III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. (time series) dalam bentuk tahunan. Periode yang digunakan yaitu periode 2000:I-

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENILITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. yang ditentukan dengan menggunakan metode ilmiah secara aturan-aturan yang

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis

III. METODE PENELITIAN. diperoleh dari Yahoo Finance dan Bank Indonesia (BI). Data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-varibael sebagai berikut: Jumlah ekspor Minyak kelapa sawit

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pinjaman, suku bunga BI rate, jumlah uang beredar, inflasi, nilai tukar, dan suku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. media perantara. Pada umumnya data sekunder dapat berupa bukti, catatan atau

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun dapat mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pemilihan lokasi ini berdasarkan secara purposive sampling (sengaja).

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, DJIA, WTI,

Transkripsi:

27 III.METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun waktu) yang merupakan data sekunder. Data tingkat inflasi, inflasi mitra dagang (inflasi Cina, inflasi Amerika, inflasi Jepang) dan produk domestik bruto (PDB) merupakan data sekunder selama periode tahun 2001-2012. Data ini diperoleh dengan menunduah dari internet melalui situs resmi Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik (BPS), Bank Dunia serta melalui situs google dalam publikasi bulanan maupun tahunan. Berikut adalah data yang dipergunakan dalam penelitian ini: Tabel 4. Data Penelitian Nama data Satuan Selang periode pengukuran waktu Sumber data Inflasi Indonesia Persen 2001-1012 Bank Indonesia Inflasi AS Persen 2001-2012 Bank Indonesia Inflasi Cina Persen 2001-2012 Bank Indonesia Inflasi Jepang Persen 2001-2012 Bank Indonesia PDB Miliar 2001-2012 BPS Sumber : Bank Indonesia

28 B. Definisi Variabel Operasional Variabel-variabel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : 1. Tingkat Inflasi Indonesia (INF_INA) Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus.(boediono,2001:161). Tingkat inflasi di Indonesia merupakan varibel terikat yang datanya diperoleh melalui situs Biro Pusat Statistik (BPS) dan juga Bank Indonesia. Data inflasi ini menggunakan inflasi yang ada di Indonesia pada periode 2001:I-2012:IV 2. Tingkat Inflasi Amerika Serikat (INF_USA) Tingkat inflasi Amerika Serikat merupakan keadaan inflasi di Amerika Serikat yang mungkin memiliki pengaruh terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Data tingkat inflasi di Indonesia diperoleh dari situs Bank Dunia. Data inflasi ini menggunakan inflasi yang ada di Amerika pada periode 2001:I-2012:IV 3. Tingkat inflasi Cina (INF_RRC) Tingkat inflasi Cina merupakan keadaan inflasi di Cina yang mungkin memiliki pengaruh terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Data tingkat inflasi di Indonesia diperoleh dari situs Bank Dunia. Data inflasi ini menggunakan inflasi yang ada di Cina pada periode 2001:I-2012:IV 4. Tingkat inflasi di Jepang (INF_JPN) Tingkat inflasi Jepang merupakan keadaan inflasi di Cina yang mungkin memiliki pengaruh terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Data tingkat inflasi di Indonesia diperoleh dari situs Bank Dunia. Data inflasi ini menggunakan inflasi yang ada di Jepang pada periode 2001:I-2012:IV

29 5. Produk Domestik Bruto (PDB) Produk domestik bruto (PDB) merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara. Data PDB ini menggunakan data PDB atas dasar harga konstan 2000. C. Metode dan Teknik Analisis Data 1. Model dan Alat Analisis Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data sekunder, untuk memperkirakan secara kuantitatif pengaruh dari beberapa variabel Independen secara bersama-sama maupun secara sendiri sendiri terhadap variabel dependen. Hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan variabel independen dapat dilakukan dengan regresi berganda dan menggunakan data time series. Data diperoleh menurut runtut waktu (time series) yaitu periode kuartal 2001: I sampai dengan periode 2012: IV. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Error Correction Model. Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam jangka pendek dan penyesuaian (speed of adjustment) yang cepat untuk kembali ke keseimbangan jangka panjangnya.. Dalam Analisis ini dilakukan dengan bantuan Eviews 4.1 dengan tujuan yang telah dibahas pada bab sebelumnya untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependennya.:

30 INF_INA t = β 0 + β 1 INF_USA t + β 2 INF_RRC t + β 3 INF_JPN t + β 4 PDB t + ε t Dimana : INF_INA t = Inflasi di Indonesia pada tahun ke-t (%) β 0 β 1, β 2, β 3 β 4 = Konstanta = Koefisien regresi INF_USA t = Tingkat inflasi di Amerika Serikat pada tahun ke-t (%) INF_RRC t = Tingkat inflasi di Cina pada tahun ke-t (%) INF_JPN t = Tingkat inflasi di Jepang pada tahun ke-t (%) PDB t ε t = Produk domestik bruto pada tahun ke-t (Rp) = Error term Perhitungan analisis dilakukan dengan menggunakan alat hitung Eviews yang dapat digunakan sebagai alat menganalisa guna membuktikan hipotesis. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa pengujian untuk menganalisis data, diantaranya adalah: 2. Alat Analisis 2.1 Uji Stasionary (Unit Root Test) Uji Unit Root digunakan untuk melihat apakah data yang diamati stasionary atau tidak. Data dikatakan stationary bila data tersebut mendekati rata-ratanya dan tidak terpengaruhi waktu. Apabila data yang diamati dalam uji akar-akar unit (unit root test) ternyata belum stationary maka harus dilakukan uji integrasi (integration test) sampai memperoleh data yang stasionary.

31 Pada umumnya data ekonomi time-series sering kali tidak stasionary pada level series. Jika hal ini terjadi, maka kondisi stasionary dapat tercapai dengan melakukan differensiasi satu kali atau lebih. Apabila data telah stationary pada level series, maka data tersebut adalah integrated of order zero atau I(0). Apabila data stationary pada differensiasi tahap 1, maka data tersebut adalah integrated of order one atau I(1). Terdapat beberapa metode pengujian unit root, dua diantaranya yang saat ini secara luas dipergunakan adalah (augmented) Dickey-Fuller dan Phillips Perron unit root test. Prosedur pengujian stasionary adalah sebagai berikut (Awaluddin: 2004): 1. Langkah pertama dalam uji unit root adalah melakukan uji terhadap level series. Jika hasil dari unit root menolak hipotesis nol bahwa ada unit root, berarti series adalah stationary pada tingkat level atau series terintegrasi pada I(0). 2. Jika semua variabel adalah stationary, maka estimasi terhadap model yang digunakan adalah dengan regresi Ordinary Least Square (OLS). 3. Jika dalam uji terhadap level series hipotesis adanya unit root untuk seluruh series diterima, maka pada tingkat level seluruh series adalah non stationary. 4. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji unit root terhadap first difference dari series. 5. Jika hasilnya menolak hipotesis adanya unit root, berarti pada tingkat first difference, series sudah stationary atau dengan kata lain semua series

32 terintegrasi pada orde I(1), sehingga estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode kointegrasi. 6. Jika uji unit root pada level series menunjukkan bahwa tidak semua series adalah stationary, maka dilakukan first difference terhadap seluruh series. 7. Jika hasil dari uji unit root pada tingkat first difference menolak hipotesis adanya unit root untuk seluruh series, berarti seluruh series pada tingkat first difference terintegrasi pada orde I(0), sehingga estimasi dilakukan dengan metode regresi Ordinary Least Square (OLS) pada tingkat first differencenya. 8. Jika hasil uji unit root menerima hipotesis adanya unit root, maka langkah selanjutnya adalah melakukan differensiasi lagi terhadap series sampai series menjadi stationary, atau series terintegrasi pada orde I(d). Unit root digunakan untuk mengetahui stationarity data. Jika hasil uji menolak hipotesis adanya unit root untuk semua variabel, berarti semua adalah stationary atau dengan kata lain, variabel-variabel terkointegrasi pada I(0), sehingga estimasi akan dilakukan dengan menggunakan regresi linier biasa (OLS). Jika hasil uji unit root terhadap level dari variabel-variabel menerima hipotesis adanya unit root, berarti semua data adalah tidak stationary atau semua data terintegrasi pada orde I(1). Jika semua variabel adalah tidak stationary, estimasi terhadap model dapat dilakukan dengan teknik kointegrasi.

33 2.2 Uji Kointegrasi (Keseimbangan Jangka Panjang) Konsep kointegrasi pada dasarnya adalah untuk mengetahui equilibrium jangka panjang di antara variabel-variabel yang diobservasi. Kadangkala dua variabel yang masing-masing tidak stasioner atau mengikuti pola random walk mempunyai kombinasi linier diantara keduanya yang bersifat stasionary. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut saling terintegrasi atau ber-cointegrated. Uji Kointegrasi adalah uji ada tidaknya hubungan jangka panjang antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji ini merupakan kelanjutan dari uji stationary (unit root test). Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk mengetahui apakah residual regresi terkointegrasi stasionary atau tidak. Apabila variabel terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang. Dan sebaliknya jika tidak terdapat kointegrasi antar variabel maka implikasi tidak adanya keterkaitan hubungan dalam jangka panjang. Istilah kointegrasi dikenal juga dengan istilah error, karena deviasi terhadap ekuilibrium jangka panjang dikoreksi secara bertahap melalui series parsial penyesuaian jangka pendek. Ada beberapa macam uji kointegrasi, antara lain: 2. Uji Kointegrasi Engel-Granger (EG) Penggunaan kointegrasi EG didasarkan atas uji ADF (C, n), ADF (T, 4) dan statistik regresi kointegrasi CRDW (cointegration regression durbin watson). Bentuk umum uji kointegrasi tersebut adalah sebagai berikut: ADF (C, n) : d(residt) = c + aβ (residt) + bâ d(residt-1) + ut

34 ADF (T, 4) : d(residt) = c + aβ (residt) + bâ d(residt-1) + trend + ut CDRW: Yt = c + axt + ut Dasar pengujian ADF (C, n) dan ADF (T, 4) adalah statistik Dickey-Fuller, sedangkan uji CDRW didasarkan atas nilai Durbin-Watson Ratio-nya, dan keputusan penerimaan atau penolakannya didasarkan atas angka statistik CDRW. 3. Model Koreksi Kesalahan (ECM) Error Correction Model atau ECM pertama kali digunakan oleh Sargan pada tahun 1984 dan selanjutnya dipopulerkan oleh Engle dan Granger untuk mengoreksi ketidakseimbangan (disequilibrium) dalam jangka pendek. Teorema representasi Granger menyatakan bahwa jika dua variabel saling berkointegrasi, maka hubungan antara keduanya dapat diekspresikan dalam bentuk ECM. Model ECM mempunyai beberapa kegunaan namun yang paling utama bagi pekerjaan ekonometrika adalah mengatasi masalah data time series yang tidak statonary dan masalah regresi lancung (spurius regression). Model umum dari metode ECM (Gujarati:2003): yt = α0 + α1 X t + α2 εt-1 + µ t Keterangan : yt = Perubahan variabel y pada perode t α0 = Intersep α1 = koefisien dari perubahan variabel x εt-1 = Nilai lag 1 periode dari galat α2 = Nilai obsolut dari tingkat keseimbangan.

35 Jika α2 tidak signifikan, maka y menyesuaikan diri dengan perubahan x pada waktu yang sama. Sebaliknya, jika α2 signifikan berarti bahwa y menyesuaikan diri dengan perubahan x tidak pada waktu yang sama. 4.Uji Asumsi klasik 1. Uji Normalitas Uji signifikasi pengaruh variabel bebas dangan variabel terikat melalui uji t hanya akan valid jika residual yang kita dapatkan mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu : 1.Histogram Residual Jika histogram residual menyerupai grafik distribusi normal yaitu berbentuk lonceng seperti distribusi t sebelumnya maka residual memiliki distribusi normal. 2. Uji Jarque-Bera (J-B) Adapun langkah-langkah dengan menggunakan metode JB adalah : o Menentukan Ho dan Ha dimana : Ho : residual terdistribusi normal Ha : residual tidak terdistribusi normal Menghitung nilai JB dengan menggunakan rumus : S JB n 6 2 ( K 3) 24 2 Dimana : S K = koefisien skewness = koefisien kurtosis

36 Nilai hitung dari JB di bandingkan dengan nilai chi-square tabel. Jika nilai hitung JB lebih besar dari pada nilai Chi-square tabel maka kita menolak Ho. Jika nilai hitung JB lebih kecil dari Chi-tabel maka kita menerima Ho. 2. R-Square (R 2 ) Nilai R2 menunjukan besarnya variabel-variabel independent dalam mempengaruhi variabel dependent. Nilai R 2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2< 1). Semakin besar nila R 2, maka semakin besar variasi variabel dependent yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independent. Sebaliknya, makin kecil nilai R 2, maka semakin kecil variasi variabel dependent yang dapat di jelaskan oleh variasi variabel independent. Sifat dari koefisien determinasi adalah : a. R 2 merupakan besaran yang non negatif. b. Batasnya adalah ( 0 < R 2 < 1 ). Apabila R 2 bernilai < 1 berarti tidak ada hubungan antara variabel-variabel independent dengan variabel dependent, dan jika R2 bernilai > 1 maka terdapat pengaruh antara variabel-variabel independent dengan variabel dependent.. Semakin besar nilai R2 maka semakin tepat garis regresi dalam menggambarkan nilai-nilai observasi. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi terdapat variabel independent yang saling berkorelasi. Pengujian

37 multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan besarnya variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF < 5 maka persamaan regresi terbebas dari multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisita bertujuan untuk mengetahuni apakah terjadi ketidaksamaan varience dalam residual dari satu pengamatan kepengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode White dengan memperhatikan chi-square hitung dan chi-square table. Jika chisquare hitung lebih besar dari nilai chi-square table dengan derajat kepercayaan tertentu maka ada heteroskedastisitas. Jika chi-square hitung lebih kecil dari nilai chi-square table maka tidak ada heteroskedastisitas (homokedastisitas). Berdasarkan pernyataan di atas maka kita dapat memperoleh hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya. Ho : homokedastisitas Ha : heteroskedastisitas Terima Ho Tolak Ho χ 2 tabel Gambar 7. Daerah penerimaan dan penolakan uji heteroskedastisitas metode White

38 4. Uji Autokorelasi Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi OLS autokorelasi merupakan korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan yang lain. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode Lagrange Multiplier (LM). Uji Autokorelasi menggunakan metode LM dengan memperhatikan nilai chi-square hitung dan chi square tabel. Jika chi square hitung lebih besar dari chi square tabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan df adalah panjang variabel kelembagaan residual maka terjadi autokorelasi. Dan jika chi square hitung lebih besar dari chi square tabel maka tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian kita dapat membuat Ho dan Ha sebagai berikut : Ho : ρ1 = ρ2 =. = ρp = 0 Artinya tidak terjadi autokorelasi Ha : ρ1 ρ2. ρp 0 Artinya terjadi autokorelasi. 5. Pengujian Hipotesis 5.1. Uji Parsial (uji-t) Untuk mengetahuni pengaruh masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial digunakan uji t. Adapun langkah langkah dalam pengujian ini adalah :

39 a) Memformulasikan hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), yaitu : Ho : β i 0 Artinya variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Ha : β i > 0 Artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. b) Menentukan taraf signifikansi α = 0,10 dan derajat bebas (db) =(n-k), dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel bebas dengan uji dua ekor (two tailed test). c) Menghitung nilai dengan rumus : β i. t hat - β hitung = i Se(β i ) Dimana : 1. β hat = koefisien estimasi 2. β i = koefisien regresi 3. Se = standart error koefisien regresi d) Membandingkan t hitung dengan t tabel a. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. b. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

40 Terima Ho Tolak Ho T tabel Gambar 8. Daerah penerimaan dan penolakan untuk uji t 5.2. Uji Simultan (Uji F) Untuk membuktikan hipotesis pertama digunakan uji - F (uji simultan), yaitu untuk mengetahuni apakah variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Adapun langkah- langkah untuk uji F adalah sebagai berikut : a) Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), yaitu : Ho : β0 = β1 = β2 =.= βk = 0 Artinya variebel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Ha : Ho = Tidak Benar Artinya variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. b) Menentukan taraf signifikan α = 10% dengan df. c) Menghitung f hitung dengan rumus : R 2 / k (1 - R 2) / n k - 1 d) Membandingkan F hitung dengan F tabel. i. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. ii. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.