo

proses kaderisasi. Adanya dukungan kebijakan yang tidak diimbangi dukungan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. selain jumlah sangat besar (menurut BPS tidak kurang dari 43,6 juta j iwa atau

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017

MENINGKATKAN PERAN SERTA REMAJA DALAM PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA MENUJU PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

BAB I PENDAHULUAN. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana

BETAPA SERIUSNYA PERMASALAHAN REMAJA KITA

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. 237,6 juta jiwa, sedangkan untuk jumlah remaja usia tahun sekitar 26,67

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kelahian dibanding tahuin sebelumnya,namun ledakan

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal

ADOLESCENT UNWANTED PRAGNANCY DIKALANGAN REMAJA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

MEKANISME PENGELOLAAN PIK REMAJA/MAHASISWA DRS. ABD. HARIS ISMAIL. KABID. KS / PK BKKBN Provinsi Gorontalo

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

Key Words : Strategi Komunikasi, Bidang Bina Ketahanan Remaja, Jumlah Genre

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja,

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini

I. PENDAHULUAN. sebanyak 237,6 juta jiwa, dengan 27,6% dari jumlah penduduknya adalah remaja

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah remaja sebesar 43,5 juta jiwa (usia 10-

REMAJA GENRE: PELUANG MENUJU BONUS DEMOGRAFI

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

ANALISA SEMENTARA MINI SURVEY PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2010

Reproduksi Remaja (PIK-KRR)

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

A. Latar Belakang Sejalan dengan salah satu butir hasil Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Pria di Provinsi Bengkulu Rendah

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Pria di Provinsi Bengkulu Rendah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB II INFORMASI TENTANG GENERASI BERENCANA. remaja masa kini yang kian kompleks, yang bertujuan akhir untuk mengatasi laju

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka 237,641,326. Maka dengan tingginya jumlah penduduk di

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi yang terunggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteriakriteria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN HAK-HAK REPRODUKSI BAGI REMAJA INDONESIA

Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja. Edisi I : Tahun 2006 Edisi II : Tahun 2007 Edisi III : Tahun 2008 Edisi IV : Tahun 2009

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

PROGRAM DAN PELAYANAN KESPRO DI BPPM DIY DISAMPAIKAN DALAM JOGJA UPDATE MEI 2013

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI


BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 ( )

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY

Transkripsi:

LAPORAN KEGIATAN EVALUASI PASCA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ORIENTASI PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA TAHUN 2010 I. Latar Belakang Keberhasilan kegiatan pendidikan pelatihan dinilai dari efektivitas dan efisiensi yang diukur dari segi masukan, proses maupun hasil suatu kegiatan Diklat. Masukan yang dilihat meliputi Kurikulum dan bahan ajar lainnya, sedangkan proses menyangkut proses belajar mengajar dengan berbagai media yang digunakan, yang akhirnya diharapkan dapat mencapai tujuan pelaksanaan suatu pelatihan. Penilaian pendidikan pelatihan bukan hanya sebelum dan selama pelatihan, tetapi juga sesudah pelatihan dengan kegiatan evaluasi pasca pelatihan. yang dilaksanakan setelah tamatan pelatihan bekerja kembali/mempraktekkan hasil pelatihan dilapangan. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa transisi kehidupan remaja. Transisi kehidupan remaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank adalah: 1. Melanjutkan sekolah (continue learning) 2. Mencari pekerjaan (start working) 3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families) 4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship) 5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life). Program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja dimaksud, yakni mempraktekkan hidup secara sehat (practice healthy life). Empat bidang kehidupan lainnya yang akan Kasi Program dan Evaluasi 1

dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat, dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain. evaluasi pasca ditujukan pada peserta pelatihan Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya tahun 2009 dalam rangka mengevaluasi kemampuan tenaga penyuluh dan konselor dalam memberikan konseling kepada remaja di pusat-pusat PIK Remaja. II. Tujuan a. Tujuan Umum Memperoleh data dan informasi tentang kinerja Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya setelah mengikuti Pelatihan pada tahun 2009. b. Tujuan Khusus Diperolehnya data dan informasi tentang tingkat Pengetahuan Keterampilan Sikap yang berkaitan dengan pengetahuan yang diperoleh. Diperoleh data dan informasi tentang tingkat kinerja dari peserta pelatihan Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya tahun 2009. Diperoleh data dan informasi tentang dukungan lingkungan kerja yang berkaitan dengan tingkat kinerja peserta pelatihan Pendidik Sebaya dan Konselor sebaya tahun 2009. Diperoleh data dan informasi tentang karakteristik peserta pelatihan Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya tahun 2009 yang berkaitan dengan tingkat kinerja. III. Ruang Lingkup : a. Relevansi tujuan dan materi pelajaran; kesesuaian tujuan dengan lingkungan belajar dalam pelatihan dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban tamatan pelatihan Kasi Program dan Evaluasi 2

b. Penampilan tamatan pelatihan dalam mengimplementasikan teori dalam pelaksanakan tugas meliputi rencana kerja, pencatatan dan pelaporan. c. Penampilan tamatan pelatihan dalam mengoperasionalkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dikelas dalam bentuk kerja sama, frekuensi kegiatan, hasil dan keterampilan dilapangan. IV. Definisi 1. Pendidik Sebaya PKBR adalah remaja yang mempunyai komitmen dan motivasi yang tinggi sebagai nara sumber bagi kelompok remaja sebayanya dan telah mengikuti pelatihan pendidik sebaya PKBR. 2. Konselor Sebaya PKBR adalah Pendidik Sebaya yang punya komitmen dan motivasi yang tinggi untuk memberikan konseling PKBR bagi kelompok remaja sebayanya yang telah mengikuti pelatihan konseling PKBR. 3. Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) adalah suatu wadah kegiatan Program PKBR yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja serta kegiatankegiatan penunjang lainnya. 4. Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja adalah suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya Tegar Remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD KRR, menunda usia pernikahan, mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya. V. Metodologi : 1. Desain Evaluasi Pasca Diklat Evaluasi pasca diklat dilakukan terhadap kegiatan kediklatan yaitu orientasi pada Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya yang dilakukan oleh Balatbang BKKBN Provinsi Bengkulu tahun 2009 dari proses awal Kasi Program dan Evaluasi 3

secara administrasi, penentuan peserta, desain instrumen, wawancara sampai dengan pengolahan data. 2. Lokasi Monitoring dan Sasaran Responden Lokasi dilakukan secara acak yang dapat mewakili karakteristik daripada 9 Kabupaten dan 1 Kota serta ditentukan dengan dana, terpilih yaitu Kabupaten Kaur, Kabupaten Seluma, Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong. Sasaran responden terdiri dari responden utama, responden pendukung dan responden penunjang. Responden Utama : merupakan peserta pelatihan Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya tahun 2009. Responden pendukung : terdiri dari Pembina PIK Remaja, Guru BP, Unsur dari SKPD Kab Kabupaten/Kota, PLKB/PKB Responden Penunjang : Kawan dekat di sekolah dari responden utama 3. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam evaluasi pasca diklat adalah primer diperoleh wawancara pada responden dan data sekunder yang berupa catatan dan pelaporan PIK Remaja dan catatan pribadi dari responden 4. Metode Pengolahan data Pengolahan data dilakukan menurut kategori sebagai berikut : Data primer hasil wawancara diolah menjadi laporan pelaksanaan kegiatan dilapangan, sedangkan data sekunder diolah untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan dari kelompok PIK Remaja berupa administrasi sehingga dapat diperoleh informasi persoalan dalam pelaksanaan PIK Remaja. 5. Analisa Data Analisa data dengan cara data primer dari wawancara pada responden dilapangan maupun data sekunder dari administrasi yang dianalisa. 6. Outcome/manfaat Dengan mengetahui dari pelaksanaan evaluasi pasca diklat akan diperoleh gambaran dari pelaksanaan dan tujuan akhir dari evaluasi sehingga kehidupan lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat Kasi Program dan Evaluasi 4

ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat, apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain. VI. Instrumen a. Hal yang mendasari dalam penyusunan instrument pertanyaan Pasca Diklat adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan dan keterampilan Pelaksanaan Program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja dimaksud, yakni mempraktekkan hidup secara sehat (practice healthy life). Empat bidang kehidupan lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat, dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain. Dalam rangka membangun remaja mempraktekkan hidup secara sehat maka perlu memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap masalah remaja. Untuk mencapai tersebut perlu adanya peer group remaja sebagai kelompok diskusi membahas masalah remaja. 2. Pendataan dan pemetaan : Pengelolaan Program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dilaksanakan berkaitan mempraktekkan hidup secara sehat (practice healthy life) yang merupakan upaya sistematis sejak proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian agar dalam pelaksanaan dilakukan secara efektif dan efisien sehingga dapat mempercepat pencapaian tujuan. Kasi Program dan Evaluasi 5

Pemanfaatan data dijadikan data basis perencanaan penetapan sasaran program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang meliputi data kelompok PIK Remaja, Sumber Daya Manusia dalam memperkirakan dan menetapkan sumber daya manusia untuk tenaga KIE, konseling atau penggerakan maupun tenaga pelayanan untuk dapat memperkirakan dan mendeteksi atau melakukan pemetaan. 3. Pembinaan Pembinaan diarahkan kepada pemantapan, kelestarian dari Program PKBR untuk mempersiapkan remaja dalam menghadapi Keterampilan Hidup mencakup: 1) Keterampilan Fisik yang intinya adalah bagaimana menyeimbangkan antara nutrisi, olah raga dan istirahat; 2) Keterampilan Mental yang intinya adalah bagaimana berfikir secara positif; 3) Keterampilan Emosional yang intinya adalah bagaimana berkomunikasi dengan orang lain secara efektif; 4) Keterampilan Spiritual yang intinya adalah bagaimana bersyukur dan berdoa untuk memperoleh keredaan Allah SWT. Pembinaan dalam kemantapan kelembagaan PIK Remaja perlu ditingkatkan pelayanan integrasi dan upaya pembinaan dengan meningkatkan potensi yang ada. 4. Pelayanan Program PKBR Pelayaan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) adalah salah satu kemantapan dalam penerimaan terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja diharapkan akan mampu memperkuat ketegaran remaja dalam menghadapi berbagai tantangan dan resiko kehidupan yang ada disekitarnya. 5. KIE Kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat pada umumnya dan secara khusus remaja dari tidak tahu menjadi tahu, dapat mengubah sikap dari menolak menjadi menerima dan selanjutnya berpartisipasi aktif dalam kegiatan Program PKBR. Dalam KIE diperlukan kejelian dan ketepatan dalam menentukan sasaran, isi, metode dan medianya, siapa menyampaikan dan yang bertanggung jawab. Kasi Program dan Evaluasi 6

VII. Hasil Dari Wawancara terhadap Responden A. Gambaran Umum : 1. Responden Utama terdiri dari siswa yang pernah ikut pelatihan PIK Remaja bagi Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya tahun 2009 sebesar 11 responden. a. Sebagian siswa yang pernah dilatih PIK Remaja baik Pendidik Sebaya maupun Konselor Sebaya tahun 2009 telah tamat sekolah, masing-masing di SMK Ma arif kabupaten Kaur 2 orang(1 orang telah menikah), SMAN 3 Curup Tengah kabupaten Rejang Lebong 1 orang dan SMP Negeri 18 Kota Bengkulu 1 orang dan satu orang peserta di MAN Curup sebagai guru biologi. b. Sebesar 63,64 persen responden utama memperoleh informasi masalah Kesehatan Reproduksi Remaja pertama kali dari kelompok PIK Remaja, Guru dan BKKBN Provinsi Bengkulu dan SKPD-KB Kabupaten/Kota, selanjutnya 18,18 persen memperoleh pengetahuan dari buku dan 9,09 diperoleh dari internet dan kelompok CCRR khususnya di Kota Bengkulu. c. Materi yang diajarkan dan selalu disebutkan oleh responden yaitu Napza, Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS, disusul Seksualitas 90,91 persen, Teori konseling 72,73 persen, Life Skill 63,64 persen, dan Pendewasaan Usia Kawin 18,18 persen. d. Materi yang disukai dan menarik HIV/AIDS sebesar 63,64 persen, Seksualitas 54,55 persen, NAPZA dan Infeksi Menular Seksual sebesar 36,36 persen, Life skill sebesar 9,09 persen. Alasan yang diberikan karena nara sumber membawakan sangat menarik dan menguasai materi serta menggunakan media menarik selain itu materi tersebut sering dijumpai /sesuai dengan dilingkungan responden e. Dari materi yang paling disukai menumbuhkan minat untuk diperdalam yaitu seksualitas dan HIV/AIDS sebesar 54,55 Kasi Program dan Evaluasi 7

persen, NAPZA sebesar 45,45 persen, disusul Infeksi Menular Seksual 27,27 persen dan Life Skill 9,09 persen f. Dalam pelaksanaan yang berperan membantu adalah Guru dan teman sebaya sebesar 36,36 persen dan Medis 9,09 persen, alasan yang diberikan mudah dalam komunikasi dan menguasai materi serta disegani atau dihormati. g. Responden yang telah memberikan penyuluhan sebesar 90,91 persen, melakukan konseling 45,45 persen, ketika ditanyakan jumlah orang yang telah diberikan penyuluhan/konseling sebesar 45,45 persen Responden Utama tidak dapat menyebutkan jumlah, 18,18 persen menyebutkan diatas 20 orang. h. Dalam pelaksanaan kegiatan yang terkait sebesar 72,73 persen melibatkan kelompok PIK Remaja dari sekolah lain, selanjutnya 45,45 persen melibatkan anggota PIK Remaja, 27,27 persen melibatkan guru, untuk teman dan PLKB sebesar 18,18 persen, BKKBN dan CCRR atau kelompok pendamping 9,09 persen i. Saran untuk pelatihan ke depan adanya kerja sama dengan instansi lain sebesar 36,36 persen, kegiatan diadakan disekolah dengan pelatihan menarik melalui game, out bond sebesar 27,27 persen dan hanya 18,18 persen perlu diadakan di Kabupaten/Kota j. Saran peningkatan operasional sebesar 45,45 persen buku panduan perlu diperbanyak dan disebarkan untuk setiap kelompok PIK Remaja, 36,36 persen penguatan kemitraan, peningkatan pelatihan sebesar 27,27 persen, dan 18,18 persen pada media dan kegiatan outdoor, untuk peningkatan pengetahuan KB dan ruang khusus sebesar 18,18 persen. Kasi Program dan Evaluasi 8

2. Responden Pendukung terdiri dari Guru Pembina, Guru BP, Kepala Bidang SKPD KB Kabupaten/Kota, PLKB jumlah 10 responden. a. Responden pendukung semua menyatakan dan mengetahui bahwa responden utama (peserta orientasi Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya) telah mengikuti orientasi, dan 70 persen telah menyampaikan informasi, 20 persen tidak mengetahui dan 10 persen mengatakan responden belum memberikan informasi. b. Sebesar 70 persen mengetahui adanya perubahan sikap pada responden utama 30 persen tidak mengetahui/menjawab. Dari 70 persen responden utama lebih santun dan simpati 30 persen, 20 persen cara bergaulnya sedang 1 peserta Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya dari Kaur habis menamatkan sekolah kawin. c. Rata-rata sekolah, guru dan SKPD KB telah melalukan dukungan terhadap kelompok PIK Remaja dan Program PKBR, bentuk dukungan sebesar 40 persen berupa kegiatan ekstra dan dana serta 20 persen penyediaan ruang khusus, sisanya tidak mengetahui. d. Saran pelatihan ke depan 60 persen ditingkatkan jumlah pelatihan oleh BKKBN Provinsi, pelatihan di adakan di Kabupaten dan Pembina/nara sumber dari BKKBN Provinsi sebesar 40 persen, Pelatihan diadakan disekolah dan penggandaan dan penyebaran media ke PIK Remaja sebesar 30 persen. e. Saran peningkatan operasional 70 persen melalui pengembangan kegiatan, 40 persen penguatan kemitraan, 30 persen kelengkapan sarana dan pra sarana, Pembentukan PIK Remaja, materi dan dana sebesar 20 persen. Kasi Program dan Evaluasi 9

3. Responden Penunjang terdiri dari teman sekolah, teman di luar sekolah jumlah 13 responden. a. Responden penunjang menyatakan dan mengetahui bahwa responden utama (peserta orientasi Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya) telah mengikuti orientasi, dan telah menyampaikan informasi. b. Bentuk informasi yang diberikan 53,85 persen penyuluhan di sekolah, 23,08 persen dilakukan diluar sekolah, 15,38 persen menyatakan informasi seluruh materi. Sedangkan secara terinci IMS dan HIV/AIDS sebesar 46,15 persen, Progam KB 23,08 persen. c. Manfaat informasi bagi responden 84,62 persen mendapatkan manfaatnya hanya 7,70 persen tidak mengetahui, d. Sebesar 61,54 persen responden menyatakan bahwa responden utama telah melakukan penyuluhan dan konseling, 23,08 persen belum melakukan dan 15,38 persen tidak mengetahui. e. Sekolah peduli terhadap kegiatan PIK Remaja 76,92 persen, 23,08 persen tidak mengetahui, bentuk berupa dana 23,08 persen dan 15,38 persen media. f. Pembinaan guru terhadap kegiatan PIK Remaja 84,62 persen mendapatkan pembinaan, 7,69 persen tidak mengetahui g. Saran pelatihan ke depan 100 persen responden setuju pelatihan ditingkatkan, bantuan media sebesar 30,77 persen, adanya variasi pelatihan sebesar 15,38 persen, tersedia ruang khusus untuk kelompok PIK Remaja sebesar 7,69 persen. Kasi Program dan Evaluasi 10

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Materi yang diingat dan rencana diperdalam disebabkan oleh beberapa hal : a. Nara sumber yang mempunyai kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang menarik b. Penggunaan media yang menarik c. Metode belajar berupa teori atau ceramah kurang disukai. d. Metode game, out door, out bond, study kasus lebih disukai. 2. Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya yang telah dilatih tahun 2009, sebagian pindah dan lainnya kelas III, Regenerasi belum disiapkan. 3. Kegiatan dari Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya sebagian besar penyuluhan, untuk konseling belum berjalan (kemampuan melakukan konseling belum nampak) disebabkan kasus yang timbul langsung ditangani guru BP/Guru piket, catatan kegiatan penyuluhan/konseling tidak ada/dibuat 4. Guru dan teman sebaya paling cocok membantu kegiatan responden utama. 5. Responden Pendukung dari SKPD KB rata-rata belum mengetahui responden utama telah melaksanakan kegiatan disekolah. 6. Sebagian besar responden pendukung setuju pelatihan diadakan Kabupaten/Sekolah 7. Kepedulian sekolah memfasilitasi kegiatan PIK Remaja, Pendanaan. 8. Secara umum administrasi di PIK Remaja belum dijalankan secara tertib. Kasi Program dan Evaluasi 11

EVALUASI PASCA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ORIENTASI PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA TAHUN 2010 PKBM ORIENTASI PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA Responden Utama Pengetahuan = 100 % Keterampilan Penyuluhan = 90,91 % Konseling = 45,45 % Sikap = 70 % Dampak Langsung bagi Sekolah Dukungan Sekolah o Ekstra 76,92 %, Pembinaan 84,62 o Dana = 23,08 %, Media 15,38 % Dampak Langsung bagi Kawan Menimgkatkan pengetahuan PKBR 84,62 Dampak tidak langsung Indek Komposit Pengetahuan Remaja tentang KRR (RPJM 2009) sebesar 54,1 % Akil Baliq dan Masa Subur 38,5 % Umur Menikah dan melahirkan 48,9 Anemia, HIV/AIDS, IMS 77,1% Narkoba dan Miras 82,5 Kasi Program dan Evaluasi 12

B. SARAN PERBAIKAN LATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA: 1. Peningkatan Kapasitas dari nara sumber, media dan metode pembelajaran (game/permainan, out door/out bond, study kasus) dan materi yang dapat segera diterapkan langsung melalui pembuatan desain kurikulum yang tepat. 2. Memberikan umpan balik kepada SKPD KB untuk dilakukan Monitor dan pembinaan terhadap peserta Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya 3. Adanya desentralisasi pelatihan/orientasi secara mandiri untuk kelanjutan kegiatan/orientasi ditingkat kabupaten dan sekolah serta dalam rangka regenerasi anggota Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya 4. Adanya pelatihan/orientasi singkat kelompok pendampingan dalam kegiatan PIK Remaja ( Bidan, LSM, PNS ) yang dilaksanakan tingkat Kabupaten/Kota. 5. Adanya penyebaran brosur, pamlet untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dari Pengelola PIK Remaja, Pendidik Sebaya, Konselor Sebaya. Kasi Program dan Evaluasi 13

Kasi Program dan Evaluasi 14

Kasi Program dan Evaluasi 15

Kasi Program dan Evaluasi 16