STATUS GIZI AWAL KEHAMILAN DAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL KAITANNYA DENGAN BBLR

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGKAWANG TIMUR DAN UTARA KOTA SINGKAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Preeklamsia dan eklamsia merupakan masalah kesehatan yang. memerlukan perhatian khusus karena preeklamsia adalah penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

KAJIAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI LAHIR DI KOTA AMBON

ANALISIS PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN BERAT BAYI BARU LAHIR YONGKY

KAJIAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI LAHIR DI KOTA AMBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

METODE. Desain, Lokasi dan Waktu

ANALISIS PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN BERAT BAYI BARU LAHIR YONGKY

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

MODEL PENDUGA BERAT BAYI LAHIR BERDASARKAN PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG IBU HAMIL CHAIRUNITA

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

BAB 1 : PENDAHULUAN. janin guna memenuhi peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan. (1)

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN LINGKAR LENGAN ATAS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS UMBULHARJO I KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

STUDI KORELASI ANTARA STATUS GIZI KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DENGAN BERAT BADAN DAN PANJANG BADAN BAYI BARU LAHIR

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. dalam menilai proses tumbuh kembang pasca kelahiran ditinjau dari segi

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL PENDUGA BERAT BAYI LAHIR BERDASARKAN PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG IBU HAMIL CHAIRUNITA

Diterima: 4 Maret 2013; Disetujui: 30 Mei Kata Kunci: Ibu Hamil, Indeks Massa Tubuh, Pertambahan Berat Badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah

MODEL PREDIKSI BERAT LAHIR BERDASARKAN BERAT BADAN SEBELUM HAMIL, PERTAMBAHAN BERAT BADAN TRIMESTER PERTAMA, KEDUA, DAN KETIGA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan dengan Berat Lahir Bayi di Sukaraja Bogor Tahun

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

Indonesian Journal of Human Nutrition P-ISSN E-ISSN Artikel Hasil Penelitian

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

JARAK KEHAMILAN BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI DESA MULYASARI KABUPATEN CIANJUR

Desain, Tempat dan Waktu Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis untuk. suatu permulaan kehidupan baru dalam periode

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo dan Faktor-faktor yang Berhubungan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Afrika belum mampu mendekatinya. Indonesia masih terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BERAT DAN PANJANG BAYI BARU LAHIR DI RUMAH BERSALIN WIDURI YOGYAKARTA

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

Hubungan antara Riwayat Status Gizi Ibu Masa Kehamilan dengan Pertumbuhan Anak Balita di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung

THE CORRELATION OF MID-UPPER ARM CIRCUMFERENCE (WITH BIRTH WEIGHT BASED IN PUSKESMAS KECAMATAN CIPONDOH,TANGERANG JANUARY-DECEMBER 2013

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

STATUS NUTRISI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGASEM I KABUPATEN KARANGASEM BALI 2015

ABSTRAK. Dewi Tantra, 2008, Pembimbing I : Aloysius Suryawan,dr., SpOG Pembimbing II : Penny Setyawati,dr.,SpPK., M.Kes

HUBUNGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS WULUHAN TAHUN 2016

Hubungan antara Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2008

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR HIMATUL MUNFARICHAH

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

FAKTOR RISIKO DARI ASPEK MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA CIREBON TAHUN 2014

PENELITIAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) PADA KEJADIAN BBLR DI RSUD PRINGSEWU LAMPUNG. Yusari Asih*

BAB I PENDAHULUAN. Gizi ibu yang tidak baik akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah

Indeks Massa Tubuh (IMT) Pra Hamil dan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI BLU RSUP PROF DR. R.D. KANDOU MANADO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan keberhasilan pembangunan SDM antarnegara. perkembangan biasanya dimulai dari sejak bayi. Kesehatan bayi yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil terhadap Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman

BAB V PEMBAHASAN. dengan preeklamsi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang sesuai kriteria inklusi

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

STUDI TENTANG STATUS GIZI PADA RUMAHTANGGA MISKIN DAN TIDAK MISKIN NUTRITIONAL STATUS OF POOR AND NON-POOR HOUSEHOLDS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER I

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

Transkripsi:

STATUS GIZI AWAL KEHAMILAN DAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL KAITANNYA DENGAN BBLR Nutritional Status of First Trimester and the Accretion of Pregnant Women Body Weight and Its Relationship with Low Birth Weight Yongky 1, Hardinsyah 2*, Gulardi 3, dan Marhamah 3 1 Rumah Sakit Marzuki Mahdi, Jl. Dr. Semeru No. 114, Bogor 2* Alamat korespondensi: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680. Telp: 0251-8621258; Fax: 0251-8622276; Email : hardinsyah_ridwan@yahoo.com 3 Program Studi Pascasarjana Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRACT The objectives of this research were to analyze nutritional status of pregnant women in Jakarta Timur and Bekasi and the accretion of body weight and its relationship with low birth weight. As many as 638 pregnant women had been followed since first examination until delivery. At the first trimester, most of pregnant women (53.8%) were categorized as normal nutritional status (BMI 19.8-26); underweight (BMI <19.8) 40%; and overweight (BMI > 26.01) 6.2%. The accretion of pregnant women body weight was relatively higher in high socio-economic status rather than low socio-economic status. The prevalence of low birth weight was higher among mothers from low socio-economic status. It is important for pregnant women to pay attention on her nutritional status in the early pregnancy and the accretion of body weight. Keywords: nutritional status of pregnant women, birth weight PENDAHULUAN Latar Belakang Status gizi ibu hamil diduga menjadi salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan janin termasuk berat dan panjang bayi saat lahir. Berat dan panjang lahir menentukan status gizi dan pertumbuhan linier anak di masa mendatang (Schmidt et al., 2002). Gizi ibu yang buruk sebelum kehamilan maupun pada saat kehamilan, dapat menyebabkan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak bayi serta peningkatan risiko kesakitan dan kematian. BBLR mempunyai dampak buruk terhadap perkembangan kognitif dan psikomotorik bayi, disamping dampak buruk pada saat pertumbuhannya. Menurut Ebrahim (1985) dan Hickey (2000), anak yang lahir dari ibu yang kurang gizi dan hidup di lingkungan miskin akan berisiko mengalami kurang gizi dan mudah terkena infeksi, selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang kurang gizi pula. Keadaan ini akan berdampak buruk bagi kualitas sumberdaya manusia dan perekonomian suatu bangsa (Gani, 2003). Status gizi ibu hamil yang diukur dari pertambahan berat badan selama kehamilan berhubungan positif dengan tingkat konsumsi energi ibu hamil (Kusin dan Kardjati 1994). Penelitian lain menunjukkan hubungan positif antar protein dan zat-zat gizi mikro terhadap pertambahan berat badan selama kehamilan (Soetjiningsih, 1998; Manuaba, 2001; Gulardi, 2003). Pertambahan berat badan ibu hamil di Madura (Jawa Timur) adalah sekitar 6.8 kg (Kusin & Karjati, 1994). Pertambahan berat badan ibu hamil ini dapat beberapa antara satu daerah dengan daerah lain di Indonesia. Kenaikan berat badan selama kehamilan berbeda menurut tinggi badan ibu hamil, status gizi dan kesehatan ibu selama hamil (Institute of Medicine, 1990). Pada tahun 1990, Institute of Medicine (IOM) mempublikasikan panduan pertambahan berat badan kehamilan berdasarkan IMT sebelum hamil. Jika IMT sebelum hamil <19.8 8

kg/m 2, direkomendasikan mencapai pertambahan berat badan 12.7-18.2 kg; jika IMT antara 19.8-26.0kg/m 2, pertambahan berat badan 11.4-15.9 kg, IMT antara 26.1-29 kg/m 2 pertambahan berat badan 6.8-11.4 kg dan 6.0 kg bagi wanita hamil dengan IMT awal 29.0 kg/m 2. Wanita dengan IMT sebelum hamil > 29.0 kg/m 2, harus tambah berat badan 6.0 kg. IOM juga merekomendasikan pertambahan berat badan untuk wanita kulit hitam remaja mencapai pertambahan berat badan pada batas atas dari tiap kisaran yang direkomendasikan (Caulfield et al., 1998). Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis status gizi ibu sebelum hamil dan besar pertambahan berat badan ibu hamil serta pengaruhnya terhadap berat bayi lahir di Jakarta Timur dan Bekasi. METOD E PENELITIAN Desain, Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain kohort prospektif (prospective cohort) dengan mengikuti 638 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di pelayanan bersalin (rumah sakit bersalin dan rumah bersalin) di Jakarta Timur dan Bekasi. Penelitian dilakukan Juni 2004 sampai dengan Maret 2006 di RSIA Hermina Jatinegara dan Bekasi dan di 12 puskesmas bersalin yaitu 3 Puskesmas di Bekasi dan 9 Puskesmas di Jatinegara. Penarikan Contoh Kriteria populasi contoh adalah ibu hamil usia 20-35 tahun yang melakukan pemeriksaan kehamilan dan mempunyai rekam medik lengkap sejak usia kehamilan 8 minggu. Sebanyak 1286 orang ibu hamil memenuhi kriteria awal penelitian; sampai akhir penelitian sebanyak 638 ibu hamil yang memenuhi kriteria penelitian (memiliki rekam medik lengkap). Pengumpulan Data Data dikumpulkan oleh peneliti utama dan dibantu oleh para bidan yang sebelumnya telah dilatih. Pelatihan yang diberikan kepada para bidan dilakukan dengan mengikutsertakan para bidan dalam proses pencatatan rekam medik dari ibu hamil di masing-masing rumah bersalin. Kelompok diskusi terarah (FGD) dilakukan pada bidan yang melakukan antenatal care pada ibu yang akan melahirkan yang menjadi contoh penelitian. Sebelum menetapkan ibu hamil sebagai respoden, perlu diberikan penjelasan tentang penelitian dan setelah didapatkan persetujuan maka dibuatkan informed consent. Ukuran antropometrik ibu diukur di awal penelitian (awal penelitian ditentukan berdasarkan pemeriksaan awal kehamilan; berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas) dan di saat menjelang melahirkan (berat badan). Pengukuran antropometrik juga dilakukan terhadap bayi yang dilahirkan (berat dan panjang bayi). Ibu yang memenuhi persyaratan untuk diikutsertakan sampai akhir penelitan juga dilakukan wawancara tentang perilaku makan, konsumsi gizi, keluhan dan riwayat kehamilan dan melahirkan, serta kondisi sosial ekonomi. Pengolahan dan Analisis Data Status gizi ibu hamil dianalisis menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT = BB/(TB) 2, yang kemudian dikategorikan kepada kurus (IMT<19.8), normal (IMT 19.8-26) dan overweight (IMT 26.1). Kisaran pertambahan berat badan ibu disesuaikan dengan rekomendasi IOM (1990), dimana pertambahan berat badan ditentukan menurut status gizi awal kehamilan. Untuk kategori status gizi obesitas dijadikan satu kategori dengan overweight karena rekomendasi pertambahan berat badan juga tidak berbeda. Pertambahan berat badan ibu dihitung dari selisih berat badan saat periksa awal kehamilan sampai pemeriksaan menjelang melahirkan, kisaran pertambahan berat badan ini disesuaikan dengan kategori status gizi ibu awal kehamilan. BBLR didefinisikan pada bayi dengan berat lahir <2500g. Karakteristik sosial ekonomi keluarga dianalisis berdasarkan akses ke layanan kesehatan di RSIA Hermina (SE tinggi) dan akses ke layanan kesehatan Puskesmas (SE rendah). HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata usia ibu dengan status sosial ekonomi rendah lebih muda dibandingkan ibu dengan status sosial ekonomi tinggi. Rata rata tinggi badan ibu dengan status sosial ekonomi rendah lebih kecil dibandingkan dengan ibu dengan status sosial ekonomi tinggi, baik pada ibu kurus, normal maupun overweight di awal kehamilan. Sebaliknya, rata rata berat badan ibu dengan status sosial ekonomi rendah lebih kecil dibandingkan dengan ibu dengan status sosial ekonomi tinggi, baik pada ibu kurus, normal dan overweight di awal kehamilan. Rata- 9

rata ibu hamil melahirkan pada usia kehamilan normal (>37 minggu), baik pada ibu dengan status sosial ekonomi rendah maupun sosial ekonomi tinggi untuk setiap kategori status gizi (Tabel 1). Tingkat pendidikan ibu dengan status sosial ekonomi tinggi rata-rata lebih baik dibandingkan dengan tingkat pendidikan ibu dengan status sosial ekonomi rendah. Pada setiap kategori status gizi ibu, persentase tingkat pendidikan terbesar ibu dengan status sosial ekonomi rendah rata-rata pada tingkat pendidikan SLTA, sedangkan pada ibu dengan status sosial ekonomi tinggi, persentase tingkat pendidikan tertinggi rata-rata pada tingkat perguruan tinggi (Tabel 1). Status Gizi Ibu Awal Kehamilan Peningkatan status gizi ibu hamil yang optimal tidak hanya menjamin perkembangan janin yang optimal, tetapi juga mengurangi risiko penyakit kronik pada masa dewasa (Wu et al., 2004). Status gizi ibu hamil merupakan faktor prenatal yang sangat menentukan status gizi bayi yang baru dilahirkan (yang direfleksikan berdasarkan berat dan panjang lahir). Berat badan ibu yang merupakan komponen status gizi ibu hamil (berkorelasi linier dengan IMT) memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan linier anak (pertambahan berat badan pada usia 0-12 bulan, BB/U, BB/TB) (Scmidt et al., 2002). Sebagian besar (53.8%) ibu hamil termasuk kategori status gizi normal (IMT 19.8 26) di awal kehamilan. Ibu hamil dengan status gizi kurus (IMT <19.8) dan overweight (IMT >26.01) berturut turut 40% dan 6.2%. Berdasarkan status sosial ekonomi, persentase ibu hamil dengan status sosial ekonomi rendah yang termasuk kategori kurus di awal kehamilan lebih besar (24.29%) dibandingkan ibu dengan status sosial ekonomi tinggi (15.67%). Persentase ibu hamil dengan status sosial ekonomi tinggi yang termasuk kategori normal di awal kehamilan lebih besar (29.00%) dibandingkan ibu dengan status sosial ekonomi rendah (24.76%), dan persentase ibu hamil dengan status sosial ekonomi tinggi yang termasuk kategori overweight lebih besar (4.39%) dibandingkan dengan ibu dengan status sosial ekonomi rendah (1.88%) (Tabel 1). Hasil Kelahiran Status gizi ibu berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Gizi salah selama kehamilan akan memberikan pengaruh negatif bahkan konsekuensi jangka panjang terhadap bayi yang dilahirkan. Berat badan sebagai salah satu komponen status gizi yang berkorelasi linier dengan status gizi ibu (berdasarkan IMT) merupakan faktor prenatal yang sangat menentukan status gizi bayi (di Indonesia, berat dan panjang badan bayi merupakan penentu utama status gizi bayi) (Schmidt et al. 2002). Tabel 1. Karakteristik Ibu Hamil menurut Status Gizi sebelum Kehamilan dan Status Sosial Ekonomi Karakteristik Ibu Hamil Kurus (IMT <19.8) Normal (IMT 19.8 26) Overweight (IMT 26.01 29) 40 % 53.8 % 6.2% SE rendah SE tinggi SE rendah SE tinggi SE rendah SE tinggi Jumlah (%) 24.29 15.67 24.76 29.00 1.88 4.39 Usia (th); mean SD 27.90 4.73 30.33 3.53 27.50 4.81 28.68 3.72 26.58 4.85 37 4.11 TB (cm); mean SD 154.58 5.20 158.47 5.59 154.59 5.62 157.12 4.42 156.50 6.56 156.86 5.27 Usia kehamilan ibu (mgu); (mean SD) 38.81 1.71 38.58 1.92 38.70 1.80 38.71 1.52 37.92 2.50 38.79 1.07 BB sebelum hamil (kg); (mean SD) 48.95 7.05 53.95 8.59 49.06 7.35 53.05 8.18 49.58 6.42 53.00 7.03 IMT awal kehamilan 20.46 2.58 21.50 3.33 20.52 2.74 21.47 3.06 20.26 2.47 21.54 2.76 Pertambahan BB (mean SD) 9.82 3.50 13.53 4.83 9.36 3.10 13.31 4.09 8.89 3.61 12.64 4.67 Prevalensi BBLR (%) 6.5 2.0 10.1 3.8 8.3 3.6 Pendidikan - SD - SMP - SLTA - PT Ket : SE = Status sosial Ekonomi 28.4 25.2 39.4 7.1 2.0 28.0 7 25.9 29.7 38.6 5.7 2.2 33.5 64.3 16.7 16.7 58.3 8.3 3.6 39.3 57.1 10

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa berat lahir bayi dipengaruhi oleh usia, tinggi badan, berat badan sebelum hamil, status gizi, usia kehamilan dan pertambahan berat badan ibu selama hamil; secara bersamaan seluruh faktor tersebut memberikan kontribusi hanya 24.3%. Usia kehamilan ibu dan pertambahan berat badan mempunyai korelasi linier terhadap berat lahir bayi (Tabel 2). Tabel 2. Regresi Linier antara Berat Bayi Lahir dengan Usia Kehamilan dan Pertambahan Berat Badan Ibu BBLR B t Sig Konstanta 0.55 0.96 Usia kehamilan ibu 0.26 7.24 0 Pertambahan berat badan ibu 0.34 9.57 0 R 2 = 24.3 Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa status gizi ibu awal kehamilan tidak berkorelasi signifikan terhadap risiko BBLR. Dengan menggunakan kategori status gizi over weight sebagai referensi, diketahui bahwa ibu dengan kategori status gizi kurus dan normal berisiko melahirkan bayi BBLR masing-masing dengan OR 1.066 dan 0.732 (Tabel 3). Tabel 3. Analisis Regresi Logistik Pengaruh Status Gizi Awal Kehamilan dengan Risiko BBLR Status Gizi Sig Exp(B) 95% CI for Exp (B) Lower Upper Kurus 0.935 1.066 0.230 4.949 Normal 0.681 0.732 0.166 3.228 Hasil analisis terhadap sebaran cara ibu melahirkan (normal, forsep, vacum atau operasi cesar) berdasarkan kategori status sosial ekonomi ibu, menunjukkan bahwa persentase ibu dengan status sosial ekonomi rendah yang melahirkan dengan normal lebih besar dibandingkan dengan ibu dengan status sosial ekonomi tinggi untuk setiap kategori status gizi awal kehamilan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa persentase cara melahirkan vakum dan operasi cesar lebih banyak pada ibu dengan status sosial ekonomi tinggi untuk setiap kategori status gizi awal kehamilan, dibandingkan pada ibu dengan status sosial ekonomi rendah (Tabel 4). Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Pertambahan berat badan yang optimal selama hamil susah didefinisikan secara pasti. Namun, Institute of Medicine memberikan rekomendasi pertambahan berat badan bagi ibu hamil yang ditetapkan berdasarkan status gizi ibu (yang dianalisis berdasarkan IMT) awal kehamilan. Berdasarkan status sosial ekonomi ibu, rata rata pertambahan berat badan ibu hamil dengan status sosial ekonomi rendah pada setiap kategori kelompok status gizi lebih rendah dibandingkan dengan ibu dengan status sosial ekonomi tinggi (Tabel 1). Pembahasan Pentingnya memantau status gizi perlu dilakukan ibu/calon ibu sejak awal kehamilan. Ibu/calon ibu yang memasuki awal kehamilan dengan status gizi rendah (kurus; IMT<19.8 kg/m 2 ) berisiko melahirkan bayi kecil. Jika status gizi rendah ini terus berlangsung sampai melahirkan (yang ditandai dengan pertambahan berat badan <9 kg) maka ibu berisiko melahirkan bayi BBLR. Di sisi lain, ibu dengan status gizi berlebih (obesitas, IMT>29 kg/m 2 ) berisiko melahirkan bayi dengan gangguan NTD (Neural Tube Defects), dan risiko ini tidak ada kaitannya dengan intik folat. Ibu obesitas berisiko mengalami Diabetes Mellitus, hipertensi, infeksi saluran urinaria, preeklamsia, dan juga risiko melahirkan bayi caesar (Owen et al., 1999). Penelitian yang dilakukan di Jakarta Timur dan Bekasi ini dapat digunakan sebagai refleksi gambaran status gizi ibu hamil di perkotaan, dengan latar belakang status sosial ekonomi yang berbeda berdasarkan akses layanan pemeriksaaan kehamilan dan melahirkan. Sebagian besar (53.8%) ibu hamil termasuk kategori status gizi normal (IMT 19.8 26) di awal kehamilan. Tabel 4. Tabulasi Silang antara Kategori Status Gizi Ibu dengan Cara Melahirkan Cara melahirkan Kurus (IMT <19.8) Normal (19.8 26) Overweight (IMT 26.01 29) 40 % 53.8 % 6.2% SE rendah SE tinggi SE rendah SE tinggi SE rendah SE tinggi Normal 92.3 39 89.9 38.4 91.7 39.3 Forsep 0.6 Vacum 2.6 4.0 2.5 5.4 10.7 Operasi Cesar 5.2 57.0 7.0 56.2 8.3 5 11

Ibu hamil dengan status gizi kurus (IMT <19.8) dan overweight (IMT > 26.01) berturut turut 40% dan 6.2%. Berdasarkan status sosial ekonomi, persentase ibu hamil dengan status sosial ekonomi rendah yang termasuk kategori kurus di awal kehamilan lebih besar (24.29%) dibandingkan ibu dengan status sosial ekonomi tinggi (15.67%). Persentase ibu hamil dengan status sosial ekonomi tinggi yang termasuk kategori normal di awal kehamilan lebih besar (29.00%) dibandingkan ibu dengan status sosial ekonomi rendah (24.76%), dan persentase ibu hamil dengan status sosial ekonomi tinggi yang termasuk kategori overweight lebih besar (4.39%) dibandingkan dengan ibu dengan status sosial ekonomi rendah (1.88%) Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi awal kehamilan mempengaruhi hasil kelahiran, yang diamati berdasarkan BBLR. Ditemukan bahwa status gizi kurang dan normal di awal kehamilan lebih berisiko melahirkan bayi BBLR. Hasil uji analisis regresi linier terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi status kelahiran bayi (BBLR) menunjukkan bahwa faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap BBLR adalah usia kehamilan ibu dan pertambahan berat badan kehamilan. Penelitian ini menyarankan bahwa ibu dan calon ibu perlu memperhatikan pertambahan berat badan selama hamil untuk menghindari risiko melahirkan bayi BBLR. DAFTAR PUSTAKA Caulfield LE, Stoltzfus RJ, Witter FR. 1998. Implications of the Institute of Medicine weight gain recommendations for preventing adverse pregnancy outcomes in black and white women. AJPH, 88,1168-1174. Ebrahim GJ. 1985. Sosial & Community Paediatric in Developing Countries, Caring for the Rural and Urban Poor, 1 st Ed. Mac- millan, London. Gani A. 2003. Aspek Ekonomi Kesehatan Jiwa Masyarakat. Konvensi Nasional Kesehatan Jiwa ke-2. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, Jakarta. Gulardi I. 2003. Vitamin A Transfer from Mother to Cord of Intra Uterine Growth Retarda- tion (IUGR) and Appropriate Birth Weight (ABW). Community Nutrition, Faculty of Medicine UI, Jakarta. Hickey CA. 2000. Sociocultural and behavioral influences on weight gain during pregnancy. Am J Cln Nutr, 71,1364S-70S. Institute of Medicine. 1990. Nutrition During Pregnancy. National Academies Press, America. Kusin JA & Karjati S. 1994. Maternal Child Nutrition in Madura Indonesia, Royal Tropical Institute, Netherland. Manuaba IB. 2001. Konsep Obstetri & Ginekologi Sosial Indonesia. Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta. Owen AL, Splett LP, Owen MG. 1999. Nutrition in The Community. The Art and Science of Delivering Services. McGraw-Hill, USA. Schmidt MK, Muslimatun S, West CE, Schultink W, Gross R, and Hautvast GAJ. 2002. Nutritional status and linear growth of Indonesian infants in West Java are determined more by prenatal environment than by postnatal factors. J Nutrition, 132,2202-2207 Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta. 12