BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ilmiah oleh para penulis. Salah satunya adalah Lailan Azizah Rangkuti (2014) dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka

BAB II PENDIDIKAN PEMAKAI PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah

BAB I PENDAHULUAN. pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN TEORITIS

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

Strategi Memaksimalkan Layanan Melalui Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Guest [Pick the date]

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. dari layanannya terhadap pengguna sebagai penikmat jasa perpustakaan.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Pengaruh Pendidikan Pengguna Terhadap Pemanfaatan Layanan Perpustakaan di Perpustakaan Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Kuesioner Penelitian. Identitas Responden

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN: Perencanaan Program Pendidikan Pemakai Bagi Mahasiswa Baru STMIK AKAKOM Yogyakarta. Intisari

PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA. Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia

BAB II KAJIAN TEORITIS

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB. Oleh: Ir. Rita Komalasari

PROGRAM PENDIDIKAN PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI :

BAB II LANDASAN TEORI. dan studi. Selanjutnya pasal 8 dari Peraturan Presiden No. 20, 1961

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vinna Indahtianti, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Universitas Sumatera Utara

PENDIDIKAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STAIN PEKALONGAN (Junaeti, S.Sos)

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

Jurnal Iqra Volume 07 No.02 Oktober, 2013

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN

Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Melalui Peran Pustakawan. Juni Wati Sri Rizki

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

BAB II KAJIAN TEORITIS

Lampiran 1. Pertanyaan:

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PELAYANAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG

KUALITAS PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang juga sekaligus sebagai asset bangsa yang nantinya kelak akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. akan perpustakaan semakin dirasakan. Tetapi dengan demikian cepatnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya (Sulistyo-Basuki, 1991: 51). Perpustakaan perguruan tinggi mendukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang. Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

BAB I PENDAHULUAN STIRENA ROSSY TAMARISKA ( ) 1

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Promosi Dan Minat Baca Terhadap Kunjungan Pemustaka Ke Perpustakaan SD SALMAN AL FARISI Bandung

BAB II PELAYANAN SIRKULASI

BAB III PERANAN PUSTAKAWAN TERHADAP PENGGUNA DALAM MENELUSUR INFORMASI PADA LAYANAN REFERENSI PERPUSTAKAAN USU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyususn tugas akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat suatu organisasi yang menyediakan layanan-layanan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Bimbingan Pemakai di Universitas Ida Banjumi Wahab Palembang

DAFTAR ISI. KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN...

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perpustakaan Sekolah. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi

Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

PENDIDIKAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN SEBUAH PELUANG ATAU TANTANGAN DI UPT PERPUSTAKAAN UNS

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Pendidikan pengguna (user education) bukan merupakan hal yang baru dalam dunia perpustakaan. Bahasan ini sudah beberapa kali diangkat dalam bentuk karya ilmiah oleh para penulis. Salah satunya adalah Lailan Azizah Rangkuti (2014) dalam karyanya yang berjudul Pentingnya Pendidikan Pemakai (User Education) di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Rangkuti membahas mengenai pentingnya pelaksanaan pendidikan pengguna yang diadakan di perpustakaan perguruan tinggi agar seluruh fasilitas dan layanan yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu ia juga membahas mengenai kendala yang mungkin akan dihadapi oleh sebuah perpustakaan dalam pelaksanaan pendidikan pengguna. Hasil dalam penelitian ini menyebutkan bahwa pendidikan pengguna yang diadakan di perpustakaan perguruan tinggi dapat membantu civitas akademika untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, sehingga dapat menunjang kegiatan perkuliahan. Selain karya Rangkuti, Eva Rabita dan Aidina Fitria (2008) juga menulis karya yang senada yaitu Pengaruh Pendidikan Pemakai terhadap Penggunaan Perpustakaan di Lingkungan Mahasiswa Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya Universitas Panca Budi. Dalam penelitiannya, mereka membahas mengenai pengaruh pendidikan pengguna yang diadakan di Lingkungan Mahasiswa Yayasan

7 Prof. DR. H. Kadirun Yahya Universitas Panca Budi. Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa pendidikan pengguna berpengaruh signifikan pada pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa di Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya Universitas Panca Budi. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Wadah yang tepat bagi masyarakat umum, pelajar maupun mahasiswa untuk mencari serta memenuhi segala kebutuhan informasi adalah perpustakaan. Basuki (1991:42) mengelompokkan jenis perpustakaan sebagai berikut: 1. Perpustakaan Nasional 2. Perpustakaan Internasional 3. Perpustakaan Umum 4. Perpustakaan Perguruan Tinggi 5. Perpustakaan Sekolah 6. Perpustakaan Khusus 7. Perpustakaan Pribadi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan suatu perguruan tinggi dan diperuntukkan sebagai sarana guna memenuhi kebutuhan informasi civitas akademika, khususnya mahasiswa. Basuki (1991:51) menyatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat di dalam suatu perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang

8 berhubungan dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama yaitu membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat). Dengan demikian, civitas akademika dapat mencari informasi yang mereka butuhkan di perpustakaan perguruan tinggi untuk menunjang kegiatan perkuliahan sesuai dengan bidang ilmu mereka, maupun mengisi waktu luang disela-sela kegiatan perkuliahan. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa Perpustakaan Universitas, Perpustakaan Fakultas, Perpustakaan Akademik, dan Perpustakaan Sekolah Tinggi (Pamuntjak, 2000:4). Senada dengan Pamuntjak, Qalyubi (2007:10), menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat dan melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Selaras dengan ketiga pendapat diatas, menurut Noerhayati (1987:1), perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya. Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di bawah naungan suatu perguruan tinggi. Perpustakaan tersebut didirikan dengan tujuan untuk membantu dan mendukung perguruan tinggi

9 dalam mencapai tri dharma perguruan tinggi, salah satunya memenuhi kebutuhan informasi ilmiah civitas akademika. Karena tidak dipungkiri lagi bahwa perpustakaan merupakan pusat sumber informasi yang dapat diandalkan untuk menjawab semua kebutuhan informasi. 2.2.1.1 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Menghimpun semua informasi yang ada khususnya yang menyangkut tentang kebutuhan pengguna (dalam hal ini mahasiswa) merupakan kewenangan perpustakaan perguruan tinggi, sehingga informasi akan lestari dan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Adapun Basuki (1991:107) memaparkan fungsi perpustakaan perguruan tinggi antara lain: 1. Fungsi edukatif, perpustakaan membantu mengembangkan potensi mahasiswa dengan sistem pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan. 2. Fungsi informasi, perpustakaan membantu mahasiswa dalam memperoleh informasi sebanyak-banyaknya melalui penelusuran informasi yang ada di perpustakaan. 3. Menunjang kegiatan penelitian, dalam hal ini perpustakaan menyediakan sejumlah informasi yang diperlukan agar proses penelitian dosen, mahasiswa dan staf non edukatif dapat dilakukan berdasar data-data yang diperoleh dari perpustakaan.

10 4. Sebagai tempat rekreasi atau hiburan, mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan setelah lelah belajar dengan bahan bacaan yang ringan dan menghibur. Serupa dengan Basuki, Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3-4) menjabarkan fungsi perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut: 1. Fungsi Edukasi, yakni perpustakaan merupakan sumber belajar para civitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 2. Fungsi Informasi, yakni perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. 3. Fungsi Riset, yakni perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

11 4. Fungsi Rekreasi, yakni perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan. 5. Fungsi Publikasi, yakni perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni civitas akademika dan staf non-akademik. 6. Fungsi Deposit, yakni perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 7. Fungsi Interpretasi, yakni perpustakaan sudah seharusnya malakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan tri dharmanya. Selain fungsi yang telah disebutkan di atas terdapat beberapa fungsi mengenai perpustakaan perguruan tinggi seperti yang dikemukakan oleh Noerhayati (1987:53) yang membagi fungsi tersebut menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut: 1. Ditinjau dari segi proses pelayanannya, berfungsi sebagai pusat pengumpulan informasi, pusat pelestarian informasi, pusat pengelolaan informasi, pusat pemanfaatan informasi dan pusat penyebarluasan informasi. 2. Ditinjau dari segi program kegiatan perguruan tinggi, berfungsi sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran, program penelitian dan program pengabdian masyarakat.

12 Menurut ketiga pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai pusat sumber informasi yang mengelola informasi dan melayankannya kepada pengguna. Informasi tersebut dikemas dalam bentuk tercetak maupun elektronik yang disediakan untuk mendukung kegiatan pendidikan, meningkatkan pengetahuan, serta sebagai referensi untuk keperluan penelitian dan dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi dengan menyediakan koleksi yang bersifat hiburan. 2.2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Menurut Pamuntjak (2000:4), tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi adalah membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran. Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:32) menjabarkan 6 tujuan perpustakaan perguruan tinggi, sebagai berikut: 1. Mengadakan buku dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran di perguruan tinggi. 2. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya yang diperlukan untuk penelitian sejauh dana tersedia. 3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai sejarah yang dihasilkan oleh civitas akademika. 4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian pustaka. 5. Menyediakan tenaga yang cakap serta penuh dedikasi untuk melayani

13 kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu, mampu memberikan pelatihan pengguna pustaka. 6. Bekerjasama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan. Dapat disimpulkan dari kedua pendapat diatas bahwa perpustakaan perguruan tinggi ikut serta dalam mendukung kegiatan pendidikan dan pengajaran yang berlangsung di dalam sebuah perguruan tinggi. Perpustakaan bertugas mencari, mengumpulkan, mengolah, mengembangkan serta merawat informasi yang berupa koleksi perpustakaan maupun informasi dalam bentuk tercetak dan non tercetak. Peran perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat sumber informasi sedapat mungkin menyediakan informasi-informasi terbaru demi memenuhi kebutuhan informasi penggunanya dan kelangsungan kegiatan akademis di perguruan tinggi tersebut. 2.2.2 Pemustaka Pemustaka atau pengguna perpustakaan merupakan istilah untuk orang-orang yang mengunjungi perpustakaan guna mencari informasi atau sekedar mencari kesenangan dan hiburan. Menurut Sutarno NS (2008:150) Pengguna perpustakaan merupakan pengunjung, anggota, pemakai berupa kelompok orang dalam masyarakat yang secara intensif mengunjungi dan memakai layanan dan fasilitas perpustakaan. Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 9 disebutkan bahwa Pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang,

14 masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Pendapat Suwarno (2009:80) menyebutkan bahwa Pemustaka adalah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya). Berpedoman pada ketiga pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pemustaka atau pengguna perpustakaan merupakan individu maupun kelompok dari masyarakat yang datang mengunjungi perpustakaan. Individu maupun kelompok tersebut datang ke perpustakaan guna memenuhi kebutuhan informasi dengan memanfaatkan layanan pustaka yang ada seperti koleksi pustaka maupun fasilitasfasilitas penunjang lainnya. 2.2.2.1 Jenis Pemustaka Menurut pemaparan Rahmawati (2014:21-22) jenis pemustaka terbagi menjadi dua, yakni: 1. Pemustaka Potensial Pemustaka potensial merupakan semua orang yang dapat atau berkemungkinan menggunakan perpustakaan. Pemustaka potensial terbagi menjadi dua, yaitu: 1) Potensial Target, yaitu orang-orang yang diharapkan dapat memanfaatkan perpustakaan. 2) Potensial Non Target, yaitu pengguna selain sasaran utama.

15 2. Pemustaka Aktual Pemustaka aktual merupakan pemustaka yang sudah menggunakan perpustakaan yang ditandai dengan memiliki kartu keanggotaan. Pemustaka aktual terbagi menjadi dua, yaitu: 1) Aktual Aktif, yaitu pemustaka dengan kesadaran sendiri datang ke perpustakaan untuk mencari informasi yang dibutuhkan. 2) Aktual Pasif, yaitu pemustaka tidak dengan kesadaran sendiri datang ke perpustakaan. Misalnya karena ajakan atau pengaruh dari pihak lain. 2.2.2.2 Kebutuhan Pemustaka Setiap pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan pasti memiliki suatu keinginan maupun kebutuhan yang ingin dipenuhi. Menurut Anwar dalam Cahyono (2012), kebutuhan pemustaka dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Need for information, yaitu suatu kebutuhan akan informasi yang bersifat umum. 2. Need for material and facilities, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan bukubuku maupun bahan pustaka lainnya, serta kebutuhan akan fasilitas perpustakaan yang menunjang kegiatan belajar. 3. Need for guidance and support, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan bimbingan atau petunjuk yang memberikan kemudahan pengguna dalam mendapatkan informasi yang diinginkannya.

16 2.2.3 Pendidikan Pengguna Pendidikan pengguna merupakan suatu program atau kegiatan yang memiliki pengaruh besar terhadap optimalnya pemanfaatan perpustakaan. Rangkuti (2014:41) menyatakan bahwa Pendidikan pengguna memiliki berbagai macam istilah diantaranya user education (kegiatan yang menyangkut pendidikan pengguna atau bimbingan pengguna), library orientation (kegiatan yang menyangkut orientasi perpustakaan, penyuluhan perpustakaan), library instruction (kegiatan yang menyangkut pengajaran atau arahan perpustakaan), bibliographic instruction (kegiatan pengajaran bibliografi), library use instruction (petunjuk penggunaan perpustakaan), dan user guidance (bimbingan pengguna). Menurut beberapa ahli yaitu Hazel Mews, Sherly Anspaugh dan Hugh Flemming dalam Dharmawan (2005:3) definisi dari pendidikan pengguna adalah sebagai berikut: 1. Mews (1972) Pendidikan Pengguna adalah instruksi yang diberikan kepada pemakai agar mereka dapat menggunakan perpustakaan dengan baik. 2. Anspaugh (1978) Perpustakaan menggunakan petunjuk untuk mengajari manusia tentang efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan perpustakaan dan mempunyai pengetahuan dari berbagai sumber. 3. Flemming (1990) Sebagai program yang berupa sekumpulan instruksi pendidikan dan

17 eksplorasi yang diselenggarakan oleh perpustakaan untuk pengguna agar sumber-sumber informasi dan layanan tersedia secara efektif, efisien dan mandiri. Menurut pendapat Sutarno NS (2008:118), Pendidikan pengguna merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan tentang seluk-beluk perpustakan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat dalam perpustakaan, dsb. Semua itu dikerjakan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan masyarakat pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan secara cepat dan tepat tanpa mengalami banyak kesulitan. Berdasarkan keempat pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pengguna merupakan program yang memberikan intruksi kepada para pengguna dalam hal layanan perpustakaan berupa layanan informasi maupun fasilitas di perpustakaan sehingga dapat terjadinya efektivitas dalam pemanfaatan sumber informasi dan fasilitas yang ada secara optimal. 2.2.3.1 Sifat Pendidikan Pengguna Malley dalam Rangkuti (2014:42) membedakan pendidikan pengguna ke dalam dua hal yaitu orientasi perpustakaan (library orientation) dan instruksi perpustakaan (library instruction). Orientasi perpustakaan bertujuan untuk mengenalkan pengguna akan keberadaan perpustakaan dan layanan apa saja yang tersedia di perpustakaan juga memungkinkan pengguna mempelajari secara umum bagaimana menggunakan

18 perpustakaan, jam buka, letak koleksi tertentu dan cara meminjam koleksi perpustakaan. Pendapat dari Ratnaningsih dalam Rangkuti (2014:42) mengenai tujuan orientasi perpustakaan yaitu: 1. Mengetahui fasilitas yang tersedia di perpustakaan. 2. Mengetahui kewajiban yang harus dipenuhi. 3. Mengetahui tata letak gedung, ruang koleksi serta layanan yang tersedia. 4. Mengerti tata cara menggunakan katalog, komputer dan media teknologi lain. 5. Mampu memanfaatkan perpustakaan secara maksimal dengan efektif dan efisien. 6. Mampu menemukan koleksi yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat. 7. Dapat menggunakan sumber-sumber penelusuran referensi, baik secara tradisional maupun media elektronik yang ada. 8. Termotivasi senang belajar di perpustakaan. Instruksi perpustakaan bertujuan agar para pengguna dapat memperoleh informasi yang diperlukan dengan tujuan tertentu dengan menggunakan semua sumber daya dan bahan yang tersedia di perpustakaan. Instruksi perpustakaan berkaitan dengan temu kembali informasi. Instruksi perpustakaan menurut Ratnaningsih dalam Rangkuti (2014:42) adalah memberikan bimbingan bagi pemakai dengan tingkatan tertentu dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mampu memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan efisien. 2. Mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dalam penemuan informasi

19 yang mereka butuhkan. 3. Mampu menelusur informasi melalui sarana-sarana penelusuran informasi yang ada. 4. Memahami penelusuran bibliografi baik secara manual (katalog) maupun dengan media teknologi (komputer, CD ROM, dll.). 2.2.3.2 Tujuan Pendidikan Pengguna Tujuan utama diadakannya kegiatan pendidikan pengguna perpustakaan adalah untuk memperkenalkan ke pemakai bahwa perpustakaan adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat koleksi dan sumber informasi lain. Menurut Aderibigbe dan Ajiboye (2011:247) menyatakan bahwa tujuan pengguna dibagi menjadi 4, yaitu: 1. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan katalog perpustakaan mandiri di perpustakaan dengan memasukkan nama pengarang/judul buku/subjek buku. 2. Memungkinkan pengguna untuk memahami skema klasifikasi di perpustakaan setiap sehingga dapat menemukan bahan pustaka yang dikehendaki (buku, jurnal, audio visual, dll.) dengan sedikit atau tanpa kendala. 3. Memungkinkan pengguna untuk melihat katalog perpustakaan sebagai indeks untuk seluruh koleksi dan dapat menggunakannya.

20 4. Memungkinkan pengguna untuk melihat perpustakaan sebagai gudang pengetahuan yang menentukan keberhasilan program akademik mahasiswa. Menurut Rahayuningsih dalam Rangkuti (2014:42), ada bermacam-macam tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan pengguna, diantaranya adalah: 1. Agar pengguna dapat menggunakan perpustakaan secara efektif dan efisien. 2. Agar pengguna dapat menggunakan sumber-sumber literatur dan dapat menemukan informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi. 3. Memberi pengertian kepada mahasiswa akan tersedianya informasi di perpustakaan dalam bentuk tercetak atau tidak. 4. Memperkenalkan kepada mahasiswa jenis-jenis koleksi dan ciri-cirinya. 5. Memberikan latihan atau petunjuk dalam menggunakan perpustakaan dan sumber-sumber informasi agar pemakai mampu meneliti suatu masalah, menemukan materi yang relevan mempelajari dan memecahkan masalah. 6. Mengembangkan minat baca pemakainya. 7. Memperpendek jarak antara pustakawan dengan penggunanya. Defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendidikan pengguna bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang berbagai jasa, fasilitas dan layanan yang diberikan oleh perpustakaan, agar pengunjung mengetahui secara pasti

21 bagaimana sebuah informasi didapat dan didayagunakan dengan cara efektif dan efisien. 2.2.3.3 Metode Pendidikan Pengguna Program pendidikan pengguna akan berjalan dengan baik apabila pengajar sudah menentukan terlebih dahulu metode apa yang akan efektif dan efisien serta sesuai untuk digunakan. Menurut Kosterman dalam Salapuddin (2009:33) menganjurkan agar metode pengajaran memiliki ciri seperti berikut: 1. Dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat. 2. Dapat membuat seseorang tertarik untuk perhatian dan memotivasi mereka. 3. Dapat mendorong seseorang untuk ambil bagian dengan menolongnya untuk mempersiapkan pelajaran-pelajaran. 4. Dapat ditindak lanjuti. 5. Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektifitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas. Trelowjorg dalam Salapuddin (2009:34) menyatakan bahwa pada metode pengajaran pendidikan pengguna terbagi menjadi 2 (dua) macam yakni: 1. Pengajaran langsung yaitu pelajaran yang disampaikan melalui hubungan langsung antara pengajar dengan mahasiswa. Metode pengajaran langsung dapat bersifat resmi maupun tidak resmi.

22 1) Pengajaran langsung bersifat resmi ialah pengajaran yang merupakan bagian dari kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan. 2) Pengajaran langsung bersifat tidak resmi merupakan pengajaran yang bukan bagian dari kurikulum perguruan tinggi. 2. Pengajaran tidak langsung yaitu pengajaran yang diberikan melalui media tertentu. Salapuddin (2009:34) menyatakan terdapat beberapa teknik atau metode yang dapat dimanfaatkan untuk pengajaran pendidikan pengguna di lingkungan civitas perguruan tinggi, yaitu: 1. Mengadakan seminar/kuliah/ceramah di kelas Dalam metode ini pengajar memaparkan serta menjelaskan kepada pengguna mengenai tata cara pemanfaatan layanan dalam hal ini mahasiswa, agar mereka dapat menggunakan layanan perpustakaan dengan baik, efisien dan efektif guna memenuhi kebutuhan informasi mereka. 2. Wisata perpustakaan Metode ini berupa kegiatan keliling perpustakaan dan memperkenalkan perpustakaan serta segala jenis layanannya. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan dalam agenda Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) di awal tahun ajaran baru. Teknik yang dapat digunakan dalam pemandu wisata antara lain:

23 1) Bersikap ramah dan sopan, sehinggal menimbulkan suasana yang bersahabat, serta mempersilakan jika ada yang ingin mengajukan pertanyaan. 2) Tidak berbicara terlalu cepat dan sensitif terhadap kebingungan yang dialami pemakai. 3) Menggunakan sarana pembantu pada saat memberikan penjelasan, misalnya menggunakan katalog atau Online Public Access Catalog (OPAC). 4) Buat peserta wisata agar berperan aktif dalam kegiatan dan mencoba menggunakan fasilitas yang ada. 5) Waktu yang digunakan tidak terlalu lama agar tidak menimbulkan kebosanan (maksimal 45 menit) 6) Menyediakan buku panduan untuk peserta wisata agar mempermuda mereka dalam mengikuti kegiatan tersebut. 3. Penggunaan Audio Visual Penggunaan metode ini merupakan salah satu teknik pengajaran tidak langsung, yakni pengajaran yang menggunakan media-media tertentu, misalnya seperti kaset, CD, komputer, TV, slide show, dll. Setelah mendengarkan atau melihat pemaparan dari media-media tersebut, pengguna perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan secara mandiri. Mereka dapat menggunakan media tersebut secara fleksibel, kapan saja dan

24 dimana saja (selama media dan perangkat pendukung tersedia) baik sekali penggunaan maupun berulang-ulang. 4. Buku Pedoman atau Pamflet Metode ini juga merupakan metode pengajaran secara tidak langsung, yang mana teknik ini biasanya menuntut pengguna untuk membaca dan mempelajari sendiri keterangan-keterangan yang terdapat dalam pamflet. Buku pedoman atau pamflet biasanya diberikan pada saat peserta melaksanakan wisata perpustakaan. 2.2.4 Layanan Perpustakaan Perpustakaan dan layanan merupakan hal yang sangat erat kaitannya. Salah satu hal yang berpengaruh besar dalam tingkat kunjungan suatu perpustakaan adalah dari segi layanannya. Layanan perpustakaan merupakan suatu penyediaan bahan pustaka atau sumber informasi, serta sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pemustaka yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka (Istiana, 2011:1). Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan perpustakaan, maka fasilitas yang dapat dimanfaatkan dalam menyajikan berbagai jenis jasa layanan perpustakaan beraneka ragam. Pada intinya, semua harus memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai sumber informasi yang disediakan oleh perpustakaan dan memberikan kesempatan dan kenyamanan belajar yang lebih luas bagi masyarakat penggunanya. Layanan perpustakaan merupakan sebagai patokan berhasil atau tidaknya pengelolaan sebuah perpustakaan (Sutarno NS, 2006:90).

25 2.2.4.1 Jenis Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah suatu lembaga yang didirikan dengan tujuan untuk melayani mahasiswa dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi. Untuk mewujudkan visi dan misi perpustakaan tersebut, disediakanlah beberapa jasa/layanan di dalam perpustakaan. Menurut Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:71-80), jenis layanan perpustakaan yang ditawarkan yaitu layanan sirkulasi, layanan referensi dan layanan multimedia. Jenis layanan perpustakaan perguruan tinggi dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Layanan Peminjaman (Sirkulasi) Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah layanan sirkulasi. Layanan ini memberi kesempatan kepada pengguna untuk meminjam bahan perpustakaan untuk dibawa ke luar perpustakaan. Jenis bahan yang dapat dipinjamkan dapat berupa buku, kaset, CD, atau bahan perpustakaan lainnya. Layanan sirkulasi merupakan layanan peminjaman koleksi yang diberikan untuk pengguna perpustakaan. Fungsi utamanya adalah untuk meminjamkan koleksi perpustakaan dengan jangka waktu tertentu. Sedangkan tugas dari layanan sirkulasi adalah meminjamkan, mengembalikan, mencatat pemesanan, memperpanjang masa pinjam, menagih, memberikan sanksi dan memberikan keterangan bebas/bersih pinjaman. Menurut Darmono (2001:141), layanan sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki

26 perpustakaan. Senada dengan pendapat diatas, Sutarno NS (2006:93) menyatakan bahwa, layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian adminstrasinya. Kedua pernyataan diatas dapat dinyatakan bahwa layanan sirkulasi merupakan layanan yang menyangkut peredaran bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Layanan sirkulasi merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan dan memiliki tugas seperti peminjaman buku, perpanjangan waktu peminjaman buku, pengembalian buku, dan tugas lain yang berkaitan dengan peminjaman serta penyelesaian administrasi bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Penyelenggaraan layanan sirkulasi bertujuan untuk: 1) Agar pemustaka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin. 2) Agar pustakawan mengetahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, alamat peminjam serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan oleh pemustaka lain akan dapat diketahui alamat peminjam/dinantikan pada waktu pengembalian. 3) Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas dengan demikian kemana bahan pustaka akan terjaga. 4) Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi.

27 5) Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui (Lasa, 1994:1-2). Berdasarkan tujuan layanan sirkulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerjaan layanan sirkulasi harus dilakukan dengan tepat serta prosedur layanan yang mudah dan sederhana sehingga keamanan bahan pustaka dapat terjaga dan pelanggaran dapat diatasi dengan segera. Selain itu, pelayanan sirkulasi memiliki tugas menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan, membuat statistik peminjaman serta tugas layanan terutama yang berkaitan dengan peminjaman. 2. Layanan Referensi Layanan referensi atau layanan rujukan adalah kegiatan untuk membantu pengguna menelusur informasi dalam berbagai subjek. Menurut Darmono (2001:141), layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca ditempat. Pengguna datang keperpustakaan untuk mencari informasi yang beraneka ragam. Ada yang mencari data biografi seorang pahlawan atau lokasi suatu kota. Untuk dapat membantu dalam menemukan informasi yang diperlukan, perpustakaan menyediakan koleksi referensi yang terpilih dan yang tepat untuk menjawab pertanyaan pengguna perpustakaan. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pelayanan referensi merupakan kegiatan untuk melayani pengguna perpustakaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan koleksi yang dimiliki perpustakaan seperti ensiklopedia, kamus,

28 almanak, direktori dan sebagainya. Koleksi ini tidak boleh dipinjam tetapi hanya boleh dibaca ditempat. Menurut Lasa (1994:34) tujuan pelayanan referensi adalah sebagai berikut: 1) Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar memanfaatkan semaksimal mungkin akan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Mereka diharapkan mampu mandiri dalam menggunakan sumber-sumber tersebut. 2) Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu. 3) Memberi pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan mereka dalam suatu topik, subjek, karena penjelasan suatu masalah diberikan beberapa sumber dengan gaya yang berbeda. 4) Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 5) Tercapainya efesiensi tenaga, biaya dan waktu. Fungsi layanan referensi menurut Sumardji (1992:12) yaitu: 1) Informasi Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai perpustakaan. 2) Bimbingan kepada para pemakai perpustakaan untuk mencari bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang tepat, dan bagaimana pula cara menggunakannya untuk mencari informasi yang dikehendaki.

29 3) Pemilihan/Penilaian Memberikan petunjuk/pengertian tentang bagaimana cara memilih/menilai bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang bermutu dan berbobot ilmiah agar diperoleh sumber informasi yang berdaya guna maksimal. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas tujuan dan fungsi layanan pelayanan referensi memberikan bimbingan kepada pengguna tentang bagaimana cara menemukan serta cara menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi. 3. Layanan Multimedia Layanan multimedia bertugas melayankan segala kebutuhan pemustaka yang berkaitan dengan komputer, internet dan audiovisual. Biasanya layanan multimedia juga menyediakan alat-alat multimedia pendukung kepada pengguna untuk misalnya film berupa CD, DVD dan proyektor. Selain itu, perpustakaan juga menyediakan bahan pustaka berupa audiovisual serta sarana pendukungnya seperti radio, tape recorder, TV dsb. Adapun tujuan dari layanan audiovisual dalam Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:90) adalah sebagai berikut: 1) Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian dan rekreasi. 2) Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan. 3) Meningkatkan kualitas penyampaikan informasi dan pesan pendidikan. 4) Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan perpustakaan

30 multimedia di samping lewat bacaan. Sedangkan bahan perpustakaan multimedia dan perlengkapannya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut: 1) Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya menampilkan citra, misalnya slide, beningan (trancparancy) dan bahan pustaka renik. 2) Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya mengeluarkan bunyi, misalnya kaset audio, piringan hitam, cakram optik. 3) Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapnnya menampilkan citra diserta bunyi, misalnya kaset atau cakram video melalui mesin video, film suara melalui proyektor film (Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004: 90) Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan audiovisual adalah salah satu layanan yang dapat memberikan motivasi kepada pengguna untuk menggunakan layanan yang ada di perpustakaan. Layanan audiovisual juga terdiri dari berbagai macam bahan yang dapat dipakai pengguna perpustakaan sesuai dengan kebutuhannya. 2.2.4.2 Pemanfaatan Layanan Perpustakaan Pemanfaatan berasal dari kata manfaat, ialah merupakan suatu kegiatan menerima, yang dimana pada umumnya mengarah kepada perolehan maupun pemakaian dalam hal-hal yang berguna, baik yang digunakan secara langsung maupun tidak langsung agar nantinya dapat bermanfaat bagi si pengguna.

31 Pemanfaatan adalah hal, cara, hasil kerja dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:711) dipaparkan bahwa pemanfaatan terambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah. Kemudian mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti proses, cara, perbuatan pemanfaatan. Dengan demikian pemanfaatan dapat diartikan sebagai suatu cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau obyek. Kesimpulan dari pernyataan diatas ialah pemanfaatan merupakan suatu cara untuk memanfaatkan sesuatu sehingga hal yang dimanfaatkan tersebut dapat berguna bagi yang memanfaatkannya. Layanan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari perpustakaan. Menurut pendapat Sutarno NS (2006:90) layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama disetiap perpustakaan dimana layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan perpustakaan. Senada dengan pendapat diatas, Suparlan dalam Suryanthy (2013:585) menyatakan bahwa Pelayanan atau layanan adalah suatu usaha pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain baik merupakan materi maupun non materi. Jadi dari kedua pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa layanan merupakan suatu tindakan, kegiatan, usaha maupun sikap yang dapat memuaskan pengunjung. Sutarno NS (2005:113) mengemukakan pemanfaatan layanan yang efektif adalah yang dapat memenuhi keinginan pemakai dalam hal: 1. Penyediaan informasi yang sesuai dengan keinginan pemakai.

32 2. Waktu yang tepat, leluasa, memadai dan tidak terlalu mengikat, termasuk kesempatan sore dan malam untuk kelompok masyarakat. 3. Kebebasan, tata cara dan akses informasi, tidak kaku dengan pengawasan longgar, tidak terlalu ketat, tertib, kondusif dan simpatik. 4. Suasana yang menyenangkan, aman, tenang, tentram, jauh dari kegaduhan dan kebisingan. 5. Sikap dan perilaku petugas yang penuh perhatian, ramah, santun, bersifat membimbing, memandu, penuh perhatian, menguasai masalah. 6. Tata tertib yang sederhana, mudah dipahami, diikuti dan dilaksanakan. Adanya fasilitas dan kemudahan yang lain seperti: panduan, petunjuk, informasi singkat atau yang lain. 7. Menimbulkan kesan yang baik, menyenangkan dan memuaskan sehingga orang ingin kembali lagi. 8. Berorientasi kepada pelangang/konsumen dan bersifat mandiri. Sehingga dari keseluruhan paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan layanan pustaka merupakan suatu cara untuk memanfaatkan tindakan dari pustakawan yang dapat memuaskan pemustaka dengan bahan pustaka seperti koleksi buku, microfilm, maupun fasilitas yang lainnya.

33 2.3 Model Analisis Pemanfaatan layanan perpustakaan yang maksimal merupakan tujuan dari setiap perpustakaan. Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan layanan salah satunya adalah pendidikan pengguna (user education). Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Pendidikan Pengguna (X) Pemanfaatan Layanan Perpustakaan (Y) Sumber: Data Primer Diolah (2016) 2.4 Hipotesis Hipotesis yang diuji adalah pendidikan pengguna yang diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan, maka dapat dirumuskan hipotesis kerjanya sebagai berikut: Ho : β 1 = 0 (Tidak terdapat pengaruh pendidikan pengguna terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan di Perpustakaan Universitas Udayana) H 1 : β 1 0 (Terdapat pengaruh pendidikan pengguna terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan di Perpustakaan Universitas Udayana)

34 2.5 Operasionalisasi Konsep Penjabaran konsep dalam penelitian ini adalah pendidikan pengguna perpustakaan (X) berpengaruh terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan (Y). Variabel X dijabarkan dalam indikator library orientation dan library instruction, sedangkan variabel Y dijabarkan dalam indikator fasilitas dan layanan serta jam operasional perpustakaan. Berikut tabel operasionalisasi konsep penelitian. Tabel 2.1 Operasionalisasi Konsep Penelitian Variabel Indikator Skala Pengukuran Pendidikan Pengguna Perpustakaan (X) library orientation library instruction fasilitas dan layanan Skala Likert Pemanfaatan perpustakaan Layanan jam operasional Perpustakaan (Y) perpustakaan Sumber: Data primer diolah, 2016