PUSAT MODE DI JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG

EXHIBITION HALL DI BANDUNG

SEKOLAH TINGGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI YOGYAKARTA Penekanan Desain Konsep Arsitektur Modern

CIREBON SHOPPING MALL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

SEMARANG ELECTRONIC CENTER

FASILITAS KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ART DECO

PUSAT PROMOSI, INFORMASI DAN PERDAGANGAN PRODUK AUDIO VISUAL DI SURABAYA

PUSAT DESAIN SURABAYA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR RICHARD MEIER

TEGAL TRADE CENTER PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

TAMAN RIA DI SEMARANG

SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU

SEKOLAH TINGGI DESAIN DI SEMARANG

PEKALONGAN BATIK CENTER

PUSAT KONVENSI DAN EKSHIBISI DI SURABAYA (CONVENTION AND EXHIBITION CENTER DISURABAYA) Dengan penekanan desain Arsitektur Post Modern

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG

SEMARANG CONVENTION HALL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. saja. Seiring dengan kemajuan jaman, pakaian berkembang kegunaannya. Pakaian

EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG

PUSAT INFORMASI, PROMOSI DAN PERDAGANGAN KERAJINAN BATIK SURAKARTA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

RUMAH SAKIT HEWAN DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. BAB I - PENDAHULUAN Roswita Rensa Susanto Alim Zaman, Moh., Kostum Barat dari Masa ke Masa, hal 1.

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API TUGU YOGYAKARTA DENGAN FASILITAS SHOPPING MALL

JAKARTA ELECTRONIC CENTER Penekanan Desain Konsep Arsitektur Hi Tech

Medan_Electronic_Mall

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR-37 PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR BAB I PENDAHULUAN

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FARMING DI PATI. Diajukan Oleh : Risdiana Fatimah

BAB I PENDAHULUAN. Bagas Laksawicaka Gedung Bioskop di Kota Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BIRO IKLAN DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PUSAT SENI RUPA KONTEMPORER NYOMAN GUNARSA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BABI. masing individu untuk menemukan sebuah gaya yang

AKADEMI BALET DI JAKARTA PENEKANAN DESAIN ANALOGI GERAK BALET DALAM DESAIN ARSITEKTUR

RUMAH SAKIT KHUSUS LANSIA DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Post Modern

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SEKOLAH ISLAM UNGGULAN DI SEMARANG

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TA 115

MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI SEMARANG

CONDOMINUM DI KAWASAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT JAKARTA SELATAN Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post-Modern

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekolah Desain Animasi dan Game Semarang

TAMAN REKREASI PANTAI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Lanskap

PUSAT FOTOGRAFI DI SEMARANG

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

SENTRA PROMOSI DAN INFORMASI KERAJINAN KUNINGAN DI JUWANA

GEDUNG KANTOR SEWA MEDI GROUP DI SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG OLAH RAGA DI SEMARANG BARAT

BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

REVITALISASI DIRGANTARA INDONESIA FAIRGROUND SEBAGAI PUSAT EKSHIBISI DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

SPA TERPADU DI KAWASAN BOROBUDUR Penekanan Desain Arsitektur Organik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI TEKNIK TELEVISI DI SEMARANG

CLUB HOUSE DI SEMARANG INTERNASIONAL GOLF COURSE PENEKANAN DESAIN PORT-MODERN

PUSAT INFORMASI PROMOSI DAN PERDAGANGAN INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

SINEPLEX DAN SINEMATEX DI YOGYAKARTA Dengan pendekatan desain arsitektur post modern

BAB I PENDAHULUAN. Winda Inayah W L2B

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN SPACE

FORD SUPERSTORE DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CITY HOTEL DI SEMARANG

TERMINAL BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

SPORT CLUB DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KUDUS BAB I PENDAHULUAN

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH

BAB I PENDAHULUAN I - 1 REDESAIN BALAI LATIHAN KERJA DI DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BOOK HOUSE DI KOTA DEMAK

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA

GALERI ARSITEKTUR JAKARTA

PERPUSTAKAAN MODERN DI SEMARANG

Transkripsi:

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT MODE DI JAKARTA Pendekatan Desain Arsitektur Post Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik DIAJUKAN OLEH : LUSSYANA ALFRIETTA L201 95 8906 PERIODE 70 APRIL - JULI 2000 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2000

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jakarta merupakan kota metropoloian yang masyarakatnya tidak lepas dari fenomena tentang pentingnya penampilan diri dalam setiap aktifitasnya. Di samping itu perubahan kehidupan social mempengaruhi seseorang untuk memburu symbol memasuki strata social baru dengan mencari jati diri yang lebih baik, terlebih bagi wanita karir atau yang aktif dalam kegiatan social sangat menjaga kesehatan dan penampilan guna mencerminkan kepribadian dan menambah percaya diri. Jika melihat kenyataan yang ada perkembangan mode di Indonesia khususnya di Jakarta sangat baik dan telah menjadi industri atau peluang bisnis yang baik. Memasuki era globalisasi perdagangan bebas, Jakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia telah mempersiapkan berbagai bidang. Industri memegang peranan penting dalam pembangunan dan bidang mode merupakan salah satu sektor yang sudah menjadi perhatian Ir. Fauzie Bowo dalam Harian Kompas pada hari Minggu tanggal 31 Maret 1996 mengungkapkan mengenai Mode Untuk Pariwisata, dikatakan bahwa sebagai kota jasa yang mampu memberi pelayanan kepada setiap pengunjung yang dating, Jakarta bermaksud menjadi Pusat mode terkemuka. Oleh karena itu mode senantiasa ditampilkan dalam setiap promosi pariwisata DKI Jakarta di mancanegara. Pertumbuhan dan prospek dunia mode di Indonesia khususnya di Jakarta cukup baik. Hal ini didukung dengan banyaknya desainer, seperti Ramli, Ghea, Lembaga Pengajaran tata Busana Susan Budihardjo, Rumah mode Poppy Darsono, Esmod, QQ Modelling School, John Robert Power dan pusat pelatihan yang berkaitan dengan mode dari kecantikan dan kebugaran atau fasilitas seperti pusat pertokoan, mall serta fasilitas lain yang mendukung dan menunjang perkembangan mode di samping Jakarta sebagai kotametropolitan mempunyai potensi untuk menampung aktivitas skala nasional maupun internasional. Disisi lain peminat dunia mode tidak pernah berhenti dan terus meningkat terbukti dengan terus mengalirnya konsumen mode dari mulai busana, aksesoris, pusat kecantikan

dan kebugaran serta sekolah model dan kepribadian yang dibanjiri peminat. Tidak jarang tujuan siswa mengikuti sekolah modeling bukan untuk professional, namun untuk meningkatkan citra diri agar mempunyai kepercayaan diri yang kuat dan mempunyai sselera berbusana yang baik serta ada pula yang bertujuan hanya untuk tampil seperti model. Terlepas dari potensi yang ada, fasilitas fasilitas yang ada bergerak sendiri sendiri dengan fasilitas yang terbatas. Alas an tersebut digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menampung aktifitas yang berkaitan dengan mode dan perkembangan dalam satu wadah yang menjadi pusat dan dilengkapi dengan segala aktifitas yang menunjang sehingga sarana hubungan antara produsen dan konsumen dapat berjalan dengan baik dan sebagi sarana untuk memajukan industri mode di Indonesia serta mengantarkan Jakarta sebagai pusat mode minimal menjadi tuan rumah di Negara sendiri. Untuk memahami pusat mode yang akan direncanakan, maka terlebih dahulu perlu diketahuo makna dari pusat Mode berikut ini. Pusat (bahasa Inggris : Center) mempunyai arti : a. Menurut kamus umum bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun 1982, pusat merupakan inti dari segala hal, sentral dari kegiatan, tempat kelompok. Bangunan membuat suatu titik dalam tempat khusus untuk aktivitas sebagai titik konsentrasi atau penyebaran. b. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi kedua Balai Pustaka Jakarta. Pusat merupakan tempat yang menjadi kedudukan atau tempat berkumpul, tempat pokok, pangkal atau yang menjadi himpunan berbagai hal. Mode yang merupakan istilah yang berasal dari kata Belanda yang sama artinya dengan istilah La Mode dalam bahasa Perancis dan Fashion dalan bahasa Inggris mempunyai arti : a. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi III Balai Pustaka Jakarta, mode merupakan ragam (cara, bentuk) yang terbaru pada suatu waktu tertentu (tentang pakaian, rambut, corak hiasan dan sebagainya).

b. Menurut kamus Inggris _ Indonesia PT. Gramedia Jakarta, mode merupakan pengertian yang sama dengan istilah fashion yang diartikan sebagai cara berbusana yang sedang digemari. Dari pengertian pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara harfiah Pusat Mode merupakan wadah atau tempat sebagai pusat diadakannya segala kegiatan yang berhubungan dengan cara berbusana dan perlengkapan yang sedang digemari. Dalam Pusat Mode diharapkan dapat sebagai tempat bertemu dan komunikasi masyarakat mode dengan konsumen atau kalangan sendiri dan sebagai wadah kecantikan, pendidikan serta aktivitas informasi, promosi, pemasaran, eksibisi, rekreasi dan pengembangan. Jadi dapat disimpulkan pengertian Pusat Mode adalah pusat wadah komunikasi dan informas, promosi dan transaksi serta pengembangan di bidang mode dengan segala aktivitas dan fasilitas yang mendukung untuk membantu masyarakat dan pelaku mode mendapatkan segala informasi dan konsumen mode sehingga dapat membawa Jakarta sebagai salah satu Pusat Mode Dunia. B. Tujuan dan Sasaran Tujuan pembahasan untuk menggali dan mendapatkan rumusan masalah masalah yang berkaitan dengan perncanaan Pusat Mode sehingga memperoleh konsep konsep yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan bangunan tersebut. Sementara ini sasarannya adalah menyusun landasan program perencanaan dan perancangan sebagai dasar untuk perencangan fisik bangunan Pusat Mode dengan memperhatikan nilai estitika, strktural dan fungsional serta interaksi dengan lingkungannya berupa Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A). C. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasannya mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas mode yang menitikberatkan pada masalah masalah arsitektural sebagai bahan masukan, pertimbangan dan perbandingan dalam perancanaan fisik selanjutnya.

D. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan pengumpula sumber data primer dan sekunder kemudian dijelaskan dan dianalisa dalam bentuk uraian serta metoda kasus dan penelitian lapangan. Data data yang diperoleh dengan cara : 1. Studi literatur yaitu mempelajari buku buku maupun brosur brosur yang berkaitan dengan teori, konsep atau standar perencanaan pusat mode yang digunakan dalam penyusunan program. 2. Wawancara melakukan wawancara mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia mode dan perencanaan Pusat Mode di Jakarta dengan narasumber yang terkait. 3. Observasi objek melakukan pengamatan pada beberapa objek yang berkaitan dengan perncanaan Pusat Mode mengingat belum pernah ada di Indonesia sehingga hasil observasi digunakan sebagai studi banding untuk dianalisa criteria yang akan diterpkan dalam Pusat Mode yang direncanakan. D. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan Landasan Progran Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) adalah sebagai berikut : BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan. TINJAUAN DUNIA MODE Menguraikan tentang dunia mode dan pengmatan mengenai beberapa permasalahan serta potensi mode. PERKEMBANGAN MODE DI JAKARATA

BAB IV BAB V BAB VI Berisi tinjauan kota Jakarta dari beberapa segi dan pengamatan pada beberapa objek yang terkait dengan dunia mode kemudian dtarik kempulan dari masing masing hasil observasi. KESIMPULAN BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi kesimpulan mengenai Pusat Metode di Jakarta, batasan dan anggapan yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan bangunan. PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi pendekan program yang meliputi tujuan dan analisa berbagai aspek perencanaan, pendekatan standar untuk mendapatkan program ruang, pendekatan pemilihan lokasi dan tapak serta implementasi pendekatan tema arsitektur. KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Mengurai keputusan yang dirumuskan menjadi program dasar perencanaan dan perancangan serta program ruang yang ditentukan dari hasil pendekatan sebelumnya