2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

Laksmi Dewi. Vol. 2, No. 1, Mei 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

Perpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Perpustakaan sekolah

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Perpustakaan sekolah merupakan unit kerja dilingkungan sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Promosi Dan Minat Baca Terhadap Kunjungan Pemustaka Ke Perpustakaan SD SALMAN AL FARISI Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Mengukur Kualitas Perpustakaan Sekolah Menggunakan :

PETA KOMPETENSI DAN KEBUTUHAN PELATIHAN BAGI PUSTAKAWAN/ TENAGA PERPUSTAKAAN SMA/ SMK SE PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENGANTAR. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU):

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana kita ketahui kualitas pendidikan di era sekarang ini memperoleh prioritas dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERMASALAHAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH. Oleh Tyas Aningrum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Bimbingan Pemakai di Universitas Ida Banjumi Wahab Palembang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perpustakaan Sekolah. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan adalah suatu tempat yang berisi bermacam-macam koleksi dan

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2016 PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah melalui perpustakaan. Karena diperpustakaan berbagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari manusia purba hingga sekarang. Perpustakaan juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III HASIL PENELITIAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan banyak anak atau orang tua agar bisa bersekolah disana.

BAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah

Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

Pentingnya Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen terletak di Jl. Raya

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Juli - Desember 2017 Halaman ISSN

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007, peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Mata Kuliah : Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.

TUGAS AKHIR LAPORAN PRODUK BIBLIOGRAFI KOLEKSI BUKU DENGAN SUBYEK ILMU PERTANIAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BAB II POKOK BAHASAN 1. PENGERTIAN

MAKALAH. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

Persiapan Perpustakaan Sekolah dalam Menghadapi Akreditasi Perpustakaan 1. Oleh. Heri Abi Burachman Hakim, SIP 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

BAB II KERANGKA TEORETIK. batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live learning). Belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat suatu organisasi yang menyediakan layanan-layanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. harus mempunyai nilai kompetensi (Mony, 2012:6). yang cukup panjang dan bukan hal yang kebetulan sesaat semata.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung merupakan salah satu perpustakaan yang cukup lengkap akan sarana dan prasarana yang ada, terbukti dengan terdapatnya beberapa unit komputer yang disediakan untuk pemustaka agar dapat mengakses segala kebutuhan informasi yang ada pada internet. Sebagaimana terdapat dalam Standar Nasional Perpustakaan Sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas (2011, hlm. 4) yang mengungkapkan bahwa perpustakaan menyediakan sarana perpustakaan sekurang-kurangnya mempunyai perangkat komputer, meja dan fasilitas akses internet untuk keperluan pemustaka yaitu sebanyak dua buah dan perangkat komputer, meja dan fasilitas katalog online untuk keperluan pemustaka sebanyak satu buah. Dalam penelusuran informasi buku-buku yang adapun, perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung telah menggunakan OPAC (Online Public Access Catalogues) sebagai alat yang digunakan untuk dapat menelusuri bahan-bahan perpustakaan apa saja yang terdapat pada perpustakaan tersebut. Visi dari perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung yaitu Perpustakaan gudangnya ilmu untuk menarik masyarakat gemar membaca menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Adapun misi dari perpustakaannya yaitu: mengembangkan bahan pustaka, meningkatkan sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas perpustakaan, meningkatkan kualitas layanan dengan pemanfaatan teknologi informasi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan minat baca siswa, guru dan alumni, menjalin kerjasama dengan instansi terkait, dan menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, untuk misi perpustakaan sebagian besar telah dijalankan oleh perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung sesuai dengan acuan tersebut, dimana terlihat dari sarana dan prasarana perpustakaan yang sudah cukup lengkap, penerapan teknologi informasi yang

2 telah dilaksanakan pada perpustakaannya serta menjalin kerjasama dengan pihak sekolah dan orang tua peserta didik. Dari segi struktur organisasi suatu perpustakaan sekolah yang tercantum dalam Standar Nasional Perpustakaan Sekolah tingkat SMA (2011, hlm. 6) seharusnya pada perpustakaan mencakup kepala perpustakaan, layanan pemustaka dan layanan teknis, layanan teknologi informasi dan komunikasi. Bedasarkan acuan tersebut, terlihat bahwa pengelola perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung ini telah mengarah pada standar nasional perpustakaan sekolah tingkat SMA, dimana terdiri dari lima orang tenaga perpustakaan, yaitu satu orang sebagai koordinator perpustakaan, satu orang sebagai layanan teknis dan tiga orang sebagai layanan pemustaka. Semua tenaga perpustakaan di SMA Negeri 6 Bandung ini berlatar belakang bukan dari ilmu perpustakaan, melainkan tenaga pendidik yang ditugaskan untuk mengelola perpustakaan sekolah tersebut. Tenaga perpustakaan di SMA Negeri 6 Bandung sedikit banyak telah mengetahui bagaimana fungsi dan pemanfaatan serta penerapan dari suatu perpustakaan sekolah. Pengetahuan tentang perpustakaan sekolah tersebut diperoleh oleh tenaga perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung ini melalui browsing dari berbagai media dan juga dengan mengikuti kegiatan seminar ataupun pelatihan-pelatihan tentang perpustakaan. Namun, walaupun tenaga perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung telah mempunyai pengetahuan tentang perpustakaan dari berbagai kegiatankegiatan, peneliti mengidentifikasi bahwa masih terdapatnya kekurangankekurangan yang terjadi diantaranya pada pengelolaan informasi perpustakaan sekolah. Kekurangan pada pengelolaan informasi disini apabila dilihat dari aspek pengorganisasian informasi pada perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung, yaitu masih terdapatnya beberapa kesalahan dalam pelabelan dan penyusunan koleksi pada rak, serta tenaga perpustakaan yang tidak membuat deskripsi bibliografi (pengatalogan) sesuai dengan standar nasional. Sebab, menurut Tairas dan Soekarman (1996, hlm. ix) pengorganisasian koleksi

3 dalam perpustakaan dilaksanakan dalam dua tahap diantaranya yaitu: penyusunan secara sistematis bahan-bahan itu dalam rak, lemari atau tempat lain sesuai bentuknya, biasanya menurut sistem klasifikasi tertentu dan pembuatan daftar atau lazim disebut katalog baik berbentuk kartu maupun bentuk lain. Pada perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung, dilihat dari segi penerapan teknologi informasi dan komunikasi, sering terjadi kendala atau error pada media yang digunakan seperti OPAC (Online Public Access Catalogues), yang mengakibatkan tidak bisa digunakannya media tersebut oleh pengguna perpustakaan dalam penelusuran koleksi yang ada pada perpustakaan. Menurut Prastowo (2013, hlm. 193) dengan berjalannya OPAC, memberi kemudahan bagi pengguna dalam memakainya maupun menyediakan keakuratan dalam menghadirkan data, dan memberikan keleluasaan pada pengakses untuk memilih tajuk entri, pengarang, judul, subjek, atau penerbit menggunakan logika Boolean. Apabila dilihat dari segi minat kunjung peserta didik ke perpustakaan, terlihat bahwa kurangnya antusias peserta didik untuk datang berkunjung ke perpustakaan dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagaimana mestinya. Sebagian dari pengunjung perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung ini, datang ke perpustakaan hanya berkepentingan untuk menggunakan jasa print yang disediakan di perpustakaan sekolah tersebut, bukan menggunakan perpustakaan sebagaimana fungsi perpustakaan yang sesungguhnya. Menurut Sinaga (2009, hlm. 25) fungsi perpustakaan sekolah lebih ditekankan kepada fungsi edukatif dan fungsi rekreatif. Fungsi edukatif yaitu dengan tersedianya buku-buku baik fiksi maupun non fiksi, sehingga dapat membiasakan peserta didik belajar mandiri dan memperoleh kemampuan dasar, sedangkan fungsi rekreatif maksudnya yaitu dapat memenuhi kebutuhan sebagian pengunjung perpustakaan akan hiburan intelektual seperti dengan disediakannya bahan-bahan bacaan yang ringan dan bersifat menghibur seperti buku cerita, majalah dan surat kabar.

4 Dilihat dari fakta di atas, sudah seharusnya perpustakaan sekolah di kelola sesuai dengan standar perpustakaan sekolah seharusnya. Hal tersebut dikarenakan perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dalam menunjang keberhasilan ranah pendidikan. Karena sumber dari segala kebutuhan akan informasi harusnya dapat ditemukan di perpustakaan sekolah. Sebagaimana dijelaskan oleh Bafadal (2009, hlm. 6) bahwa fungsi dari perpustakaan sekolah terdiri dari fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi tanggung jawab administratif, fungsi riset, dan fungsi rekreatif. Dengan berjalannya fungsi-fungsi perpustakaan sekolah tersebut nantinya dapat menunjang kebutuhan informasi para pengguna. Informasi ataupun bahan perpustakaan yang terdapat dalam perpustakaan sekolah disesuaikan dengan kurikulum sekolah, sehingga dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Bahan perpustakaan yang tersedia tidak hanya berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan perpustakaan lainnya seperti surat kabar, majalah, buletin, artikel-artikel yang diorganisasi secara sistematis dalam satu ruang sehingga dapat memberikan informasi atau keterangan lain yang akan diperlukan oleh pemustaka dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, dengan pengelolaan informasi yang baik pada perpustakaan sekolah tersebut, maka segala kebutuhan belajar mengajar dapat pula terpenuhi dengan baik. Hal tersebut terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Muchaiyah (2007) tentang peranan perpustakaan sekolah yang mengemukakan bahwa Perpustakaan sangat berperan dalam dunia pendidikan yakni sebagai sarana dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan menunjang kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah. Terlihat dari beberapa koleksi buku yang dimiliki perpustakaan, 1,90 % banyak membantu siswa dalam mendapatkan informasi dari beberapa koleksi dan juga dapat menyelesaikan tugas-tugas mereka. Hal yang sama dikemukakan oleh Yusuf dan Suhendar (2007, hlm. 2) bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah bertujuan memenuhi

5 kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya guru dan murid. Pada suatu perpustakaan sekolah dengan sangat beragamnya informasi yang ada, menuntut untuk menghadirkan seorang yang memiliki kompetensi untuk dapat mengelola informasi yang ada, agar informasi tersebut dapat sampai kepada seseorang dengan cepat dan tepat. Dan keberhasilan dari pengelolaan informasi pada perpustakaan tersebut tidak menutup kemungkinan dipengaruhi oleh keterampilan dan wawasan tenaga perpustakaan sekolahnya. Pada Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO (2002, hlm. 14) peran dari pustakawan sekolah diantaranya yaitu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasi serta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik. Pengetahuan, keterampilan dan keahlian pustakawan sekolah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekolah tertentu. Oleh karena itu, tenaga perpustakaan merupakan kunci dalam terlaksananya semua kegiatan-kegiatan dalam perpustakaan. Dengan adanya tenaga perpustakaan yang memiliki pengetahuan tentang perpustakaan, diharapkan dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pemustaka. Pada era globalisasi saat ini, informasi-informasi akan menjadi sangat penting. Suatu informasi yang adapun harusnya dapat terkelola dengan baik agar dapat sampai kepada pengguna. Karena menurut Suwarno (2010, hlm. 47) tidak semua pencari informasi adalah pengguna dan tidak semua pengguna dapat memenuhi kebutuhan informasinya seorang diri, terutama bila subjek itu berada di luar bidang yang dikuasainya. Maka dari itu, pengelolaan informasi perpustakaan akan menjadi sangat penting untuk dapat memberikan kemudahan dalam mengakses segala informasi yang dibutuhkan. Kompetensi pengelolaan informasi tenaga perpustakaan memang sangatlah berpengaruh pada suatu perpustakaan sekolah. Hal tersebut

6 dikarenakan salah satu kriteria agar perpustakaan tersebut dapat dikatakan terkelola dengan baik dan berkualitas yaitu adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional. Pada kenyataan yang ada, berdasarkan pengamatan peneliti, masih banyaknya perpustakaan sekolah yang kurang terkelola dengan baik. Menurut Hasan (dalam Wulandari, 2012) mengemukakan bahwa (1) dari 200.000 Sekolah Dasar hanya sekitar 1 (satu) persen yang memiliki perpustakaan standar, (2) dari sekitar 70.000 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) baru 34% yang memiliki perpustakaan standar, (3) dari sekitar 14.000 Sekolah Menengah Umum hanya sekitar 54% yang memiliki perpustakaan standar. Tidak optimalnya pengelolaan informasi yang ada pada perpustakaanperpustakaan sekolah akan mengakibatkan terbengkalainya suatu perpustakaan sekolah. Salah satu penyebab permasalahan tersebut yaitu dikarenakan belum terdapatnya tenaga perpustakaan/pustakawan yang memadai dalam mengelola segala informasi di perpustakaan. Hal tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kompetensi pengelolaan informasi tenaga perpustakaan sekolah. Pada sistem pendidikan modern, suatu lembaga pendidikan termasuk perpustakaan, tidak mungkin dapat terselenggara dengan baik apabila tenaga perpustakaanya tidak berkualifikasi dengan baik. Peningkatan terhadap mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia, merupakan masalah yang selalu mendapatkan perhatian utama bagi pelaksanaan pembangunan masyarakat. Pembangunan bangsa Indonesia yang berorientasi pada pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan bidang pendidikan menempati posisi yang sangat penting, mengingat pendidikan merupakan sarana utama dalam membentuk dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pada penelitian Nurjanah (2014) mengungkapkan bahwa untuk problematika yang dihadapi saat ini antara lain anggaran perpustakaan, perabot perpustakaan yang dimakan usia, koleksi dan layanan yang kurang dioptimalkan oleh warga sekolah, koleksi yang

7 tidak sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan kurikulum serta warga sekolah yang belum menyadari bahwa perpustakaan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan di sekolah. Pada amandemen UUD 1945 telah mengisyaratkan kepada masyarakat Indonesia bahwa negara akan menjamin kebebasan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang merata. Oleh karena itu, untuk mendukung hal tersebut, pemerintah secara implisit telah mewajibkan setiap sekolah untuk memiliki perpustakaan, yang terdapat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 45. Hal ini dipertegas lagi setelah dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Pada tahun 2008 lalu, untuk lebih memantapkan pengelolaan perpustakaan, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Peraturan tersebut dengan jelas menyebutkan beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pengelola perpustakaan sekolah, salah satunya yaitu dimensi kompetensi pengelolaan informasi perpustakaan sekolah. Dimensi kompetensi pengelolaan informasi perpustakaan sekolah dibagi menjadi beberapa sub-kompetensi yaitu mengembangkan koleksi perpustakaan sekolah, melakukan pengorganisasian informasi, memberikan jasa dan sumber informasi dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Layanan perpustakaan merupakan salah satu dampak yang dihasilkan oleh kompetensi yang dimiliki oleh tenaga perpustakaan sekolah. Bafadal (2009, hlm. 124) mengemukakan bahwa pelayanan kepada pengunjung tersebut dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya apabila pelayanan teknisnya dikerjakan dengan sebaik-baiknya pula. Berdasarkan hal tersebut dapat kita pahami bahwa, dengan pengelolaan perpustakaan sekolah yang baik tentunya menghasilkan layanan yang baik pula. Layanan yang baik merupakan aset penting dalam dunia pelayanan perpustakaan. Kegiatan

8 pelayanan merupakan salah satu cara untuk memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mendapatkan informasi yang akan dicarinya. Berikut beberapa penelitian yang mengkaji terkait tentang kompetensi tenaga perpustakaan sekolah. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmawati (2009, hlm. 97) mengungkapkan bahwa Berdasarkan pada kesenjangan antara kemampuan aktual dengan kemampuan ideal ini diketahui bahwa kompetensi manajerial, kompetensi pengelolaan informasi, dan kompetensi kependidikan berada pada kuadran tiga. Level ini menunjukkan bahwa mereka membutuhkan banyak bantuan untuk melaksanankan pekerjaannya. Salah satu bentuk bantuan yang dapat diberikan adalah dengan memberikannya bekal informasi melalui pelatihan. Selanjutnya penelitian yang mengkaji tentang pengelolaan perpustakaan sekolah yang dilakukan oleh Arasytie (2013), menunjukan bahwa Hasil analisis data bahwa dari 15 sekolah hanya 4 sekolah memiliki pelaksanaan pengelolaan perpustakaan sudah berjalan dengan baik sedangkan 11 lainnya masih dalam proses perbaikan. Hal ini menunjukkan pelaksanaan pengelolaan perpustakaan sekolah dasar negeri Pontianak Selatan masih belum berjalan secara optimal. Berdasarkan beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa, kompetensi dari pengelolaan informasi perpustakaan sekolah masih belum terkualifikasi dengan baik, oleh karena itu tenaga perpustakaan sekolah masih membutuhkan berbagai informasi yang lebih mendalam lagi dengan melakukan berbagai kegiatan seperti seminar ataupun pelatihan. Begitupun dengan pengelolaan perpustakaan sekolah, pada penelitian yang dilakukan oleh Arasytie terlihat bahwa, dalam pelaksanaan pengelolaan perpustakaan sekolah dasar negeri Pontianak Selatan masih belum berjalan secara optimal. Berdasarkan kondisi di atas, sudah seharusnya bahwa kompetensi pengelolaan informasi tenaga perpustakaan sekolah lebih diperhatikan lebih baik lagi agar memberikan kualitas layanan yang bagus kepada pengguna perpustakaan. Adapun yang dikaji dalam penelitian ini yaitu, bagaimana kompetensi pengelolaan informasi tenaga perpustakaan sekolah sehingga nantinya dapat

9 memberikan kualitas layanan perpustakaan yang baik, berbeda dengan penelitian-penelitian yang lain yang hanya memaparkan bagaimana pengelolaan perpustakaan sekolah saja. Selain itu, yang membedakan dengan penelitian lainnya yaitu, pada penelitian ini memaparkan bagaimana suatu perpustakaan dapat memberikan kualitas layanan yang baik pada perpustakaan tersebut dengan memperhatikan bagaimana kompetensi dari pengelolaan informasi tenaga perpustakaannya. Berdasarkan hal tersebut mendorong peneliti untuk meneliti masalahmasalah tersebut yaitu mengenai kompetensi pengelolaan informasi tenaga perpustakaan sekolah di SMA Negeri 6 Bandung. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Studi Tentang Kompetensi Pengelolaan Informasi Tenaga Perpustakaan Sekolah. B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, secara umum permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini dapat dirumuskan yaitu bagaimana kompetensi pengelolaan informasi tenaga perpustakaan sekolah di SMA Negeri 6 Bandung? Untuk dapat mempermudah pembahasan, maka peneliti memfokuskan penelitian melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kompetensi tenaga perpustakaan dalam pengembangan koleksi di perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung? 2. Bagaimana kompetensi tenaga perpustakaan dalam pengorganisasian informasi di perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung? 3. Bagaimana kompetensi tenaga perpustakaan dalam pemberian jasa dan sumber informasi di perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung? 4. Bagaimana kompetensi tenaga perpustakaan dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung?

10 C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari mengadakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kompetensi pengelolaan informasi tenaga perpustakaan sekolah di SMA Negeri 6 Bandung. Dan secara khususnya tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: 1. Mengetahui bagaimana kompetensi tenaga perpustakaan dalam pengembangan koleksi di perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung. 2. Mengetahui bagaimana kompetensi tenaga perpustakaan dalam pengorganisasian informasi di perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung. 3. Mengetahui bagaimana kompetensi tenaga perpustakaan dalam pemberian jasa dan sumber informasi di perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung. 4. Mengetahui bagaimana kompetensi tenaga perpustakaan dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan pengetahuan dan pengalaman di bidang perpustakaan khususnya di bidang kompetensi pengelolaan informasi tenaga perpustakaan sekolah baik itu untuk peneliti sendiri maupun untuk pihak lain yang berkepentingan lainnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Tenaga Perpustakaan Sekolah Manfaat bagi tenaga perpustakaan sekolah yaitu diharapkan untuk dapat mengembangkan kompetensinya dalam bidang pengelolaan informasi. Hal tersebut dilakukan agar tenaga perpustakaan dapat mengelola segala informasi yang ada di perpustakaan dengan semaksimal mungkin agar terciptanya kualitas layanan yang prima bagi para pemustaka.

11 b. Bagi Para Pengambil Kebijakan/Kepala Sekolah Manfaat bagi para pengambil kebijakan/kepala sekolah nantinya diharapkan dengan penelitian ini dapat memberi masukan kepada civitas sekolah, khususnya kepada para pengambil kebijakan agar dapat mengontrol pengelolaan perpustakaan agar berjalan dengan sebagaimana mestinya. c. Bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu perpustakaan khususnya mengenai kompetensi pengelolaan informasi tenaga perpustakaan sekolah. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. BAB I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II merupakan kajian teori yang berisi, kajian pustaka tentang kompetensi pengelolaan informasi tenaga perpustakaan sekolah. 3. BAB III merupakan metode penelitian yang berisi, desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, sumber dan jenis data penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian. 4. BAB IV merupakan pembahasan yang berisi profil lembaga, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan. 5. BAB V merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran.