BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA. SEMARANG NO. 103/Pdt. G/2012/PTA.Smg

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelesaian masalah di Pengadilan Agama ada syarat-syarat

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

Hal. 2 dari 8 hal. Put. No. 194 K/AG/2007.

PUTUSAN Nomor : 049/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P U T U S A N. Nomor : 004/Pdt.G/2011/PTA.Bdg.

P U T U S A N SALINAN. Nomor 1330/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 0010/Pdt.G/2014/PA.Pas

P U T U S A N NOMOR : 0396/Pdt.G/2012/PA. Skh. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1225/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1

Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah. Oleh :

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

Salinan P U T U S A N Nomor : 196/Pdt.G/2011/PTA Bdg.

BAB IV. A. Analisis Terhadap Penerapan Asas Ratio Decidendi Hakim Tentang Penolakan Eksepsi dalam Perkara Cerai Talak Talak

P U T U S A N Nomor 0009/Pdt.G/2015/PTA.Pdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 146/Pdt.G/2012/PA.Blu. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N SALINAN. Nomor 1782/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 718 K/AG/2012 TENTANG BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI YANG DIBERIKAN OLEH SUAMI PASCA PERCERAIAN

P U T U S A N Nomor 0290/Pdt.G/2015/PA. Pas

P U T U S A N Nomor : 6/Pdt.G/2010/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV MUTAH DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA. A. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Menggunakan atau Tidak

P U T U S A N. Nomor: 1292/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor: 0171/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N Nomor : 028/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TENTANG DUDUK PERKARA

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA. Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkaranya : L a w a n Pengadilan Agama tersebut.

PUTUSAN. Nomor 13/Pdt.G/2013/PTA. Plk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0814/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: xxx/pdt.g/2013/ms-aceh

TENTANG DUDUK PERKARA

P U T U S A N. Nomor: 0921/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N Nomor 0424/Pdt.G/2014/PA.Pas.

P U T U S A N Nomor 43/Pdt.G/2009/PTA Btn

P U T U S A N. Nomor 0008/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N. Nomor 1156/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

بسم هللا الرحمن الرحيم

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm

PUTUSAN. Nomor 27/Pdt.G/2017/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0178/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor:0747/Pdt.G/2010/PA.Wno

P U T U S A N. Nomor 0024/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

Nomor : 1171/Pdt.G/2012/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

PUTUSAN Nomor 44/Pdt.G/2015/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : xxxx/pdt.g/2011/ms-aceh

PUTUSAN. Nomor : 0023/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P U T U S A N

A. Analisis Pertimbangan Hukum dan Dasar Hukum Putusan PA Nomor. Agama Pasuruan, yang mana dalam bab II telah dijelaskan tentang sebab

P U T U S A N. Nomor:0800/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 45/Pdt.G/2011/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 38/Pdt.G/2009/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

PUTUSAN Nomor 15/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N. Nomor 0649/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N. Nomor 1755/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1088/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 0254/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0273/Pdt.G/2014/PA.PKP. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0473/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N 25/Pdt.G/2014/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0524/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0219/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

TENTANG DUDUK PERKARA

P U T U S A N. Nomor 1792/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N Nomor : 19/Pdt.G/2009/PA.Kab.Mn

SALINAN P E N E T A P A N Nomor : 0063/Pdt. G/2012/PA. Skh.

P U T U S A N Nomor:0953/Pdt.G/2010/PA.Wno

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.

P U T U S A N Nomor : 0630/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0493/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Putusan 101/Pdt.G/2010/PA Tse 1

P U T U S A N. Nomor: 0167/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

PUTUSAN Nomor : 07/Pdt.G/2011/MS-ACEH. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TENTANG DUDUK PERKARANYA

P U T U S A N. Nomor 1491/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TENTANG DUDUK PERKARA

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N. Nomor: 0073/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N NOMOR : XXX/Pdt.G/2012/PA.GM

P U T U S A N Nomor 0014/Pdt.G/2016/PTA.Pdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N Nomor 0088/Pdt.G/2012/PA.Kbm. Bismillaahirrahmaanirrahiim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 1124/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N. Nomor 0979/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

Salinan P U T U S A N

Nomor : 04/Pdt.G/2013/PA Spg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1846/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N SALINAN. Nomor 0802/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0016/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

PUTUSAN Nomor : 044/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor xxx/pdt.g/2017/pta.bdg.

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG NO. 103/Pdt. G/2012/PTA.Smg Dari gambaran umum dan penjelasan Putusan Pengadilan Tinggi Agama Semarang No. 103/Pdt.G/2012/PTA.Smg tentang pembatalan Putusan Pengadilan Agama Klaten No. 1130/Pdt.G/2011/PA.Klt pada Bab III, penulis sependapat dengan Putusan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Semarang yang telah membatalkan putusan Pengadilan Agama Klaten No.1130/Pdt.G/2011/PA.Klt karena hukum yang diterapkan oleh majelis hakim tersebut tidak sesuai dengan hukum acara yang ada. Pengadilan Tinggi Agama sebagai Pengadilan tingkat kedua mempunyai wewenang untuk membatalkan putusan pada tingkat pertama yang tidak sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku di Peradilan Agama. Dalam bab ini, penulis akan menganalisis terhadap data yang telah terkumpul. Dalam hal ini, penulis membaginya menjadinya dua pokok bahasan: A. Analisa Terhadap Putusan Perkara No. 103/Pdt. G/2012/PTA. Smg Berdasarkan Peristiwa Pengadilan Tinggi Agama tersebut telah mempelajari berkas perkara dan semua surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini sebagaimana termuat dalam Putusan Pengadilan Agama Klaten pada hari senin 12 Maret 2012 yang bertepatan dengan tanggal 18 rabiul tsani 1433H No. 1130/Pdt.G/2011/PA.Klt. 56

57 Setelah membaca berkas perkara dan dengan memperhatikan segala uraian dalam pertimbangan sebagaimana ternyata dalam majelis hakim tingkat pertama, maka Majelis Hakim Tingkat Banding tidak sependapat dengan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama dengan alasan dan pertimbangan sebagai berikut: Dalam gugatan cerai penggugat terdapat dua alasan cerai yang menjadi dasar tuntutan gugatan cerainya, yaitu alasan perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus sebagai alasan pertama, pelanggaran taklik talak sebagai alasan yang kedua, merupakan/sebagai akibat dari alasan pertama, dan disamping itu terdapat pula dua petitum, yaitu tuntutan primer dan tuntutan subsider berupa ex aequo et bono, dimana berkaitan dengan dua alasan tadi, ternyata yang dijadikan dasar tuntutan adalah didasarkan pada alasan kedua, sehingga kedudukan alasan pertama itu seolah-olah tidak mempunyai arti apa-apa atau setidaknya dianggap sebagai alasan pelengkap, padahal alasan pertama ini adalah sebagai alasan pokok. Atas dasar tersebut dan bila dilihat dari kepatutan penempatan penyebutan tuntutan primer dan subsider pada keteraturan susunan suatu gugatan pada umumnya, bahwa isi tuntutan primer senantiasa didasarkan pada alasan pertama dan isi tuntutan subsider sebagai tuntutan pengganti didasarkan pada alasan kedua, oleh karenanya penempatan tuntutan primer pada gugatan penggugat tidak tepat. Disamping itu pada gugatan tersebut antara petitum dan posita mestinya saling mendukung atau sejalan dengan peristiwa-peristiwa kongkrit

58 yang dibenarkan dengan sesuai apa yang diperjanjikan dalam sighat taklik talak, tapi ternyata penggugat telah tidak menjelaskan tentang alasan-alasan kepulangan kerumah orang tuanya yang kaitannya dengan dianggapnya tergugat oleh penggugat telah melanggar taklik talak. Cerai gugat dengan alasan taklik talak harus dibuat sejak awal diajukan gugatan, agar selaras dengan formal laporan perkara (Buku II, Edisi Revisi 2010, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, angka 9 huruf h, halaman 154), menunjukkan sebagai cerai gugat yang berdiri sendiri, agar ditengah proses/perjalanan pemeriksaannya tidak digeser kepada alasan cerai yang lain, ternyata pada gugatan penggugat, karena tidak jelas/lengkap positanya Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam pemeriksaannya menjadi bias dan telah mengabulkan gugatan penggugat didasarkan pada tuntutan subsider et aequo et bono yang tidak terperinci, dalam pertimbangan hukumnya didasarkan pada alasan pertama gugat/perselisihan dan pertengkaran, hal mana telah menimbulkan ketidakpastian hukum karena tidak konsistennya terhadap syarat formal suatu gugatan sebagaimana dimaksud Pasal 118 dan Pasal 178 Ayat (2 dan 3) HIR dan terhadap penggunaan/penerapan alasan cerai dalam suatu cerai gugat atau cerai talak dari beberapa alasan cerai yang diatur pada Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, sehingga digesernya dari alasan taklik talak ke alasan cerai yang yang lain dengan menggunakan tuntutan subsider yang tidak terperinci itu,

59 dikhawatirkan terjadinya subyektifitas hakim yang berlebihan dan merugikan pihak tergugat. Berdasarkan hal-hal dan pertimbangan tersebut diatas, maka gugatan penggugat disamping telah dibuat dengan tidak cermat, dan terang juga tidak lengkap, sehingga obscuur libel, oleh karenanya terlepas dari eksepsi tergugat, gugatan penggugat haruslah dinyatakan tidak dapat diterima. Penggugat menuntut pula agar dinyatakan sebagai hukum bahwa hak asuh terhadap anak bernama Sari Nugraheni Setiasih berada pada penggugat, namun karena tuntutan ini sebagai akibat dari cerai gugat dan ternyata cerai gugatnya penggugat telah dinyatakan tidak dapat diterima, maka tuntutan ini patutlah dikesampingkan. B. Analisis Terhadap Dasar Pertimbangan Majelis Hakim Dalam Putusan Perkara No. 103/Pdt. G/2012/PTA. Smg Berdasarkan Hukum. Sebagaimana penulis paparkan di dalam Bab III, pertimbanganpertimbangan yang dipergunakan majelis hakim dalam penetapan putusan No. 103/Pdt. G/2012/PTA. Smg, maka penulis akan menganalisis dasar pertimbangan hakim yang dipergunakan oleh hakim. Dalam gugatan tergugat terdapat dua alasan perceraian yaitu pertengkaran dan perselisihan yang terjadi secara terus menerus sebagai posita primer dan pelanggaran taklik talak sebagai posita subsider namun dalam menjatuhkan putusan, Hakim Pengadilan Agama Klaten hanya berdasarkan pelanggaran taklik talak yaitu berupa putusnya talak ba in sughro yang pada dasarnya itu adalah tidak sesuai dengan kepatutan

60 penempatan posita primer dan posita subsider karena posita primernya seperti dikesampingkan dan memutuskan hanya berdasarkan posita subsider. Pada gugatan antara petitum dan posita mestinya saling mendukung atau sejalan dengan peristiwa-peristiwa kongkrit 1 yang dibenarkan dengan apa yang diperjanjikan dalam sighat taklik talak, tapi ternyata penggugat tidak menjelaskan tentang alasan-alasan kepulangan kerumah orang tuanya yang kaitannya dengan dianggapnya tergugat oleh penggugat telah melanggar taklik talak, serta tidak jelas pula penjelasan tentang pertengkaran dan perselisihan sehingga positanya tidak jelas. Dalam sebuah gugatan diperbolehkan terdapat penggabungan alasanalasan perceraian, namun sebisa mungkin tidak digabungkan karena proses pemeriksaannya akan berbeda setiap alasan perceraian sebagaimana tercantum dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam. Dalam gugatan ini ada penggabungan atau kumulasi gugatan objektif yaitu pertengkaran dan perselisahan yang secara terus menerus yang pemeriksaannya menggunakan dasar Pasal 22 Ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975, 2 serta pelanggaran taklik talak yang pemeriksaannya berdasarkan Hukum Perdata Umum. Namun ternyata pada gugatan penggugat, karena antara posita tentang pertengakaran dan perselisihan dan posita tentang taklik talak tidak jelas maka Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam pemeriksaannya menjadi bias dan telah mengabulkan gugatan penggugat didasarkan pada tuntutan subsider ex aequo et bono yang 1 M. Yahya Harahap, Hukum, Acara Perdata, Hal. 58 2 Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, angka 12 huruf a, Buku II, Edisi Revisi 2010, Hal. 157

61 tidak terperinci. Hal ini bertentangan dengan formulasi gugatan dalam hal petitum alternatif 3, dalam hal ini seharusnya hakim mengambil seluruh atau sebagian dari petitum primer dan mengesampingkan ex aequo et bono. Dan hal ini telah menimbulkan ketidakpastian hukum karena tidak konsistennya terhadap syarat formal yaitu cerai gugat dengan alasan taklik talak harus dibuat sejak awal diajukan gugatan, 4 sehingga alasan digeser dari perselisihan dan pertengkaran ke taklik talak dan kemudian digeser ke alasan cerai yang yang lain dengan menggunakan tuntutan subsider yang tidak terperinci itu, dan terjadi subyektifitas hakim yang berlebihan dan merugikan pihak tergugat. Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, maka gugatan penggugat disamping telah dibuat dengan tidak cermat, dan terang juga tidak lengkap, 5 sehingga obscuur libel, oleh karenanya gugatan penggugat haruslah dinyatakan tidak dapat diterima. Ketelitian dalam menerapkan hukum adalah hal sangat penting, karena hakim merupakan pemimpin di dalam bidang peradilan yang diharapkan mampu memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Rasa keadilan tersebut bisa mereka dapatkan ketika para hakim mampu menggunakan hukum yang ada. Ketika melihat kepada perkara No. 1130/Pdt. G/2011/PA. Klt merupakan kelalaian dari Majelis Hakim karena secara Hukum Acara 3 M. Yahya Harahap, Hukum, Acara Perdata, Hal. 64 4 Opcit, Hal. 154 5 Darwan Prinst, Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata, Bandung: Citra Aditya, 2002, Hal. 203-204

62 Perdata, karena gugatan tersebut tidaklah memenuhi syarat formal sebuah gugatan. Dalam kasus tersebut, pihak yang berperkara merasa dirugikan, karena penetapan putusan dari Pengadilan Agama dibatalkan demi hukum oleh Pengadilan Tinggi Agama karena gugatannya obscuur libel. Kaitannya dengan pembatalan Putusan Pengadilan Tinggi Agama Semarang tentang Putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama Klaten karena Majelis Hakim memutusakan perkara tersebut dengan berdasarkan petitum subsider yang tidak terperinci adalah: ن!, ا ذا ن ا ا ى ا ح ط % ف ا ىا ' ه وا' * + ا و ز و-. + /0 ن 2 3 % ا '. + + ا ة و! 7 6 ذ 8 ا %! 9,و ا ن! ن ' * + و ' 0 ا ح ط % ف ا ى 6 ا و اء و! + ن و 3 > 3 = ء <? ھ اA ن + B *! و A D *! C Artinya: Apabila menjadi pokok perselisihan itu masalah kepatutan hakim untuk memutuskan hukum dalam suatu perkara seperti ternyata bahwa salah satu pihak yang berperkara itu adalah ayahnya sendiri, anaknya atau istrinya, yang termasuk para kerabatnya dengan hakim itu, maka dapat menyebabakan kecenderungannya untuk membela dan memutuskan untuk kemaslahatan mereka atau antara hakim dan salah satu yang berperkara itu ada rasa permusuhan, lalau memutuskan hukum dengan mengadakan pihak tersebut, maka putusan tersebut adalah batal dan tidak dapat dilaksanakan serta wajib pemeriksaannya oleh hakim. 6 Pembatalan putusan tersebut akan berakibat pada pihak yang berperkara, karena berkaitan dengan status hukum dari para pihak yang sedang berperkara. Di dalam hal ini para pihaklah yang dirugikan. 6 Muhammad Salam Madkur, Al Qodlo Fil Islam, (Alih bahasa Imran AM, Peradilan Islam), Cet. Kedua, Surabya: Bina Ilmu, Tahun 1982

63 Dari uraian yang telah penulis paparkan di atas, secara garis besar ada tiga hal yang menjadi sebab pembatalan putusan tersebut yakni: 1. Tergugat tidak terima atas putusan Pengadilan Agama Klaten atas perkara No. 1130/Pst.G/2011/PA.Klt yang menjatuhkan Talak Ba in Sughro dan hak hadlanah jatuh ketangan penggugat. tergugat keberatan apabila anak yang bernama Sari Nugraheni Setiasih diasuh oleh penggugat karena selama ini tergugat merasa dia dan orang tua tergugat yang mengasuh Sari Nugraheni Setiasih selama ini. 2. Majelis Hakim Pengadilan Agama Klaten kurang memperhatikan dalam menganalisis gugatan penggugat, apakah gugatan itu bisa diterima atau tidak, apakah gugatan penggugat telah memenuhi syarat formal gugatan atau belum. 3. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Semarang tidak sependapat dengan putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama Klaten, karena menurut Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Semarang melihat bahwa gugatan penggugat adalah obscuur libel karena gugatan penggugat dibuat kurang teliti sehingga terdapat kekaburan antara posita dan petitum tidaklah saling mendukung tapi berdiri sendiri.