TEKNIS PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
MANNA, 04 DESEMBER 2014

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

No.856, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman.

8. Unit Organisasi Layanan Campuran adalah unit organisasi yang memiliki tugas pokok dan fungsi memberikan pelayanan secara internal dan eksternal.


GUBERNUR SULAWESI BARAT,

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2011

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 24 Tahun 2015 Seri E Nomor 16 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG


S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 19 TAHUN TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 Pendahuluan. A. Latar Belakang

2012, No

BERITA NEGARA. No.730, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Standar Operasional Prosedur. Pedoman.

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR : 9 Tahun 2013

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB IV PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN SOP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

Konsultasi Penyusunan Standar Operasional dan Prosedur dengan Sekretariat Jenderal DPR RI. Penyusunan Standar Operasional dan Prosedur

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

- 1 - LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN -1-

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 43

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/21/M.PAN/11/2008 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Drs.H.Adang Tadjuddin,M.Si. Drs.H.ADANG TADJUDDIN,M.Si

2017, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sip

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL,

Memahami Standar Operasional Prosedur. Kementerian Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

KONSEP DAN KEBIJAKAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KEMENTERIAN PAN DAN RB 2015

Pasal 6A Unit Pelaksana teknis (UPT) dapat menetapkan SOP mekanisme kerja di lingkungan masing-masing.

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG

PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROSEDURE (SOP)

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 26 TAHUN 2013

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP. 47 /MEN/2009 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

KEBIJAKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PAN DAN RB 2014

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

2 Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Org

Pengaturan Tentang: Standar Operasional Prosedur (SOP)

BAB I PENDAHULUAN.

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL BAB I PENDAHULUAN

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROPINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN SAL;SSA

Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas Koperasi dan Kabupaten Mojokerto. Bab1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

Teknik Penyusunan. Standar Operasional Prosedur (SOP)

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

2016, No Nomor 13 Tahun 2013 tentang Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 12/PER/M.K0MINF0/07/2410 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN PAN REFORMASI BIROKRASI 2012

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL

PERATURAN BUPATI PINRANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG

Standart Operating Procedure

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepoti

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BIDANG PERHUBUNGAN TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Lamongan, Januari 2012 Kepala Bagian Bina Pengelolaan Keuangan dan Asset. S U B A N I, SE, MM Pembina NIP

Kebijakan dan Pedoman Penyusunan SOP di Kementerian PPN/Bappenas. Biro Perencanaan, Organisasi dan Tatalaksana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA,

Prologue : Kasus 1. Slide 1

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

NOMOR 5 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

Arsip Nasional Republik Indonesia

PRINSIP, JENIS SOP AP, FORMAT DOKUMEN, KETENTUAN PENULISAN, DAN PENETAPAN SOP AP

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2017, No tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan, Pemantauan, dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan di Lingkunga

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB IV TEKNIK PENYUSUNAN SOP

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

TAHAPAN PENYUSUNAN SOP

Transkripsi:

TEKNIS PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DASAR HUKUM PENDAHULUAN PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan. Pedoman ini di tetapkan sebagai acuan bagi K/L/ Pemerintah Daerah untuk menyusun Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan di lingkungan K/L/Pemda masing-masing.

LATAR BELAKANG Salah satu aspek penting untuk mewujudkan birokrasi yang efektif, efisien dan akuntabel dalam rangka perbaikan kinerja manajemen pemerintahan/kualitas pelayanan publik adalah dengan memperbaiki proses penyelenggaran administrasi pemerintahan melalui penyusunan dan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan. TUJUAN Memberikan pedoman bagi bagi seluruh K/L/Pemerintah Daerah dalam mengidentifikasi, merumuskan, menyusun, mengembangkan, memonitor dan mengevalusi SOP Administrasi Pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing K/L/Pemda.

SASARAN Setiap K/L/Pemda memiliki SOP Administrasi Pemerintahan sampai unit terkecil; Penyempurnaan prosese penyelenggaraan pemerintahan; Ketertiban dalam penyelenggaraan pemerintahan; Peningkatan kualitas pelayanan publik. URAIAN UMUM SOP ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PENGERTIAN SOP Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

MANFAAT SOP 1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya. 2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas. 3. 4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab individual pegawai dan organisasi secara keseluruhan. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangl keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.

5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas. 6. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai cara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan. 7. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung dalam berbagai situasi.

8. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya. 9. 10. Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi pegawai. Memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya.

PRINSIP SOP PRINSIP PENYUSUNAN SOP 1. Kemudahan dan kejelasan. 2. Efisiensi dan efektivitas. 3. Keselarasan. 4. Keterukuran. 5. Dinamis. 6. Berorientasi pada pengguna (mereka yang dilayani). 7. Kepatuhan hukum. 8. Kepastian hukum.

PRINSIP PELAKSANAAN SOP 1. Konsisten. 2. Komitmen. 3. Perbaikan berkelanjutan. 4. Mengikat. 5. Seluruh unsur memiliki peran penting. 6. Terdokumentasi dengan balk.

RUANG LINGKUP SOP SOP melingkupi seluruh proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan termasuk pemberian pelayanan baik pelayanan Internal maupun eksternal organisasi pemerintah yang dilaksanakan oleh unit-unit organisasi pemerintahan.

JENIS SOP SOP TEKNIS SOP teknis adalah standar prosedur yang sangat rinci dan bersifat teknis. Setiap prosedur diuraikan dengan sangat teliti sehingga tidak ada kemungkinan-kemungkinan variasi lain. SOP ADMINISTRATIF SOP administratif adalah standar prosedur yang diperuntukkan bagi jenis-jenis pekerjaan yang bersifat administratif.

FORMAT SOP 1. Langkah sederhana (Simple Steps) Simple steps dapat digunakan jika prosedur yang akan disusun hanya memuat sedikit kegiatan dan memerlukan sedikit keputusan. 2. Tahapan berurutan (Hierarchical Steps) Format ini merupakan pengembangan dari simple steps. Digunakan jika prosedur yang disusun panjang, lebih dari 10 langkah dan membutuhkan informasi lebih detail, akan tetapi hanya memerlukan sedikit pengambilan keputusan Dalam hierarchical langkahlangkah yang telah diidentifikasi dijabarkan kedalam sub-sub langkah secara terperinci.

3. Grafik (Graphic) Jika prosedur yang disusun menghendaki kegiatan yang panjang dan spesifik, maka format ini dapat dipakai. Dalam format ini proses yang panjang tersebut dijabarkan ke dalam sub-subproses yang lebih pendek yang hanya berisi beberapa langkah. 4. Diagram Alir (Flowcharts) Flowcharts merupakan format yang biasa digunakan jika dalam SOP tersebut diperlukan pengambilan keputusan yang banyak (kompleks) dan membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak" yang akan mempengaruhi sub langkah berikutnya. Format ini juga menyediakan mekanisme yang mudah untuk diikuti dan dilaksanakan oleh para pegawai melalui serangkaian langkah-langkah sebagai hasil dari keputusan yang telah diambil.

SIMBOL SOP/FLOWCHART Terminator: Process: Melambangkan dimulainya suatu prosedur Melambangkan proses berjalannya suatu prosedur Decision: Arrow: Melambangkan pengambilan keputusan: Ya atau Tidak Melambangkan arah prosedur Off-page connector Melambangkan koneksi perpindahan halaman

1. IDENTITAS SOP a. Halaman Judul/Cover: ANATOMI SOP 1) Judul 2) Instansi/Satuan Kerja 3) Tahun pembuatan 4) Informasi lain yang diperlukan/alamat instansi b. Lembar Pengesahan Dokumen SOP c. Daftar isi. d. Penjelasan singkat penggunaan

2. URAIAN SOP a. Nama SOP, nama prosedur kerja yang di SOP-kan; b. Satuan kerja/unit kerja; c. Nomor, nomor prosedur kerja yang di SOP-kan; d. Tanggal pembuatan, tanggal pertama kali SOP dibuat; e. Tanggal revisi, tanggal SOP direvisi; f. Tanggal efektif, tanggal mulai diberlakukan; g. Pengesahan oleh pejabat yang berwenang; h. Dasar hukum; i. Keterkaitan, keterkaitan dengan standar kerja yang lain; j. Peringatan; k. Kualifikasi personel; l. Peralatan dan perlengkapan.

3. FLOWCHART a. Nomor; b. Aktivitas; c. Pelaksana/aktor; d. Mutu baku berupa: - Kelengkapan; - Waktu - Output; e. Keterangan.

Contoh Format SOP Standar Operasional Prosedur

LANGKAH TEKNIS PENYUSUNAN SOP ADMINISTRASI PEMERINTAHAN (SIKLUS PENYUSUNAN SOP) Persiapan Penilaian Kebutuhan SOP Monitoring Dan Evaluasi Pengembangan SOP Integrasi SOP Dalam Manajemen

LANGKAH TEKNIS PENYUSUNAN SOP ADMINISTRASI PEMERINTAHAN A. PERSIAPAN PENYUSUNAN SOP 1. MEMBENTUK TIM DAN KELENGKAPAN Tim bertugas untuk melakukan identifikasi kebutuhan, mengumpulkan data, melakukan analisis prosedur, melakukan pengembangan, melakukan uji coba, melakukan sosialisasi, mengawal penerapan, memonitor dan melakukan evaluasi, melakukan penyempurnaanpenyempurnaan, menyajikan hasil-hasil pengembangan mereka kepada pimpinan SOP, dan tugas-tugas lainnya.

2. MEMBERIKAN PELATIHAN BAGI ANGGOTA TIM Agar tim dapat melakukan tugasnya dengan baik, maka seluruh anggota tim harus memperoleh pembekalan yang cukup tentang bagaimana menyusun SOP. Petunjuk pelaksanaan penyusunan SOP ini menjadi panduan bagi anggota tim dalam melaksanakan tugasnya. 3. SOSIALISASI SOP KE SELURUH UNIT Agar seluruh satuan kerja dalam organisasi mengetahui adanya perubahan yang akan dilakukan, maka pimpinanpimpinan unit mengetahui hal ini. Peran pimpinan puncak akan sangat menentukan dalam hal ini.

B. PENILAIAN KEBUTUHAN SOP Penilaian kebutuhan adalah proses awal penyusunan SOP yang dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan SOP yang akan disusun. Bagi organisasi yang sudah memiliki SOP, maka tahapan ini merupakan tahapan untuk melihat kembali SOP yang sudah dimilikinya dan mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan. Bagi organisasi yang sama sekali belum memiliki SOP, maka proses ini murni merupakan proses mengidentifikasi kebutuhan SOP.

C. PENGEMBANGAN SOP Pengembangan SOP pada dasarnya meliputi lima tahapan proses kegiatan secara berurutan yang dapat dirinci sebagai berikut: 1. PENGUMPULAN INFORMASI DAN INDENTIFIKASI ALTERNATIF Tim dalam mengembangkan SOP setelah melakukan penilaian kebutuhan (need assessment) adalah mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun SOP. Identifikasi informasi dapat dilakukan dengan teknik pengumpulan data seperti brainstorming, focus group discussion, wawancara, survey, benchmark, dan telaahan dokumen.

2. ANALISIS DAN PEMILIHAN ALTERNATIF Setelah berbagai informasi terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap alternatif-alternatif prosedur yang berhasil diidentifikasi untuk dibuatkan standarnya. Prinsip-prinsip penyusunan SOP sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan mana alternatif prosedur yang akan dipilih untuk distandarkan antara lain, yaitu: a.kemudahan dan kejelasan. b.efisiensi dan efektivitas. c.keselarasan. d.keterukuran. e.dinamis. f.berorientasi pada pengguna/mereka yang dilayani. g.kepatuhan hukum. h.kepastian hukum

3. PENULISAN SOP Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan SOP, antara lain: a. Tipe SOP Sebagaimana dibahas pada bab sebelumnya, terdapat dua tipe SOP yang dapat digunakan, yaitu technical SOP (Teknis) atau administrative SOP (Administratif). b. Format SOP Mengenai format SOP juga telah dibahas pada bab sebelumnya, yaitu: Simple steps, Hierarchical steps, Graphic, dan Flowcharts.

c. Tingkatan kerincian/detail Jenis pekerjaan akan memberikan pengaruh pada tingkatan kerincian SOP yang akan dibuat. d. Prinsip-prinsip penyusunan SOP SOP harus dirumuskan dengan memenuhi prinsip-prinsip sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya, yaitu : Kemudahan dan kejelasan; Efisiensi dan efektivitas.; Keselarasan; Keterukuran; Dinamis; Berorientasi pada pengguna (mereka yang dilayanl); Kepatuhan hukum; dan Kepastian hukum. e. Anatomi SOP dan pendokumentasian SOP, sebagaimana diuraikan sebelumnya

4. PENGUJIAN DAN RIVIU SOP Untuk memperoleh SOP yang memenuhi aspekaspek sebagaimana telah diuraikan di atas, SOP yang dirumuskan oleh tim SOP harus melalui tahapan pengujian dan riviu. Proses pengujian dan riviu kemungkinan akan memaksa tim untuk kembali pada proses-proses pengumpulan data dan analisis, karena masih memerlukan informasi-informasi terbaru/tambahan yang sebelumnya tidak terpikirkan sebelumnya.

5. PENGESAHAN SOP Proses pengesahan dokumen SOP, merupakan tindakan pengambilan keputusan oleh pimpinan K/L/Pemda. Efektivitas kerja tim sangat tergantung dari tingkat keterlibatan pimpinan. Keterlibatan pimpinan dalam membenkan arahan kepada tim sejak permulaan tim dibentuk, akan sangat memudahkan proses pengesahan. Jika keterlibatan pimpinan sangat terbatas, maka tim harus secara aktif membenkan informasi kemajuan sampai akhirnya informasi mengenai hasil final yang telah diperoleh tim.

D. INTEGRASI (PENERAPAN) SOP Penerapan SOP dalam praktek penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi merupakan langkah selanjutnya pada siklus SOP setelah pengembangan SOP yang menghasilkan rumusan SOP dimana secara formal ditetapkan oleh pihak pimpinan organisasi. Penerapan SOP meliputi tahapan-tahapan sistematis dimulai dari langkah memperkenalkan SOP sampai pada pengintegrasiaan SOP dalam pelaksanaan prosedurprosedur keseharian oleh organisasi.

E. MONITORING DAN EVALUASI Monitoring Sebagai bagian dari proses dalam penerapan SOP, organisasi harus mempersiapkan sebuah mekanisme monitoring kinerja dan memastikan bahwa SOP telah dilaksanakan dengan baik. Salah satu kunci keberhasilan penerapan SOP adalah memonitor sampai sejauhmana setiap pelaksana menguasai SOP yang telah ditetapkan. Tujuannya adalah agar setiap pelaksana dapat bertanggungjawab atas kinerja pelaksanaan tugasnya yang dilaksanakan dengan SOP yang berlaku.

Evaluasi SOP secara substansial akan membantu organisasi menjadi lebih produktif. Dengan adanya SOP ini, maka organisasi telah melakukan sebuah komitmen jangka panjang dalam rangka membangun sebuah organisasi menjadi lebih efektif dan kohesif. Tidak selamanya sebuah SOP berlaku secara permanen, karena perubahan lingkungan organisasi selalu membawa pengaruh pada SOP yang telah ada. Oleh karena itulah SOP perlu secara terus menerus dievaluasi agar prosedur-prosedur dalam organisasi selalu merujuk pada akuntabilitas dan kinerja yang baik. Evaluasi, sebagai langkah tindak lanjut dari tahapan monitoring, dapat meliputi substansi SOP itu sendiri atau berkaitan dengan proses penerapannya.

FLOWCHART PENERIMAAN DAN PELAYANAN TAMU PIMPINAN No. 1 Kegiatan Menerima jadwal dan mengkonfirmasi kehadiran tamu kepada TU Pimpinan Pelaksana SUBAG PROTOKOL TU PIMPINAN SESTAMA/DEPUTI Mulai 2 Melapor kepada pimpinan tentang rencana kehadiran tamu 3 Menginstruksikan untuk mempersiapkan segala sesuatunya termasuk menunjuk pejabat pendamping (esel. I/II/III/IV) 4 Menginformasikan penunjukan pejabat pendamping (esel. I/II/III/IV) 5 Menghubungi pejabat pendamping (esel. I/II/III/IV) dan mempersiapkan ruang pertemuan/bahan pertemuan dan konsumsi 6 7 Menunggu dan mempersilahkan tamu menuju ruangan yang telah disiapkan, Mengkonfirmasi kedatangan tamu kepada TU pimpinan Melapor kepada pimpinan tentang kehadiran tamu 8 Menuju ruang yang disiapkan dan menerima tamu Selesai

FLOWCHART PERMOHONAN SPPD No. 1 Kegiatan Mengajukan permintaan SPPD kepada PPK Pelaksana Unit Pengguna PPK Bagian RTP Mulai Tidak 2 Menindaklanjuti permintaan SPPD 3 Menerima dan Menindaklanjuti Permintaan Dari PPK Ya 4 Menyetujui SPPD Ya Tidak 5 Melaksanakan SPPD 6 Menyerahkan Laporan Pertanggungjawaban SPPD kepada PPK 7 Menerima Laporan Pertanggungjawaban SPPD Selesai

FLOWCHART PELAYANAN KENDARAAN OPERASIONAL KEDINASAN No. 1 2 3 Kegiatan Mengajukan permintaan BBM, Suku Cadang, Service, Perbaikan dan Pemakaian Kendaraan Operasional Dinas kepada Kabag RTP Menerima dan Menindaklanjuti Permintaan dari Unit Pengguna, jika disetujui maka Bag RTP melaksanakan pelayanan kendaraan, jika tidak maka diteruskan ke PPK Menyetujui Usulan rencana perbaikan/pemeliharaan/perbaikan kendaraan, jika tidak maka dikembalikan kepada unit pengguna Pelaksana Unit Pengguna Bagian RTP PPK Biro Umum Mulai Y T T Y 4 Menyetujui Usulan rencana perbaikan/pemeliharaan/perbaikan kendaraan, jika tidak maka dikembalikan kepada PPK T Y 5 Meneruskan Disposisi Biro Umum kepada Bagian RTP 6 Menerima Kendaraan Kedinasan Selesai