PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE AERASI & FILTRASI

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE SEDIMENTASI

Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

PENJERNIHAN AIR DENGAN MEDIA TUMBUHAN

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

PEMBUATAN TOILET KERING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah dengan Metode Aerasi Conventional Cascade dan Aerasi Vertical Buffle Channel Cascade

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

Mengapa Air Sangat Penting?

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS AIR 3

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

Terpadu Universitas Islam Indonesia. Namun dalam pemanfaatannya air tanah

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah bagian dari kehidupan makhluk hidup. Air bukan merupakan

BAB 3 METODE PERCOBAAN

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI MENGGUNAKAN SARINGAN PASIR BERTEKANAN (PRESURE SAND FILTER) UNTUK MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn)

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2 O, dimana satu molekul air

Transkripsi:

MODUL: PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE AERASI & FILTRASI I. DESKRIPSI SINGKAT A ir merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3 / 4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Beberapa sumber air yang bisa digunakan sebagai bahan baku air bersih adalah air sumur, mata air, air sungai dan air laut. Namun seringkali ditemui air sumur atau sumber air lainnya telah keruh, kotor, berbau. Selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai. Masalah yang paling menonjol pada air sumur adalah bau busuk dan warna kuning karat berbau logam. Di perkotaan umumnya air 1 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

berbau busuk karena tanahnya sudah banyak tercemar limbah organik. Secara alami, warna kuning atau bau logam dikarenakan air banyak mengandung besi (Fe), Mangan (Mn), dan alumunium (Al) atau logam lain yang membahayakan kesehatan. Aerasi dan filtrasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi menurunkan kandungan kation yang terlarut terutama ketiga kation di atas. Konstruksinya terbuat dari dua buah drum yang bagian dalamnya telah di cat anti karat. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu mempraktikan penjernihan air dengan metode aerasi & filtrasi. B. Tujuan Pembelajaran Khusus : Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu : 1. Menjelaskan tentang penjernihan air dengan metode aerasi & filtrasi sederhana 2. Mempraktikan pembuatan paket penjernihan air dengan metode aerasi & filtrasi sederhana 3. Mempraktikan penggunaan penjernihan air dengan metode aerasi & filtrasi sederhana III. POKOK BAHASAN Modul ini dirancang sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah penjernihan air di daerah yang menggunakan air tanah. Materi modul ini terdiri dari 4 pokok bahasan mencakupi : 1. Konsep penjernihan air dengan metode aerasi & filtrasi. 2 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

2. Pembuatan paket penjernihan air dengan metode aerasi & filtrasi. 3. Cara penggunaan dan pemeliharaan paket penjernihan air dengan metode aerasi & filtrasi. IV. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini. Langkah 1 Pengkondisian 1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hanga. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas ini, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, dan materi yang akan disampaikan. 2. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan disampaikan, sebaiknya menggunakan bahan tayang. Langkah 2 Diskusi Singkat tentang Topik (brain storming) Fasilitator berusaha menggali pendapat/pemahaman peserta dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta terkait dengan materi yang akan disampaikan, sehingga dapat diketahui sejauh mana pengetahuan peserta terhadap materi yang akan disampaikan. Sebaiknya tuliskan kata kunci pendapat mereka pada kertas flipchart atau metaplan. Langkah 3 Penyampain Materi 1. Fasilitator menyampaikan paparan materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan 3 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

tayang. Kaitkan juga dengan pendapat atau pemahaman yang dikemukakan oleh peserta agar mereka merasa dihargai. 2. Sebelum melanjutkan pokok bahasan berikutnya, fasilitator akan menanyakan apakah peserta memahami pokok bahasan yang baru saja disampaikan dan memberi kesempatan untuk tanya jawab. 3. Memberi demonstrasi peralatan dan bahan yang akan digunakan. Langkah 4 Praktik 1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan praktik pembuatan paket pengolahan air secara flokulasi, koagulasi dan sedimentasi ini di Ruang Workshop yang telah disediakan oleh Bapelkes Lemahabang. 2. Peserta akan dibimbing dalam melakukan praktik sesuai dengan materi yang dipraktikkan di Ruang Workshop. Langkah 5 Implementasi 1. Fasilitator atau Tim Pembimbing akan mengajak seluruh peserta ke Lapangan untuk mengimplementasikan paket pengolahan yang sudah dibuat dan dipraktikkan dalam materi pelatihan. 2. Peserta akan dipandu oleh Tim dalam melakukan implementasi di lapangan sesuai dengan rencana yang disusun. Langkah 6 Refleksi dan Rangkuman 1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi bersama tentang pembahasan materi ini. Apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan sudah tercapai? 2. Dilanjutkan dengan menutup sesi ini dengan memberikan apresiasi keterlibatan aktif seluruh peserta. 4 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

V. URAIAN MATERI a. Pendahuluan Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Jika kebutuhan air belum tercukupi maka dapat memberikan dampak besar terhadap kesehatan maupun sosial. Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun demikian secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi dan dapat dikatakan relatif kecil. Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan lainnya. Persyaratan bagi masing-masing standar kualitas air masih perlu ditentukan oleh 4 (empat) aspek yaitu : 1. persyaratan fisik, 2. persyaratan kimiawi, 3. persyaratan bakteriologis, dan 4. persyaratan radioaktifitas. Persyaratan fisik ditentukan oleh faktor kekeruhan, warna, bau maupun rasa. Persyaratan kimiawi ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia seperti Arsen, Chlor, Tembaga, Cyanida, Besi, Mangan dan sebagainya. Persyaratan bakteriologis ditentukan baik oleh mikroorganisme patogen, maupun non patogen. Air tanah (sumur) merupakan sumber air bersih terbesar yang digunakan. Kendala yang sering ditemui dalam menggunakan air tanah adalah kandungan Zat Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang 5 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

terdapat dalam air baku (biasanya >5-7 mg/l), dimana standar yang telah di tetapkan oleh Departemen kesehatan di dalam Permenkes No. 907/Per/Menkes/VII/ 2002 tentang air minum yaitu sebesar 1,0 mg/l. Besi dalam air berbentuk ion bervalensi dua (Fe 2+ ) dan bervalensi tiga (Fe 3+ ). Dalam bentuk ikatan dapat berupa Fe 2 O 3, Fe(OH) 2, Fe(OH) 3 atau FeSO 4 tergantung dari unsur lain yang mengikatnya. Dinyatakan pula bahwa besi dalam air adalah bersumber dari dalam tanah sendiri di sampng dapat pula berasal dari sumber lain, diantaranya dari larutnya pipa besi, reservoir air dari besi atau endapan-endapan buangan industri. Apabila kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas, akan menyebabkan berbagai masalah, diantaranya : 1. Gangguan teknis Endapan Fe(OH) bersifat korosif dapat mengendap pada saluran pipa, sehingga mengakibatkan clogging dan mengotori bak/wastafel/kloset. 2. Gangguan fisik Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah timbulnya warna, bau dan rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi terlarutnya > 1,0 mg/l. 3. Gangguan kesehatan Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7 35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. - Dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, bagi mereka yang sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam aibat akumulasi Fe. 6 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

- Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. - Kadar Fe yang besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. - Kadar Fe > 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. - Jika kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk. - Hemokromatesis primer besi akibat dari penyerapan Fe dalam jumlah berlebih di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan pankreas sehingga menimbulkan diabetes. Proses penghilangan besi dan mangan dengan cara oksidasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara yakni : 1. oksidasi dengan udara atau aerasi, 2. oksidasi dengan khlorine (khlorinasi) dan 3. oksidasi dengan kalium permanganat. Selain dengan cara oksidasi, penghilangan senyawa besi dan mangan dalam air yang umum digunakan khususnya untuk skala rumah tangga yakni dengan mengalirkan ke suatu filter dengan media mangan zeolit. 7 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Gambar Treatment Penurunan Kadar Fe dan Mn secara Aerasi dan Filtrasi dengan Lapisan Mangan Zeolit TEKNIS AERASI Proses ini merupakan suatu usaha penambahan konsentrasi oksigen yang terkandung dalam air, agar proses oksidasi untuk mengubah bentuk kation berjalan dengan baik. Dalam praktiknya terdapat 2 cara untuk menambahkan oksigen ke dalam air, yaitu : a. Memasukkan udara ke dalam air Yaitu proses memasukkan udara atau oksigen murni ke dalam air limbah melalui benda berpori atau nozzle. Nozzle diletakkan di bagian tengah sehingga akan meningkatkan kecepatan kontak gelembung udara tersebut dengan air, dan proses pemberian oksigen akan berjalan lebih cepat. Oleh karena itu, biasanya nozzle ini diletakkan di dasar bak aerasi. Udara yang dimasukkan berasal dari udara luar yang dipompakan ke dalam air oleh pompa tekan. 8 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

b. Memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen Yaitu cara mengontakkan air dengan oksigen melalui pemutaran baling baling yang diletakkan pada permukaan air limbah. Akibat dari pemutaran ini, air akan terangkat ke atas dan terjadi kontak dengan udara. c. Menyebarkan air dengan udara di atas lempengan tipis, melalui tetesan air kecil (waterfall aerator), atau dengan pencampur air dengan gelembung-gelembung udara. d. Mengontakkan air dengan udara melalui proses terjunan bertahap (cascade cycling). Adapun besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki besi adalah akibat dari beberapa kondisi, di antaranya : 1. Pengaruh ph yang terlalu rendah (asam), dapat melarutkan logam besi. 2. Akibat adanya CO 2 agresif yang menyebabkan larutnya logam besi. 3. Pengaruh banyaknya O 2 yang terlarut dalam air. 4. Pengaruh tingginya temperatur air akan melarutkan besi-besi dalam air. 5. Kuatnya daya hantar listrik akan melarutkan besi. 6. Adanya bakteri besi dalam air akan memakan besi. Hal-Hal yang Mempengaruhi Kelarutan Fe dalam Air: 1. Kedalaman Air hujan yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi masuk ke dalam tanah yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H 2 O dan CO 2 dalam tanah dan membentuk Fe (HCO 3 ) 2 dimana semakin dalam air yang meresap ke dalam tanah semakin tinggi juga kelarutan besi karbonat dalam air tersebut. 2. ph ph air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam air, apabila ph air rendah akan berakibat terjadinya proses 9 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

korosif sehingga menyebabkan larutnya besi dan logam lainnya dalam air, ph yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan logam. Dalam keadaan ph rendah, besi yang ada dalam air berbentuk ferro dan ferri, dimana bentuk ferri akan mengendap dan tidak larut dalam air serta tidak dapat dilihat dengan mata sehingga mengakibatkan air menjadi berwarna,berbau dan berasa. 3. Suhu Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan menurunnya kadar O 2 dalam air, kenaikan temperatur air juga dapat mengguraikan derajat kelarutan mineral sehingga kelarutan Fe pada air tinggi. 4. Bakteri besi Bakteri besi (Crenothrix, Lepothrix, Galleanella, Sinderocapsa dan Sphoerothylus) adalah bakteri yang dapat mengambil unsur besi dari sekeliling lingkungan hidupnya sehingga mengakibatkan turunnya kandungan besi dalam air, dalam aktifitasnya bakteri besi memerlukan oksigen dan besi sehingga bahan makanan dari bakteri besi tersebut. Hasil aktifitas bakteri besi tersebut menghasilkan presipitat (oksida besi) yang akan menyebabkan warna pada pakaian dan bangunan. Bakteri besi merupakan bakteri yang hidup dalam keadaan anaerob dan banyak terdapat dalam air yang mengandung mineral. Pertumbuhan bakteri akan menjadi lebih sempurna apabila air banyak mengandung CO 2 dengan kadar yang cukup tinggi. 5. CO 2 agresif Karbondioksida (CO 2 ) merupakan salah satu gas yang terdapat dalam air. Berdasarkan bentuk dari gas Karbondioksida (CO 2 ) di dalam air, (CO 2 ) dibedakan menjadi : CO 2 bebas yaitu CO 2 yang larut dalam air, CO 2 dalam kesetimbangan, CO 2 agresif. Dari ketiga bentuk Karbondioksida (CO 2 ) yang terdapat dalam air, CO 2 agresif-lah yang paling berbahaya karena kadar CO 2 agresif lebih tinggi dan dapat menyebabkan terjadinya korosi sehingga 10 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

berakibat kerusakan pada logam-logam dan beton. Menurut Powell CO 2 bebas yang asam akan merusak logam apabila CO 2 tersebut bereaksi dengan air karena akan merusak logam. Reaksi ini dikenal sebagai teori asam, dengan reaksi sebagai berikut : 2 Fe + H 2 CO 3 FeCO 3 + 2 H + 2 FeCO 3 + 5 H 2 O + 1 / 2 O 2 2 Fe(OH) 2 + 2 H 2 CO 3 Dalam reaksi di atas dapat dilihat bahwa asam karbonat tersebut secara terus-menerus akan merusak logam, karena selain membentuk FeCO 3 sebagai hasil reaksi antara Fe dan H 2 CO 3, selanjutnya FeCO 3 bereaksi dengan air dan gas oksigen (O 2 ) menghasilkan zat 2 FeOH dan 2H 2 CO 3 dimana H 2 CO 3 tersebut akan menyerang logam kembali sehingga proses pengrusakan logam akan berjalan secara terus-menerus mengakibatkan kerusakan yang semakin lama semakin besar pada logam tersebut. Penyebab utama tingginya kadar besi dalam Air 1. Rendahnya ph Air Nilai ph air normal yang tidak menyebabkan masalah adalah 7. Air yang mempunyai ph 7 dapat melarutkan logam termasuk besi. 2. Adanya Gas-gas Terlarut dalam Air. Yang dimaksud gas-gas tersebut adalah CO 2 dan H 2 S. Beberapa gas terlarut dalam air terlarut tersebut akan bersifat korosif. 3. Bakteri Secara biologis tingginya kadar besi terlarut dipengaruhi oleh bakteri besi yaitu bakteri yang dalam hidupnya membutuhkan makanan dengan mengoksidasi besi sehingga larut. Jenis ini adalah bakteri Crenotrik, Leptotrik, Callitonella, Siderocapsa dan lain-lain. Bakteri ini mempertahankan hidupnya membutuhkan oksigen dan besi. 11 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Metode Penurunan Kadar Besi (Fe) 1. Aerasi Ion Fe selalu di jumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang rendah, seperti pada air tanah dan pada daerah danau yang tanpa udara Keberadaan ferri larutan dapat terbentuk dengan adanya pabrik tenun, kertas, dan proses industri. Fe dapat dihilangkan dari dalam air dengan melakukan oksidasi menjadi Fe(OH) 3 yang tidak larut dalam air, kemudian diikuti dengan pengendapan dan penyaringan. Proses oksidasi dilakukan dengan menggunakan udara biasa di sebut aerasi yaitu dengan cara memasukkan udara dalam air. 2. Sedimentasi Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam cairan karena pengaruh gravitasi (gaya berat secara alami). Proses ini sering digunakan dalam pengolahan air. Dalam proses sedimentasi partikel tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun kerapatan selama proses pengendapan berlangsung. Partikel-partikel padat akan mengendap bila gaya gravitasi lebih besar dari pada kekentalan dan gaya kelembaban (inersia) dalam cairan. Biaya pengolahan air dengan proses sedimentasi relatif murah karena tidak membutuhkan peralatan mekanik maupun penambahan bahan kimia. Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahanbahan tersuspensi (kekeruhan) dari dalam air dan dapat juga berfungsi untuk mereduksi kandungan organisme (patogen) tertentu dalam air. 3. Filtrasi Proses penyaringan merupakan bagian dari pengolahan air yang pada prinsipnya adalah untuk mengurangi bahan-bahan organik maupun bahan-bahan anorganik yang berada dalam air. Penghilangan zat padat tersuspensi denggan penyaringan memiliki peranan penting, baik yang terjadi dalam pemurnian air tanah maupun dalam pemurnian buatan di dalam instalasi 12 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

pengolahan air. Bahan yang dipakai sebagai media saringan adalah pasir yang mempunyai sifat penyaringan yang baik, keras dan dapat tahan lama dipakai bebas dari kotoran dan tidak larut dalam air. Penanganan air sumur dengan kombinasi penanganan aerasi, filtrasi ataupun sedimentasi mempunyai potensi penurunan yang signifikan. Menurut Djasio Sanropie, waktu pengendapan (detention time) yang optimal pada bak sedimentasi air yang telah diaerasi, biasanya diambil 3 jam (2-6 jam), yang mana mungkin dalam pengendapan kandungan Fe hasil aerasi ini cukup dilakukan 1-2 jam. Agar mendapatkan basil yang tepat disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang detention time untuk sedimentasi kadar Fe yang optimal pada air sumur bor, sesuai dengan sumber airnya. Air baku dimasukkan Pompa pemberi udara (aerator) Bak aerasi Filter penyaring Outlet air olahan Bak filtrasi Gambar 1. Alternatif pengolahan Air Sumur dengan Aerasi-Filtrasi 13 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Air baku dimasukkan Bak aerasi endapan Bak sedimentasi Outlet air olahan Gambar 2. Bak filtrasi Alternatif pengolahan Air Sumur dengan Aerasi-Sedimentasi-Filtrasi Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam pengolahan dengan metode ini sebagai berikut : a. Sumber air baku berasal dari sumur (air tanah) dengan keadaan jernih namun mengandung zat Fe ataupun Mn. b. Bahan 1. Lem pipa 2. Isoplast keras 3. Pasir kwarsa 4. Zeolith atau Karbon Aktif 5. Tablet Klor (dapat dibeli di Toko Kimia) 14 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

c. Peralatan 1. Bak/tandon besar 1 paket 2. Bak/ember besar 2 buah 3. Pompa udara (aerator) 4. Pengaduk kayu 2 buah 5. Keran 6. Pipa PVC ¼ yang dilubangi sebagai tempat keluar udara 7. Gergaji/cutter 8. Alat pertukangan lain Dengan segala keterbatasan peralatan yang ada, kita dapat saja menggunakan potensi barang/alat yang telah ada, dengan beberapa modifikasi yang diatur di lapangan. d. Pembuatan 1. Siapkan bak besar berukuran 1 m 3 sebagai bak aerasi. 2. Siapkan pipa PVC ¼ berlubang di bagian dasar bak aerasi sebagai tempat keluarnya udara (aerasi). Buatkan lubang di dinding bak bagian dasar untuk pembuangan lumpur (pengurasan). 3. Sambungkan pipa PVC ¼ berlubang tadi dengan pompa aerator dan diuji terlebih dahulu. 4. Siapkan bak/drum kedua yang akan menjadi bak sedimentasi (tentatif boleh ditiadakan jika tidak diperlukan). Buatkan outlet menuju Bak filtrasi. Buatkan lubang di bagian dasar untuk pembuangan lumpur. 5. Siapkan bak ketiga yang akan menjadi bak filtrasi. Susun lapisan penyaring (filter) berupa lapisan pasir kuarsa, lapisan zeolith dan lapisan karbon aktif masingmasing 15 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Tray Bak Penampung Pompa Gambar 1. Aerasi dengan tray Air terjun bertangga Bak Penampung Pompa Gambar 2. Aerasi dengan cascade 16 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

e. Penggunaan 1. Pemakai mengalirkan air baku menuju bak sedimentasi dengan cara menyalakan pompa (apabila pengaliran dilakukan secara motorik) atau mengisi bak secara manual. 2. Pemakai memasukkan tawas yang sudah dicampur dengan air (50 gram tawas 2 Liter air bersih) ke dalam bak dan pengadukan dilakukan secara konstan a. Pertama dilakukan pengadukan dengan cepat, 50 putaran per menit, selama 10 menit b. Selanjutnya dilakukan pengadukan dengan lambat, 10-20 putaran per menit, selama 15 menit. Pada saat ini, pengadukan dilakukan secara konstan untuk menjamin pembentukan flok ukuran besar sehingga siap mengendap alamiah. Pengadukan dilakukan searah, untuk menjamin optimalnya penempelan flok mikro dan menjaga flok makro tidak berubah bentuknya. 3. Tahap berikutnya adalah mendiamkan air tersebut agar terjadi proses pengendapan (sedimentasi) secara alamiah. Tidak boleh ada gangguan apapun dalam proses ini, seperti getaran akibat pengadukan lainnya, penambahan zat-zat lain dll) 4. Proses berikutnya merupakan pemisahan air terolah (supernatant) melalui outlet yang sudah disiapkan. Pemakai harus memperhatikan tidak terikutnya endapan yang terbentuk. 5. Endapan yang terbentuk merupakan kumpulan flok yang sebenarnya masih bisa dimanfaatkan kembali dalam proses pengolahan berikutnya. Untuk itu tidak perlu dibuang. 6. Apabila supernatant sudah dipisahkan, maka pemakai membubuhkan desinfektan (berupa tablet/bubuk/cair) dan kemudian diaduk. Adapun dosis optimum desinfektan disesuaikan dengan bahan baku air yang digunakan. Intinya 17 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

sisa klor yang diperbolehkan tidak kurang dari 5 mg/l atau air masih sedikit berbau klor. 7. Perlunya memiliki ph meter dan TDS meter untuk pengecekan minimal guna memastikan konsentrasi TDS dan besarnya ph air terolah, karena ph yang tidak sesuai dapat menyebabkan beberapa masalah pada manusia (ph terlalu asam membuat kulit iritasi dan ph terlalu basa akan menyebabkan penggunaan sabun yang boros) 8. Selama proses pengolahan ini, pemakai perlu menggunakan alat pelindung diri seperti baju kerja dan sarung tangan. f. Pemeliharaan 1. Tangki Sedimentasi perlu disikat untuk menghindari penebalan kotoran akibat flok yang bersifat kimiawi. 2. Tangki Supernatan perlu dibersihkan untuk menjaga kejernihan air olahan. 3. Peralatan yang digunakan untuk menakar dan membubuhkan zat kimia sebaiknya terbuat dari bahan tahan karat dan perlu dibersihkan setiap habis digunakan. g. Keuntungan 1. Kontruksi tangki yang sederhana dan mudah dilaksanakan sendiri tanpa memerlukan persyaratan khusus, dapat menggunakan tangki atau bak yang sudah ada. 2. Biaya yang diperlukan cukup terjangkau oleh masyarakat. h. Kerugian 1. Penggunaan bahan kimia masih menjadi masalah karena tidak semua masyarakat mudah mencari dan membelinya. 2. Apabila menggunakan sistem pengadukan manual dengan tenaga manusia, maka perlu kesabaran dari penggunanya 3. Diperlukan upaya ujicoba untuk menentukan dosis zat kimia yang dibutuhkan supaya pembubuhannya optimal. 18 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

VI. REFERENSI Reynolds, Tom D. (1982), Unit Operations and Processes in Environmental Engineering, Wadsworth Inc., California. http://aimyaya.com/id/lingkungan-hidup/kumpulan-teknikpenyaringan-air-sederhana/ diakses pada tanggal 1 September 2011 19 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti