PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
PASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK

PASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011

Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara

BADAN PUSAT STATISTIK

A. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others)

FOREIGN EMBASSIES IN INDONESIA

Kajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI

Realokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi

STATISTIK TRIWULAN III TAHUN 2009

PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi

atau, dalam hal SKD yang diajukan oleh Wajib Pajak terkait dengan penghasilan yang bersumber dari Taipei :


REKONSTRUKSI KEBIJAKAN P3B 1 INDONESIA. Oleh: Gunawan Pribadi 2. Abstract

KK/BP(S)/DS10/791/441/6 Jld.2(s.k. 3/2009)(8) KEMENTERIAN KEWANGAN SURAT PEKELILING PERBENDAHARAAN BIL. 8 TAHUN 2010


PEMERIKSAAN PAJAK PASCA TAX AMNESTY

JASO Presentasi. PROMOSPAIN SERVICES LTD., Pondok Indah Office Tower I, 3rd floor, room 304. Jakarta, Indonesia

Direktur Perencanaan Kawasan Hutan, Basoeki Karyaatmadja NIP KATA PENGANTAR

(WITHHOLDING) TAX DAN KREDIT PAJAK (TAX CREDIT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

12/14/2016. Indonesia berpartisipasi pada studi TIMSS sejak tahun Namun baru tahun 2015 target populasinya kelas 4 SD/MI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tahun 2010


PP 60, pasal 2 ayat 3

STATISTIK DEPARTEMEN KEHUTANAN Ekspor Impo r. Veneer Sheet. Kayu Gergajian. Particle Board Perkembangan Ekspor & Impor Hasil Hutan.

Bilingual Boarding School Mitra Kerja PASIAD-Turki di Sragen Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, pelaku usaha menerapkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

4.1 Metode Arahan Pengembangan Komoditas Perkebunan Berdasarkan pendapat yang dikemukakan pada Bab II kriteria untuk mencapai arahan pengembangan

Bab 8 BENTUK USAHA TETAP (BUT)

PEMBUATAN VISA & SYARAT-SYARAT

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

Membangun Negeri dalam Bingkai Kearifan Pendidikan Menuju Generasi 2045

TABLE OF CONTENT FOREWORD

There are no translations available. VISA ON ARRIVAL

STATISTIK TRIWULAN III TAHUN 2008

Volume 19 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan September 2011)

Perdagangan Nilai Tambah (Trade in Value Added) Kementerian Perdagangan 28 April 2015

Perkembangan Ekspor Impor Jawa Tengah Maret 2007

TANTANGAN DAN PELUANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INDONESIA

KERAJAAN MALAYSIA PEKELILING PERBENDAHARAAN BIL. 3 TAHUN 2005

Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina

BAB I. Pendahuluan. 1.1Latar Belakang Permanent Establishment atau Bentuk Usaha Tetap (BUT) sudah sangat lazim

LAMPIRAN 1 : PISA 2009 Ranking by Mean Score for Reading, Mathematics and Science

SYARAT-SYARAT VISA SCHENGEN EROPA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN UPAH GLOBAL 2016/17

Jeunesse Global Bisnis Online Trend Terbaru

TIANSHI GROUP Mr. Li Jin Yuan

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan yang terjadi pada setiap aspek pendidikan. Penyempurnaan

KRISIS KEUANGAN GLOBAL & PERPAJAKAN. Krisis Global

INTEREST READING AND THE EFFECT ON LEARNING CONTINUITY AND LEARNING RESULTS IN STUDENTS STUDY PROGRAM ECONOMIC EDUCATION FKIP UNIVERSITY OF RIAU

1 ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN

MEMAHAMI PERAN NON-GOVERNMENTAL ORGANIZATIONS. Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu bagian dari negara tropis yang memiliki kekayaan

PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA Tahun 2011 s/d Triwulan III 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PENILAIAN STANDAR KUALIFIKASI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN MODAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS

Profile Perusahaan CEIC DATA COMPANY (HK)Limited.

OEKO-TEX Standard 100: Satu Sertifikat Untuk Banyak Regulasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012

Ringkasan Eksekutif. Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Mei 2013

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Januari 2013

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG MEMUTUSKAN:

KEDUDUKAN HUKUM P3B, METODE PENERAPAN, DAN STRUKTUR P3B

LAMPIRAN KUISIONER AWAL PADA INDONESIAN TOWER. 1. Sarana komunikasi yg sering digunakan? 2. Seberapa besar manfaat telepon dalam membantu pekerjaan?

Membongkar Sistem Dibalik Marketing dengan Skema Piramid

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan April 2013

Bagian II. Bab III Proses Eksekusi Anggaran

BAB IV. yang tidak terikat dan didasarkan pada keahlian professional yang dimilikinya. 1

DATA PENEMPATANEMPATAN

2017, No Perdagangan Indonesia menerima permohonan perpanjangan Tindakan Pengamanan, maka Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia melakukan pe

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Oktober 2012

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Juli 2012

Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan April 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : PER-16/BC/2011 Tanggal : 20 April 2011

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I PENDAHULUAN Latar Belakang

DATA PENEMPATAN TKI DAERAH ASAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERIODE 2011 S.D 2015 (S.D 30 APRIL)

Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut :

Global Small Business Confidence Monitor

PERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG

Transkripsi:

PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI NO NEGARA BUNGA ROYALTI Umum Khusus* Umum Khusus* 1 2 3 4 5 6 1. Algeria 15% - 15% - 2. Australia 10% - 15% 10% 1 3. Austria 10% - 10% - 4. Belgium 15% 10% 10% - -Renegosiasi 10% - 10% 5. Brunei Darussalam 15% - 15% - 6. Bulgaria 10% - 10% - 7. Canada 15% - 15% - -Renegosiasi 10% 10% 8. Czech 12.50% - 12.50% - 9. China 10% - 10% - 10. Denmark 10% - 15% - 11. Egypt 15% - 15% - 12. Finland 10% - 15% 10% 2 13. France 15% 10% 3 10% - 14. Germany 10% - 15% 10% 4 15. Hungary 15% - 15% - 16. India 10% - 15% - 17. Italy 10% - 15% 10% 5 18. Japan 10% - 10% - 19. Jordan 10% - 10% - 20. Korea Republic of 10% - 15% - 21. Korea, Democratic People's Republic of 10% - 10% - 22. Kuwait 5% - 20% - 23. Luxembourg 10% - 12.50% 24. Malaysia 15% - 15% - 25. Mauritius* 10% - 10% - 26. Mongolia 10% - 10% - 27. Netherlands 10% - 20% - -Renegosiasi 10% - 10% - 28. New Zealand 10% - 15% -

29. Norway 10% - 15% 10% 6 30. Pakistan 15% - 15% - 31. Philippines The 15% 10% 14 15% - 32. Poland 10% - 15% - 33. Romania 12.50% - 12.50% 15% 7 34. Russia 15% - 15% - 35. Saudi Arabia ** n/a n/a n/a n/a 36. Seychelles 10% - 10% - 37. Singapore 10% - 15% - 38. Slovak 10% - 15% 10% 8 39. South Africa 10% - 10% - 40. Spain 10% - 10% - 41. Sri Lanka 15% - 15% - 42. Sudan 15% - 10% - 43. Sweden 10% - 15% 10% 9 44. Switzerland 10% - 12.50% - 45. Syria 10% - 20% 15% 10 46. Taiwan 10% - 10% - 47. Thailand (RI) 15% - 10% 15% 11 (Thai)25% 10% - - 48. Tunisia 12% - 15% - 49. Turkey 10% - 10% - 50. U.A.E 5% - 5% - 51. Ukraine 10% - 10% - 52. United Kingdom 10% 15% 15% - -Renegosiasi 10% - 15% 10% 12 53. USA 15% - 15% 10% -Renegosiasi 10% - 10% - 54. Uzbekistan 10% - 10% - 55. Venezuela 10% - 20% 10% 13 56. Vietnam 15% - 15% -

1 2 royalti untuk penggunaan dan hak untuk menggunakan peralatan industri, perdagangan dan ilmiah, perolehan informasi atau pengetahuan dibidang ilmiah, teknik atau perdagangan tarif 10% untuk penggunaan atau hak untuk menggunakan, setiap hak cipta dibidang kesusasteraan, karya artisik atau ilmiah termasuk film sinematografi, dan film atau pita rekaman untuk penyiaran televisi atau radio tarif 15% diterapkan atas royalti dari penggunaan atau hak untuk menggunakan, paten, merek dagang, rancangan atau model, rencana, proses atau formula rahasia, atau setiap peralatan industri, perdagangan atau ilmiah; dan pemberian informasi yang berkaitan dengan pengalamanpengalaman dibidang industri, perdagangan atau ilmiah 3 terdapat pembedaan tarif pajak atas bunga dalam P3B Rl-Perancis, lihat bagian penjelasan 4 erdapat pembedaan tarif pajak atas royalti dalam P3B Rl-Jerman, lihat bagian penjelasan 5 terdapat pembedaan tarif pajak atas royalti dalam P3B Rl-Italia, lihat bagian penjelasan 6 terdapat pembedaan tarif pajak atas royalti dalam P3B RI-Norwegia, lihat bagian penjelasan 7 terdapat pembedaan tarif pajak atas royalti dalam P3B RI-Rumania, lihat bagian penjelasan 8 terdapat pembedaan tarif pajak atas royalti dalam P3B Rl-Slovak, lihat bagian penjelasan 9 terdapat pembedaan tarif pajak atas royalti dalam P3B Rl-Swedia, lihat bagian penjelasan 10 terdapat pembedaan tarif pajak atas royalti dalam P3B Rl-Syria, lihat bagian penjelasan 11 terdapat pembedaan tarif pajak atas bunga dan royalti dalam P3B RI-Thailand, lihat bagian penjelasan 12 terdapat pembedaan tarif pajak atas royalti dalam P3B Rl-Inggris, lihat bagian penjelasan 13 terdapat pembedaan tarif pajak atas royalti dalam P3B RI-Amerika Serikat, lihat bagian penjelasan 14 terdapat pembedaan tarif pajak atas bunga dalam P3B Rl-Philippines * Mauritius terminasi mulai tanggal 1 Januari 2005 ** khusus Saudi Arabia, P3B hanya mencakup Lalu lintas Internasional Keterangan: I. Bunga 67,92% atau 38 P3B memiliki tarif umum sebesar 10% 18,87% atau 11 P3B memiliki tarif umum sebesar 15% 3,77% atau 2 P3B memiliki tarif umum sebesar 12,5% (RI: Czech dan Romania) 3,77% atau 2 P3B memiliki tarif umum sebesar 5% (RI: Kuwait dan UAE) 1,89% atau 1 P3B memiliki tarif umum sebesar 12% (RI-Tunisia) 1,89% atau 1 P3B mengenakan tarif umum yang besarnya berkombinasi antara 15% dan 25% (RI-Thailand) 1,89% atau 1 P3B tidak memiliki ketentuan yang mengatur hal ini 7,55% atau 4 P3B memiliki tarif bunga khusus sebesar 10% 92,45% atau 49 P3B tidak mengatur pengenaan tarif bunga khusus II. Royalti 41,51% atau 21 P3B memiliki tarif umum sebesar 15% 41,51% atau 22 P3B memiliki tarif umum sebesar 10% 7,55% atau 4 P3B memiliki tarif umum sebesar 12,5% (RI: Romania, Luxembourg, Czech, Swiss) 5,66% atau 3 P3B memiliki tarif umum sebesar 20% (RI: Kuwait, Syria, Venezuela)

1,89% atau 1 P3B memiliki tarif umum sebesar 5% (RI-UAE) 1,89% atau 1 P3B tidak memiliki ketentuan yang mengatur hal ini 15,09% atau 8 P3B memiliki tarif royalti khusus sebesar 10% 5,66% atau 3 P3B memiliki tarif royalti khusus sebesar 15% 79,25 atau 42 P3B tidak mengatur pengenaan tarif royalti khusus PENJELASAN BUNGA DAN ROYALTI I. Kolom "Bunga" Secara umum kolom ini menjelaskan tarif pajak atas bunga yang timbul di suatu Negara pihak pada Persetujuan bagi pemilik yang menikmatinya. 1. P3B Rl-Perancis Dalam ketentuan P3B ini, terdapat 2 (dua) macam tarif, umum dan khusus. Pada Pasal 11 ayat 2 disebutkan bahwa pajak atas bunga dapat dikenakan di Negara pihak pada Persetujuan tempat timbulnya bunga itu, namun apabila penerimanya adalah pemilik yang menikmati langsung bunga tersebut maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi 15% dari jumlah bunga. Dalam ketentuan P3B ini, terdapat 2 (dua) macam tarif, umum dan khusus. Pada Pasal 11 ayat 2 disebutkan bahwa pajak atas bunga dapat dikenakan di Negara pihak pada Persetujuan tempat timbulnya bunga itu, namun apabila penerimanya adalah pemilik yang menikmati langsung bunga tersebut maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi 15% dari jumlah bunga. Sementara itu, pada Pasal 11 ayat 3, tarif pajak atas bunga tidak akan melebihi 10% apabila bunga tersebut dibayarkan oleh suatu bank, lembaga keuangan atau suatu perusahaan yang kegiatan utamanya berada di bidang pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, pertambangan, perakitan, industri, transportasi, proyek pengadaan rumah sederhana, pariwisata dan infrastruktur; dan bunga tersebut dibayarkan kepada bank atau perusahaan lainnya. Terdapat pula pengecualian yang diatur dalam Pasal 11 ayat 4, bahwa bunga yang timbul di suatu Negara pihak pada Persetujuan hanya akan dikenakan pajak di Negara pihak lainnya pada Persetujuan jika dibayarkan kepada Negara pihak lainnya pada Persetujuan atau lembaga-lembaga didalamnya; atau dibayarkan kepada suatu perusahaan dari Negara pihak pada Persetujuan lainnya dari pinjaman atau kredit yang diberikan dengan partisipasi lembaga pembiayaan publik Negara lainnya itu 2. P3B RI-Thailand Berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat 2 P3B ini, terdapat pembedaan tarif atas bunga. Dalam hal Indonesia, bunga yang berasal dari Indonesia dan dibayarkan kepada seorang penduduk Thailand dapat dikenakan pajak di Indonesia bersesuaian dengan UU yang berlaku di Indonesia, namun besarnya pajak tersebut tidak melebihi 15% dari jumlah bruto bunga. Dalam hal Thailand, bunga yang berasal dari Thailand dan dibayarkan kepada penduduk Indonesia, dapat dikenakan pajak

di Thailand, namun besarnya pajak tersebut tidak melebihi: a. 10% dari jumlah bruto bunga apabila bunga tersebut diterima oleh lembaga keuangan (termasuk perusahaan asuransi); b. 25% dari jumlah bruto bunga untuk hal lainnya yang bersifat umum. II. Kolom "Royalti" Kolom ini merangkum pengenaan tarif pajak atas royalti dalam P3B baik yang bersifat umum maupun khusus. Untuk yang bersifat khusus, terdapat beberapa penerapan yang berbeda antar P3B sebagai berikut: 1. P3B Rl-Jerman Pada Pasal 12 ayat 1 dan 2 dibedakan tarif pajak atas royalti untuk pembayaran tertentu. a. 15% dari jumlah bruto royalti untuk pembayaran atas penggunaan atau hak untuk menggunakan: - hak cipta atas karya sastra, artistik atau ilmiah (termasuk film sinematografi dan film atau pita rekaman yang digunakan untuk penyiaran radio atau televisi - paten, merek dagang, desain atau model, rencana, formula atau proses rahasia b. 10% dari jumlah bruto royalti untuk pembayaran atas penggunaan atau hak untuk menggunakan: - peralatan industri, perdagangan atau ilmiah - informasi yang berkaitan dengan pengalaman industri, perdagangan atau ilmiah 2. P3B Rl-Italia Pada Pasal 12 ayat 2 P3B ini terdapat pembedaan tarif royalti: a. 10% dari jumlah bruto royalti dalam hal pembayaran atas penggunaan atau hak untuk menggunakan: - peralatan industri, perdagangan atau ilmiah - informasi yang berkaitan dengan pengalaman dibidang industri, perdagangan atau ilmiah b. 15% dari jumlah bruto royalti dalam hal lainnya 3. P3B RI-Norwegia Pada Pasal 12 ayat 2 P3B ini tarif royalti diterapkan berbeda: a. 15% dari jumlah bruto royalti dalam hal pembayaran atas penggunaan atau hak untuk menggunakan hak cipta atas karya sastra, artistik atau ilmiah termasuk film sinematografi atau film atau pita rekaman untuk penyiaran radio atau televisi b. 10% dari jumlah bruto royalti dalam hal pembayaran atas pembayaran: - paten, merek dagang, desain atau model, rencana, proses atau formula rahasia - penggunaan atau hak untuk menggunakan peralatan industri, perdagangan atau ilmiah - informasi yang berkaitan dengan pengalaman industri, perdagangan atau ilmiah 4. P3B RI-Rumania Pada Pasal 13 ayat 2 P3B ini, tarif royalti dibedakan menjadi: a. 12,5% dari jumlah bruto royalti atas penggunaan atau hak untuk menggunakan: - paten, merek dagang, desain atau model, rencana, proses atau formula rahasia - informasi yang berkaitan dengan pengalaman industri, perdagangan dan ilmiah - peralatan industri, perdagangan dan ilmiah

- film sinematografi atau pita rekaman untuk televisi atau penyiaran b. 15% dari jumlah bruto royalti atas penggunaan atau hak untuk menggunakan: hak cipta atas karya sastra, artistik atau ilmiah 5. P3B Rl-Slovakia Pada Pasal 12 ayat 2 dijelaskan bahwa berlaku 2 macam tarif royalti: a. 15% dari jumlah bruto royalti atas penggunaan atau hak untuk menggunakan: - hak cipta, paten, software, desain atau model, rencana, proses atau formula rahasia, merek dagang tau hak-hak lainnya yang sejenis - peralatan industri, perdagangan dan ilmiah - informasi atau pengetahuan ilmiah, teknik, industri atau perdagangan - pemberian bantuan yang bersifat melengkapi dan mendukung atas hal-hal diatas b. 10% dari jumlah bruto royalti yang diperoleh dari penggunaan atau hak untuk menggunakan: - film gambar bergerak, film atau video yang digunakan untuk siaran televisi, pita rekaman yang digunakan untuk siaran radio - seluruh atau sebagian pembayaran atas pengalihan/penjualan hak penggunaan properti yang ditunjuk dalam ayat ini 6. P3B Rl-Swedia Pada Pasal 12 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa tarif atas pembayaran royalti dibagi dalam 2 tingkatan tarif: a. 15% dari jumlah bruto royalti yang meliputi pembayaran atas penggunaan atau hak untuk menggunakan setiap hak cipta karya sastra, artistik dan ilmiah termasuk film sinematografi dan film atau pita rekaman untuk keperluan siaran televisi atau radio, paten, merek dagang, desain atau model, rencana, proses atau formula rahasia. b. 10% dari jumlah bruto royalti atas penggunaan atau hak untuk menggunakan peralatan industri, perdagangan atau ilmiah, atau untuk pemberian informasi pengalaman di bidang industri, perdagangan atau ilmiah. 7. P3B Rl-Syria Pada Pasal 12 ayat 2 dan 3 dicantumkan 2 macam tarif: a. 20% dari jumlah bruto royalti atas penggunaan atau hak untuk menggunakan: - paten, merek dagang, desain atau model, rencana - peralatan industri atau ilmiah - informasi yang berkaitan dengan pengalaman di bidang industri atau ilmiah b. 15% dari jumlah bruto royalti atas penggunaan atau hak untuk menggunakan: - hak cipta atas karya sastra, artistik atau ilmiah termasuk film sinematografi atau pita rekaman untuk keperluan siaran televisi atau radio. 8. P3B RI-Thailand Pada Pasal 12 ayat 2 P3B ini, tarif atas royalti dikelompokkan menjadi 2 bagian: a. 10% dari jumlah bruto royalti atas penggunaan atau hak untuk menggunakan setiap hak

cipta atas karya sastra, artistik atau ilmiah. b. 15% dari jumlah bruto royalti atas penggunaan atau hak-hak untuk menggunakan: - paten, merek dagang, desain atau model, rencana, proses atau formula rahasia - informasi yang berkaitan dengan pengalaman di bidang industri, perdagangan dan ilmiah - peralatan industri, perdagangan atau ilmiah, film sinematografi atau pita rekaman untuk keperluan siaran televisi atau radio 9. P3B Rl-Inggris Pada Pasal 12 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa tarif royalti digolongkan dalam 2 kategori: a. 15% dari jumlah bruto royalti atas penggunaan atau hak untuk menggunakan hak cipta atas setiap karya sastra termasuk film sinematografi, dan film atau pita rekaman untuk keperluan siaran televisi atau radio, paten, resep praktis, merek dagang, desain atau model, rencana, proses atau formula rahasia. b. 10% dari jumlah bruto royalti atas penggunaan atau hak untuk menggunakan peralatatan industri, perdagangan atau ilmiah. 10. P3B RI-Amerika Serikat Pada Pasal 13 ayat 2 dan 3 disebutkan pembedaan 2 macam tarif royalti: a. 15% dari jumlah bruto royalti dari penggunaan atau hak untuk menggunakan: - hak cipta atas karya sastra, artistik atau ilmiah (termasuk hak cipta gambar bergerak, film, pita rekaman atau sarana reproduksi lainnya yang digunakan untuk siaran radio atau televisi) - paten, desain, model, rencana, proses atau formula rahasia, merek dagang, atau untuk informasi yang berkaitan dengan pengalaman di bidang industri, perdagangan atau ilmiah - keuntungan yang diperoleh dari penjualan, pertukaran atau pemindahan lainnya atas hak milik atau hak-hak sepanjang jumlah yang direalisasikan sejalan dengan produktivitas, penggunaan, atau pemindahan hak-hak tersebut. b. 10% dari jumlah bruto royalti atas penggunaan atau hak-hak untuk menggunakan peralatan industri, perdagangan atau ilmiah, tidak termasuk kapal laut, pesawat udara atau kontainer dan penghasilan yang berasal dari apa yang dikecualikan dari pajak oleh Negara pihak lainnya pada Persetujuan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 9.