PENGENALAN NCBI UNTUK ANALISIS DNA, PROTEIN DAN SENYAWA KIMIA OLEH: W I D O D O MIFTAKHUNNAFISAH

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN PRIMER. LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Molekuler. oleh : Riani Ulfah

METODE DESAIN VAKSIN (PENDEKATAN BIOINFORMATIKA)

I. PENGENALAN NATIONAL CENTRE FOR BIOTECHNOLOGY INFORMATION (NCBI)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI

DESAIN PRIMER SECARA IN SILICO UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN rpob Mycobacterium tuberculosis DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

Karakteristik Primer pada Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk Sekuensing DNA: Mini Review

PENGENALAN BIOINFORMATIKA

Bioinformatika. Aplikasi Bioinformatika dalam Virologi

3. Persempit pencarian anda hanya untuk gen terkait MDR pada M.tuberculosis dengan cara:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

Bioteknologi Tanaman KULIAH V. PCR, Sekuensing. Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA

Identifikasi mikroba secara molekuler dengan metode NCBI (National Center for Biotechnology Information)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

Fakultas Biologi Unsoed

2015 ISOLASI DAN AMPLIFIKASI GEN PARSIAL MELANOCORTIN - 1 RECEPTOR (MC1R) PADA IKAN GURAME

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER

DYNAMMIC PROGRAMMING DALAM MENENTUKAN ARTI URUTAN UNTAIAN GEN

BAB I PENDAHULUAN. akan terus mengalami kenaikan rata-rata 3.3% pertahun dengan quantitas dan

DESAIN PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN inha ISOLAT 134 MULTIDRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS (MDR-TB) DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang

I. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PRINSIP UMUM DAN PELAKSANAAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

Teknik-teknik Dasar Bioteknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah :

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011, ISSN:

Sequence Alignment Menggunakan Algoritma Smith Waterman 1

Saintek Vol 5, No 6, Tahun 2010 POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Zuhriana K.Yusuf

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )

ANALISIS PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI PROMOTER inha MULTIDRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS (MDR-TB) DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV MEMBANGUN POHON FILOGENETIK. 4.1 Membangun Pohon Filogenetik Menggunakan Aljabar Hipergraf

Andi Utama Pendahuluan

Gambar 1. Visualisasi elektroforesis hasil PCR (kiri) dan Sekuen Gen Hf1-exon 1 Petunia x hybrida cv. Picotee Rose yang berhasil diisolasi.

menggunakan program MEGA versi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Daerah D-loop M B1 B2 B3 M1 M2 P1 P2 (-)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

BIO306. Prinsip Bioteknologi

(A) 530C-550C; (B) 560C, 570C, 580C, 600C; (C) 590C, 610C, 620C; (D)

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon

BABm METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. HSP 70 yang muncul pada sampel itik saat pengukuran menggunakan PCR harus

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

STUDI HOMOLOGI DAERAH TERMINAL-C HASIL TRANSLASI INSCRIPTO BEBERAPA GEN DNA POLIMERASE I

POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

MAKALAH GENETIKA PCR ( Polimerase Chain Reaction ) «apikde...

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan upaya yang efektif untuk mengatasi virus tersebut.

4 Hasil dan Pembahasan

MODUL KIMIA KOMPUTASI Cara Men-Download, Menginstall Dan Menggunakan Chemcketch Dan Marvin Sketch Serta Cara Men-Download Ligan Dan Protein

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. daging yang beredar di masyarakat harus diperhatikan. Akhir-akhir ini sering

Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad

ABSTRAK. Kata kunci: DNA, bioinformatika, sekuens, Needleman-Wunsch, Lempel-Ziv, algoritma pensejajaran DNA, frase sempurna

I. PENDAHULUAN. Jenis kelamin menjadi salah satu studi genetik yang menarik pada tanaman

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

19/10/2016. The Central Dogma

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

DIAGRAM FILOGENIK HASIL SEKUENS BASA DNA MENGGUNAKAN PROGRAM MEGA-7 (MOLECULAR EVOLUTIONARY GENETICS ANALYSIS)


BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mikroorganisme antagonis sebagai agen pengendali hayati

URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya harga daging sapi mengakibatkan beredarnya isu bakso sapi

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPARASI SEKUENS DNA PADA VIRUS H5N1 PADA HOST MANUSIA DAN BURUNG MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM POHON

I. PENDAHULUAN. wanita di dunia. Berdasarkan data dari WHO/ICOInformation Centre on. jumlah kasus sebanyak kasus dan jumlah kematian sebanyak

polipeptida yang kemudian dimodifikasi lebih lanjut menjadi protein. Manipulasi pada tahap translasi mrna bertujuan untuk mengatasi suatu penyakit

III. MATERI DAN METODE A.

HASIL DAN PEMBAHASAN

AMPLIFIKASI GEN 18S rrna PADA DNA METAGENOMIK MADU DARI DESA SERAYA TENGAH, KARANGASEM DENGAN TEKNIK PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION)

IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI DARI PANTAI PAPUMA JEMBER BERDASARKAN SEKUEN DNA PENGKODE 16S rrna SKRIPSI. Oleh. Ratno Dwinanto NIM

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

Representasi Himpunan Barisan Kodon ke dalam Struktur Modul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang identifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dengan keanekaragaman hayati sangat

KARYA ILMIAH BIOINFORMATIKA MENJELMA MENJADI BISNIS BESAR

BAB II Tinjauan Pustaka

HASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. peningkatan yang diiringi dengan kesadaran masyarakat akan pemenuhan

Panduan Modifikasi Modul Membership SliMS 7 Cendana

DIAGNOSIS VIRUS PENYAKIT JEMBRANA (VPJ) BERBASIS ASAM NUKLEAT

PERBANDINGAN POLA PITA AMPLIFIKASI DNA DAUN, BUNGA, DAN BUAH KELAPA SAWIT NORMAL DAN ABNORMAL ALFINIA AZIZAH

MANUAL BEL SEKOLAH OTOMATIS [BOIS]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2009; Martin dkk., 2009; Koppel dkk., 2011).

Search Engine. Adri Priadana ilkomadri.com

MACAM-MACAM TIPE PCR DAN TEKNIK PEMOTONGAN PROTEIN DENGAN METODE EDMAN SEBAGAI DASAR KERJA ANALISIS SEKUENSING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENGENALAN NCBI UNTUK ANALISIS DNA, PROTEIN DAN SENYAWA KIMIA OLEH: W I D O D O MIFTAKHUNNAFISAH LABORATORIUM BIOSISTEM FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

Pengenalan NCBI (National Center for Biotechnology Information) NCBI merupakan server yang memuat data base tentang informasi kesehatan dan bioteknologi. Data base terus menerus di update sesuai dengan penemuan-penemuan terkini yang menyangkut DNA, Protein, Senyawa aktif dan taksonomi. Disamping data base, ncbi juga menyediakan berbagai macam software untuk analisis DNA, protein 3D, pencarian primer, pencarian conserve doamain dan lain sebagainya. NCBI merupakan salah satu bank data gen, protein dan literature khususnya dib dang kesehatan yang terlengkap dan di acu oleh para peneliti didunia. NCBI memiliki database dan software (analysis tools) yang sering digunakan untuk analisis adalah sebagai berikut: A. DNA-RNA TOOLS: GenBank Bank Gen ini bagian dari database nukleotida internasional yang bekerja sama dengan DataBank of Japan (DDBJ), the European Molecular Biology Laboratory (EMBL), and GenBank at NCBI. BioSystems Database yang berisi tentang korelasi biologi dari gen, protein dan small molecule berdasarkan literature. Kita dapat menggunakan untuk menganalisis fungsi protein dan interaksi protein yang kita teliti pada level sel. System ini terhubung dengan beberapa database biosystem seperti reactome dan KEGG. Misalnya kita ingin mengetahui keberadaan/fungsi protein p53 di dalam sel, maka tinggal memasukkan p53 kedalam keyword box, maka akan diperoleh hasil seperti dibawah yang menunjukkan p53 berfungsi sebagai DNA-damage response yang terdapat di database reactome.

Database of Expressed Sequence Tags (dbest) GenBank yang berisi short single-pass reads of cdna (transcript) sequences/est. Database of Genome Survey Sequences (dbgss) GenBank yang berisi short single-pass reads of genomic DNA/GSS. BLAST (Basic Local Alignment Search Tool) Software yang dapat digunakan untuk menentukan homologi suatu urutan DNA atau asam amino dengan data yang ada di NCBI. BLAST memiliki beberapa pilihan menu sesuai dengan analisis yang akan dikerjakan seperti pada table di bawah ini: Alligment analysis Sekuen yang diperoleh dari hasil penelitian di laboratorium dapat dianalisis dengan data serupa yang telah dipublikasikan sebelumnya di gen bank. Salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukan misalnya adalah analisis penyejajaran. Analisis penyejajran dapat digunakan untuk membandingkan dua sekuen atau lebih. Program yang digunakan untuk analisis penyejajaran yaitu program BLAST (Basic Local Allignment Search Tools). Program ini dapat diakses melalui website National Center for Biotechnology Information at The National Library of Medicine in Washington, DC (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/blast) Berikut merupakan langkah-langkah untuk mencari dan mendapatkan data dari genbank, misalnya untuk mencari sekuen insulin (INS)

1. Ketikkan http://www.ncbi.nlm.nih.gov pada location bar pencarian 2. Pilih preferensi pencarian yang digunakan (pada contoh ini dipilih nucleotide) dan ketikkan juga molekul yang ingin dicari sebagai kata kunci pencarian (pada contoh ini diketikkan INS) dan diketik GO 3. Muncul berbagai pilihan sekuens yang berkaitan dengan INS dan dipilih (dengan cara mengklik kode) sekuens sesuai kebutuhan. Sekuens dengan kode awal NM menunjukkan sekuens nukleotida sedangkan NP menunjukkan sekuens protein.

4. Berdasarkan pulihan tersebut maka akan diperoleh tampilan sebagai berikut 5. Pada tampilan tersebut discroll ke bawah maka akan diperoleh tampilan berikut. Terdapat beberapa kode yaitu NM dan NP. NM menunjukkan kode untuk memperoleh informasi mengenai nukleotida, sedangkan NP menunjukkan kode untuk memperoleh informasi mengenai protein. 6. Diklik link FASTA untuk memperoleh sekuen nukleotida dari INS dalam bentuk FASTA

7. Format FASTA yang diperoleh adalah sebagai berikut.

8. Apabila diklik kode NM dan Gen Bank, maka akan diperoleh informasi mengenai sekuen nukleotida, sebagai berikut 9. Kembali pada tampilan berikut, untuk memperoleh data sekuen protein dalam bentuk FASTA maka diklik bagian NP. 10. Diperoleh sekuen asam amino dalam format FASTA

Aplikasi BLAST Langkah-langkah menggunakan BLAST ditunjukkan pada alur metode berikut, pada contoh kali ini digunakan molekul INS dari Homo sapiens dan Mus musculus: a. Buka halaman awal NCBI dan pilih BLAST seperti pada tampilan berikut. b. Pada tampilan tersebut, terdapat beberapa pilihan penyejajaran, antara lain program BLAST untuk nukleotida dan untuk protein. Pada modul ini deberikan contoh BLAST untuk nukleotida

dari INS Homo sapiens dan Mus musculus. (Pencarian sekuen mengikuti langkah-langkah sebelumnya) c. Klik kolom Allign two or more sequences untuk membandingkan 2 sekuen nukleotida. Kemudian dimasukkan sekuen yang ingin dibandingkan pada kolom yang telah tersedia. Sekuen yang dimasukkan harus dalam format FASTA. d. Setelah sekuen dimasukkan diklik tanda BLAST pada bagian bawah, maka akan diperoleh tampilan sebagi berikut.

e. Pada tampilan tersebut terdapat suatu skala yang menunjukkan tingkat kesamaan sekuaen yang dibandingkan. Berdasarkan hasil tampilan tersebut terdapat suatu garis berwarna merah, hal ini menunjukkan bahwa kedua sekuen tersebut memiliki urutan yang sangat mirip yaitu lebih dari 200 nukleotida. Apabila discroll maka akan diperoleh tampilan sebgai berikut. Pada tampilan tersebut dapat diartikan sebagi berikut: - Kedua sekuen tersebut memiliki kesamaan lebih dari 83% - Bagian-bagian dari kedua sekuen yang tidak dihubungkan suatu garis vertical, menunjukkan letak perbedaan dari kedua sekuen tersebut.

B. SEQUANCE ANALYSIS Primer-BLAST Software yang dikembangkan dari algoritma PRIMER3 untuk mendesain primer berdasarkan sequence yang dimasukkan. Software ini dilengkapi dengan fasilitas automatis BLAST urutan PRIMER hasil prediksi dengan genbank untuk memperoleh primer yag spesifik. Open Reading Frame Finder (ORF Finder) Software yang diperuntukkan untuk mengidentifikasi OFR (open reading frames) atau menterjemahkan urutan DNA menjadi asam amino (gambar di bawah adalah contoh hasil analisis dengan ORF). C. TRUKTUR PROTEIN Beberapa sekuens protein memiliki motif asam amino yang membentuk struktur terkarakteristik. Prediksi struktur tersebut berasal dari sekuens yang tersedia. Kebanyakan metode yang digunakan untuk membuat struktur protein dua dimensi maupun tiga dimensi tersebut hanya memiliki tingkat akurasi 70-75 %. Namun akurasi tersebut dapat meningkat seiring dengan semakin banyaknya penelitian yang dilakukan di bidang bioinformatika. Berikut adalah salah satu cara untuk mensearching gambar struktur 3D protein dari salah satu situs gene bank. 1. Buka halaman utama website NCBI (http://www.ncbi.nlm.nih.gov) dan dipilih preferensi pencarian yang digunakan pada kolom Resource, kedudian dipilih Domain & Structure. 2. Selanjutnya pada pilihan display dipilih 3D Domain Database

3. Selanjutnya ketikkan molekul yang ingin dicari sebagai kata kunci pencarian (pada contoh ini diketikkan INS) dan diklik GO 4. Dipilih gambar protein 3D target dengan mengklik kode gambar. Pada contoh dipilih gambar dengan kode 2W44

5. Selanjutnya akan muncul gambar 3D yang dicari disertai dengan informasi yang mendukung. Selanjutnya diklik PDB ID untuk memperoleh gambar 3D dalam format file PDB. 6. Dipilih download file untuk menyimpan struktur 3D protein yang diperoleh. Namun untuk membuka struktur yang telah diperoleh, komputer atau laptop yang digunakan harus sudah terinstal software Pymol.

7. File 3D protein yang telah diperoleh dengan program Pymol yang telah diinstal sebelumnya selanjutnya dibuka, dengan cara klik kanan pada file PDB yang diperoleh, dipilih Open with, selanjutnya di pilih Pymolwin. Maka akan diperoleh tampilan sebagi berikut. 8. Agar tampilan yang diperoleh lebih menarik dan mudah dianalisis, dapat diubah dengan cara klik pada tombol S (kanan atas), dipilih as selanjutnya dipilih cartoon. Berikut merupakan tampilan struktur protein yang diperoleh.

D. PubChem Overview PubChem menyediakan informasi mengenai property dan aktivitas biologis dari satu molekul. Program ini merupakan bagian dari NIH's Molecular Libraries Roadmap Initiative. Informasiinfor,asi yang dapt diakses melalui PubChem meliputi substansi suatu molekul, struktur penyusun, dan data Bioactivity, semua itu secara berturut-turut ada pada 3 database primer yaitu Pcsubstance, Pccompound, dan PCBioAssay. - PubChem Substance Database berisi informasi umum mengenai struktur kimia, sinonim, nomor registrasi, deskripsi, website dan referensi terkait yang terhubung dengan PubMed, struktur 3D protein, dan hasil screening biologis. Contoh pencarian informasi molekul methotrexate. 1. Pada kolom search dipilih PubChem Substance, sedangkan pada kolom for diisi methotrexate, kemudian di klik GO. 2. Hasil dari pencarian tersebut adalah sebagai berikut. - PubChem Compound Database berisi gambaran informasi tervalidasi yang disediakan untuk mendeskripsikan dengan lebih lengkap suatu substansi pada PubChem Substance, sehingga diketahui property dari suatu substansi atau molekul. Berbagai macam struktur senyawa yang tersimpan di dalam PubChem Compound Database telah terlebih dahulu dikelompokkan dan direferensi dengan mengidentifikasi berdasarkan kelompok yang memiliki kesamaan. Pada PubChem Compound juga disediakan informasi mengenai property dan deskripsi untuk mencari dan memilih suatu struktur kimia atau sengyawa.

Contoh pencarian suatu senyawa dengan berat molekul antara 200 hingga 300 dalton. 1. Pada kolom search dipilih PubChem Compound, sedangkan pada kolom for diisi 200:300[mw], kemudian di klik GO. 2. Hasil dari pencarian tersebut adalah sebagai berikut. - PubChem BioAssay Database berisi informasi mengenai Bio Aktivitas suatu senyawa yang telah dideskripsikan pada PubChem Substance. PubChem BioAssay juga menyediakan informasi dari masing-masing hasil uji biologis. Contoh pencarian informasi senyawa terpenoid 3. Pada kolom search dipilih PubChem BioAssay, sedangkan pada kolom for diisi terpenoid, kemudian di klik GO. 3. Hasil dari pencarian tersebut yaitu

PubChem Structure Search PubChem Structure Search menyediakan bermacam-macam tipe dan pilihan untuk mencari informasi mengenai suatu bahan kimia. Pada halaman pencarian di bagian atas terdapat beberapa tabs, masing-masing tabs tersebut dibedakan menurut kategori pencariannya. Pengguna dapat mencari informasi suatu molekul dengan memasukkan nama molekul, rumus molekul, CID (PubChem Compuond Identifier), ataupun struktur molekul dengan format tertentu. Beberapa pilihan pencarian struktur suatu molekul yaitu: - Name/Text Search Informasi struktur suatu bahan kimia dapat diperoleh dengan memasukkan nama bahan kimia yang dimaksud ataupun sinonim dari nama bahan kimia tersebut. Sebagai contoh adalah untuk mencari informasi mengenai aspirin. Cara mencari informasi struktur suatu molekul berdasarkan berat molekul (molecular weight/mw), adalah sebagai berikut, misalnya ingin mencari informasi molekul dengan mw antara 100 hingga 200 dalton. - Identity and Similarity Search Identity and Similarity dapat dipilih untuk memperoleh informasi berdasarkan suatu struktur kimia atau struktur kimia suatu molekul yang serupa dengan molekul lain. Struktur kimia yang ingin diperoleh informasinya dapat dimasukkan dalam bentuk file tertentu, menasukkan nomor identifikasi dalam PubChem (CID) ataupun menyusun secara langsung struktur yang dimaksud.

- Substructure and Superstructure Search Substructure and Superstructure Search dapat digunakan untuk memperoleh informasi mengenai suatu bahan kimia berdasarkan bagian penyusun bahan kimia atau molekul yang dimaksud. Cara memasukkan struktur bagian suatu molekul dilakukan sama seprti pada Identity and Similarity Search. - Molecular Formula Search Molecular Formula Search dapat digunakan untuk memperoleh informasi suatu molekul berdasarkan rumus kimia molekul tersebut. (Sebagai contoh adalah molekul dengan rumus kimia C 6 H 6 )

PCR (Polimerase Chain Reaction) Polymerase Chain Reaction telah di gunakan secara luas sebagai salah satu penemuan paling penting abad ke-20 dalam biologi molekular. PCR telah dipakai untuk mengidentifikasi dan memanipulasi DNA, mendeteksi infeksi organism (HIV, hepatitis, TBC, HIN5, H1N1), mendeteksi variasi genetic (SSR, RAPD, AFLP) dan alainnya. PCR melibatkan tiga langkah berikut: denaturasi, annealing dan ekstensi. Pertama, materi genetik (DNA) didenaturasi, mengubah untai ganda molekul DNA menjadi untai tunggal. Kedua, Primer kemudian mengikat ke DNA komplementer nya (annealing). ketiga, DNA akan digandakan/diperpanjang oleh DNA polimerase. Semua langkah ini sangat tergantung dengan suhu/ suhu sensitif yang pada umumnya terjadi berkisar pada suhu 94 o C (denaturasi), 60 o C (analling) dan 72 o C (elongasi). Desain primer yang baik sangat penting untuk keberhasilan reaksi PCR. Pertimbangan desain yang penting yang diuraikan di bawah ini sebagai kunci untuk amplifikasi spesifik dengan hasil tinggi. 1. Panjang Primer: Hal ini secara umum diterima bahwa panjang optimal primer PCR adalah 18-22 mer (basa). 2. Primer Melting Temperature: Primer Melting Temperature (Tm) merupakan temperatur yang diperlukan oleh separoh primer dupleks mengalamai disosiasi/lepas ikatan. Primer dengan Tm berkisar antara 52-58 o C sangat ideal, sedangkan Tm diatas 65oC akan mengurangi efektifitas anelaing sehingga proses amplifikasi DNA kurang berjalan baik. Tm ini sangat ditentukan oleh jumlah basa GC (GC contains). Tm primer dapat dihitung dengan formula: A. Tm ( o C) = ((G+C) x4) + ((A+T) x2)).secara kasar (kurang akurat) B. T m ( o C) = {ΔH/ ΔS + R ln(c)} - 273.15..secara akurat 3.Primer annealing temperature : The primer annealing temperature (T a ) merupakan suhu yang diperkirakan primer dapat berikatan dengan template (DNA) dengan stabil (DNA-DNA hybrid stability). Jika suhu aneling tinggi akan menyulitkan terjadinaya iktan primer dengan DNA template sehingga akan menghasilkan produk PCR yang rendah (kurang efisien). Namun jika Ta terlalu rendah akan menyebabkan terjasinya penempelan primer pada DNA tempalt yang tidak spesifik. Ta dapat dihitung dengan menggunakanformula di bawah ini: T a = 0.3 x T m (primer) + 0.7 T m (product) 14.9 T m (primer) = Tm primer T m (product) = Tm produk PCR 4. GC Content : Jumlah Basa G dan C (GC content) di dalam primer yang ideal sekitar 40-60%. 5. GC Clamp : Jumlah basa G dan C yang terdapat pada 5 basa terakhir (3 ) disebut dengan GC clamp. GC clamp yang baik sekitar 3 basa G/C dan tidan melebihi 5 basa G/C. keberadaan G/C di ujung 3 primer sangat membantu terjadinya stabilitas iktan antara primer dengan DNA templat yang diperlukan untuk inisiasi polymerase DNA (proses PCR). 6. Primer Secondary Structures : i) Hairpins : terbentuknya struktur loop/hairpin pada primer sebaiknya dihindari, namun sangat sulit untuk memperoleh primer tanpa memiliki struktur hairpin. Hairpin pada ujung 3' dengan ΔG(energy yang dipelukan untuk memecah struktur hairpin) = -2 kcal/mol dan hairpin internal dengan ΔG = -3 kcal/mol masih dapat ditoleransi.

ii) Self Dimer : primer dapat beriktan dengan primer lainnya yang sejenis disebut dengan self-dimer. self-dimer pada ujung 3' dengan ΔG = -5 kcal/mol dan self- dimer pada bagian internal dengan ΔG= -6 kcal/mol masih dapat ditoleransi. iii) Cross Dimer : Primer dapat beriktan dengan primer pasangannya (reverse dan forward) sehingga disebut cross dimmers. Cross dimmer re homologous. Optimally a 3' end cross dimer with a ΔG of - 5 kcal/mol and an internal cross dimer pada ujung 3' dengan ΔG = -5 kcal/mol dan self- dimer pada bagian internal dengan ΔG= -6 kcal/mol masih dapat ditoleransi. 7. Repeats : primer sebaiknya tidak memiliki urutan pengulangan dari 2 basa dan maksimum pengulangan 2 basa sebanyak 4 kali masih dapat di toleransi. Misalnya ATATATAT. 8. Runs : Primers sebaiknya tidak memiliki urutan basa yang di ulang terus menerus. Pengulangan basa berurutan sampai 4 kali masih dapat di toleransi. Misalnya AGCGGGGGATGGGG memiliki urutan basa G diulang 5 kali berturut-turut. 9. Avoid Cross homology : untuk meghindari cross homologi dapat dilakukan dengan cara menganalisis homologi primer dengan DNA genome melalui BLAST-NCBI. 10. Amplicon Length : Panjang PCR produk yang ideal berkisar antara 100-500 basang basa. 11. Optimum Annealing temperature (T a Opt): Suhu annealing optimum sangat mempengaruhi hasil pcr. TaOpt ini dapat dihitung dengan cara T a Opt = 0.3 x(t m of primer) + 0.7 x(t m of product) - 25 5. Primer Pair Tm Mismatch: Perbedaan Tm sepasang primer sebaiknya tidak lebih dari 5 o C.

CARA MENDESAIN PRIMER Berikut langkah-langkah mendesain PRIMER menggunakan NCBI 1. buka website http://www.ncbi.nlm.nih.gov/tools/primer-blast/ 2. memsukkan urutan DNA dalam bentuk FASTA ke dalam kotak yang telah disediakan 3. diperoleh hasil seperti di bawah 4. di analisis dimer dan hairpin dengan software OLIGO ANALYZER 5. ORDER PRIMER