BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanpa memandang masa kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANGAN PNC RSUD KOTA MAKASSAR. Darmi Arda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005).

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR masih merupakan penyebab utama kematian neonatus.

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang dilahirkan dengan berat badan normal. (Depkes RI, 2005)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibatnya sering terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian. Bulan Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB-SMK).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sampai dengan saat kelahiran dihitung dari pertama haid terakhir. Berat Lahir adalah

BAB II LANDASAN TEORI

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

HUBUNGAN ANTARA KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI DESA TARAMAN SIDOHARJO SRAGEN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari**

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

21 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. berkembang organ demi organ lengkap dengan segala fungsi masing-masing, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk pada ibu yang mengandung dan melahirkan bayi BBLR (Berat

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

B. Status Obstetrikus (meliputi : paritas ibu dan jarak kelahiran) 1. Paritas Ibu

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Mei Vita Cahya Ningsih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Neonatal dini adalah bayi lahir hidup dalam masa 7 hari sejak dilahirkan.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Indikator suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Definisi BBLR Berat Badan Lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (Pantiawati, 2010). BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat kurang 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants (Proverawati, 2010). 2.1.2 Etiologi BBLR Menurut Mitayani (2011) etiologi atau penyebab dari BBLR maupun usia bayi belum selesai dengan masa gestasinya sebagai berikut : 1. Komplikasi obstetric a. Multiple gestation b. Incompetence c. Pro (premature rupture of membrane) d. Pregnancy induce hypertention (PIH) e. Plasenta previa f. Ada riwayat kelahiran premature 2. Komplikasi Medis 7

a. Diabetes Maternal b. Hipertensi Kronis c. Infeksi traktus urinarius 3. Faktor ibu 1) Penyakit : hal yang berhubungan dengan kehamilan seperti toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik, infeksi akut, serta kelainan kardiovaskuler. 2) Gizi ibu hamil Keadaan gizi ibu sebelum hamil, sangat besar pengaruhnya pada berat badan bayi yang dilahirkan. Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan oleh ibunya. Agar dapat melahirkan bayi normal, ibu perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Lubis, 2003). 3) Usia ibu : angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun dan multi gravid yang jarak kelahirannya terlalu dekat. 4) Keadaan sosioal ekonomi : keadaan ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya prematuritas, kejadian yang tinggi terdapat pada golongan sosial 8

ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. 5) Kondisi ibu saat hamil : peningkatan berat badan ibu yang tidak adekuat dan ibu yang perokok. 4. Faktor janin Hidramnion, polihidramnion, kehamilan ganda, dan kelainan janin. 2.1.3 Klasifikasi BBLR Bayi BBLR dapat diklasifikan berdasarkan umur kehamilan dan berat badan lahir rendah. Menurut Sarwono Prawiharjo (2007), diklasifikasikan berat badan waktu lahir, yaitu: 1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir 1.500 2.500 gram 2. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir <1.500 gram 3. Berat Badan Lahir Eksterm Rendah (BBLER), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir <1.000 gram Menurut Pantiawati (2010), bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan: 1. Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan kuranng dari 37 minggu dengan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan. 9

2. Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilannya, yaitu berat badan dibawah persentil pada kurva pertumbuhan intra uterin, biasanya disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan. 2.1.4 Manifestasi Klinis Manifestasi klinis yang terdapat pada bayi dengan berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut: 1. Berat badan kurang dari 2.500 gram 2. Panjang badan kurang dari 45 cm 3. Lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm 4. Masa gestasi kurang dari 37 minggu 5. Kepala lebih besar dari tubuh 6. Kulit tpis, transparan, lanugu banyak, dan lemak subkutan amat sedikit 7. Osifikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar 8. Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia mayora 9. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas belum sempurna 10. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur, dan sering mendapat apnea 11. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, refleks mengisap dan menelan belum sempurna 2.1.5 Penyakit Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah 10

Penyakit yang dapat menyertai bayi dengan berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut: 1. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik, disebut juga penyakit membran hialin yang melapisi alveolus paru. 2. Pneumonia aspirasi, sering ditemukan pada premature karena refleks menelan dan batuk belum sempurna. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang baik. 3. Perdarahan intreventikular. Perdarahan spontan pada ventrikel otak lateral biasanya disebabkan oleh anoksia otak, biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan membrane hialin pada paru. 4. Fibroplasia retinolental. Ditemukan pada bayi premature disebabkan oksigen yang berlebihan. 5. Hiperbilirubenemia karena kematangan hepar. Sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna. 2.1.6 Komplikasi Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut: 1. Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan barnapas pada bayi) 2. Hipoglikemi simptomatik, terutama pada laki-laki 3. Penyakit membrane hialin: disebabkan karena surfaktan paru belum sempurna/cukup, sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan 11

inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk untuk pernapasan berikutnya. 4. Asfiksia neonatorum 5. Hiperbilirubinemia Bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia, hal ini mungkin disebabkan karena gangguan pertumbuhan hati. 6. Angka Kejadian a. Amerika Serikat: prematur murni (7,1% orang kulit putih dan 17,9 orang kulit berwarna) dan BBLR(6-16%). b. RSCM pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian perinatal dan 73% disebabkan BBLR. 2.1.7 Cara Perawatan BBLR Menurut Safrudin dan Hamidah (2011) cara perawatan adalah sebagai berikut: 1. Bayi yang baru lahir jangan dimandikan 2. Membersihkan dan mengeringkan bayi dengan kain lunak yang bersih, kering dan hangat. 3. Menjaga agar tubuh bayi tetap hangat dengan cara: 1) Oleskan tubuh bayi setiap hari dengan minyak kelapa yang telah dihangatkan 2) membungkus kain yang bersih, kering dan cukup tebal serta kepala bayi ditutup dengan topi atau kepala yang bersih 12

3) Bayi tidak boleh di letakkan di tempat yang banyak angin seperti didepan pintu/jendela yang terbuka 4) Pakaian dan kain pembungkus diganti bila basah 5) Menempatkan bayi secara langsung di atas dada ibu (metode kanguru) 6) Menjaga kehangatan ruangan misalnya memasang lampu untuk mengatasi masuknya udara dingin 7) Memberi minum ASI sedini dan seiring mungkin dengan memperhatikan : a. Tangan cuci bersih sebelum menyusui b. Putting susu dibersihkan dengan kapas/kain bersih lembab c. Bayi dipangku pada posisi tegak d. Bila bayi tidak dapat mengisap dengan kuat ibu dapat membantu memegangi/menyangga dagu bayi atau dipompa dan di berikan dengan sendok. e. Bila bayi tertidur pada waktu menyusu, bayi dibangunkan dengan cara menepuk nepuk pipinya. f. Sisa sisa ASI dimulut dibersihkan dengan kapas atau kain bersih yang dibasahi dengan air hangat g. bayi diawasi sampai kira kira 15 30 menit sesudah disusukan. 4. Menjaga / memelihara kebersihan bayi 1. Penimbangan berat badan secara teratur 1 kali/1 bulan, bila berat badan tidak naik dalam sebulan, segera dirujuk ke dokter puskesmas 2. Menjaga dan memelihara lingkungan bayi agar tetap bersih dan hangat 13

3. Memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup 2.1.8 Penanganan BBLR Penanganan BBLR antara lain : 1. Mempertahankan suhu dengan ketat BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. 2. Mencegah infeksi dengan ketat BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi. 3. Pengawasan nutrisi/asi Refleks menelan BBLR belum sempurna oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. 4. Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat. 2.2 Faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR yang di teliti 2.2.1 Paritas 14

Paritas adalah seorang ibu yang telah melahirkan bayi yang dapat hidup. Terdapat paritas. Paritas 1( Primipara), paritas lebih dari dua (multipara), wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Grandemultipara). Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami seorang ibu. Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan insiden komplikasi. Pada ibu dengan primipara (melahirkan bayi pertama kali) karena pengalaman melahirkan belum pernah maka kelainan dan komplikasi yang dialami cukup besar seperti distosia persalinan dan juga kurang informasi tentang persalinan mempengaruhi proses persalinan. Persalinan premature lebih sering terjadi pada kehamilan pertama. Kejadiannya akan berkurang dengan meningkatnya jumlah paritas yang cukup bulan sampai dengan paritas keempat (Krisnadi et al. 2009). Paritas secara luas mencakup gravid/ jumlah kehamilan, premature/jumlah kelahiran, dan abortus/ jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang di lahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/ wanita melahirkan anak keempat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun. Sering mengalami kurang darah (anemia). Terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang (Sitorus, 2002). Hasil penelitian Zaenab dan Juharno (2006) menunjukkan bahwa paritas berpengaruh terhadap kejadian BBLR dan merupakan faktor resiko penyebab kejadian BBLR pada bayi. Hasil pengujian statistik dengan chi-square diperoleh nilai Odds Ratio = 2,44 sehingga dapat dikatakan bahwa paritas merupakan faktor risiko 15

terhadap kejadian BBLR dimana ibu dengan paritas > 3 anak berisiko 2 kali melahirkan bayi dengan BBLR. 2.2.2 Jarak Kehamilan Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan. Bahwa resiko proses di produksi dapat ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2 tahun. Idealnya seorang perempuan mulai memiliki keturunan adalah pada umur 20 tahunan, dan berhenti pada usia 35. Itu sebabnya tidak heran jika selama 20 tahun ini di Indonesia di kenal sebuah rumus kependudukan 2:5:3, yang artinya, setiap pasangan diharapkan untuk memiliki 2 anak saja. Dengan jarak 5 tahun, dan stop melahirkan setelah mencapai usia 35 tahun. Pengaturan jarak kelahiran atau jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya (Elizawarda, 2003). Ridwan (2005) mengatakan bahwa jarak kehamilan memiliki hubungan yang kuat terhadap kejadian BBLR, dimana ibu dengan jarak kehamilan < 2 tahun memiliki faktor risiko 1,91 kali melahirkan bayi BBLR dibandingkan ibu dengan jarak kehamilan > 2 tahun. 2.2.3 Umur 16

Umur adalah lamanya seorang individu mengalami kehidupan sejak lahir sampai saat ini (Chaniago, 2002). Menurut Departemen Kesehatan RI (2001) kehamilan resiko tinggi dapat timbul pada keadaan empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, terlalu dekat). Pada kelompok umur beresiko yaitu < 20 tahun > 35 tahun dan kelompok umur tidak beresiko atau resiko ringan yaitu 20 tahun sampai 35 tahun. Pada kehamilan usia muda <20 tahun membutuhkan asupan gizi lebih banyak untuk keperluan pertambahan ibu sendiri juga janin. Sedangkan kehamilan pada usia >35 tahun akan mengalami problem kesehatan seperti hipertensi. Umur dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia yang dianggap resiko dalam masa kehamilan. Kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun panggul dan rahim masih kecil dan alat reproduksi yang belum matang, Pada usia di atas 35 tahun, kematangan organ reproduksi mengalami penurunan dibandingkan pada saat umur 20-35 tahun. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya masalah-masalah kesehatan pada saat persalinan dan beresiko terjadinya cacat bawaan janin serta BBLR (Manuaba, 2009). Penelitian kohor prospektif yang dilakukan Hirve dan Ganatra di India (1994) menyatakan bahwa ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR dengan OR=1,27 (95% CI 1,07-1,5). Ibu dengan umur < 20 lebih berisiko melahirkan anak dengan BBLR 1,27 kali dibandingkan dengan ibu yang memilki usia 20 tahun dan < 30 tahun. 17

Menurut Mutia (2006) ibu hamil berusia 35 tahun berisiko melahirkan BBLR 1,8 kali lebih besar dari pada ibu hamil berusia 20-34 tahun. Pengaruh tersebut terlihat mengikuti fenomena huruf U terbalik yang berarti bahwa pada umur muda (<20 tahun) dan tua (>35 tahun) berat bayi yang dilahirkan cenderung lebih dari pada umur 21-35 tahun. 2.3 Kerangka Konsep Dasar pemikiran penelitian yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka diketahui faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi Aloe Saboe Kota Gorontalo terdiri dari paritas, jarak kehamilan, dan umur ibu. 2.3.1 Visualisasi Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Umur Paritas KEJADIAN BBLR Jarak Kehamilan Keterangan : Variabel Dependen Variabel yang diteliti 18

2.4 Hipotesis Penelitian 2.4.1 Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo Tahun 2012. 2.4.2 Ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo Tahun 2012. 2.4.3 Ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo Tahun 2012. 19