PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA

dokumen-dokumen yang mirip
JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Heri Sugianto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kekuatan yang dinamis dalam menyiapkan kehidupan

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berpikir kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika di tingkat SMA diajarkan sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Esti Anggraeni, 2013

PENGARUH PROSEDUR SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

BAB I PENDAHULUAN. (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang melibatkan siswa dalam kegiatan pengamatan dan percobaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah-langkah observasi, perumusan masalah, pengujian hipotesis melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penerapan Model Pembelajaran inkuiri terbimbing disertai mind mapping dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan teknologi informasi. Pendidikan merupakan sarana penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Gilang Ramadhan,2013

BAB I PENDAHULUAN. Fisika bukan hanya penguasaan sekumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke-20 telah terjadi perubahan paradigma dalam dunia sains,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adelia Alfama Zamista, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP KALOR DI KELAS X SMA N 2 PEUSANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran fisika merupakan salah satu wahana untuk menumbuhkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum sains dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jum at, tanggal 25 November

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam (Holil, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari gejala-gejala

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

BAB I PENDAHULUAN. Pada tingkat SMA/MA, mata pelajaran IPA khususnya Fisika dipandang

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

BAB II MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS), KETERAMPILAN PROSES SAINS, PENGUASAAN KONSEP, MULTIMEDIA DAN POKOK BAHASAN FLUIDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006: ) No. 22 tahun 2006 tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH MAHASISWA NON EKSAKTA

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA Ali Ismail M.Pd ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains fisika siswa setelah diterapkan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) berbantuan multimedia pada pokok bahasan fluida. Penelitian ini menggunakan desain penelitian randomized control group Pretest-Potstest design dengan sampel kelas XI di salah satu SMA di Kabupaten Garut. Hasil penelitian menunjukan bahwa penguasaan konsep setelah diterapkan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) meningkat secara signifikan dilihat dari nilai gainnya. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata N-gain penguasaan konsep 63% untuk kelas dan 52% untuk kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep siswa di bandingkan dengan pembelajaran konvensional berbantuan multimedia. Kata Kunci: model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS), penguasaan konsep Multimedia. 1. PENDAHULUAN Secara rinci, fungsi dan tujuan mata pelajaran Fisika di tingkat Sekolah Menengah Atas (S MA) adalah sebagai sarana : 1. menyadarkan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2. memupuk sikap ilmiah, yang mencakup; jujur dan obyektif terhadap data, terbuka dalam menerima pendapat berdasarkan bukti-bukti tertentu, kritis terhadap pernyataan ilmiah, dan dapat bekerja sama dengan orang lain, 3. memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara tertulis dan lisan, 4. mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip Fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif, 5. menguasai pengetahuan, konsep, hukum-hukum dan prinsip Fisika, serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah (Depdiknas, 2006). Dari uraian di atas tampak bahwa penyelenggaraan mata pelajaran Fisika di SMA dimaksudkan sebagai wahana atau sarana untuk melatih para siswa agar dapat menguasai konsep dan prinsip Fisika, memiliki kecakapan ilmiah, memiliki keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Agar mata pelajaran Fisika dapat benarbenar berperan seperti demikian, maka tak dapat ditawar lagi bahwa pembelajaran Fisika harus dikonstruksi sedemikian J u r n a l P e n d i d i k a n T e k n o l o g i d a n I n f o r m a s i Page 19

rupa, sehingga proses pendidikan dan pelatihan berbagai kompetensi tersebut dapat benar-benar terjadi dalam prosesnya Kenyataan di lapangan, proses pembelajaran Fisika dirasa masih jauh dari apa yang diharapkan. Dari pengamatan langsung peneliti di salah satu SMA di kabupaten Garut diperoleh bahwa sebagian besar proses pembelajaran Fisika dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran satu arah yang lebih menekankan pada penyampaian materi pembelajaran (metode konvensional). pada metode ini keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar masih kurang. Kelemahan dalam penggunaan metode konvensional adalah pengajarannya yang terlampau matematis. Siswa cenderung dituntut untuk menghapal rumus dan penggunaan rumus tersebut tanpa memahami konsep-konsep yang melatarbelakangi terbentuknya rumus tersebut, sehingga siswa pun sulit menyerap konsep-konsep fisisnya. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil penguasaan konsep fisika yang dicapai siswa. Seperti ditunjukkan oleh rata-rata nilai ulangan harian untuk materi sebelumnya hanya 5,2. Selain itu pembelajaran secara konvensional ini kurang dapat menumbuhkan keterampilan proses sains siswa, karena pembelajaran difokuskan pada aspek kognitif, sedangkan aspek psikomotorik dan aspek afektif kurang diperhatikan. Hal ini menyebabkan kesempatan siswa untuk terlibat dalam proses belajar dan kesempatan untuk mengembangkan diri berkurang. Salah satu pembelajaran yang dipandang dapat membantu dan memfasilitasi untuk memudahkan siswa dalam menguasai sains Fisika dan berlatih mengembangkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep adalah model pembelajaran children learning in science (CLIS). Model pembelajaran CLIS adalah kerangka berpikir untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa dalam kegiatan pengamatan dan percobaan dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada saat ini kita juga sedang memasuki era informasi. Teknologi dan komunikasi (TIK) yang terus berkembang dan cenderung akan terus mempengaruhi segenap kehidupan manusia.perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat ini berpengaruh juga terhadap pribadi, aktivitas, kehidupan ataupun cara berpikir. Perkembangan ini perlu juga dikenalkan pada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman untuk menerapkan dan menggunakan TIK dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran saat ini banyak dikembangkan mediamedia pembelajaran berbasis komputer, salah satunya pembuatan dan pengembangan software dalam media pembelajaran Perkembangan TIK ini memungkinkan dihasilkannnya berbagai multimedia dalam pembelajaran yang dapat memudahkan dan membangkitkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari konsep Fisika. Menurut beberapa penelitian diantaranya yang di ungkapkan Wiendartun, Taufik dan Hery (2007) mengungkapkan bahwa, pembelajaran berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis memandang perlu untuk melakukan sebuah penelitian mengenai penerapan model pembelajaran children learning in science (CLIS) berbantuan multimedia untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pokok bahasan fluida. J u r n a l P e n d i d i k a n T e k n o l o g i d a n I n f o r m a s i Page 20

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: apakah model pembelajaran children learning in science (CLIS) berbantuan multimedia dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep siswa dibandingkan pembelajaran konvensional berbantuan multimedia?. Untuk lebih mengarahkan penelitian, maka rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perbandingan peningkatan penguasaan konsep siswa antara yang mendapatkan model pembelajaran children learning in science (CLIS) berbantuan multimedia dengan yang mendapatkan pembelajaran konvensional berbantuan multimedia? 2. KERANGKA TEORITIS Pengertian Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Model pembelajaran CLIS adalah kerangka berpikir untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa dalam kegiatan pengamatan dan percobaan dengan menggunakan LKS.ModelpembelajaranCLIS bertujuan membentuk pengetahuan (konsep) ke dalam memori siswa agar konsep tersebut dapat bertahan lama, karena model pembelajaran CLIS memuat sederetan tahap-tahap kegiatan siswa dalam mempelajari konsep yang diajarkan. Menurut Driver (1988) tahapan - tahapan CLIS secara umum CLIS terdiri dari beberapa tahap diantaranya 1. Orientasi 2. Pemunculan gagasan awal 3. Penyusunan gagasan 4. Penerapan gagasan 5. Kaji ulang perubahan gagasan Berdasarkan tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada model pembelajaran CLIS maka dapat dikemukakan karakteristik model pembelajaran CLIS antara lain: 1. Dilandasi oleh pandangan konstruktivisme 2. Pembelajaran berpusat pada siswa 3. Melakukan aktifitas hands on/ minds on 4. Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar Faktor-faktor penting dalam pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran CLIS ini adalah: 1. Menciptakan situasi belajar terbuka dan memberikan kebebasan pada siswa dalam mengemukakan ide atau gagasan. 2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya pada teman atau gurunya, kemudian pada akhir kegiatan pembelajaran guru menjelaskan konsep-konsep ilmiah untuk menghidari miskonsepsi pada siswa. 3. Memberikan tugas perorangan yang dikerjakan siswa dirumah berupa PR sebagai penerapan konsep. Kelebihan-kelebihan CLIS sebagai berikut : 1. Gagasan anak lebih mudah dimunculkan. 2. Membiasakan siswa untuk belajar mandiri dalam memecahkan suatu masalah. 3. Empat syarat perubahan konsepsi yang dikemukakan oleh posner etal terpenuhi. 4. Menciptakan kreatifitas siswa untuk belajar sehingga tercipta suasana kelas yang lebih nyaman dan kreatif,terjadi kerjasama sesama siswa dan siswa terlibat langsung dalam melakukan kegiatan. J u r n a l P e n d i d i k a n T e k n o l o g i d a n I n f o r m a s i Page 21

5. Menciptakan belajar yang lebih bermakna karena timbulnya kebanggaan siswa menemukan sendiri konsep ilmiah yang dipelajari. 6. Guru mengajar akan lebih efektif karena dapat menciptakan suasana belajar yang aktif Adapun kelemahan CLIS adalah sarana laboratorium harus lengkap, kemudian siswa yang belum terbiasa belajar mandiri atau berkelompok akan merasa asing dan sulit untuk menguasai konsep. Pengertian Pembelajaran Konvensional(Metode Ceramah). Pada pembelajaran konvensional dengan metode ceramah guru memberikan penerangan atau penuturan secara lisan kepada sejumlah siswa. Siswa mendengarkan dan mencatat seperlunya. Pada umumnya siswa menerima saja apa yang dijelaskan oleh guru. Dalam pembelajaran dengan metode ini guru memegang peran sebagai sumber informasi bagi sisw lebih mendominasi proses pembelajaran yang meliputi menerangkan materi pelajaran, memberikan contoh-contoh memandu penyelesaian soal serta menjawab semua pertanyaan yang diajukan siswa. Seperti metode-metode lainnya, metode pembelajaran konvensional ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Menurut (Wartono, 1996) keunggulan dari metode ini adalah dapat digunakan untuk siswa dalam jumlah yang besar dan dapat menyelesaikan suatu materi pelajaran dengan cepat. Sedangkan kelemahan-kelemahan dari pembelajaran ini antara lain: 1. Siswa seringkali tidak aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran jadi kurang efektif. 2. Terutama bagi siswa yang belum cukup dewasa, pembelajaran konvensional ini sering menimbulkan kebosanan. 3. Terutama untuk pendidikan sains bagi siswa yang masih muda pembelajaran ini tidak sesuai dengan tuntutan tujuan pendidikan sains yang modern, yang antara lain menuntut adanya pendidikan tentang metode ilmiah dan sikap ilmiah dalam pendidikan sains, sains bukan hanya mengajarkan fakta tetapi juga harus melatih keterampilan dan kecakapan. Berikut ini perbedaan sintak pembelajaran CLIS dengan pembelajaran konvensional : Tabel 1 Perbedaan Model CLIS dengan pembelajaran konvensional Perbedaan CLIS Pembelajaran konvensional Kegiatan awal Kegiatan inti mengecek kehadiran siswa Fase 1: orientasi melakukan apesepsi dan menghadapk an siswa pada fenomena alam yang sering di jumpai Fase 2 : Pemunculan gagasan awal menggali konsepsi awal siswa Fase 3: penyusunan gagasan a. Siswa menggunaka n teori untuk berhipotesis b. Guru mengajak siswa berkelompok untuk melakukan a. Mengkondisikan siswa. b. Menyampaikan tujuan pembelajaran. menerangkan suatu konsep, b. Siswa bertanya hal-hal yang tidak dimengerti c. Guru memberikan contoh soal aplikasi konsep d. Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal dari J u r n a l P e n d i d i k a n T e k n o l o g i d a n I n f o r m a s i Page 22

Perbedaan CLIS Pembelajaran konvensional c. Siswa buku paket melakukan e. Siswa materi mencatat yang untuk diterangkan dan membuktikan diberi soal-soal hipotesisnya pekerjaan rumah. d. Siswa diminta untuk menghubung kan hasil dengan hipotesis Fase 4 : penerapan gagasan a. Siswa di minta menjawab pertanyaanpertanyan di LKS b. Dengan bimbingan guru, siswa mendiskusika n hasil Penutup Fase 5 : kaji Mengecek ulang pemahaman dan perubahan gagasan memberikan umpan balik. memberikan pertanyaan lisan atau kuis untuk mengevaluasi apa yang telah diperoleh siswa selama proses pembelajaran pembelajaran dengan model pembelajaran children learning in science (CLIS) berbantuan multimedia danyang mendapatkan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional berbantuan multimedia. Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran tentang tanggapan siswa terhadap model pembelajaran CLIS berbantuan multimedia yang diterapkan.. Desain yang digunakan adalah The randomizedpretest-posttest control group design dimana penentuan kelas kontrol dan dilakukan secara acakperkelas.eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran CLIS berbantuan multimedia pada kelompok dan pembelajaran konvensional berbantuan multimedia pada kelompok kontrol. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan Penguasaan Konsep Penguasaankonsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal. Data Perbandingan nilai rata-rata tes awal, tes akhir dan gain yang dinormalisasi (dalam persen) antara kelas dan kelas kontrol ditunjukkan bawah ini pada Gambar d 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodekuasi ( semu) dan deskriptif. Metodee semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa antara siswa yang mendapatkan Gambar 1.1Diagram Batang Perbandingan Nilai Rata-Rata Tes Awal, Tes Akhir dan Gain yang Dinormalisasi Berdasarkan Gambar di atas.diperoleh bahwa tes awal penguasaan J u r n a l P e n d i d i k a n T e k n o l o g i d a n I n f o r m a s i Page 23

konsep yang diberikan kepada siswa menunjukkan bahwa siswa kelas kontrol dan siswa kelas memiliki tingkat penguasaan konsep yang sama sebelum pembelajaran. Setelah diberikan perlakuan yang sedikit berbeda kepada kedua kelompok kelas ini, tes akhir dengan soal yang sama dengan tes awal kembali diujikan kepada siswa, dan ternyata skor tes penguasaan konsep kelas kontrol dengan kelas sebelum dan sesudah perlakuan mengalami peningkatan dengan indeks peningkatan yang berbeda, dimana rata-rata peningkatan kelas lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Rata-rata skor post test penguasaan konsep kelas lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Selain itu dari gambar diatas d peroleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata gain yang dinormalisasi untuk kelas ialah 0,63 dengan kategori sedang dan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi untuk kelas kontrol ialah 0,52 dengan kategori sedang. Perbandingan nilai ini secara langsung menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaranchildren Learning in Science (clis)berbantuan multimedia dapat lebih efektif meningkatkan penguasaan konsep siswa pada konsep fluida statis dibandingkan dengan pembelajarn konvensional berbantuan multimedia. Indikator penguasaan konsep dalam penelitian ini didasarkan pada tingkatan domain kognitif Bloom yang dibatasi pada tingkatan domain hapalan (C1), pemahaman (C2), penerapan n (C3) dan analisis (C4). Perbandingan rata-rata N- gain untuk setiap indikator penguasaan konsep ditunjukkan oleh diagram batang pada Gambar d bawah ini Gambar 1.2 Diagram Batang Perbandingan N-gain Indikator Penguasaan Konsep antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar atas perolehan rata-rata gain yang dinormalisasi penguasaan konsep siswa untuk setiap ranah kognitif pada pembelajaran dengan model CLIS berbantuann multimedia lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional berbantuan multimedia. Konsep fluida statis yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari tiga label konsep (sub pokok bahasan) yaitu tekanan hidrostatis, hukum pascal dan hukum archimedes. Dari Tabel 1.3 menunjukkan prosentase nilai rata-rata N-gain subkonsep dari materi fluida statis untuk kelas lebih tinggi dari pada kelas kontrol.perbandingan N-gain untuk setiap label konsep ditunjukkan oleh diagram batang pada Gambar 1.3. Gambar 1.3. Diagram Batang Perbandingan N-Gain untuk Setiap Label Konsep antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol J u r n a l P e n d i d i k a n T e k n o l o g i d a n I n f o r m a s i Page 24

Penggunaan model pembelajaran CLIS ternyata lebih mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini disebabkan karena pada model pembelajaran CLIS, siswa diajak untuk mencari konsep melalui percobaan sehingga tidak hanya transfer informasi dari guru terhadap siswa. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran CLIS lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep dibandingkan penerapan model pembelajaran konvensional. Model CLIS yang diterapkan pada kelas dapat menggali pengalaman siswa sebagai modal dasar dalam penemuan konsepkonsep baru. Hal ini senada dengan pernyataan Ausubel (Dahar, 1989) yang menyatakan bahwa agar sebuah pembelajaran menjadi bermakna, maka konsep baru atau informasi baru yang hendak diperoleh siswa harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Selain itu, model pembelajaran CLIS melatih kemampuan siswa untuk merumuskan hipotesis melalui kegiatan percobaan, sehingga setelah melalui proses pembelajaran ini siswa dapat memahami konsep yang dipelajari. 1. Model Pembelajaran CLIS secara signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi fluida statis dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional DAFTAR PUSTAKA Dahar, R Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas. Driver.R. (1988). changing conceptions. Journal research in education 161-196. Rustaman, N dan Rustaman, A. (1997), Pokok-Pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta: Pusbuk Depdikbud. Wiendartun, Taufik dan Hery (2007). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Multimedia Terhadap Hasil Belajar Fisika bandung :Proceeding of The First International Seminar on Science Education. Berdasarkan perbandingan rata-rata N-gain penguasaan konsep kalor antara kelas dan kontrol, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran CLIS lebih efektif secara signifikan dalam meningkatkan penguasaan konsep dibanding penerapan model pembelajaran konvensional. 5. KESIMPULAN Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan tentang model pembelajaran children learning in science (CLIS) pada pembelajaran fluida statis untuk mengembangkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep konsep dapat disimpulkan bahwa: J u r n a l P e n d i d i k a n T e k n o l o g i d a n I n f o r m a s i Page 25