PROGRAM INSENTIF KNRT UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA LPNK DAN LPK TAHUN 0 LAPORAN KEMAJUAN TERMIN I KAJIAN STANDAR NASIONAL INDONESIA UNTUK PRODUK UNGGULAN UKM SEKTOR PANGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL JAKARTA 0
PROGRAM INSENTIF KNRT UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA LPNK DAN LPK TAHUN 0 LAPORAN KEMAJUAN TERMIN I KAJIAN STANDAR NASIONAL INDONESIA UNTUK PRODUK UNGGULAN UKM SEKTOR PANGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL JAKARTA 0
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN KAJIAN STANDAR NASIONAL INDONESIA UNTUK PRODUK UNGGULAN UKM SEKTOR PANGAN Tim Peneliti: Suminto Ellia Kristiningrum Wahyu Widyatmoko Danar Agus Susanto Bahwa Laporan Kemajuan Penelitian dengan Judul Kajian Standar Nasional Indonesia untuk Produk Unggulan UKM Sektor Pangan dinyatakan telah mendapat persetujuan layak untuk disampaikan ke Kementerian Riset dan Teknologi untuk kelengkapan dokumen Laporan Kemajuan Termin I Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa Tahun 0 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Standardisasi I Nyoman Supriyatna NIP. 95800 9850 00 Badan Standardisasi Nasional 0
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... 5. Latar Belakang... 5. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan... 8.. Pokok Permasalahan... 6 Metodologi Pelaksanaan... 7 BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN...0.....5 Pengelolaan Administrasi Manajerial...0 Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja... Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program... Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa...5 Potensi Pengembangan Ke Depan...6 BAB III RENCANA TINDAK LANJUT...7.... Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja...7 Rencana Koordinasi Kelembagaan Program...7 Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa...7 Rencana Pengembangan ke Depan...7 BAB IV PENUTUP...8
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memegang peranan penting dalam ekonomi Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha (establishment) maupun dari segi penciptaan lapangan kerja. Setelah krisis ekonomi, beberapa studi telah menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tidak hanya mengandalkan peranan usaha besar, namun UKM terbukti mempunyai ketahanan relatif lebih baik dibandingkan usaha dengan skala lebih besar. Tidak mengherankan bahwa baik pada masa krisis dan masa pemulihan perekonomian Indonesia saat ini, UKM memiliki peranan yang sangat strategis dan penting ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha dengan skala lebih besar. Ketiga, kontribusi UKM dalam pembentukkan PDB cukup signifikan. Keempat, memiliki sumbangan kepada devisa negara dengan nilai ekspor yang cukup stabil. Usaha Kecil dan Menengah merupakan bagian penting yang berpengaruh dalam peningkatan daya saing suatu negara. Menurut Porter, bahwa industri yang mempunyai kaitan langsung dalam menciptakan lapangan pekerjaan, menambah penghasilan pekerja dan berperan penting dalam mengatasi kemiskinan adalah sektor UMKM. Ekonomi suatu negara yang memiliki daya saing adalah ekonomi suatu negara yang ditopang dan digerakkan oleh industri yang kuat yang mampu menahan gempuran pesaing-pesaing asing di pasar domestik dan juga mampu melakukan penetrasi dan memenangkan persaingan di pasar-pasar internasinal. Perusahaan-perusahaan inilah yang menjadi ujung tombak dari daya saing nasional. Perusahan- perusahaa tersebut tidak hanya dari industri besar saja, namun termasuk juga usaha kecil dan menengah. Peningkatan daya saing UKM sangat menjadi perhatian, pendekatan pengembangan bisnis yang didasarkan pada kompetensi teknologi merupakan pendekatan yang memungkinkan agar pengembangan usaha dapat dilakukan secara berkesinambungan. Karena itu orientasi pembinaan UKM diarahkan untuk dapat mengembangkan UKM menjadi usaha yang berkompetensi teknologi. Dalam kaitan itu, kompetensi teknologi akan dapat diperoleh apabila ada upaya dari pihak industri pada umumnya untuk secara konsisten melakukan inovasi, dan menyisihkan sebagian keuntungan usaha untuk diinvestasikan pada kegiatan riset dan pengembangan teknologi (Todaro dkk, 00). Dalam kaitan kompetensi teknologi, mantan Presiden Indonesia Prof. DR. Ing. B.J. Habibie yang juga pernah menjabat sebagai Menristek 5
dalam kesempatanya berpidato pada acara HUT Badan Standardisasi Nasional (BSN) tahun 0 menyatakan bahwa kesesuaian hasil produk dengan sebuah standar merupakan indikator mudah telah dikuasainya teknologi produk tersebut. Peningkatan daya saing UKM dengan penerapan standar adalah merupakan langkah yang strategis. Sepuluh UKM dari sepuluh Negara di dunia memberikan kesaksiannya bagaimana standar ISO memberikan kontribusi yang baik yaitu diantaranya: standar membantu berkompetisi dengan perusahaan yang lebih besar, standar membantu dalam akses pasar ekspor, standar membantu memberikan praktek bisnis terbaik, standar membantu operasi perusahaan menjadi lebih efisien dan berkembang, standar memberikan kredibilitas dan kepercayaan serta pengakuan konsumen, standar memberikan bahasa tunggal dalam industri untuk mutu (ISO, 0). Maka standar merupakan sebuah katalisator penting untuk mendorong tumbuhnya inovasi dan bisnis. Namun standar sebagai bagian dari teknologi, seringkali terlewatkan dan bahkan dipandang sebelah mata oleh pelaku usaha. Dalam kerangka pengembangan daya saing perdagangan, standardisasi dan sertifikasi merupakan salah satu dari pilar pengembangannya. Penerapan standar harus diimbangi dengan kesiapan pelaku usahanya. Standar merupakan hasil konsensus dari berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan solusi dalam menjawab kebutuhan dan tujuan bersama yang penerapannya diharapkan dapat membantu bisnis pelaku usaha dan pada akhirnya masyarakat konsumen. Dari hasil kajian BSN (0) mengenai kesiapan UKM dalam penerapan standar diperoleh data bahwa SNI memiliki kendala yaitu sulit digunakan dan diterapkan oleh UKM karena adanya persyaratan mutu yang sulit untuk dipenuhi dan biaya pengujian relatif mahal. Melihat kenyataan ini, maka UKM perlu dibantu dalam penerapan standar dan diberikan standar yang sesuai. Paradigma standar untuk UKM memiliki kriteria tersendiri. Topik standar bagi UKM ini telah menjadi bahasan oleh berbagai pihak. Misalnya ISO telah menerbitkan ISO 900 for Small Businesses, What to do, Advice from ISO/TC 76. CEN/CENELEC menerbitkan panduan Standardization for SMEs. BSN sebagai lembaga yang mempunyai visi untuk menjadi lembaga terpercaya dalam mengembangkan Standar Nasional Indonesia untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional sesuai dengan perkembangan iptek, perlu mengetahui kemampuan pelaku usaha UKM dalam penerapan standar serta menyediakan standar yang sesuai bagi UKM untuk mendukung dalam meningkatkan daya saing, tanpa merugikan pemangku kepentingan lainnya.. Pokok Permasalahan Pengkajian ini membahas mengenai kesiapan UKM dalam menerapkan standar produk terhadap produk unggulan UKM. Untuk mengetahui kesiapan UKM terhadap penerapan standar produk 6
maka diperlukan pengambilan contoh dan pengujian terhadap produk yang diproduksi oleh UKM tersebut. Disamping itu perlu dilakukan wawancara dengan menggunakan alat kuesioner dan pengamatan dalam proses produksi. Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui kesesuaian produk unggulan UKM terhadap SNI, mengidentifikasi penyebab ketidaksesuaian dan memberikan rekomendasi syarat mutu yang dapat dilaksanakan oleh UKM tanpa merugikan pemangku kepentingan lainnya atau pilihan model pembinaan kepada UKM. Diharapkan bahwa nantinya SNI dapat diterapkan untuk produk unggulan yang dihasilkan oleh UKM. Tujuan dari kajian ini adalah: a. Memilih produk unggulan UKM sektor pangan b. Mengidentifikasi kesesuaian produk-produk unggulan UKM dengan SNI c. Mengusulkan syarat mutu dalam SNI yang sesuai untuk produk unggulan UKM. d. Mengusulkan metode untuk pembinaan UKM dalam penerapan standar. Metodologi Pelaksanaan Kajian ini menggunakan analisa deskriptif kuantitatif dengan data primer yang didapatkan melalui pengambilan contoh, pengujian contoh, pengamatan dalam proses produksi, wawancara dengan narasumber dari UKM yang menghasilkan produk unggulan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan dari informasi lain yang terkait. Untuk menjawab tujuan kajian di atas, maka disusun kerangka berpikir kajian sebagai berikut:.. Lokus Kegiatan Gambar Kerangka Berpikir Kajian Lokus dari kajian ini meliputi Provinsi di pulau Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dipilihnya daerah tersebut karena berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM bahwa sebagian besar UMKM beroperasi di Pulau Jawa. 7
.. Fokus Kegiatan Kajian ini difokuskan pada pelaku usaha UMKM sektor pangan olahan di wilayah Jawa. Pemilihan ruang lingkup penelitian adalah produk unggulan UMKM sektor pangan olahan di masing-masing wilayah. Pemilihan ini dilakukan untuk mendukung produk unggulan daerah agar mempunyai nilai daya saing yang lebih dengan cara penerapan standar. Penerapan standar menjadi hal penting karena berdasarkan penelitian bagaimana standar memberikan kontribusi yang baik, diantaranya:. standar membantu berkompetisi dengan perusahaan yang lebih besar. standar membantu dalam akses pasar ekspor. standar membantu memberikan praktek bisnis terbaik. standar membantu operasi perusahaan menjadi lebih efisien dan berkembang 5. standar memberikan kredibilitas dan kepercayaan serta pengakuan konsumen 6. standar memberikan bahasa tunggal dalam industri untuk mutu Fokus dari kajian ini adalah melakukan pengujian kesesuaian produk terhadap SNI produk serta mengetahui kesiapan pelaku usahanya dalam menerapkan SNI. Produk dipilih untuk masing masing provinsi dengan ketentuan sebagai berikut: a. Produk tersebut dikembangkan oleh pemerintah daerah untuk menjadi produk unggulan b. Produk tersebut merupakan produk khas daerah c. Produk terebut telah tersedia SNI produknya d... Telah tersedia laboratorium pengujian yang telah diakreditasi KAN Bentuk Kegiatan Bentuk kegiatan dalam kajain ini dimulai dengan mengadakan pertemuan koordinasi antara tim kajian dengan narasumber yang kompeten. Pertemuan ini dilakukan beberapa kali untuk menentukan produk yang akan dikaji serta persiapan pengambilan sampel. Sedangkan untuk mengetahui kesesuaian produk dengan persyaratan SNI, dilakukan pengujian produk di laboratorium yang telah terakreditasi KAN. Selain itu dilakukan juga wawancara dengan pelaku usaha untuk mengetahui kesiapannya dalam menerapkan SNI. Untuk membahas seluruh data yang didapatkan, maka dilakukan rapat intensif dalam bentuk konsinyering. Hasil pembahasan ini akan disusun dalam suatu bentuk laporan kajian.. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Rincian tahapan pelaksanaan kegiatan pada Termin I yang dilakukan dalam pencapaian target output adalah: 8
a. Mengidentifikasi produk unggulan daerah sektor pangan olahan di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta; b. Menentukan produk unggulan daerah yang akan dikaji; c. Mengidentifikasi SNI dan laboraotirum uji yang terkait dengan produk pangan olahan; d. Penyusunan kerangka sampling dan kuesioner; e. Pengambilan data primer (pembelian sampel produk yang akan dilakukan pengujian) serta wawancara ke pelaku usaha 9
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN. Pengelolaan Administrasi Manajerial Perencanaan Anggaran REKAPITULASI BIAYA TAHUN YANG DIUSULKAN NO URAIAN Gaji dan Upah Perjalanan JUMLAH 7.70.000 Bahan Habis Pakai.65.00 6.00.000 Lain - Lain 5.00.000 JUMLAH BIAYA 99.995.00 A. BIAYA PERSONEL ) Gaji dan Upah SEKRETARIAT PENELITIAN NO PELAKSANA KEGIATAN Pengarah pengkajian 7 Jumlah biaya JUMLAH HONOR BL/TH 7 Sekretariat PELAKSANA KEGIATAN JUMLAH BL/TH Koordinator pengkajian PELAKSANA PENELITIAN NO JUMLAH 7 JUMLAH JAM/MGG 750.000 700.000 60.000 HONOR/JAM BIAYA (Rp) 5.750.000.900.000.80.000.70.000 BIAYA (Rp) Peneliti Madya 0 50.000.000.000 Nara sumber pakar.00.000 7.00.000 50.000 6 7 8 Peneliti Muda Peneliti Non Fungsional Narasumber (Ess. II) Narasumber (Ess. III) Narasumber Golongan III Jumlah biaya 6 0 TOTAL BIAYA PERSONEL 0 0 0.000 0.000 700.000 500.000 6.800.000 5.00.000.00.000 5.000.000 5.00.000 9.800.000 7.70.000 0
B. BIAYA NON PERSONEL ) Bahan Habis Pakai NO VOLUME Kertas HVS 6 Konsumsi 50 Tinta HP laser jet 00 5 Penggandaan bahan 6 Penjilidan laporan Perjalanan NO TUJUAN Yogyakarta.08.000 0 0.000 00.000 VOLUME 8.000 00 5.000 BIAYA SATUAN (Rp).00.000 68.000 50.000.65.00 BIAYA (Rp).0.000.0.000 - Taxi Yogyakarta(PP) 70.000 0.000 - Taxi Jkt (PP) - Sewa kendaraan roda 50.000 70.000.00.000 0.000 650.000.00.000 - Tiket (org) PP.00.000.080.000 - Taxi Semarang(PP) 50.000 00.000 - Lumpsum Semarang - Hotel **( org x hr) - Taxi Jkt (PP) - Sewa kendaraan roda 6.00 - Tiket (org) PP - Hotel **( org x hr) 8.00 BIAYA (Rp).08.000 0 Jumlah biaya BIAYA SATUAN (Rp).500 Cover laporan 7 ) BAHAN - Lumpsum Surabaya - Tiket (org) PP - Hotel **( org x hr) - Taxi Jkt (PP) - Taxi Surabaya(PP) - Sewa kendaraan roda - Lumpsum Jumlah biaya 5.000 50.000 70.000.660.000 900.000 0.000 60.000.0.000.500.000 5.000.000 70.000 55.000 90.000 5.000 60.000 95.000.0.000 780.000 0.000 50.000.60.000.580.000 6.00.000
) Lain - lain NO TUJUAN VOLUME Pengujian sampel kajian Penentuan sampel dan penyusunan kuesioner Pembahasan dan analisa hasil pengujian dan kemampuan UKM Penyusunan laporan penelitian Jumlah biaya BIAYA SATUAN (Rp).000.000.900.000.00.000.00.000 JUMLAH BIAYA NON PERSONEL TOTAL ANGGARAN BIAYA (Rp).000.000.900.000.00.000.00.000 5.00.000 8.75.00 99.995.00.. Pengelolaan Anggaran Mekanisme pengelolaan anggaran yang diusulkan sebanyak Rp. 00.000.000 adalah dengan cara mencairkan melalui (tiga) termin pencairan, yaitu: Termin I : 0% x Rp. 00.000.000,- = Rp. 60.000.000,- Termin III : 0% x Rp. 00.000.000,- = Rp. 0.000.000,- Termin II : 50% x Rp. 00.000.000,- = Rp. 00.000.000,- Pengelolaan anggaran dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: a. Peneliti utama mengusulkan rancangan pencarian anggaran kepada penanggungjawab b. Penanggungjawab kegiatan memverivikasi dan menyetujui rancangan pencairan anggaran c. d. e. f. kegiatan (Kapuslitbang); dari peneliti utama; Pengelola anggaran penyiapkan anggaran sesuai dengan keperluan peneliti yang tertuang dalam rancangan pencairan anggaran; Peneliti melaksanakan kegiatan; Peneliti menyelesaikan pertanggungjawaban substansi dan administrasi dan kemudian menyerahkan kepada pengelola anggaran; Peneliti membuat laporan secara substansi dan administrasi kepada Penanggungjawab kegiatan. Pelaksana dari anggaran ini adalah tim peneliti, penanggungjawab kegiatan, nara sumber yang relevan dengan topik kajian.
Adapun rancangan pencairan anggaran untuk tiga termin adalah sebagai berikut: Pelaksanaan untuk termin I sebagai berikut: NO 5 6 7 8 9 PENGGUNAAN ANGGARAN Honorarium tim kajian ( bulan) Rapat koordinasi awal Koordinasi koridor di Yogyakarta Penentuan produk yang akan dikaji (konsinyering) Pengambilan data primer (wawancara dan pembelian sampel) - Bandung Pengambilan data primer (wawancara dan pembelian sampel) - Surabaya Pengambilan data primer (wawancara dan pembelian sampel) - Semarang Pengambilan data primer (wawancara dan pembelian sampel) - Yogyakarta Biaya pembelian ATK dan computer supplies TOTAL RENCANA PENARIKAN TERMIN II: 00 JUTA 5 6 Honorarium (April, Mei, Juni) Pengujian sample Konsinyering pengolahan data (6 org) Konsinyering pembahasan dan analisa data terolah(0 org) Konsinyering pembuatan laporan akhir kajian(0 org) Pembelian ATK RENCANA PENARIKAN TERMIN III: 0 JUTA Honorarium (Juli, Agustus, September) Seminar (0 org) Pencetakan laporan (0 eks) JUMLAH.0.000.6.000.809.000.00.000.806.500 8.7.00 6.9.800.598.000.5.600 59.97.800 pkt bl.0.000 6.60.000 pkt.900.000.900.000 pkt pkt pkt bl pkt pkt 9.000.000 0.000.000.900.000 570.000.0.000.000.000 70.000 9.000.000 0.000.000.900.000 570.000 00.000.000 6.60.000.900.000 70.000 0.000.000.. Rancangan Pengelolaan Aset Kajian ini akan menghasilkan aset tidak berwujud yang akan dihibahkan kepada lembaga penerima. Kajian ini akan menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan SNI dan rekomendasi untuk membantu kesiapan pelaku usaha dalam menerapkan standar. Dalam rancangannya, aset yang dihasilkan berupa makalah ilmiah yang akan diterbitkan dalam jurnal ilmiah nasional yang terakreditasi.. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Pelaksanaan penelitian telah mencapai sebagian target yang ditentukan yaitu: a. Penentuan produk unggulan UMKM untuk daerah Provinsi Jawa Tengah (Bandeng presto); Provinsi Jawa Barat (Keripik singkong); Jawa Timur (Keripik tempe) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Bakpia kacang hijau). Dalam penentuan produk unggulan UMKM tersebut tim
telah membahas dengan nara sumber dari Kementerian Koperasi dan UMKM serta dengan berdasarkan pada data dari Dinas Koperasi dan UMKM dari daerah-daerah tersebut. b. Telah dilakukan survei dan pengambilan sampel terhadap produk unggulan UMKM di Semarang (Bandeng presto), Bandung (Keripik singkong), Surabaya (Keripik tempe) dan Yogyakarta (Bakpia kacang hijau) berdasarkan kerangka sampling yang telah ditetapkan oleh tim kajian. Sampel tersebut selanjutnya akan diujikan ke laboratorium uji yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). c. Sampel tersebut, saat ini sedang di uji di laboratorium uji PT.TUV Nord Indonesia di Kawasaan Industri Cikarang (Keripik singkong dan keripik tempe) dan laboratorium uji di Balai Besar Industri Agro Bogor (Bandeng dan bakpia)... Kerangka Metode-Proses Dalam penentuan produk unggulan UMKM, tim telah membahas dan berdiskusi dengan nara sumber dari Kementerian Koperasi dan UMKM pusat serta dengan berdasarkan pada data dari Bank Indonesia dan Dinas Koperasi dan UMKM dari daerah-daerah tersebut... Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja Telah terlaksananya survey dan pengambilan sampel di Semarang (Bandeng presto), Yogyakarta (Bakpia kacang hijau), Surabaya (Keripik tempe) dan Bandung (Keripik singkong) serta telah dilakukan pengujian terhadap sampel produk yang diambil... Perkembangan Pencapaian Target Kinerja Produk yang telah diambil sebagai sampel sebagaimana tersebut pada.. di atas, saat ini sedang diuji di laboratorium PT.TUV Nord Indonesia di Cikarang dan Balai Besar Industri Agro di Bogor.. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Sinergi koordinasi kelembagaan dan program diharapkan dapat diwujudkan dalam pelaksanaan pekerjaan paket-paket PKPP 0. Kajian ini berkoordinasi dengan beberapa lembaga, antara lain: a. Kementerian Koperasi dan UMKM Pusat di Jakarta b. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY c. Kementerian Perindustrian Jakarta d. Biro Pengembangan BPR dan UMKM Bank Indonesia e. Laboratorium pengujian terakreditasi KAN untuk ruang lingkup pangan olahan
Koordinasi dengan lembaga lembaga tersebut di atas dalam rangka penentuan produk unggulan UMKM yang akan dikaji lebih lanjut serta dalam rangka pengambilan dan pengujian sampel produk untuk mengetahui tingkat kesesuaian dengan standar produk yang ada... Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Pelaksanaan koordinasi dengan lembaga-lembaga tersebut dilakukan dengan beberapa cara antara lain: a. Penyelenggaraan pertemuan koordinasi berupa rapat intensif b. Kunjungan untuk mendapatkan data langsung c. Pengiriman surat melalui fax dan elektronik serta komunikasi melalui telepon.. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Terselenggaranya rapat koordinasi dengan hadirnya nara sumber dari Kementerian Koperasi dan UMKM dalam rangka penentuan produk unggulan UMKM. Disamping itu juga terlaksananya kunjungan langsung ke instansi terkait, sehingga diperoleh data mengenai UMKM dan produk unggulannya... Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan Program Sampai saat ini koordinasi hanya dilaksanakan sebatas pada penyelenggaraan rapat rapat dan kunjungan langsung.. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Dalam rangka pemanfaatan hasil litbangyasa, maka tim sedang menyiapkan draft laporan penelitian sambil menunggu hasil uji terhadap prouk unggulan UMKM dari laboratorium uji (PT.TUV Nord Indonesia dan Balai Besar Industri Agro).. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hasil kajian ini berupa rekomendasi dan akan ditampilkan dalam Jurnal Standardisasi di BSN. Disamping itu hasil uji produk unggulan UMKM akan disampaikan kepada Panitia Teknis Perumus SNI terkait melalui Pusat Perumusan Standar BSN dalam rangka untuk kaji ulang SNI... Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hasil uji produk unggulan akan disampaikan kepada Panitia Teknis Perumus SNI dalam rangka untuk kaji ulang SNI terkait dengan produk unggulan tersebut. Hal ini penting mengingat SNI yang ada sudah berumur lebih dari 5 tahun. 5
.. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa UMKM dapat menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan SNI, sehingga dapat meningkatkan daya saing dari produk tersebut di pasar... Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Sampai saat ini produk yang diambil sebagai sampel sedang diuji di laboratorium. Diharapkan hasil uji nantinya dapat digunakan sebagai rekomendasi/masukan kepada Panitia Teknis Perumus SNI dalam rangka penyempurnaan SNI, sehingga SNI tersebut dapat diterapkan oleh UMKM..5.5. Potensi Pengembangan Ke Depan Kerangka Pengembangan Ke Depan Dari hasil kajian ini diharapkan nantinya ada penyempurnaan SNI untuk produk unggulan UMKM, sehingga SNI dapat diterapkan oleh UMKM. Disamping itu dapat diperoleh gambaran dan metode cara pembinaan yang efektif bagi UMKM dalam rangka menerapkan SNI tersebut..5. Strategi Pengembangan ke Depan Strategi pengembangan ke depan sebagai tindak lanjut dari hasil kajian ini antara lain: a. Melakukan analisa lebih detail terkait dengan parameter pengujian dalam SNI bandeng presto, bakpia, keripik singkong dan keripik tempe. Analisa tersebut didasarkan pada hasil pengujian dari beberapa sampel yang telah dilakukan. Hasil analisa tersebut yang akan digunakan sebagai dasar pengusulan untuk mengkaji ulang SNI produk terkait. b. Untuk meningkatkan kesadaran UMKM dalam menerapkan standar, untuk pengembangan dari hasil kajian ini akan dilakukan identifikasi pelaku usaha yang membutuhkan insentif dalam bimbingan untuk penerapan standar. Dengan penerapan standar, maka diharapkan produk yang dihasilkan dapat terjamin kualitasnya. 6
BAB III RENCANA TINDAK LANJUT. Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja Target kinerja pada termin I telah tercapai, yaitu berupa: a. Mengidentifikasi produk unggulan daerah sektor pangan olahan di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta; b. Menentukan produk unggulan daerah yang akan dikaji; c. Mengidentifikasi SNI dan laboraotirum uji yang terkait dengan produk pangan olahan; d. Penyusunan kerangka sampling dan kuesioner; e. Pengambilan data primer (pembelian sampel produk yang akan dilakukan pengujian) serta wawancara ke pelaku usaha Sebagai bentuk tindak lanjutnya dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. Melakukan menitoring terhadap hasil pengujian terhadap sampel produk ke laboratorium pengujian; b. Menyusun kompilasi dan menganalisa hasil wawancara dengan para pelaku usaha yang. tertuang dalam kuesioner kajian. Rencana Koordinasi Kelembagaan Program Untuk memonitor hasil pengujian, maka direncanakan untuk mengunjungi langsung laboratorium pengujian untuk mengadakan koordinasi. Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hasil uji produk unggulan akan disampaikan kepada Panitia Teknis Perumus SNI dalam rangka untuk kaji ulang SNI terkait dengan produk unggulan tersebut. Hal ini penting mengingat SNI yang ada sudah berumur lebih dari 5 tahun.. Rencana Pengembangan ke Depan Dari hasil kajian ini diharapkan nantinya ada penyempurnaan SNI untuk produk unggulan UMKM, sehingga SNI dapat diterapkan oleh UMKM. Disamping itu dapat diperoleh gambaran dan metode cara pembinaan yang efektif bagi UMKM dalam rangka menerapkan SNI tersebut. 7
BAB IV PENUTUP Selama Termin I, kajian ini telah memenuhi target pencapaian kinerja yang ditetapkan, yaitu: a. Mengidentifikasi produk unggulan daerah sektor pangan olahan di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta; b. Menentukan produk unggulan daerah yang akan dikaji; c. Mengidentifikasi SNI dan laboraotirum uji yang terkait dengan produk pangan olahan; d. Penyusunan kerangka sampling dan kuesioner; e. Pengambilan data primer (pembelian sampel produk yang akan dilakukan pengujian) serta wawancara ke pelaku usaha 8