PENILAIAN NYERI DAN SEDASI PADA BAYI DAN ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
Clinical Science Session Pain

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

NYERI. Nyeri akut umumnya cepat dalam onset, bervariasi dalam intensitas dari ringan sampai parah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

NYERI KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF RSU TNI-AL MINTOHARDJO PERIODE

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

MANAJEMEN NYERI. No. Dokumen: Halaman: 1 dari 3. No. Revisi: 00 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Disahkan oleh DIREKTUR UTAMA

BAB 2. masyarakat, baik sehat maupun sakit (UU No. 38 tahun 2014 tentang. klien dalam merawat dirinya (UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, pasal

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

PENGUKURAN KUANTITAS NYERI DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MODUL MATA KULIAH MANAJEMEN NYERI. Materi Asessment Pada Kasus Nyeri. Disusun Oleh Dr. Widaningsih, S.Kp., M.Kep. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Tahun 2017

2. proses pada perjalanan nyeri yang paling berperan dalam terjadinya nyeri pada pasien ini adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dua jenis yaitu nyeri fisiologis dan nyeri patologis, pada nyeri sensor normal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif

BAB 2 NYERI. serta termasuk suatu komponen sensori, komponen diskriminatori, respon-respon yang

NYERI A. PENGERTIAN B. FISIOLOGI NYERI

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modalitas sensorik tetapi adalah suatu pengalaman 1. The

Physical Modalities in the Mnagement of Pain

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

BAB I PENDAHULUAN. kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International

Bab 1 Pendahuluan. A. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen neoplasma primer dan metastasis neoplasma pada otak. 1 Tindakan

Bab 1. Pendahuluan. A. Definisi Nyeri Orofasial Kronis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Unit perawatan intensif merupakan suatu unit yang telah dirancang

BAB I 1PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. prostaglandin, bradykinin, dan adrenaline. Mediator-mediator inilah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digunakan untuk beraktivitas. Keluhan nyeri merupakan sensasi yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL DAN NYERI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh adanya kerusakan jaringan atau

BAB I PENDAHULUAN. anestesiologi. 3. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 1. PENDAHULUAN

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

NYERI PADA PASIEN SAKIT KRITIS Dwi Pantja Wibowo RS Premier Bintaro Tangsel Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia (PERDICI)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Taylor (2009 dalam Muttaqin, 2008) koping didefenisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. 7 Sedangkan The International

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MANAGEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. saraf pusat tanpa menghilangkan kesadaran. 2,3 Parasetamol umumnya digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Unit perawatan intensif atau yang sering disebut Intensive Care Unit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Ekstrak lerak diharapkan dapat dikembangkan menjadi bahan pereda nyeri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2011). Nyeri ini dapat menjalar ke tungkai bawah posterior lateral dan ke lutut

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri

BAB I. PENDAHULUAN. perubahan klinis dan psikologis sehingga meningkatkan morbiditas, mortalitas,

KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT JALAN DENGAN KELUHAN NYERI DI PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR PADA BULAN FEBRUARI 2017

parameter kriteria nilai skor Usia < 3 tahun tahun tahun 2 13 tahun 1 Jenis kelamin Laki-laki 2 Perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu ketika mengalami cidera. Hal ini juga merupakan pengalaman pribadi

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

BAB 1 PENDAHULUAN. Inflamasi adalah respons protektif jaringan terhadap jejas yang tujuannya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAHAN AJAR IV PRINSIP NYERI

Pendahuluan. Bab Pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF MANAJEMEN NYERI

ABSTRAK. EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH (Caryophylli flos) PADA MENCIT BETINA GALUR Swiss-Webster

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP

BAB 3 KERANGKA KONSEP. Rangsangan mengganggu. Perubahan aktivitas sosial dan lingkungan. Respon perilaku dan emosi terhadap nyeri

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi

Transkripsi:

Palembang 2014 PEDIATRI GAWAT DARURAT PENILAIAN NYERI DAN SEDASI PADA BAYI DAN ANAK UKK Pediatri Gawat Darurat Ikatan Dokter Anak Indonesia

TUJUAN 1. Mengetahui skor penilaian nyeri dan sedasi pada bayi dan anak 2. Mampu melakukan penilaian nyeri dan sedasi pada bayi dan anak 2

PENDAHULUAN ² ² Sedasi & analgesia merupakan bagian integral tatalaksana di PICU ª Tujuan: meminimalkan persepsi dan respons thd cemas dan nyeri Kombinasi sedasi dan analgesia memungkinkan pasien beradaptasi dengan venelasi mekanik/prosedur Endakan ª ª ª Tidak adekuat menyebabkan takikardia, hipertensi, serta risiko kehilangan kendali napas dan saraf pusat Sedasi berlebihan menyebabkan depresi kardiovaskular, ileus, dan mengganggu pemeriksaan neurologis komprehensif Sedasi berkepanjangan menyebabkan toleransi sehingga membutuhkan dosis obat sedasi yang lebih Enggi MONITORING (Skoring Klinis) 3

DEFINISI dan KLASIFIKASI NYERI Pengalaman sensorik & emosional Edak menyenangkan terkait kerusakan jaringan. Jadi nyeri adalah subyekef, apa yang dikatakan pasien (IASP) ² Klasifikasi: ª Patofisiologi: NosisepCf: adanya semuli noksius (trauma, penyakit, radang) Viseral: cramping dan disertai nyeri alih SomaEk: dari jaringan (kulit, otot, tulang, sendi) ü Superfisial (kulit): tajam, lokasi jelas, rasa terbakar ü Dalam (dari tempat lain): sensasi tumpul dan difus NeuropaCk: impuls dari disfungsi sisem saraf (perifer/pusat) peripheral mononeuropathy & polyneuropathy, deafferenta3on pain, sympathe3cally maintained pain, central pain. 4

Definisi dan klasifikasi nyeri ª Durasi: Akut: onset segera (< 30 hari), ada hubungan waktu dan kausal Kronik: nyeri bertahan > 6 bulan, nyeri terus ada meskipun telah penyembuhan, dapat berupa nosisepef / neuropaek / keduanya Nyeri kanker (pain associated with cancer) Nyeri bukan kanker (chronic non- cancer pain, CNCP). Nyeri yang bertahan/menetap 1-6 bulan disebut nyeri sub- akut. Nyeri psikologik: berhubungan dg persepsi individu terhadap penyakit, kecacatan, dan jenis adaptasi psikologis 5

Definisi dan klasifikasi SEDASI Tindakan menenangkan dengan pemberian obat penenang. Tujuan: menghilangkan rasa takut/cemas, Edak nyaman & nyeri, untuk memungkinkan toleransi terhadap prosedur terapeuek / diagnosek Tingkatan sedasi: 6

PATOFISIOLOGI NYERI ² Mekanisme dasar terjadinya nyeri adalah proses nosisepsi. Nosisepsi adalah proses penyampaian informasi adanya semuli noksius di perifer ke sisem saraf pusat. Rangsangan noksius adalah rangsangan yang berpotensi atau merupakan akibat terjadinya cedera jaringan (mekanik, suhu dan kimia) Bagaimana informasi ini di terjemahkan sebagai nyeri? è melibatkan proses yang kompleks dan banyak yang belum dapat dijelaskan. 7

Patofisiologi nyeri ² Substansi kimiawi yang memodulasi nyeri dilepas jaringan ke ekstrasel saat terjadi kerusakan jaringan, sepere: histamin, substansi P, bradikinin, aseelkolin, lekotrien, prostaglandin. Substansi kiwiawi mengake\an reseptor nyeri melalui iritasi ujung serabut saraf. Mediator kimiawi menimbulkan reaksi tempat cedera (vasokonstriksi, vasodilatasi, perubahan permeabilitas kapiler). 8

Patofisiologi nyeri ² Mekasnisme dasar nyeri secara klasik dijelaskan dengan proses transduksi, transmisi, persepsi, dan modulasi. Transduksi: konversi energi dari rangsangan noksius (suhu, mekanik, kimia) menjadi energi listrik (impuls saraf) oleh reseptor sensorik nyeri (nosiseptor). Transmisi: penyampaian impuls saraf perifer ke pusat. Persepsi: pemahaman impuls saraf di SSP sebagai nyeri. Modulasi: pengaturan impuls oleh otak terhadap proses di kornu dorsalis medulla spinalis. Serabut kornu dorsalis, batang otak, dan jaringan perifer melepas opioid endogen yang menghambat kerja serabut saraf penghantar impuls nyeri. Kadar endorfin bervariasi, Eap orang merasakan sensasi nyeri yang berbeda Engkatannya. 9

Patofisiologi nyeri 10

PENILAIAN NYERI DAN SEDASI PENILAIAN NYERI parameter fisiologi, perilaku, laporan pasien. Menilai nyeri pada anak : ª Tahap preverbal (bayi - anak < 3 tahun) parameter perubahan perilaku (ekspresi wajah, motorik dan respon fisiologis) dan pendapat orang tua. ü FLACC (Face, Legs, AcEvity, Cry, Consolability). ª Tahap verbal (3-8 tahun) menggunakan self- informa3on melalui gambar wajah. ü Wong Baker Faces Scale. ª Di atas usia 8 tahun Anak kompeten bisa gunakan penilaian uni- dimensional. ü Visual Analogue Scale (VAS) atau Numeric Ra3ng Scale (NRS) 11

Penilaian nyeri dan sedasi FLACC Behavioral Pain Assessment Scale Nilai : 0 = Edak nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-10 = nyeri berat sekali 12

Penilaian nyeri dan sedasi Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat VAS/NRS WONG BAKER FACE SCALE Tidak Nyeri Sedikit Nyeri Agak Mengganggu Mengganggu AkCvitas Sangat Mengganggu Tidak Tertahankan Gabungan alat penilaian nyeri Visual Analogue Scale (VAS) atau Numeric Ra3ng Scale (NRS) dan Wong- Baker Faces Scale 13

Penilaian nyeri dan sedasi PENILAIAN SEDASI Banyak sistem skoring, paling luas digunakan skala Ramsay. Tingkat kesadaran diklasifikasikan 6 Engkatan (skor 1 6). Sebagian besar intensivis memilih Engkatan sedasi pada kondisi pasien tetap mengantuk tetapi mudah dibangunkan. Skor ideal 2 3. Tabel Skala Ramsay 14

Penilaian nyeri dan sedasi Skala COMFORT ª Untuk penilaian sedasi & nyeri (telah divalidasi untuk PICU). ª Bisa untuk bayi, anak maupun dewasa di ruang rawat intensif/kamar operasi/ruang rawat inap yang Edak dapat dinilai dengan Visual Analougue Scale (VAS), Numeric Ra3ng Scale maupun Wong- Baker FACES Pain Scale. ª Terdiri atas 8 variabel (6 variabel perilaku dan 2 variabel fisiologi), masing- masing berisi 5 kategori. ª Interpretasi : Nilai 8 16: sedasi dalam. Nilai 17 26: sedasi dan analgesia adekuat. Nilai 27 40: sedasi inadekuat. ª Tidak bisa digunakan pada pasien- pasien dibawah pengaruh obat- obat pelumpuh otot (neuromuscular blocking agents). 15

Skala COMFORT Penilaian nyeri dan sedasi 16

RINGKASAN ² Penilaian nyeri dan Engkatan sedasi merupakan bagian peneng dalam tatalaksana pasien di PICU. ª sbg pedoman pemberian obat- 2an analgesik dan sedaef. ª interaksi nyeri, Edak nyaman & cemas è agitasi ª sedasi berlebih menyebabkan depresi kardiovaskular, ileus, mengganggu pemeriksaan neurologis ² Sedasi dan analgesiaa merupakan kompetensi dokter yang bekerja di unit emergensi anak dan PICU. 17

18