SUHARMA, Ph.D STKS, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Penguatan Peran Keluarga dan Pekerja Sosial untuk Anak dengan Disabilitas. Rini Hartini Rinda A. (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Indonesia)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif

PENGUATAN MODAL SOSIAL UNTUK PERLINDUNGAN SOSIAL RUMAH TANGGA MISKIN DALAM MENGOPTIMALKAN STATUS GIZI DAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan selama penelitian dilakukan.

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun

BAGAIMANA CARANYA AGAR PROGRAM BANTUAN SOSIAL DI INDONESIA LEBIH RAMAH ANAK?

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. BPR Kharisma Kusuma Lawang, yang. terletak di jalan Raya Thamrin 41 Lawang Kota Malang.

Bab I. Pendahuluan. Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. para pekerja seks mendapatkan cap buruk (stigma) sebagai orang yang kotor,

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNDANG-UNDANG DESA DENGAN MODEL EDWARD III DI DESA LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. baik. Begitu pula dengan penelitian ini, sehingga tujuan dari penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

Gambar 2 Peta kawasan Kasepuhan Citorek di kawasan TNGHS.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu Februari sampai dengan Maret Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. memiliki keunggulan dalam proses penelitiannya, yaitu bersifat holistik

PERLINDUNGAN HAK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, kebanyakan siswa tidak diajarkan bagaimana untuk belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk memberikan gambaran umum dan penjelasan dengan berdasarkan data-data

Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja. Skripsi

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 76 Dengan menggunakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yakni melindungi

III. METODE PENELITIAN. yang akan di capai penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor penghambat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian untuk mencapai sebuah tujuan dibutuhkan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi

Rinmawan (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako)

Ketimpangan dan Anak-anak di Indonesia

ANALISIS IMPLEMENTASI PERUBAHAN ATAS PERDA TENTANG ALOKASI DANA DESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam bagian ini penulis akan mengemukakan metode penelitian. Dalam

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yang

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya maka peneliti merumuskan penelitian ini sebagai jenis penelitian

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

III. METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian merupakan lokasi yang dijadikan peneliti untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode case study.

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif jenis deskriptif dengan memberikan stimulus tindakan

Novi Hidayat Pusponegoro. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Child Poverty and Social Protection Conference September 2013

ORIENTASI KONSEP PO YUDHA PRAKASA, S.AB, M.AB L/O/G/O

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN RINGKASAN. V.1. Kesimpulan. lingkungan asrama dan jam belajar. Penegakan peraturan di asrama,

BAB III METODE PENELITIAN

Jaringan Kebijakan Kesehatan. Indra Darmanto Dumilah Ayuningtyas Disampaikan pada Forum Nasional IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada

penelitian. Pendeskripsian meliputi mencatat dan meneliti novel Ipung 1 karya Prie

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

Mekanisme Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat. Ei Ei Thu Research Co-ordinator, Social Policy & Poverty Research Group - Myanmar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang

DINAMIKA KEMISKINAN DAN PENGUKURAN KERENTANAN KEMISKINAN DALAM UPAYA MELINDUNGI ANAK-ANAK DARI DAMPAK KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia.

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, melalui pendekatan

BAB ORIENTASI KONSEP PPO

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, dan perilaku yang dapat diamati.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Lokasi Pulau Tidung

BAB III METODE PENELITIAN

3. Metode Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena yang sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dimana data yang

BAB III METODE PENELITIAN. dijadikan sebagai lokasi penyusunan model pengembangan pariwisata pada

BAB II KERANGKA TEORI

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. mahasiswa. Jenjang pendidikan yang lazim disebut kuliah ini cukup banyak diminati karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut

Transkripsi:

PERUBAHAN PERILAKU ANAK JALANAN DALAM MELAKUKAN AKTIVITAS MENDAPATKAN PENGHASILAN DAN IMPLIKASINYA BAGI KEBIJAKAN SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG SUHARMA, Ph.D STKS, Indonesia Child Poverty and Social Protection Conference 10 11 September 2013

2 Latar Belakang Penelitian Satu masalah sosial yang dihadapi Pemerintah Daerah Kota Bandung yang terkait dengan masalah anak adalah anak jalanan. Berbagai program penanganan dan kebijakan telah dilakukan baik oleh Pemda Kota Bandung maupun Kementerian Sosial RI dalam penanganan anak jalanan di Kota Bandung. Adanya Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandung tentang anak jalanan dan program bebas anak jalanan di Kota Bandung yang didukung Kementerian Sosial RI telah dilakukan. Walaupun saat ini data yang pasti tentang anak jalanan belum ada, namun hingga saat ini jumlah anak jalanan di Kota Bandung masih banyak bahkan cenderung bertambah. Di jalanan, anak jalanan melakukan berbagai aktivitas untuk mendapatkan penghasilan/uang dengan berbagai resiko yang dihadapinya. Di jalanan, anak jalanan melakukan berbagai perubahan perilaku dalam aktivitasnya untuk mendapatkan belas kasihan, dan jasa dari pengguna jalan sehingga penghasilan mereka meningkat sebagai upaya membantu orang tuanya.

3 Masalah Penelitian Masalah utama penelitian: Bagaimana perubahan perilaku yang terjadi pada anak jalanan dalam melakukan aktivitas mendapatkan penghasilan, dan bagaimana implikasinya terhadap kebijakan sistem perlindungan sosial bagi anak jalanan? Sub masalah penelitian: 1. Faktor apa saja yang yang menyebabkan anak jalanan melakukan aktivitas mendapatkan penghasilan di jalanan? 2. Bagaimana anak jalanan melakukan perubahan perilaku dalam aktivitasnya mendapatkan penghasilan? 3. Faktor apa saja yang mendorong anak jalanan melakukan perubahan perilaku dalam aktivitasnya mendapatkan penghasilan? 4. Bagaimana implementasi kebijakan Peraturan Daerah tentang Anak Jalanan di Kota Bandung? 5. Bagaimana implikasi dari perubahan perilaku anak jalanan bagi kebijakan sistem perlindungan sosial bagi anak jalanan dalam upaya penanganan anak jalanan di Kota Bandung?

4 Tujuan utama Penelitian: Tujuan Penelitian Memperoleh gambaran tentang perubahan perilaku yang terjadi pada anak jalanan dalam melakukan aktivitas mendapatkan penghasilan, dan implikasinya terhadap kebijakan sistem perlindungan sosial bagi anak jalanan? Tujuan khusus penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang: 1. Faktor yang yang menyebabkan anak jalanan melakukan aktivitas mendapatkan penghasilan di jalanan; 2. Perubahan perilaku yang dilakukan anak jalanan dalam aktivitasnya mendapatkan penghasilan; 3. Faktor yang mendorong anak jalanan melakukan perubahan perilaku dalam aktivitasnya mendapatkan penghasilan; 4. Implementasi kebijakan Peraturan Daerah tentang Anak Jalanan di Kota Bandung; dan 5. Implikasi perubahan perilaku yang dilakukan anak jalanan bagi kebijakan sistem perlindungan sosial bagi anak jalanan dalam upaya penanganan anak jalanan di Kota Bandung.

5 Tinjauan Literatur Richard & Sherly Jessor (1977), yang mengemukakan faktor penyabab muculnya fenomena masalah sosial yang dihadapi anak pada tingkat mikro, mezo, dan makro. Telford & Sawrey (1986) yang mengemukakan teori fungsi dalam perubahan perilaku, teori SOR (Stimulus Organisme Response) dalam perubahan perilaku, dan teori pembelajaran sosial (social learning) atau teori kognitif sosial (social cognitive theory) dalam perubahan perilaku. STIMULUS ORGANISME; 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan REAKSI : (Perubahan Sikap) REAKSI : (Perubahan Praktek) Gambar : Teori SOR dalam Perubahan Perilaku Sudrajat (2005) yang mengemukakan bahwa masalah anak termasuk anak jalanan memperlihatkan bukan lagi hanya masalah perut lapar, keterlantaran atau tidak terpenuhinya kesejahteraan, tetapi anak telah menjadi korban eksploitasi, kekerasan dan penyalahgunaan oleh orang dewasa, termasuk orang tuanya sendiri. Edwards III (1980) yang mengemukakan bahwa ada empat variabel atau faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi suatu kebijakan. Keempat faktor tersebut adalah; (1) komunikasi kebijakan (policy communication); (2) sumberdaya kebijakan (policy resources); (3) perilaku pelaksana (disposition or attitude); dan (4) struktur birokrasi (bureaucratic structure).

6 Metode Penelitian Desain Penelitian: Deskriptif kualitatif dengan studi kasus Penelitian dilakukan selama 5 tahun yang dilaksanakan mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun tahun 2012 terhadap 7 orang anak jalanan di Kota Bandung. Ketika penelitian dilakukan, informan penelitian terdiri dari; 1 anak jalanan berusia 2,3 tahun; 1 anak jalanan berusia 4,4 tahun; 1 anak jalanan berusia 6,2 tahun; 1 anak jalanan berusia 8,1 tahun; 1 anak jalanan berusia 10,2 tahun; 1 anak jalanan berusia 12,3 tahun; dan 1 anak jalanan berusia 14,1 tahun Informan penelitian dipilih secara bertujuan (purposive sampling). Pengumpulan data dilakukan melalui penggunaan teknik partisipasi observasi, dan wawancara mendalam (indepth interview) Teknik pengolahan dan analisis data merujuk kepada analisis data kualitatif menurut Miles & Huberman (1992) yang terdiri dari tiga jalur analisis yaitu; reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil Penelitian Pada tingkat mikro, kehadiran anak jalanan di Kota Bandung sangat erat kaitannya dengan situasi anak dan keluarganya. Situasi anak dan keluarga yang berpengaruh terhadap munculnya fenomena anak jalanan meliputi; pertama, perlakuan salah dan ketidak-mampuan orang tua/keluarga dalam menyediakan kebutuhan dasar bagi anak akibat dari kondisi kemiskinan. Kedua, anak yang lari dari orang tua atau keluarganya karena perceraian orang tua, konflik dalam keluarga, penolakan anak oleh orang tua, dan kondisi terpisah dari orang tua atau kehilangan orang tua. Keluhan orang tua anak jalanan terhadap anaknya yang mengatakan bahwa kehidupan sangat susah, tidak punya biaya untuk sekolah atau doktrin-doktrin bahwa anak harus bertanggung jawab untuk membantu ekonomi keluarga mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemikiran anak untuk membantu orang tua dalam mendapatkan penghasilan. Berbagai perilaku anak dalam mendapatkan penghasilan di jalanan, diarahkan atau diajarkan oleh orang tua atau kakak mereka. Dalam hal ini, orang tua/ibu bapak dan kakaknya menjadi mentor bagi anak atau adiknya dalam melakukan difersifikasi perubahan perilaku dalam aktivitasnya mendapatkan penghasilan di jalanan. Orang tua mempunyai kontribusi dalam menentukan keberadaan anak di jalanan. Sebagian besar dari orang tua yang anaknya berada di jalanan tidak peka terhadap kebutuhan atau hak-hak anak mereka, tidak peka dan tidak peduli terhadap resiko kehidupan jalanan bagi anak, dan tidak berusaha keras melindungi anak dari kehidupan jalanan. 7

Hasil Penelitian Anak yang lari/keluar dari keluarga/orang tuanya melakukan proses pembelajaran sosial di jalanan tentang cara mempertahankan hidup dan mendapatkan penghasilan. Mereka melakukan komunikasi dan proses pembelajaran sosial cara mendapatkan penghasilan di jalanan dari teman atau dari orang-orang yang telah lama berada di jalanan. Orang tua tidak menyadari dan tidak tahu bahwa sesungguhnya pilihan melibatkan anak dalam pemenuhan ekonomi keluarga merupakan pelanggaran hak anak dan sangat membayakan bagi perkembangan anak-anak mereka. Pada tingkat mezo, kehadiran anak jalanan berhubungan dengan kekurangan sumber informal di lingkungan keluarga besar dan masyarakat yang dapat memberikan dukungan atau kekuatan pada keluarga anak yang bermasalah. Pada tingkat makro, keberadaan anak jalanan berkaitan dengan kesenjangan struktur ekonomi. Terdapat 6 perubahan perilaku yang dilakukan anak jalanan dalam aktivitasnya mendapatkan penghasilan, yaitu; (1) ketika anak jalanan belum bisa berjalan dan berusia kurang dari 3 tahun; (2) ketika anak jalanan sudah dapat berjalan (usia 3 5 tahun); (3) ketika anak jalanan berusia 6 8 tahun; (4) ketika anak jalanan berusia 9 12 tahun; (5) ketika anak jalanan berusia 13 15 tahun; dan (6) ketika anak jalanan berusia 16 18 tahun. 8

9 Hasil Penelitian Faktor penyebab paling dominan terjadinya perubahan perilaku pada anak jalanan dalam melakukan aktivitas mendapatkan penghasilan adalah berkurangnya penghasilan anak jalanan. Anak jalanan yang berusia dibawah usia 3 tahun mempunyai kecenderungan lebih besar untuk berada di jalanan sampai dengan usia 18 tahun. Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas pengguna jalan dalam memberikan uang kepada anak jalanan dengan banyaknya jumlah anak jalanan. Dalam hal ini, sedikit banyaknya masyarakat pengguna jalan memberi uang kepada anak jalanan akan diikuti oleh sedikit atau banyaknya jumlah anak jalanan. Perilaku anak jalanan dapat berubah dalam mendapatkan penghasilan karena stimulus (rangsangan) menurunya tingkat penghasilan dan menurunnya perhatian, serta belas kasihan pengguna jalan benar-benar berpengaruh pada pemenuhan kebutuhannya. Kebijakan Perda tentang Anak Jalanan di Kota Bandung tidak terimplementasi dengan baik sesuai dengan rencana, karena tidak dikomunikasikan/disosialisasikan kepada masyarakat. Kuantitas dan kualitas komunikasi kebijakan dalam mengimplementasikan kebijakan tentang anak jalanan dapat mengurangi jumlah anak jalanan.

10 Implikasi/Rekomendasi Kebijakan Beberapa rekomendasi kebijakan dalam penanganan anak jalanan di Kota Bandung meliputi; 1. Perlu adanya perlindungan sosial anak jalanan melalui program penguatan keluarga yang khusus ditujukan bagi orang tua/keluarga yang mempunyai anak jalanan berusia di bawah lima tahun; 2. Program penanganan anak jalanan di Kota Bandung perlu didasarkan pada tiga sasaran anak jalanan sesuai dengan klasifikasi usia anak jalanan yaitu; anak jalanan di bawah 5 tahun, anak jalanan berusia 6 sampai 12 tahun, dan anak jalanan berusia 13 sampai 18 tahun; 3. Perlu adanya program perlindungan sosial yang khusus ditujukan bagi anak jalanan yang berusia dibawah lima tahun melalui Program Perlindungan Sosial bagi Anak Jalanan yang Berusia Di bawah Lima Tahun (PPS Anjal Ulama); dan 4. Perlu adanya program sosialisasi aturan denda/hukuman bagi pengguna jalan yang memberi uang kepada anak jalanan di wilayah Kota Bandung.

& Terima Kasih Atas Perhatiannya