JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi

dokumen-dokumen yang mirip
HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila hal itu berhasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

Q1 Berapa umur kamu?

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

3740 kasus AIDS. Dari jumlah kasus ini proporsi terbesar yaitu 40% kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu tahun (Depkes RI 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN DARI KLIEN HIV/AIDS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Acquired Immunice Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan penyakit

Oleh: Logan Cochrane

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 88 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations di Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

HIV/AIDS dapat menyerang setiap orang tanpa membedakan usia, ras, latar belakang kebudayaan ataupun agama.

1 Universitas Kristen Maranatha

Persoalan dan strategi penting

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

APLIKASI SISTEM PAKAR MENDIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB II Tinjauan Pustaka

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV & AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi. Oleh: SHANGITA BALA JOTHY NIM:

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah keseluruhan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau orang

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

Seluk-beluk HIV/AIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penyakit Endemis di Kalbar

VALIDASI TINGKAT PENGETAHUAN. Correlations

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

PENGETAHUAN DASAR TENTANG HIV/ AIDS. HIV yang merupakan singkatan dari HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS adalah Virus

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gara-gara seks bebas, ia pun tertular HIV/AIDS dari laki-laki yang dicintainya.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Kasus HIV-

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

Transkripsi:

JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, 2016 AIDS ( Acquired Immuno Deficiency Syndrom) merupakan penyakit yang disebabkan oleh HIV ( Human Immuno deficiency Virus). Sesuai dengan namanya virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.virus ini menyebar di dalam tubuh manusia dengan perantara darah dan cairan di dalam tubuh. Penularan virus ini dapat terjadi melalui hubungan seks, transfusi darah, dan penggunaan jarum suntik yang telah dipakai oleh orang dengan HIV/AIDS (Campbell,1999). Virus yang menyebar didalam darah ini menyebabkan seorang ibu dapat menularkan virus kepada bayinya. Kemungkinan penularan ini yang menyebabkan keluarga dengan HIV banyak yang tidak memiliki anak setelah mengetahui status HIV nya. Namun perkembangan ilmu pengetahuan memberikan harapan bahwa seorang ibu dengan HIV dapat memiliki anak tanpa menularkan virus kepada anaknya. Program untuk memiliki anak pada ibu dengan HIV positif dimulai dari tahap perencanaan memiliki anak. Pada tahap perencanaan ibu dengan HIV yang ingin memiliki anak dipastikan sudah mengikuti terapi antiretroviral. Obat antiretroviral adalah obat yang mampu mengontrol jumlah virus didalam diri, obat ini harus diminum secara teratur oleh

subjek. Obat ini juga dapat mencegah penularan yang terjadi antara ibu dan anak. Ibu dengan HIV juga dianjurkan untuk melakukan operasi sesar sebagai tindakan pencegahan didalam penularan dari ibu ke anak. Ibu dengan HIV tidak diperbolehkan menyusui bayi nya, karena air susu ibu diproduksi melalui darah dari ibu. Disaat ibu dengan HIV memutuskan untuk memiliki anak terdapat permasalahan yang menajdi pertimbangan jika bayi tersebut lahir. Faktor yang mempengaruhi dapat dilihat melalui faktor didalam diri subjek dan faktor diluar diri subjek. Faktor didalam diri subjek yang mempengaruhi pengambilan keputusan meliputi faktor emosi, afeksi, nilai individu dan adanya kondisi fisik didalam diri subjek. Faktor dari luar atau lingkungan yang mempengaruhi adalah pandangan dari lingkungan, faktor tenaga dan fasilitas medis, dan faktor pasangan. Faktor-faktor ini yang menjadi nilai dan tujuan dari subjek untuk memiliki anak. Penelitian ini merupakan studi kasus dari Orang dengan HIV/AIDS yang memiliki anak. Subjek terdiri dari dua orang ibu dengan status HIV positif, memiliki anak dengan status HIV negatif melalui program pencegahan penularan virus dari ibu ke anak. Penelitian ini bersifat kualitatif dimana hasil dari penelitian berupa narasi deskriptif. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur dibantu dengan observasi dan data penunjang. Kemudian data diolah berdasarkan kategorisasi setiap tahapan dari gambaran proses pengambilan keputusan yang dikemukan oleh Petearson (2003).

Terdapat tujuh tahapan pengambilan keputusan berdasarkan teori Rational- Comprehensive. Ketujuh tahapan proses pengambilan keputusan ini dilalui oleh subjek didalam mengambil keputusan memiliki anak. Subjek pada awal melakukan identifikasi permasalahan yang akan dihadapinya. Pada penelitian ini permasalahan yang akan dihadapi subjek adalah permasalahan memiliki anak dengan status HIV positif subjek. Subjek pada tahap kedua mencari tujuan penyelesaian masalah, kedua subjek menemukan bahwa subjek menyelesaikan permasalahan dan mengambil keputusan untuk dapat memenuhi keinginan pasangan yang menginginkan memiliki anak pada pernikahannya. Didalam permasalahan memiliki anak subjek pada tahap berikutnya mengindentifikasi alternative yang mungkin dilakukan untuk memenuhi tujuan dan menyelesaikan permasalahan. Alternatif yang dijalani subjek adalah dengan mengikuti program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak. Dengan syarat subjek sudah menjalani terapi antiretroviral minimal setahun dan kondisi kesehatan dalam keadaan baik. Subjek juga diharuskan melahirkan melalui operasi sesar dan tidak memberikan ASI kepada bayi. Ketika tahap pemilihan alternative penyelesaian ditentukan subjek mengaplikasikan dan menjalani setiap tahapan. Subjek mengikuti program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak, mengikuti saran dokter untuk menggunakan kondom kembali setelah masa subur selesai, melahirkan dengan operasi sesar. Ketika anak lahir subjek, diharuskan memberikan obat pencegahan pada anak kurang dari 24 jam dari anak lahir. Setelah kelahiran subjek melakukan evaluasi terhadap pengambilan keputusan yang dibuat.

Evaluasi yang dilakukan pada pengambilan keputusan, ditemukan bahwa subjek didalam proses melakukan pengambilan keputusan dipengaruhi adanya faktor luar yang berasal dari keluarga. Keluarga subjek sebagai pihak luar merasa bahwa subjek sebaiknya tidak usah memiliki anak dikarenakan status HIV subjek. Permasalahan yang timbul pada tahap identifikasi masalah ini diselesaikan terlebih dahulu oleh subjek dengan memberikan pengertian bahwa program ini dapat berhasil dan anak dari subjek tidak akan tertular virus yang dibawa oleh subjek. Permasalahan selanjutnya timbul pada saat subjek melakukan keputusan yang sudah dibuat. Permasalahan muncul dari sisi medis dimana rumah sakit menolak subjek dikarenakan status subjek sebagai HIV positif. Penelitian ini menemukan bahwa adanya pengalaman keberhasilan sebelumnya dapat menjadi motivasi subjek untuk kembali memiliki anak dengan status iu sebagai HIV positif. Motivasi lain yang menjadi alasan dari subjek memiliki anak adalah data ataupun informasi dari pihak luar termasuk tenaga mendis, pendamping, dan komunitas yang memberikan informasi keberhasilan dari program. Penelitian ini pada khususnya berguna bagi individu dengan HIV yang akan memiliki anak, sebagai informasi pendukung didalam pengambilan keputusan. Bagi individu dan instansi yang menjadi pendukung bagi orang dengan HIV/AIDS penelitian ini dapat menjadi masukan didalam pengembangan program bagi Orang dengan HIV/AIDS.

Kata Kunci : HIV, AIDS, Proses Pengambilan Keputusan, Keputusan Memiliki Anak, Ibu dengan HIV positif.