Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KETERSEDIAAN ALAT PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI

OPTIMALISASI FASILITAS ALAT PRAKTIK UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI SISWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PERALATAN BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL

PENGGUNAAN ALAT PENDUKUNG PRAKTIK PADA KOMPETENSI MENGUNAKAN MESIN BUBUT KOMPLEKS

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN STANDAR UJI KOMPETENSI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan menurut Muhibin

STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK

STUDI EKSPLORASI PERALATAN PRAKTIKUM PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF DITINJAU DARI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

STUDI KETERLAKSANAAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

BAB III METODE PENELITIAN

SILABUS MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGGUNAAN LABORATORIUM DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATERI PENGISIAN REFRIGERAN DI UNIT TATA UDARA DOMESTIK

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN JOB SHEET BERBASIS PERFORMANCE ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI CONVENTIONAL ENGINE TUNE UP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

WAKTU PRAKTIK DASAR ELEKTRONIKA OTOMOTIF BAGI SISWA SMK UNTUK MENCAPAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

MODUL PRAKTEK GASHOLINE ENGINE TUNE UP

ANALISIS KEBUTUHAN PERALATAN PRAKTIK MATA KULIAH PENGERJAAN LOGAM UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI YANG DISYARATKAN

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA KELAS BINAAN ASTRA DENGAN KELAS REGULER PADA KOMPETENSI MEMELIHARA UNIT FINAL DRIVE POROS PENGGERAK RODA BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 yaitu

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Nopandi,2014

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang

BAB II PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM PRODUKTIF SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah. setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Pada bagian akhir tesis ini, penulis mengemukakan beberapa kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilepaskan begitu saja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK

STUDI EKSPLORASI FASILITAS WORKSHOP TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 GARUT BERDASARKAN STANDAR SARANA PRASARANA

KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG

Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal. Terhadap Prestasi Belajar Siswa

KETERLAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK UNTUK MENJADI PEKERJA TEKNISI OTOMOTIF BERDASARKAN TUNTUTAN SKKNI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP AKTIVITAS, INTERAKSI, DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian

MENINGKATKAN SIKAP ENTERPRENEURSHIP SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

102 Indri Ayu Lestari, et al

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PERBENGKELAN SEPEDA MOTOR SMALB TUNAGRAHITA

ANALISIS HASIL KERJA PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK PEMESINAN SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI MUARA KELINGI

STUDI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SIWA SMK

RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI DI PERGURUAN TINGGI DAN DI SMK DENGAN STANDAR UJI KOMPETENSI

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK

MENINGKATKAN HARDSKILLS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Engine Tune Up Engine Conventional

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

JOB SHEET TEKNIK KENDARAAN RINGAN PEKERJAAN DASAR OTOMOTIF

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA SMK DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PERBENGKELAN SEPEDA MOTOR SMALB TUNARUNGU

KATA PENGANTAR. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Medan Area. Dalam hal ini Tugas Sarjana yang penulis buat dengan judul ANALISA

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

Studi Deskriptif Tentang Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian TKR Standar Kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin

A 4 1 3,7 4 B ,3 48 C ,5 10 D E ,5 0 Jumlah Rata-rata 2,30

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jalur pendidikan

Automotive Science and Education Journal

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

PENGARUH PEMAKAIAN COOLING FAN PADA PROSES PENDINGINAN MESIN SEPEDA MOTOR MATIC HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT EFISIENSI BAHAN BAKAR DAN TEMPERATUR MESIN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

Transkripsi:

1 STUDI KETERLAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN PRAKTIK DALAM MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI DILIHAT DARI PENGGUNAAN ALAT KERJA PRAKTIK PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN Acep L. Carli 1, Amay Suherman 2, Nana Sumarna 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154 bujangmamalihan@yahoo.com ABSTRAK Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui jumlah dan jenis pekerjaan, ketersediaan jumlah dan jenis alat kerja praktik serta nilai efisiensi penggunaan alat praktikum pada mata pelajaran pemeliharan mesin kendaraan ringan di SMK Negeri 1 Sumedang. Subjek penelitian adalah alat yang digunakan pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan di Jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Jenis instrumen yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada tujuh jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh siswa berdasarkan tuntutan kompetensi pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan. Ketersediaan alat kerja praktik di bengkel Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Sumedang dari segi jenis sudah memenuhi standar BNSP, tetapi apabila dilihat dari segi jumlah belum sebanding dengan jumlah siswa. Alat/mesin utama yang digunakan pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan, berstatus double working station. Nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaran ringan rata-rata mencapai nilai 100%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik tidak memenuhi kriteria efisien, karena melebihi nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik standar adalah 70% - 90%. Kata kunci: kompetensi, alat kerja, double working station, kendaraan ringan. PENDAHULUAN Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah, yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) pada dasarnya, bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan sifat spesialisasi kejuruan dan persyaratan dunia industri/usaha. Tenaga kerja yang produktif, efektif, disiplin, dan bertanggung jawab, dibutuhkan dalam menghadapi era industrialisasi dan persaingan bebas, sehingga mereka mampu mengisi, menciptakan, dan memperluas lapangan kerja. Tolok ukur dunia pendidikan menengah di Indonesia mengacu delapan Standar Nasional Pendidikan. Standar tersebut, dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang pemberlakuannya disahkan oleh Depatemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Depdiknas RI) melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

2 2003. Standar Nasional Pendidikan mempunyai kriteria minimum yang semestinya dipenuhi oleh penyelenggara pendidikan. Standar tersebut meliputi: (1) Standar kompetensi lulusan; (2) Standar isi; (3) Standar proses; (4) Standar pendidikan dan tenaga pendidikan; (5) Standar sarana dan prasarana; (6) Standar pengelolaan; (7) Standar pembiayaan pendidikan, dan (8) Standar penilaian pendidikan. Standar kompetensi lulusan SMK/MAK adalah menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan, baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja, maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya. Standar kompetensi lulusan merupakan acuan bagi sekolah, untuk mencetak siswanya, supaya memiliki kualitas sesuai dengan standar kompetensi lulusan (Kuswana, 2013). Berbagai upaya yang melibatkan semua aspek yang ada di sekolah diperlukan, untuk menciptakan kualitas lulusan tersebut. Komponen-komponen dalam satu sekolah ada tujuh komponen yaitu: 1) Anak didik/siswa. 2) Kurikulum. 3) Bangunan/ruangan-ruangan. 4) Alat peralatan. 5) Guru instruktor termasuk karyawan bukan guru. 6) Uang untuk penyelenggaraan pelajaran. 7) Supply atau bahan untuk praktik. Ketujuh komponen tersebut, pada hakikatnya saling berkaitan satu sama lain, sehingga harus diperhitungkan secara seksama. Daftar kebutuhan fasilitas dan daftar pembagian tugas siswa, untuk tiap (pertemuan) pelajaran praktik mustahil dapat dibuat tanpa di dahului perhitungan yang cermat. Ada anggapan diantara para instruktor bahwa, tugas pokok seorang instruktor hanyalah merencanakan kebutuhan bahan bagi pelajaran praktik, sedangkan perencanaan jenis dan jumlah ruangan, serta alat peralatan adalah diluar tugasnya. Seorang instruktur tidak akan dapat merencanakan kebutuhan bahan, bila ia belum menentukan jenis dan jumlah lembar kerja (job sheet) yang akan disajikan kepada siswanya. Lembar kerja (job sheet) tidak dapat direncanakan, bila pembagian tugas praktik masing-masing siswa selama satu atau dua semester belum ditentukan. Alat praktik memiliki peranan penting, dalam rangka menunjang kegiatan pembelajaran di SMK. Alat peralatan adalah identitas atau ciri khas dari SMK dan sekaligus merupakan sarana pokok. Perhitungan yang kurang tepat dan efektifitas yang rendah, merupakan suatu kerugian. Sebaliknya bila diwaktu-waktu praktik siswa atau beberapa siswa sering tidak kebagian pemakaian alat, berarti target siswa belajar di SMK tidak tercapai. Kebutuhan alat praktik harus diperhitungkan, sehingga penggunaan alat praktik efektif dan efisien. Kebutuhan alat praktik harus ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti jumlah siswa dan jumlah jam pelajaran (Akhir). Karena ruangan praktik adalah tempat penyelenggaraan pelajaran praktik yang berbeda-beda sifat dan persyaratannya,

3 maka tiap jenis atau macam ruangan harus di hitung jenis per-jenis. Oleh sebab itu, faktor jumlah siswa dan jumlah jam pelajaran per-minggu menurut semester, merupakan faktor penentu dalam menghitung kebutuhan ruangan praktik. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa, pada Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan adalah mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan. Mata pelajaran tersebut, diberikan di kelas XI dan kelas XII. Berdasarkan observasi awal, alat/mesin utama penunjang proses pembelajran praktik, pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan di SMK Negeri 1 Sumedang banyakyang sudah rusak. Kegiatan pembelajaran praktik pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan, di kelas XI terbagi menjadi tujuh jenis pekerjaan yaitu, Perawatan, pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pendinginan, pelumasan, pengapian, bahan bakar, mekanisme katup, sabuk penggerak (fan belt), dan pengetes tekanan kompresi (Astra Honda Motor, 2011). Siswa dibagi menjadi beberapa regu kerja, untuk mengantisipasi jumlah alat yang terbatas. Jumlah anggota tiap regu kerja antara delapan, sembilan, bahkan sepuluh orang. Jumlah anggota regu kerja yang banyak, menyebabkan kegiatan pembelajaran praktik tidak kondusif. Hal ini disebabkan, karena dalam satu regu kerja yang sungguh-sungguh melaksanakan praktik, hanya tiga sampai empat orang saja. Anggota lainnya ada yang bersenda gurau, main Hp, mengganggu teman yang sedang praktik, bahkan ada yang pergi ke kantin. Melihat fenomena tersebut, diperlukan suatu upaya untuk menciptakan suasana kegiatan pembelajaran praktik yang kondusif. Upaya tersebut bertujuan, supaya tuntutan kompetensi dapat dicapai oleh siswa. Upaya yang perlu dilakukan diantaranya, merencanakan kegiatan pembelajaran praktik. Perencanaan tersebut meliputi, menentukan modul ruangan praktik, jenis pekerjaan yang harus diselesaikan siswa, jenis alat/mesin utama yang dibutuhkan, status alat/mesin utama, jumlah regu kerja, dan daftar pembagian tugas praktik (DPTP). METODE PENELITIAN Penelitian ini, merupakan studi kasus sehingga tidak menguji hipotesis melainkan hanya memaparkan keadaan suatu kondisi secara riil, tanpa ada manipulasi atau campur tangan yang mempengaruhi subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan. Titik fokus dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran praktik, pada mata pelajaran

4 pemeliharaan mesin kendaraan ringan, terutama dalam penggunaan alat kerja praktik. Penelitian ini, dilakukan di SMK Negeri 1 Sumedang. Jenis instrumen yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi. HASIL PENELITIAN Jumlah dan jenis pekerjaan/job ditentukan, berdasarkan kompetensi pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan. Data tentang kompetensi dasar dan materi pokok, diambil melalui studi dokumentasi pada silabus. Kompetensi dasar dijabarkan menjadi beberapa jenis pekerjaan/job, yang harus diselesaikan siswa selama satu semester. Hasil studi dokumentasi pada jobsheet, untuk mencari data tentang jenis pekerjaan/job, jenis alat yang dibutuhkan, dan alokasi waktu, untuk mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan. Jenis pekerjaan/job, jenis alat yang dibutuhkan, dan alokasi waktu untuk masing-masing pekerjaan/job, pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Jenis pekerjaan, alat yang dibutuhkan dan alokasi waktu No. Jenis Pekerjaan/Job Alat yang Dibutuhkan Alokasi Waktu 1. Perawatan, pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pendinginan 1 Unit engine bensin 4 selinder Socket wrench 10 mm Socket wrench 12 mm Socket wrench 14 mm Radiator tester 2. Perawatan, pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pelumasan. 3. Perawatan, pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian. 4. Perawatan, pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem bahan bakar. Thermometer 1 Unit engine bensin 4 selinder Close-end wrench 17 mm Oil filter wrench 1 Unit engine bensin 4 silinder Spark plug wrench 17 mm Close-end wrench 8 mm Close-end wrench 12 mm Close-end wrench 19 mm Close-end wrench 12 mm Screwdriver ( + ) medium Screwdriver ( - ) medium Tachometer Timing light Feeler gauge Multi tester 1 Unit engine bensin 4 silinder Close-end wrench 12 mm Close-end wrench 14 mm Tachometer Screwdriver ( + ) medium Screwdriver ( - ) medium Multi tester

5 No. Jenis Pekerjaan/Job Alat yang Dibutuhkan Alokasi Waktu 5. Perawatan, pemeriksaan dan 1 Unit engine bensin 4 silinder penyetelan mekanisme katup. Close-end wrench 12 mm Close-end wrench 19 mm Screwdriver ( + ) medium Screwdriver ( - ) medium 6. Perawatan, pemeriksaan dan penyetelan sabuk penggerak(fan belt). Feeler gauge 1 Unit engine bensin 4 silinder Close-end wrench 12 mm Steel ruler (mistar baja) Spring scale 7. Pengetes tekanan kompresi 1 Unit engine bensin 4 silinder Spark plug wrench 17 mm Compression tester Jumlah jam praktik 42 jam pelajaran Data tentang ketersediaan jumlah dan jenis alat kerja praktik, diambil melalui studi dokumentasi dan observasi. Adapun jumlah dan jenis alat yang digunakan, untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran praktik pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan. No. Tabel 2. Ketersediaan alat kerja praktik dan alokasi penggunaannya Nama Alat Jumlah Alat Tersedia P D Alokasi Penggunaan P P B M S L A B K P T K Jumlah Alat yang Digunakan 1. Engine bensin 4 selinder 8 1 1 1 1 1 1 1 7 2. Oil filter wrench 2 1 1 3. Steel ruler (mistar baja) 2 1 1 4. Socket wrench 10 mm 5 1 1 5. Socket wrench 12 mm 5 1 1 6. Socket wrench 14 mm 5 1 1 7. Thermometer 4 1 1 8. Timing light 5 1 1 9. Multi tester 17 1 1 2 10. Tachometer 6 1 1 2 11. Radiator tester 2 1 2 12. Spring scale 2 1 1 13. Feeler gauge 10 1 1 2 14. Compression tester 2 1 1 15. Screwdriver (+) medium 12 1 1 1 3 16. Screwdriver (-) medium 19 1 1 1 3 17. Spark plug wrench 17 mm 10 1 1 2 18. Close-end wrench 18-19 mm 5 1 1 2 19. Close-end wrench 8-9 mm 7 1 1 20. Close-end wrench 12-13 mm 16 1 1 1 1 4 21. Close-end wrench 16-17 mm 6 1 1 Keterangan: PD : Perawatan, pemeliharaan, dan penyetelan komponen sistem pendingin. PL : Perawatan, pemeliharaan, dan penyetelan komponen sistem pelumasan. PA : Perawatan, pemeliharaan, dan penyetelan komponen sistem pengapian. BB : Perawatan, pemeliharaan, dan penyetelan komponen sistem bahan bakar.

6 MK SP TK : Perawatan, pemeliharaan, dan penyetelan komponen sistem mekanisme katup. : Perawatan, pemeliharaan, dan penyetelan komponen sistem sabuk penggerak. : Pengetesan tekanan kompresi. PEMBAHASAN Alat/mesin utama yang digunakan, untuk melaksanakan ketujuh pekerjaan/job yang telah ditentukan adalah engine bensin empat silinder. Alat/mesin utama tersebut berstatus working station ganda, oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran praktik mata pelajaran pemeliharan mesin kendaraan, siswa dibagi menjadi beberapa regu kerja. Adapun pembagian regu kerja di bagi ke dalam 15 regu kerja dengan jumlah siswa 4-5 orang dalam satu regu. Alokasi waktu praktik yang direncanakan (Tabel 1), diperoleh rata-rata enam jam pelajaran, untuk masing-masing jenis pekerjaan/job. Semua jenis pekerjaan/job itu, harus diselesaikan oleh siswa selama tujuh minggu pertemuan. Jumlah minggu pertemuan yang dialokasikan untuk kegiatan praktik, sesuai dengan ketentuan yaitu, setengah dari jumlah minggu efektif per-semester. Jumlah minggu efektif per-semester tersebut adalah antara 15-20 minggu, jadi setengahnya adalah 7-10 minggu pertemuan. Ketersediaan alat kerja praktik di bengkel Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Sumedang (Tabel 2), apabila dilihat dari segi jenis sudah memenuhi standar BNSP. Walaupun dari segi jenis sudah memenuhi standar, tetapi apabila dilihat dari segi jumlah belum sebanding dengan jumlah siswa. Hal tersebut, mengakibatkan perlunya pengaturan pembagian regu kerja dan pembagian tugas praktik, untuk mengantisipasi kekurangan jumlah alat kerja praktik. Guru mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan, harus memperhatikan status tempat kerja/working station, dalam menentukan regu kerja dan pembagian tugas praktik. Alat kerja praktik yang tersedia (Tabel 2), dalam penggunaannya tidak semua terdistribusi secara merata. Hal tersebut diakibatkan, karena jumlah alat/mesin utama yang terbatas, sehingga penggunaan alat kerja praktik lainnya mengikuti alokasi penggunaan alat/mesin utama. Nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik, pada mata pelajaran pemeliharan mesin kendaraan ringan, dihitung menggunakan rumus: ( ) ( ) ( ) ( ) Keterangan: = Efisiensi penggunaan alat kerja praktik. ( ) = Nama/kode masing-masing jenis alat.

7 = Regu kerja. = Alat peralatan utama. = Alokasi jam tiap alat dioperasikan. = Jumlah alokasi jam semua alat dioperasikan. Nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik, untuk mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan, telah mencapai 100%. Nilai tersebut menunjukkan, bahwa nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik tidak memenuhi kriteria efisien, karena melebihi nilai efisiensi penggunaan alat praktik standar yaitu 70%-90%. Nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik, pada masing-masing pekerjaan/job sama dengan nilai efisiensi penggunaan alat/mesin utamanya. Walaupun alat kerja praktik selain alat/mesin utama jumlahnya banyak, tapi dalam penggunaannya tidak semua terpakai, karena disesuaikan dengan alat/mesin utamanya. Jadi ketersediaan alat/mesin utama, mempengaruhi alokasi penggunaan dan nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik yang lainnya. Nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik, menunjukkan nilai rata-rata 100%, itu berarti semua alat/mesin utama terpakai secara maksimal. Nilai efisiensi tersebut kurang baik, karena nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik standar adalah 70%-90%. Apabila nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik lebih dari 90%, berarti penggunaan alat kerja tersebut terlalu maksimal, sehinggga tidak ada alat yang dialokasikan untuk cadangan. Nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik di bawah 70%, menunjukkan bahwa penggunaan alat kerja praktik belum efisien, bahkan bisa dikatakan banyak alat yang tidak terpakai. Penggunaan engine empat silinder yang merupakan alat/mesin utama, pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan, mencapai nilai efisiensi maksimal yaitu 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa, penggunaan engine empat silinder terlalu maksimal, sehingga tidak ada cadangan. Penggunaan alat kerja praktik yang melebihi 90%, akan menyebabkan umur suatu alat menjadi pendek, karena penggunaannya terlalu maksimal, sehingga alat cepat rusak. Berdasarkan hal tersebut, nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik yang baik adalah 70%-90%. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini yaitu: jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh siswa, berdasarkan tuntutan kompetensi pada mata pelajaran pemelihraan mesin kendaraan ringan sebanyak tujuh pekerjaan. Ketersediaan alat kerja praktik penunjang pelaksanaan

8 pembelajaran praktik, sudah memenuhi standar BNSP, tetapi apabila dilihat dari segi jumlah belum sebanding dengan jumlah siswa. Nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik, mencapai nilai 100%. Nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik tidak memenuhi kriteria efisien, karena melebihi standar efisiensi penggunaan alat, yaitu 70% - 90%. DAFTAR PUSTAKA Achir, B. (Tanpa tahun). Merencanakan Kebutuhan Program Praktek dan Optimalisasi Pemakaian. Bandung: P3GT. Kuswana, W.S. (2013). Filsafat Teknologi Vokasi dan Kejuruan. Bandung: Alfabeta. Astra Honda Motor. (2011). Panduan Penerapan Teknik Sepeda Motor Honda Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta. Peraturan Pemerintah Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional SMK.