Pengaruh Assessment terhadap Kurikulum Matematika dan Penerapan Authentic Assessment dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN SEMI-INDIVIDUAL

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DI SMP KOTA BENGKULU*

KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ANALISIS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN MASALAH

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH OPEN-ENDED

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI MA MUHAMMADIYAH 1 MALANG

Key Words: Accelerated learning, student s achievement, Linier Program

KOMPETENSI INDIKATOR KEGIATAN PERKULIAHAN. 1. Mampu memahami

Yonathan SMP Negeri 1 Tolitoli, Kab. Tolitoli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Masalah pada Perkuliahan Kapita Selekta Matematika Pendidikan Dasar

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 3 SMP NEGERI 26 MAKASSAR.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

BAB VII TEKNIK PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

Integrated Science Worksheet Pembelajaran IPA SMP Dalam Kurikulum 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Arsini Dosen Jurusan Tadris Fisika FITK IAIN Walisongo

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MATRIK SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD DAN ROLE PLAYING

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DI SMP KOTA BENGKULU

PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MAHASISWA DENGAN STRATEGI BELAJAR AKTIF PADA MATA KULIAH BIOKIMIA

ASOSIASI ANTARA KONEKSI MATEMATIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Oleh : Abd. Qohar

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini mengalami kemajuan yang

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN BILANGAN PECAHAN DENGAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) SEBAGAI UPAYA MERETAS SEKOLAH HUMANIS

BAB I PENDAHULUAN. meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas,

EFEKTIFITAS MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) PADA MATERI POKOK PERSAMAAN GARIS LURUS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

ISSN: Nurcholif Diah Sri Lestari Pendidikan Matematika, Universitas Jember

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

PENERAPAN STRATEGI JIGSAW BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA KELERENG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD NEGERI BINJAI UTARA

PENERAPAN ASESMEN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

OPTIMALI ( PTK. Naskah Publikasi. Diajukan oleh: DWI FEBRIYANTI A

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Lutfin Andyana Rehusisma, Sri Endah Indriwati, dan Nuning Wulandari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Widhati 1), Chumdari 2), Siti Kamsiyati 3) PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

ASESMEN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kekuatan dinamis yang dapat mempengaruhi

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESMENT) SEBAGAI EVALUASI PEMBELAJARAN

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DI KELAS IV SDN 01 KINALI

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN ASESMEN OTENTIK PADA GURU MATA PELAJARAN PENGOPERASIAN MESIN OTOMASI DASAR SMK SWASTA SE-KOTA MALANG

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP. Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN SISWA SMA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA

EFEKTIVITAS METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Nurul Umamah, Marjono dan Erly Nurul Hidayah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH EVALUASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Kompetensi Dasar Materi Pokok Strategi Perkuliahan 1 Memahami hakikat IPA, model keterpaduan IPA, Pendekatan PKP, STM,

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

OLEH: ROSELI THEIS. PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA JPMIPA FKIP UNIVERSITAS JAMBI ABSTRACT ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR I PADA MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UM

J. Pijar MIPA, Vol. VI No.2, September :78-85 ISSN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

KEBIASAAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

Pengembangan Silabus dan Penilaian Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah Atas 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM CREATING MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Febryanti* ABSTRAK

STUDY TENTANG PELAKSANAA LESSON STUDI DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG SEMESTER GENAP Hayuni Retno Widarti Kimia FMIPA UM ABSTRAK

Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assessment

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum belief diartikan sebagai keyakinan atau kepercayaan diri terhadap

Penggunaan Model Assessment Portofolio dalam Penilaian Proses dan Hasil Belajar Program Linear

Kata kunci: authentic assessment, peer assessment, self assessment

Transkripsi:

Pengaruh Assessment terhadap Kurikulum Matematika dan Penerapan Authentic Assessment dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Oleh : Dewi Rahimah Program Studi Pendidikan Matematika JPMIPA FKIP Universitas Bengkulu Abstract The purposes of this research study are to work out the affects of assessment towards mathematics curriculum and the implementation of authentic assessment in teaching and learning mathematics at secondary schools. This research study implemented literature research. This research study concludes that assessment affects mathematics curriculum and the implementation of authentic assessment in the mathematics education in secondary schools in Indonesia is still questionable, even though authentic assessment improves teaching and learning activities, it has drawbacks as well. Keywords : Assessment, mathematics curriculum, authentic assessment Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh assessment terhadap kurikulum matematika dan penerapan authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah. Penelitian ini menerapkan studi pustaka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa assessment mempengaruhi kurikulum matematika dan penerapan authentic assessment dalam pendidikan matematika di sekolah menengah di Indonesia masih dipertanyakan, meskipun authentic assessment memperbaiki pembelajaran, tetapi juga memiliki kelemahan Kata kunci : Assessment, kurikulum matematika,, authentic assessment

PENDAHULUAN Assessment adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi kurikulum matematika. Perubahan sistem Assessment dapat mengubah kurikulum dan sekolah (Torrance, 1995). Para pendidik sebaiknya menyadari bahwa assessment yang mereka terapkan dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi kurikulum dan sekolah. Artikel ini akan menjelaskan pengaruh assessment terhadap kurikulum matematika serta penerapan authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah yang meliputi pengaruh authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah, penerapan porto folio dalam authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah, dan masalah-masalah dalam penerapan authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah di Indonesia. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh assessment terhadap kurikulum matematika? 2. Bagaimana penerapan authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah? TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh assessment terhadap kurikulum matematika? 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah? Diharapkan penulisan makalah ini memberi kontribusi bagi perbaikan pembelajaran matematika, khususnya di sekolah menengah. METODE Penjelasan dalam artikel ini diperoleh dari hasil studi pustaka. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh assessment terhadap kurikulum matematika Assessment digunakan untuk mengevaluasi prestasi belajar siswa. Assessment harus sejalan dengan kurikulum karena apa yang siswa pikirkan akan 2

dinilai, mempengaruhi apa yang mereka pelajari dan cara mereka belajar (Forgasz, 2007). Kesempatan untuk mengembangkan pendidikan dan skill yang dibutuhkan di tempat kerja mempengaruhi sistem assessment. Tujuan pengembangan assessment dimaksudkan untuk mengembangkan kesempatan pendidikan dan penyeleksian siswa yang akan melanjutkan pendidikannya ke sekolah-sekolah dan universitas-universitas serta penyeleksian tenaga kerja (Torrance, 1995). Oleh karena itu, assessment mempengaruhi pengetahuan dan skill apa yang harus dimasukkan ke dalam kurikulum matematika dan bagaimana cara menyampaikannya kepada siswa. Akan tetapi, hubungan antara kurikulum matematika dan assessment tidak selalu seiring sejalan. Pengembangan assessment dapat berarti sebuah kemajuan dalam kegiatan belajar mengajar (Torrance, 1995). Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari pembelajaran matematika diperlukan proses yang lebih baik juga. Ini berarti bahwa jika assessment dapat memberikan sebuah hasil yang reliable, para pendidik dapat memiliki sebuah ukuran yang valid untuk mendapatkan informasi tentang apakah mereka sukses atau tidak dalam melaksanakan pembelajaran matematika. Hal ini dapat mendorong mereka untuk menciptakan ide-ide bagaimana melaksanakan pembelajaran matematika yang terbaik. Reformasi pendidikan dengan mengubah sistem assessment bertujuan untuk mencapai sebuah standar pendidikan yang tepat, memiliki persepsi yang sama tentang tujuan-tujuan pendidikan, mengukur realisasi tujuan-tujuan tersebut, dan mengembangkan pendidikan (Stake, 1991, dalam Torrance, 1995). Produk pendidikan yang distandarisasi dengan tepat dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat. Guru dapat menggantungkan hasil assessment siswanya pada alat pengukur pencapaian tujuan-tujuan pendidikan yang distandarisasi dan valid. Assessment siswa yang valid sebaiknya dihubungkan dengan kurikulum yang diterapkan (Cormack, Johnson, Peters, & Williams, 1998). Hubungan antara assessment dan kurikulum adalah assessment belajar siswa memberikan informasi yang berguna tentang pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Hubungan ini melibatkan tujuan-tujuan pendidikan, usaha-usaha pencapaian tujuan-tujuan tesebut, dan assessment untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan 3

tersebut tercapai. Assessment dapat menilai siapa yang dapat memberikan peranan yang paling berguna bagi masyarakat, sedangkan sistem tes yang bersifat dangkal tidak hanya membatasi kurikulum, tetapi juga menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak tepat (Torrance, 1995). Mereka yang lulus dalam tes dapat mengerjakan tes dengan baik, tetapi belum tentu dapat memberikan masukkan yang berguna bagi masyarakat. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika, assessment harus dilakukan dengan cara-cara yang tepat untuk mencapai dan mengidentifikasi jenis pembelajaran yang ingin dikembangkan dalam kurikulum matematika. Assessment yang hanya ditujukan untuk memperoleh informasi tentang siapa yang dapat mengerjakan tes matematika dengan baik, dapat membuat guru mengajar siswanya hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada tes matematika. Sebagai akibatnya, kurikulum matematika tidak dapat dikembangkan dalam proses belajar mengajar. Paper and pencil assessment membatasi kurikulum dan metode pengajaran, yang menggiring guru untuk melatih siswanya hanya untuk memiliki keterampilan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam tes daripada mengajari mereka untuk memiliki kemampuan memahami materi pelajaran (Torrance, 1995). Assessment sebaiknya diperbaiki agar kurikulum matematika yang diterapkan dalam metode belajar mengajar dapat dikembangkan. Pengembangan kurikulum dan metode mengajar dengan mengubah sistem assessment dari paper and pencil assessment menjadi authentic assessment dianggap sebagai sebuah rencana yang paling cemerlang untuk perbaikan pembelajaran saat ini (Torrance, 1995). Penerapan authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah a. Pengaruh authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah Perubahan sistem assessment di sekolah sebaiknya dihubungkan dan memenuhi kebutuhan kurikulum sekolah (Cormack, Johnson, Peters, & Williams, 1998). Authentic assessment dibutuhkan untuk mengukur kompetensi-kompetensi yang siswa capai dalam penerapan kurikulum (Depdiknas, 2003). Tugas-tugas 4

yang diberikan dalam authentic assessment menuntut siswa untuk dapat mengkonstribusi pembelajaran mereka, tidak hanya kepada guru, tetapi juga kepada khalayak yang lebih luas (Allison, 1995, dalam Cormack, Johnson, Peters, & Williams, 1998). Penerapan authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah mendorong siswa untuk menjadi aktif dalam menampilkan hasil belajar karena apa yang mereka telah kerjakan atau apa yang telah mereka ciptakan dalam pembelajaran matematika akan dinilai tidak hanya oleh guru mereka, tetapi juga oleh teman dan orang tua mereka. Siswa dapat memperoleh umpan balik dan bantuan dari berbagai sumber dalam pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan authentic assessment (Burke, 1996, dalam Cormack, Johnson, Peters, & Williams, 1998). Siswa dapat merasa lebih dihargai dalam pembelajaran matematika dan dapat mengembangkan pengetahuan matematika dan keterampilannya dengan bantuan tersebut. Sebagai hasilnya, siswa akan termotivasi dalam belajar matematika. Authentic assessment dapat mengembangkan problem solving dan menekankan kualitas prestasi siswa (Cormack, Johnson, Peters, & Williams, 1998). Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembelajaran matematika yang menerapkan authentic assessment, siswa harus aktif, mengerti materi pelajaran, dan mengembangkan cara-cara berpikir. Selain itu, siswa memberikan respon dan memilih informasi yang tepat dalam proses belajar. Oleh karena, kualitas prestasi siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah yang dinilai melalui pengerjaan tugas-tugas yang dinilai dengan authentic learning bersifat reliable. Ada perubahan-perubahan penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan authentic assessment di sekolah-sekolah (Jeffrey, LeCornu, & Sommer, 1998), Authentic assessment bukanlah sebuah cara yang bertujuan untuk membuat sibuk siswa, tetapi menghadirkan sebuah lingkungan belajar yang kompleks. Lingkungan belajar yang kompleks diperlukan dalam pembelajaran yang menerapkan authentic assessement dan pendekatan kolaborasi. Hal ini dapat mempengaruhi pendekatan pengajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah. Penerapan authentic assessment dalam pembelajaran membawa pendidik untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Laporan proses pembelajaran 5

menggunakan format term by term, porto folio, dan laporan yang detail (Jeffrey, LeCornu, & Sommer, 1998). Sekolah-sekolah menengah yang melaksanakan authentic assessment harus mengubah metode pelaporan hasil assessment dan mendukung metode pelaporan yang baru yang menerapkan metode pelaporan proses. Guru-guru matematika harus mampu melakukan pelaporan proses dalam pembelajaran matematika. b. Penerapan porto folio dalam Authentic Assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah Siswa tidak dilibatkan dalam pelaksanaan assessment yang konvensional (Cormack, Johnson, Peters, & Williams, 1998). Dominasi guru dalam pelaksanaan assessment sudah dikurangi pada pendekatan pengajaran yang berpusat pada siswa. Penerapan authentic assessment mendorong guru untuk berkolaborasi dengan yang lainnya secara terus menerus dalam assessment tugas-tugas. Assessment harus mencakup segala aspek yang dipengaruhi oleh aktivitas belajar. Dokumen evaluasi meliputi pemahaman dan keterampilan siswa dalam belajar, sikap, motivasi, dan sosial siswa, serta nilai-nilai yang merefleksikan authentic assessment (Melograno, 1996). Dalam penerapan porto folio sebagai salah satu teknik authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah-sekolah menengah, guru harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan. Porto folio adalah sebuah teknik authentic assessment yang mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dan menampilkan datanya sehingga guru perlu mengatur keterlibatan dan kontribusi siswa, menyiapkan waktu untuk tugas-tugas, menolong siswa untuk mengatur portofolionya, dan mendorong siswa untuk berinteraksi (Melograno, 1996). Aktivitas siswa diperlukan dalam pembelajaran matematika yang menggunakan porto folio. Tujuan penggunaan porto folio adalah untuk menyimpan dokumen kemajuan siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menilai prestasinya sendiri (Melograno, 1996). Guru matematika dapat mengobservasi kemampuan siswa dan melihat perkembangannya, sedangkan siswa dapat mempunyai refleksi tentang aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan dalam pembelajaran matematika, bagian apa dari pembelajaran yang sudah dimengerti, dan bagian apa dari pembelajaran yang masih terdapat kesulitan dan 6

memerlukan bantuan. Refleksi pada porto folio siswa tidak terbatas pada penilaian diri sendiri, tetapi teman dan orang tua juga dapat memberikan umpan balik (Melograno, 1996). Guru yang duduk di samping seorang siswa, secara teratur memeriksa pekerjaannya, dan mendengarkan refleksinya, akan lebih memahami apa yang siswa tersebut pikirkan dan pelajari, sehingga hal ini menolong guru mengumpulkan informasi tentang profile dan kemampuan siswa tersebut (Stefanakis, 1998). Penerapan aktivitas ini dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah dapat memberi informasi yang akurat tentang kemajuan siswa dalam belajar matematika, dan guru dapat dengan segera merespon atau merencanakan aktivitas-aktivitas untuk menolong siswa tersebut dalam belajar. Dengan duduk di sebelah siswa, guru dapat memeriksa hasil pekerjaan siswa dan menjadi aktif dalam proses mendukung belajar siswa melalui pengembangan porto folio (Stefanakis, 1995, dalam Stefanakis 1998). Akan tetapi, aktivitas duduk di sebelah siswa sulit untuk diterapkan dalam pengajaran matematika di sekolah menengah di Indonesia. Hal ini karena sebagian besar sekolah menengah di Indonesia memiliki kelas yang besar dengan sekitar 40 orang siswa di dalam satu kelas. Seorang guru matematika tidak hanya bertanggung jawab untuk mengajar sebuah kelas. Seorang guru matematika mengajar beberapa kelas dalam satu semester, kadang-kadang kelas-kelas tersebut terdiri dari berbagai macam tingkatan. Oleh karena itu, tidak mudah bagi guru untuk mengenali kemajuan, kemampuan, dan kesulitan seluruh siswanya. Penggunaan porto folio sebagai alat assessment mensyaratkan guru untuk duduk di samping siswa secara teratur untuk secara dinamis merefleksikan pekerjaan yang dibuat dalam kelas dan membolehkan guru dan siswa terlibat dalam diskusi yang teratur untuk mempertimbangkan dan menetapkan standar baru untuk tugas-tugas dan hasil dari kegiatan-kegiatan belajar (Stefanakies, 1998). Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah porto folio tepat untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di Indonesia. c. Masalah-masalah dalam penerapan Authentic Assessment dalam embelajaran matematika di sekolah menengah di Indonesia 7

Meskipun authentic assessment memperbaiki kegiatan belajar mengajar, kita sebaiknya juga menyadari kelemahannya. Siswa dapat mengalami kesulitan karena tidak memiliki latar belakang keterampilan untuk mendukung aktivitas mereka (Jeffrey, LeCornu, & Sommer, 1998). Guru dapat mengembangkan strategi sendiri dalam penerapan porto folio. Penerapan porto folio tanpa penjelasan yang jelas dapat menimbulkan salah pengertian antara orang tua, pihak sekolah, dan guru. Guru kemungkinan menemukan tugas-tugas yang membingungkan, contohnya dalam menentukan kriteria tugas siswa, mencocokkan assessment dengan syarat-syarat penilaian, serta menyimpan catatan-catatan (Black, 1996). Waktu adalah salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam penerapan authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah di Indonesia. Sekolah-sekolah di Indonesia dengan kelas yang besar menuntut guru untuk memiliki waktu ekstra untuk merencanakan kegiatan-kegiatan dan menilai pekerjaan siswa. Guru harus mempertimbangkan waktu dan penilaian sebelum menerapkan porto folio (Black, 1996). Guru-guru yang mengubah sistem assessment yang berdasarkan tes menjadi porto folio, lebih mampu mengontrol waktu, jika mereka juga mengubah pendekatan pengajaran. Dalam penerapan authentic assessment, siswa dan orang tua mengalami kesulitan dalam memahami cara authentic assessment menilai prestasi belajar, dan guru mengalami kesulitan untuk menilai dan melaporkan pekerjaan siswa berdasarkan evaluasi diri dan evaluasi guru karena mereka terbiasa memberikan nilai menggunakan assessment yang bersifat traditional (Jeffrey, LeCornu, & Sommer, 1998). Karena keterbatasan-keterbatasan tersebut, authentic assessment dalam pembelajaran matematika matematika hanya dapat dilaksanakan dalam menilai keterampilan-keterampilan tertentu, seperti problem solving, sedangkan dalam menilai keterampilan-keteramplan untuk menerapkan konsep-konsep matematika dapat dilakukan dengan tes. KESIMPULAN Assessment memiliki pengaruh pada kurikulum. Penerapan authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah masih dipertanyakan karena sekolah-sekolah di Indonesia memiliki kelas yang besar dan 8

jumlah guru matematika yang terbatas. Meskipun authentic assessment memperbaiki pembelajaran, tetapi juga memiliki kelemahan. Karena authentic assessment adalah sebuah metode baru, siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas-aktivitas dalam assessment ini. Tidak mudah bagi guru untuk membuat laporan assessment berdasarkan evaluasi diri dan lembar evaluasi guru, dan guru membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk merencanakan aktivitasaktivitas dan menilai pekerjaan siswa. Jika sekolah-sekolah di Indonesia ingin melaksanakan authentic assessment dalam pembelajaran matematika secara tepat, diperlukan pengembangan skill guru, perbaikan sikap masyarakat, mengurangi jumlah siswa di dalam suatu kelas, dan menambah jumlah guru matematika. DAFTAR PUSTAKA Black, S. (1996). Portfolio assessment. Dalam R. Fogarty (Ed), Students portfolios: A collection of articles (hal. 33-45). Australia: IRI/Skylight Publishing Inc. Cormack, P., Johnson, B., Peters, J., & Williams D. (1998). About authentic assessment. Dalam P. Cormack, B. Johnson, J. Peters, & D. Williams (Eds.), Authentic assessment: A report on classroom research and practice the middle years (hal. 17-39). Australia: Australian Curriculum Studies Association. Depdiknas. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi. Presentasi Powerpoint di Jakarta. 2003. Sosialisasi KSPBK. Forgasz, H. (Lecture handout, 11 Oktober 2007) Assessment as a shaper of mathematics and science curricula, Monash University, Melbourne, Victoria, Australia. Jeffrey, T., LeCornu, D., & Sommer, P. (1998). Seaton high school case study. Dalam P. Cormack, B. Johnson, J. Peters, & D. Williams (Eds.), Authentic assessment: A report on classroom research and practice the middle years (hal. 189-205). Australia: Australian Curriculum Studies Association. Melograno, V. J. (1996). Portfolio assessment: Documenting authentic student learning. Dalam R. Fogarty (Ed.), Students portfolios: A collection of articles (hal. 134-154). Australia: IRI/Skylight Publishing Inc. Stefanakies, E. H. (1998). The Power in Portfolio: A Way for Sitting Beside Each Learner. Dalam B. Torff (Ed.), Multiple Intelligences and Assessment (hal. 66-70). Australia: Hawker Brownlow Education. Torrance, H. (1995). The role of assessment in educational reform. Dalam H. Torrance (Ed.), Evaluating authentic assessment (hal.144-156). Buckingham: Open University Press. 9