EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT RK CHARITAS PALEMBANG DENGAN VALUE ENGINEERING

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 12 Issue 2: 66-71(2014) ISSN EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT RK CHARITAS PALEMBANG

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT X JAKARTA FEBRUARI 2006

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN LIMBAH MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT STUDI KASUS: CUT MEUTIA DI KOTA LHOKSEUMAWE

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB IV ANALISA DAN HASIL 4.2 SPESIFIKASI SUBMERSIBLE VENTURI AERATOR. Gambar 4.1 Submersible Venturi Aerator. : 0.05 m 3 /s

Sewage Treatment Plant

Kelompok 3. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RSUP dr.sardjito

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. dan fasilitas pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

I. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RSUD WANGAYA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam kegiatannya banyak menggunakan bahan-bahan yang

EVALUASI DIMENSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAHDOKTER RUBINI MEMPAWAH

ANALISIS KUALITAS AIR WADUK RIO RIO DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENGURANGI DAMPAK PENCEMARAN

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB 13 UJI COBA IPAL DOMESTIK INDIVIDUAL BIOFILTER ANAEROB -AEROB DENGAN MEDIA BATU SPLIT

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,

Efektifitas Instalasi Pengolahan Air Limbah Dalam Menurunkan Kadar BOD Di IPAL Rumah Sakit Dokter Raden Soetijono Blora Tahun 2013

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN MENGGUNAKAN TANAH GAMBUT DAN TANAMAN AIR DOMESTIC WASTEWATER TREATMENT USING PEAT SOIL AND WATER PLANTS

Lokakarya Fungsional Non Penelti a) Sistem parit oksidasi b) Sistem kolam aerobik, yaitu suatu kolam yang tidak terlalu dalam dengan permukaannya yang

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH POLIKLINIK UNIPA SURABAYA

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PT. INDESSO AROMA BATURRADEN

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL

BAB IV PILOT PLANT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PROSES PENGENDAPAN KIMIA DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP ANAEROB-AEROB

ANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

EFISIENSI IPAL UNTUK MENURUNKAN KADAR COD (Chemical Oxygen Demand) DI RUMAH SAKIT WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO TAHUN 2016

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

ANALISIS KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK STUDI KASUS PT. UNITED CAN Co. Ltd.

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

SPO INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DENGAN SISTEM TANGKI SEPTIK MODIFIKASI

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN / RESTORAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M 3 PER HARI. 4.1 Lokasi dan Kapasitas IPAL

II. LINGKUP KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH PENELITIAN...22

EVALUASI HASIL PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK TIPE KOMUNAL DI WILAYAH KOTAMADYA JAKARTA PUSAT

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

Transkripsi:

EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT RK CHARITAS PALEMBANG DENGAN VALUE ENGINEERING Meylinda Mulyati 1, JM Sri Narhadi 2 Dosen Sekolah Tinggi Teknik Musi Jl. Bangau No.60 Palembang Sur-el: meylinda@sttmusi.ac.id 1, narhadi@sttmusi.ac.id 2 Abstract: Hospital wastewater is one of the sources of pollution for the environment that can have a negative impact on the health, and disruption of biotic life. Charitas Hospital Wastewater Treatment Plant (WWTP), has not been evaluated. Phosphate (PO 4 ) levels is 2.134 to 2.213 mg / l which exceeded the envi ronmental quality standards (BML) is 2 mg/l and ammonia-free (NH 3 ) levels is 0.174 to 0.186 that exceed the envi ronmental quality standards (BML)is 0.1 mg / l.this research will be conducted evaluation process flow of WWTP installations of RS.Rk CharitasPalembang, processing time, material waste water treatment, and wastewater treatment costs and provide a solution for redesigna miniature WWTP that will be simulated. It is expected that the proposed redesign Wastewater Treatment Plant (WWTP) in RS RK Charitas will produce effluent of hospital environment quality standards are eligible. Keywords: Hospitals, Wastewater, WWTP, BML, Evaluation, and Redesign. Abstrak: Limbah cair rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemar bagi lingkungan yang dapat memberi dampak negatif berupa gangguan terhadap kesehatan,kehidupan biotik serta gangguan terhadap keindahan sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang kelingkungan.rs RK Charitas mempunyai Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) namun selama ini belum pernah di evaluasi.dari Hasil Analisa keluaran limbah cair RS Rk Charitas Palembang saat ini tenyata limbah cair ini masih memiliki kadar amoniak (NH 3 ) dan phosphat (PO 4 ) yang masih tinggi yang tidak memenuhi baku mutu lingkungan(bml) dan syarat BML yang lain berada pada ambang batas. Kadar PO 4 sebesar 2,134-2,213 mg/l yang melebihi BML sebesar 2 mg/l dan kadar NH 3 sebesar 0,174-0,186 yang melebihi BML sebesar 0,1 mg/l. Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi instalasi IPAL Rumah sakit Rk Charitas Palembang dari alur proses, waktu proses pengolahan, bahan pengolah air limbah, dan biaya pengolahan limbah cair dan memberikan solusi penyelesaian berupa redesain IPAL dan membuat miniatur IPAL usulan yang akan disimulasikan. Kata kunci: Rumah Sakit, Limbah Cair, IPAL, BML, Evaluasi, dan Redesain. 1. PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dengan bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun promotif sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Djaja, 2006). Produk samping yang dihasilkan dari semua kegiatan yang ada di rumah sakit adalah limbah. Salah satu limbah yang dihasilkan oleh sebuah rumah sakit adalah limbah cair.berdasarkan kandungan polutan, limbah cair rumah sakit dapat digolongkan dalam air limbah klinis dan air limbah non klinis (Arifin, 2008). Jika tidak diolah dengan baik maka limbah tersebut dapat menimbulkan pencemaran lingkungan perairan maupun air tanah yang selanjutnya berdampak pada kesehatan masyarakat. Rumah Sakit (RS) RK Charitas Palembang adalah salah satu rumah sakit yang ada di kota Palembang. Rumah Sakit (RS). RK Charitas Palembang ini menyediakan fasilitas dengan peralatan lengkap dan tenaga medis Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit (Meylinda Mulyati dan JM Sri Narhadi) 35

professional. Dalam kegiatan melayani kesehatan masyarakat, RS. RK Charitas selalu menghasilkan limbah cair.limbah cair RS Rk Charitas berasal dari kamar mandi, kamar cuci, dapur, ruang perawatan, ruang poliklinik, ruang tindakan, ruang laboratorium, dan lain-lain yang mengandung bahan kimia (toksik), infeksius dan radioaktif. Hasil pengolahan air limbah berupa air bersih dan parameter harus sesuai Baku Mutu Limbah Cair (BMCL). Selama ini hasil pengolahan limbah cair Rumah Sakit RK Charitas untuk kadar BOD 5, COD, kadangkadang melebihi ambang batas BMCL terutama kadar NH 3 dan PO 4 yang tidak memenuhi BMCL sebagai data adalah sampel dari Rumah Sakit RK Charitas tanggal 28 September 2013 kadar PO 4 sebesar 2,134 mg/l yang melebihi BMCL sebesar 2 mg/l dan kadar NH 3 sebesar 0,174 yang melebihi BMCL sebesar 0,1 mg/l. Dari hasil analisa kimia limbah cair rumah sakit menunjukkan bahwa konsentrasi senyawa pencemar sangat bervariasi misalnya, BOD 31,52-675,33 mg/l, ammoniak 10,79-158,73 mg/l, deterjen (MBAS) 1,66-9,79 mg/l. Hal ini mungkin disebabkan karena sumber air limbah juga bervarisi sehingga faktor waktu dan metoda pengambilan contoh sangat mempengaruhi besarnya konsentrasi (Widayat dan Said, 2005). Limbah cair RS RK Charitas dilakukan dengan gabungan sistem pengolahan biologi dan kimia dengan alur proses yang panjang, waktu proses lama dan biaya pengolahan yang relatif mahal setiap bulannya (Noviratri, S., 2013). Dari Hasil Analisa keluaran limbah cair RS Rk Charitas Palembang tenyata limbah cair ini masih memiliki kadar amoniak dan phosphat yang masih tinggi yang tidak memenuhi baku mutu lingkungan. Maka untuk itu peneliti ingin melakukan evaluasi terhadap instalasi pengolahan air limbah dan mencoba mengusulkan redesain instalasi pengolahan air limbah di Rumah Sakit RK Charitas dengan pemakaian bahan pengolah limbah cair yang berbeda dan konsep yang berbeda dari yang dimiliki oleh Rumah Sakit RK Charitas sesuai dengan kondisi maupun jumlah air limbah yang akan diolah, yang layak secara teknis, ekonomis dan memenuhi standar lingkungan. Evaluasi instalasi pengolahan air limbah ini juga harus memperhatikan aspek teknis air limbah agar input bangunan, proses, output dan outcome memenuhi standar lingkungan. Aspek ekonomi juga merupakan hal yang akan menentukan dalam penentuan pemilihan bahan kimia yang lebih murah dan fungsi yang sama dalam sistem pengelolaan air limbah. Dan biaya operasional unit pengolah limbah cair di rumah sakit dihitung berdasarkan kebutuhan biaya listrik dan biaya rutin perawatan fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).Dari standar lingkungan harus sesuai dengan syarat Badan Lingkungan Hidup (BLH). Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengevaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Sakit RK Charitas dari alur proses, waktu proses pengolahan, bahan pengolah air limbah, dan biaya pengolahan limbah cair. 2) Mendapatkan usulan redesain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Sakit RK Charitas menjadi lebih sederhana dan dengan hasil kualitas keluaran yang memenuhi Baku Mutu Lingkungan. 36 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.12 No.1, April 2015: 35-44

3) Memperoleh kualitas limbah cair melalui hasil analisis laboratorium dengan simulasi menggunakan miniatur IPAL usulan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji coba terhadap air limbah di Rumah 2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Sakit RK Charitas dengan menggunakan zat kimia yang relatif murah, memperpendek jalur pada instalasi pengolahan air limbah, dan menurunkan kadar ammoniak dan phospat yang masih tinggi di Rumah Sakit RK Charitas RK Charitas yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No.1054, Palembang 30129. Data dengan menggunakan value engineering yang direkomendasikan oleh Hutabarat, J. 1995. yang dikumpulkan adalah data bahan-bahan kimia yang digunakan, dan data hasil lab proses pengolahan limbah cair. Data ini dikumpulkan untuk meredesain IPAL Rumah Sakit RK 3.1 Fase Informasi Air limbah cair di Rumah Sakit RK Charitas dengan pemakaian bahan pengolahnya. Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah mengenai proses Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan kriteria penanggulangan air limbah. Charitas selalu diolah menjadi air bersih.sumber air limbah berasal dari ruang perawatan, ruang poliklinik, ruang cuci, ruang persalinan, ruang laboratorium, ruang dapur, ruang bedah, dan ruang mayat. Air limbah diproses pertama kali Setelah data didapatkan pada yaitu di primary tank dengan ukuran bak 2,4 m x pengumpulan data, kemudian data diolah dengan rekayasa teknik (value engineering) dan standar BMCL.Rekayasa teknik ini digunakan untuk meredesain IPAL Rumah Sakit RK Charitas dengan pemakaian bahan pengolahan. Selanjutnya adalah uji coba dengan desain IPAL yang baru menggunakan maket supaya hasil dari uji coba bisa kelihatan hasil proses redesain IPAL. Pada redesain ini juga bukan hanya maket dan proses yang dipertimbangakan, tapi juga jenis bahan kimia pengolah limbah cair yang terbaik. 1,9 m x 4 m, volume bak lebih kurang 18,2 m 3, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, bahan primary tank terbuat dari cor beton. Primary Tank adalah tempat penampungan limbah cair dari bak kontrol atau air limbah yang masuk mula-mula melewati screening. Dari primary tank masuk ke equalisasi tank dengan ukuran bak 4,85 m x 3,95 m x 4 m, volume bak lebih kurang 76,6 m 3, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jarak primary tank ke equalisasi Tank 5 cm dan bahan equalisasi Tank terbuat dari cor beton. Equalisasi Tank yang berfungsi sebagai penampung debit air limbah yang masuk dan penampung macam-macam karakteristik/sifat air limbah yang berbeda-beda seperti ph tinggi dari laundry, lemak dari dapur dan limbah dari kamar mandi. Dari equalisasitank masuk ke dalam Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit (Meylinda Mulyati dan JM Sri Narhadi) 37

clarifier tank dengan ukuran bak 4 m x 2 m x 4 m, volume bak lebih kurang 32 m 3, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jarak equalisasi Tank ke clarifier tank 24,25 meter dan bahan clarifier tank terbuat dari cor beton. Pada clarifier tank ini air limbah di-aerasi untuk memberi kontak udara pada air dan berfungsi sebagai unit pemisah antara partikelpartikel atau padatan dengan air sehingga air limbah yang keluar dari clarifier sudah terpisah antara air dan padatannya. Kemudian masuk ke buffer tank dengan ukuran bak 1,8 m x 1,9 m x 4 m, volume bak lebih kurang 13,6 m 3, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jarak clarifier tank ke buffer tank 5 cm dan bahan buffer tank terbuat dari cor beton. Buffer Tank yang berfungsi sebagai bak penampung sementara, untuk selanjutnya dipompa ke dalam Biodetox dengan ukuran bak 4,4 m x 2,6 m x 2,1 m, volume bak lebih kurang 24 m 3, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jarak buffer tank ke Biodetox 5 meter (m) dan bahan Biodetox terbuat dari stenlis. Sistem ini mempunyai keunikan dalam aliran air dan desain rumah bakteri. Dari biodetox proses berikutnya adalah ke Chlorination Tank dengan ukuran bak 1,5 m x 1,5 m x 5 m, volume bak lebih kurang 3,1 m 3, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jarak Biodetox ke Chlorination Tank 5 meter dan bahan chlorination tank terbuat dari cor beton. Pada chlorination tank ini di-injeksikan kaporit yang berfungsi untuk mematikan kuman yang ada. Proses terakhir yaitu di Polishing Tank dengan ukuran bak 3,45 m x 1,75 m x 4 m, volume bak lebih kurang 24,2 m 3, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jarak chlorination tank ke polishing tank 24,25 meter dan bahan polishing tank terbuat dari cor beton. Polishing Tank yang berfungsi sebagai bak pengendapan terakhir sebelum masuk ke Treated Water Tank dengan ukuran bak 0,97 m x 0,80 m x 4 m dan volume bak lebih kurang 31 m 3, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jarak polishing tank ke treated water tank 20,8 meter dan bahan treated water tank terbuat dari cor beton. Endapan yang berasal dari Clarifier Tank dan Polishing Tank ditampung di Sludge Tank dengan ukuran bak 2,3 m x 2 m x 4 m dan volume bak lebih kurang 18,4 m 3, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jarak clarifier tank ke sludge tank 5 cm, kemudian jarak polishing tank ke sludge tank 5 cm dan bahan sludge tank terbuat dari cor beton. Pada sludge tank ini digunakan sistem Air Lift. Hasil pengolahan dari sludge tankakan dikembalikan ke primary tank, jarak sludge tank ke primary tank 5 cm, dan waktu tingal air limbah selama 30 menit. Di Treated Water Tank berfungsi sebagai tempat penampung sementara air limbah yang sudah memenuhi syarat BMCL, air pada Treated Water Tankakan dilakukan proses penyaringan karena masih terdapat partikel tersuspensi. Kemudian air masuk ke dalam saringan karbon atau filter dengan diameter 64 cm dan tinggi 120 cm, volume tangki lebih kurang 300 liter, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jarak treated water tank ke saringan karbon 5 meter, dan bahan saringan karbon terbuat dari besi baja. Filter ini berguna untuk memisahkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi yang paling halus dan berisikan media penyaring yang terdiri dari pasir kuarsa 40 cm, kerikil halus 15 cm, kerikil kasar 15 cm, dan karbon aktif 10 cm. Kemudian air masuk ke saringan reasine dengan diameter 38 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.12 No.1, April 2015: 35-44

64 cm dan tinggi 120 cmyang dilengkapi dengan sebuah tangki yang terbuat dari besi baja, volume tangki lebih kurang 300 liter, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jaraksaringan karbon ke saringan reasine 1 meter, bahan saringan karbon terbuat dari besi baja. Tangki tersebut berisi larutan garam yang ditambahkan soda api, berfungsi untuk mencuci reasine dengan cara backwash. Hasil proses pengolahan limbah masuk ke Storage Tank (kolam) dengan ukuran diameter 500 cm dan tinggi 151 cm, volume bak lebih kurang 7 m 3, waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jaraksaringan reasine ke kolam 3 meter, Storage Tank berupa air yang sudah jernih. Air jernih di Storage Tank ada dibuang ke saluran umum dan ada diolah kembali ke Tabung Filter II dengan diameter 900 cm dan tinggi 1500 cm waktu tinggal air limbah selama 30 menit, jarak kolam ke Tabung Filter II adalah 13 meter, bahan Tabung Filter II terbuat dari besi baja. Tabung Filter II ini memiliki 2 tabung filter yang satunya berisi karbon semuanya dan satunya berisi reasin. Tabung Filter II yang berfungsi untuk menyaring air supaya lebih jernih lagi, sebelum air digunakan untuk air cuci pada laundry. Pada pengolahan air limbah RS RK Charitas ini digunakan juga bahan-bahan kimia. Pada FBK-Bioreactor (Biodeox) terdapat rumah bakteri aerob. Pada start-up FBK-Biorector ditambahkan cairan organisme jenis NOGGIES yang merupakan mikroorganisme pembentuk film. Mikroorganisme ini ditumbuhkan dengan spektrum seperti bakteri Lipolitic dan bakteri Proteolitic. Bakteri Lipolitic merupaka bakteri pemakan lemak. Bakteri Proteolitic merupakan bakteri pemakan protein, bakteri pemakan detergen, bakteri warna dan lain sebagainya. Bakteri ini terakumulasi pada lumpur aktif. Maka Fixed Bed ini harus menggunakan blower untuk menciptakan suasana aerobic dan mengaerasi bakteri ini. Lumpur aktif ini telah diuji secara kimia dan fisika dapat menurunkan BOD dan COD sebesar 90%-98%. Kaporit terdapat pada Chlorination Tank yang berfungsi untuk mematikan bakteri yang ada. Larutan garam ditambah soda api ini berfungsi mencuci reasine dengan cara backwash. Sedangkan penyebab parameter standard baku mutu lingkungan yang masih tinggi dapat dilihat pada gambar 1 berikut: - Proses yang terlalu panjang - Bahan Pengolah Air Limbah yang kurang tepat Gambar 1. Diagram Sebab Akibat Keluaran Air Limbah RS RK Charitas 3.2 Fase Kreatif - COD Tinggi - Amoniak Bebas Tinggi - BOD Tinggi - Phospat Tinggi Dari fase informasi diatas, terlihat bahwa proses pengolahan limbah cair di Rumah Sakit RK Charitas menggunakan proses yang panjang dan waktu proses yang relatif lama. Pada proses ini juga terjadi penggunaan zat-zat kimia juga relatif mahal dan istalansi IPAL yang panjang. Pada penelitian ini dirancang instalasi pengolahan air limbah di Rumah Sakit RK Charitas dengan proses pengolahan yang relatif singkat, penggunaan bahan pengolah limbah cair Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit (Meylinda Mulyati dan JM Sri Narhadi) 39

yang relatif murah tetapi lebih efektif dalam proses pengendapan air limbah. Konsep yang berbeda dari yang dimiliki oleh Rumah Sakit RK Charitas juga diusulkan pada penelitian ini yang sesuai dengan kondisi maupun jumlah air limbah yang akan diolah, sehingga dapat menurunkan kadar ammonia dan phospat yang masih tinggi di Rumah Sakit RK Charitas. Ide Kretif yang diusulkan adalah limbah cair pertama kali diproses di dalam primary tank untuk menyaring partikel tersuspensi kasar/kotoran yang besar terbawa dalam air limbah agar tidak masuk ke proses equalisasi tank. Didalam Equalisasi Tank terjadi proses pengadukan untuk mencegah pengendapan solid, timbulnya bau, dan dapat menurunkan konsentrasi total COD sebesar 10-20%. Dari equalisasi tank masuk ke dalam boidetox merupakan proses pengolahan air limbah dengan proses biakan bakteri dengan menggunakan media yang berbentuk sarang tawon. Kemudian masuk ke Chlorination tank yang berfungsi untuk mengkontakkan chlorin dengan air hasil pengolahan. Senyawa Klorin ini diperolah dari kaporit yang juga dapat berfungsi membunuh bakteri. Senyawa kimia yang dipakai lainnya adalah tawas yang berguna untuk menurunkan PO 4. Senyawa zeolit digunakan untuk menurunkan kadar NH 3. Proses terakhir terjadi di dalam Tabung Filter yang berisikan media penyaring yang terdiri dari pasir, kerikil, zeolit dan karbon aktif yang berfungsi untuk menyaring menyaring partikel tersuspensi yang paling halus. Setelah itu proses terjadi di dalam Storage Tank sebagai tempat penampung air limbah yang sudah benar-benar jernih dan akan disalurkan langsung ke kota dan laundry. Instalasi pengolahan air limbah yang diusulkan pada pengolahan air limbah rumah sakit tidak menggunakan alat clarifier tank, buffer tank, yang digantikan biodetox sedangkan polishing tank, treated water tank, digantikan chlorination tank. Clarifier tank, buffer tank, polishing tank, treated water tank, hanya digunakan sebagai bak penampung sementara air limbah. Selama ini filter di Rumah Sakit Charitas berjumlah 2(dua), sedangkan pada penelitian ini jumlah filternya hanya 1(satu) yang fungsinya sama dengan 2(dua) filter. Hal ini dikarenakan saringan reasine pada tabung filter 1 yang berisi larutan garam dan soda api diganti dengan media karbon aktif. 3.3 Fase Analisa Dalam penelitian ini dari proses yang diusulkan hanya dilakukan 6 proses yaitu Primary Tank, equalisasi tank, Biodetox, chlorination tank dan tabung filter. Proses pengolahan air limbah yang diusulkan bermula dari primary tank. Primar Tank berfungsi untuk mencegah sampah padat misalnya plastik, kaleng, kayu agar tidak masuk ke dalam unit pengolahan limbah berikutnya yaitu equalisasi tank.air limbah dari equalisasi tank sebanyak 7,66 L dan ditambah dengan pompa oksigen dan pompa equalisasi. Equalisasi Tank yang berfungsi sebagai penampung debit air limbah yang masuk dan penampung macam-macam karakteristik/sifat air limbah yang berbeda-beda seperti: ph tinggi dari laundry, lemak dari dapur dan limbah dari kamar mandi. Selanjutnya dipompa masuk ke dalam Biodetox dan ditaruh pompa oksigen dan dikasih sekat-sekat seperti 40 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.12 No.1, April 2015: 35-44

sarang tawon untuk menghidupkan bakteri dan ditambah lumpur aktif. FBK-Bioreactor (Biodeox) merupakan sistem pengolahan limbah secara aerobic dengan menggunakan sistem Fixed Bed Casade. Sistem ini mempunyai keunikan dalam aliran air dan desain rumah bakteri.di biodetox ini kapasitas blower ditambah agar pertumbuhan bakteri aerob lebih cepat dan lebih banyak, sehingga kemampuan bakteri untuk menurunkan COD, BOD, NH 3 - bebas, dan TSS lebih maksimal. Dari biodetox proses berikutnya adalah di chlorination tank.pada chlorination tank ini di-injeksi-kan kaporit yang berfungsi untuk mematikan kuman yang ada dan menetralkan ph air limbah dan ditambah tawas dan zeolit dapat menurunkan PO 4 dan NH 3. Kemudian air masuk ke dalam tabung filter yang berguna untuk memisahkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi yang paling halus dan menyaring air supaya lebih jernih lagi dengan bantuan media penyaring dengan volume 300 liter berupa zeolit, karbon aktif, pasir, dan kerikil. Hasil proses pengolahan limbah masuk ke Storage Tank (kolam) berupa air yang sudah jernih. Air jernih di Storage Tank ada yang dibuang ke saluran umum dan ada yang digunakan untuk air cuci pada laundry. 3.4 Fase Pengembangan Dilihat dari hasil fase pengembangan desain IPAL yang telah dirancang proses pengelolaan air limbah lebih sederhana dari proses yang sebelumnya. Dari segi desain rancangan pengolahan air limbah biaya pemakaian bahan kimia lebih kecil dibandingan dengan pengolahan air limbah yang telah ada, walaupun biaya pemakaian bahan kimia untuk pengolahan air limbah lebih sedikit tetapi hasil dari proses pengolahan limbah cair yang lama dengan hasil usulan rancangan IPAL memdapatkan hasil yang sama baik bahkan lebih baik dari IPAL Rumah Sakit RK Charitas. Dari segi biaya IPAL Rumah Sakit RK Charitas biaya pemakainya listrik seharga Rp.7.120.000,00 dalam satu bulan, sedangkan biaya pemakain bahan kimia untuk proses pengolahannya air limbah di RS Charitas dalam satu bulan mengeluarkan dana sebanyak Rp. 1.126.000,00. untuk biaya perawatan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya, mesin pompa mengalami kerusakan pihak rumah sakit RK Charitas menyiapkan dana Rp. 400.000,00. Sedangkan biaya proses rancangan IPAL yang baru, dilihat dari segi biaya pemakainya listrik membutuhkan dana dalam satu bulan Rp 6.720.000,00. Untuk biaya pemakain bahan kimia dalam proses rancangan pengolahan air limbah dalam satu bulan mengeluarkan dana sebanyak RP. 535.000,00. Sedangkan biaya perawatan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya, mesin pompa mengalami kerusakan rancangan IPAL yang baru menyiapkan dana Rp. 300.000,00 dalam satu bulan. Kelebihan dan kelemahan dari proses pengolahan air limbah rancangan IPAL yang baru dengan yang sudah ada di Rumah Sakit RK Charitas. Di mana keuntungan dari rancangan IPAL yang baru dengan yang sudah ada dalam proses pengolahan lebih sederhana, dilihat dari biaya pemakaian bahan kimia lebih sedikit tentu biayanya lebih hemat dibandingkan yang sudah ada. Adapun kelemahan yang timbul dalam Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit (Meylinda Mulyati dan JM Sri Narhadi) 41

merancang IPAL, sampai saat ini belum di dapatkan, namun jika rancangan IPAL ini sudah dijalankan dengan baik dapat terlihat kekurangan baik dari aspek teknis, ekonomis dan hasil keluaran.perbedaan IPAL RS RK Charitas sebelum dan sesudah redesain dapat dilihat pada gambar 2 dan 3 berikut ini: Gambar 2. Sketsa IPAL RS-RK Charitas Saat Ini Tampak Keseluruhan 3D NH 3 dan PO 4. Proses pengolahan IPAL yang baru dapat diterapkan di Rumah Sakit RK Charitas tapi sangat tergantung kebijakan Rumah Sakit RK Charitas. Alternatif lain yang pernah diusulkan sebelumnya sudah dilaksanakan oleh Rumah Sakit RK Charitas hasil keluaran pada tanggal 22 Januari 2013 hal ini dapat terlihat hasil keluaran limbah Rumah Sakit RK Charitas yang dapat dilihat pada lampiran 7, hasil temperatur 27,5 0 C; ph 6,94; TSS 6,5 mg/l; COD 22,22 mg/l; NH 3 0,0074 mg/l; BOD 5 9,41 mg/l; PO 4 1,673 mg/l sudah memenuhi BMCL. Jadi Rumah Sakit RK Charitas dapat menerapkan alternif penambahan zeolit pada Chlorination tank dan tabung filter. Rancangan IPAL baru dapat direkomendasi dirumah sakit yang baru dibuka atau rumah sakit lain yang belum mempunyai proses pengolahan limbah yang baik. Sebaiknya pihak Rumah Sakit Charitas dapat menerapkan redesain proses instalasi pengolahan air limbah (IPAL), jika sulit untuk diterapkan, karena merubah struktur saat ini setidaknya pada proses pengolahan limbah cair di bagian filter perlu ditambahkan zeolit dan karbon agar keluaran NH 3 dan PO 4 lebih baik kualitasnya. Gambar 3. Sketsa IPAL RS-RK Charitas Redesain Tampak Keseluruhan 3D 4. SIMPULAN 3.5 Fase Rekomendasi Di fase rekomendasi ini redesain IPAL dapat diterapkan karena hasil keluaran proses pengolahan limbah sama baik dengan Rumah Sakit Charitas. Bahkan lebih baik untuk keluaran Simpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit RK Charitas adalah sebagai berikut: 1) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Sakit RK Charitas yang ada saat ini memilik waktu proses yang relatif lama, alur proses yang terlalu panjang, bahan pengolah 42 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.12 No.1, April 2015: 35-44

air limbah yang relatif mahal, dan biaya pengolahan limbah cair Rp 8.646.000,00 perbulan dan biaya pengolahan limbah cair dengan IPAL usulan adalah Rp 7.555.000,00 per bulan. 2) Hasil evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di rumah sakit RK Charitas dari alur proses, dan bahan pengolah air limbah adalah primary tank, equalisasi tank, biodetox, chlorination tank, tabung filter, storage tank, laundry dan buang ke saluran umum. Bahan pengolah yang sebaiknya digunakan adalah lumpur aktif, kaporit, tawas, zeolit dan karbon aktif. 3) Kualitas limbah cair melalui hasil analisis laboratorium dengan simulasi menggunakan miniatur IPAL usulan adalah temperatur 26,1 o C (BML 38 o C), BOD 1,90 (BML 30), COD 10 (BML 80), Amoniak Bebas 0,01 (BML 0,1), Phosfat 1,8 (BML 2) dan TSS 19,7 (BML 30). Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipilih oleh Rumah Sakit RK Charitas sebagai Instalasi Pengolahan Air Limbah(IPAL) redesain karena dari aspek teknis, ekonomis, dan hasil keluarannya lebih baik. Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit (Meylinda Mulyati dan JM Sri Narhadi) 43

DAFTAR RUJUKAN Arifin, M. 2008. Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan. FKUI. Depok. Djaja IM., Dwi MS,. 2006. Gambaran Pengelolaan Limbah Cair Di Rumah Sakit X Jakarta Februari 2006. Jurnal Makara- Kesehatan. Volume 10, NO.2, Desember 2006. Departemen Kesehatan Lingkungan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Depok Hutabarat, J. 1995. Diktat Rekayasa Nilai (Value Engineering). ITN. Malang Noviratri, S. 2013. Studi Efektifitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Dalam Menurunkan Kadar Amoniak dan Pospat Air Limbah Di Rumah Sakit RK Charitas. Jurusan Teknik Industri. STT Musi. Palembang. Widayat W., Nusa IS. 2005. Rancang Bangun Paket IPAL Rumah Sakit dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 20-30 M 3 Per Hari. JAI Vol. 1, No.1 2005. BPPT. Jakarta 44 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.12 No.1, April 2015: 35-44