Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Kalimantan Barat

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH BIDAN DESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEPARA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARBARU TAHUN 2013

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA PTT DALAM PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil pada Pelayanan Antenatal di Kabupaten Bengkulu Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

Jurnal Kesehatan Kartika 27

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 8 / No. 1 / Januari 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAGOK KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dari pertemuan sperma dan ovum sebagai rangkaian kejadian dari

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA PADA IBU HAMIL

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANC DI KLINIK DINA BROMO UJUNG LINGKUNGAN XX MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

SIKAP DAN KOMUNIKASI BIDAN BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DALAM ANTENATAL CARE DI BPM. Abstract

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Volume 2 No. 6 Oktober 2016 ISSN :

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

PERILAKU IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN 10T PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN Elvine Ivana Kabuhung 1, Slamet Pudji Basuki 2.

KELAS BAPAK DAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KABUPATEN LAHAT

MODEL KELAS IBU HAMIL UNTUK PEMETAAN RISIKO KEHAMILAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PERSALINAN

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM KUNJUNGAN K4 PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SYAMTALIRA BAYU KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

ANALISYS THE FULFILLMENT PARTOGRAPH IN MONITORING PHASE I FOR DECREASE MORTALITY IN DELIVERING BABY SeptiRianawati 1, YuliTrisnawati 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

HUBUNGAN PERSEPSI KOMPENSASI TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS KABUPATEN PURBALINGGA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39

DAFTAR PUSTAKA. Annisa, M. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan. (online) avaible;

KONSELING ZAT BESI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS NY. E SUMUR PANGGANG

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

ABSTRAK. Rini Astuti 1, Raudhatun Nuzul ZA 2

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia

Transkripsi:

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Volume 01 No.02 Agustus 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Kalimantan Barat Factors Related to the Midwaves Work Performance on Anemic Pregnant Women Manegement in Singkawang City, Kalimantan Barat U. Evi Nasla *, Laksmono Widagdo **, Cahya Tri Purnami ** * Alumni Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, ** Staf Pengajar Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK WHO memperkirakan sekitar 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Anemia pada kehamilan sering disebut potential danger to mother and child, oleh karena itu memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak terutama yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Deteksi kasus anemia pada kehamilan belum dilakukan sesuai dengan standar pengelolaan anemia pada kehamilan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan di Kota Singkawang. Tujuan umum penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan di Kota Singkawang. Jenis penelitian survei analitik pendekatan retrospektif. Populasi penelitian adalah seluruh bidan wilayah Puskesmas Kota Singkawang yang berjumlah 110 orang. Sampel dalam penelitian sebanyak 52 orang dari 5 wilayah Puskesmas Kota Singkawang. Variabel bebas pengetahuan, sarana prasarana, kepemimpinan, motivasi dan komunikasi. Variabel terikat kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dan observasi. Analisis data menggunakan Spearman Rank dan Regresi Logistik. Hasil penelitian mayoritas bidan berusia antara 20-35 tahun (63,5%), pendidikan DIII/DIV/S1 Kebidanan (90,4%), masa kerja 10 tahun (55,8%). Kinerja bidan dikategorikan baik (59,6%), pengetahuan baik (51,9%), sarana prasarana lengkap (53,8%), kepemimpinan baik (63,5%), motivasi baik (55,8%), komunikasi baik (53,8%). Semua variabel bebas (pengetahuan, sarana prasarana, kepemimpinan, motivasi dan komunikasi) mempunyai nilai ρ< 0,05 yang berarti ada hubungan dengan kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan. Hasil analisis multivariat, variabel yang berpengaruh terhadap kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan adalah pengetahuan (ρ=0,002) dan kepemimpinan (ρ=0,006). Kata Kunci : Kinerja Bidan, Pengelolaan anemia, Kehamilan ABSTACT WHO estimates that approximately 40 % of maternal death in developing countries are associated with anemia in pregnancy. Anemia in pregnancy is often called a "potential danger to mother and child", there for requires serious attention of all relevant parties, especially in health care. Detection of cases of anemia in pregnancy has not been conducted in accordance with the standard management of anemia in pregnancy. There for it is necessary to analyze the factors that affect the performance of midwives in the management of anemia in pregnancy in Singkawang. The general objective of the study to determine the factors that affect the performance of midwives in the management of anemia in pregnancy in Singkawang. Type analytic approach Retrospective survey research. The study population is the entire area of the health center midwife Singkawang totaling 110 people. The sample as many as 52 people from 5 70

regions Singkawang Health Center. The independent variables of knowledge, infrastructure, leadership, motivation and communication. The dependent variable performance of midwives in the management of anemia in pregnancy. Data were collected by interviews using a structured questionnaire and observation. Data analyisis using the Spearman rank and logistic regression. The results of the study the majority of midwives aged between 20-35 years (63.5 %), education DIII/DIV/S1 Midwifery (90.4 %), service life 10 years (55.8 %). Performance categorized either midwives (59.6 %), good knowledge (51.9 %), the complete infrastructure (53.8 %), good leadership (63.5 %), good motivation (55.8 %), good communication (53.8 %). Allindependent variables (knowledge, infrastructure, leadership, motivation and communication) has a value of ρ< 0,05, which means there is a connection with the performance of midwives in the management of anemia in pregnancy. Results of multivariate analysis, the variables that affect the performance of midwives in the management of anemia in pregnancy is knowledge (ρ=0.002) and leadership (ρ=0.006). Key word : Midwife Performonce, Management Anemia, Pregnancy PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007 menunjukkan prevalensi anemia gizi pada ibu hamil di Indonesia mencapai 40,1%. Sedangkan menurut Elvina, prevalensi ibu hamil yang terkena anemia pada tahun 2012 sekitar 40 50 persen, yang berarti 5 dari 10 ibu hamil mengalami anemia. Kasus anemia pada ibu hamil di Kota Singkawang Kalimantan Barat bulan Januari sampai Agustus 2012 sebesar 128 orang (38,6%) dari 472 ibu hamil dengan resiko tinggi yang dideteksi oleh tenaga kesehatan (bidan). Anemia pada kehamilan sering disebut potential danger to mother and child (potensial membahayakan ibu dan anak), oleh karena itu anemia memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak terutama yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Penelitian di berbagai rumah sakit di Indonesia melaporkan wanita anemia mempunyai resiko kematian empat kali lebih tinggi. Apabila kadar Haemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr%, resiko kematian maternal meningkat sekitar delapan kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak anemia. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius bagi ibu dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Anemia pada kehamilan dapat dideteksi sejak awal kehamilan. Kebijakan Departemen Kesehatan (Depkes) dalam upaya mempercepat penurunan kasus anemia pada kehamilan adalah melalui pelayanan Antenatal Care (ANC). Deteksi kasus anemia pada ibu hamil dilakukan sesuai dengan standar pengelolaan anemia pada kehamilan. Pengelolaan anemia pada kehamilan bertujuan untuk menemukan kasus anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. Bidan dalam pengelolaan anemia harus mampu mengenali dan mengelola anemia serta memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia. Bidan sebagai ujung tombak pelayanan kebidanan harus bekerja secara professional dan sesuai dengan standar. Standar yang digunakan berpedoman pada standar pelayanan kebidanan dari Depkes RI. Sesuai dengan Standar 6 Pelayanan Kebidanan tentang Pengelolaan Anemia Bidan dituntut untuk menemukan kasus anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. Bidan harus melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau 71

rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan Hb untuk deteksi dini anemia dilakukan pada kunjungan pertama dan pada kehamilan 28 minggu (trimester III) atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia. Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja menurut Gibson yaitu 1) variabel individu: kemampuan dan ketrampilan, latar belakang yang meliputi pengalaman kerja dan demografi; 2) variabel organisasi: sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan; 3) variabel psikologis: persepsi, kepribadian dan motivasi. Sedangkan menurut Timple, faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal berhubungan dengan sifat-sifat seseorang sedangkan faktor eksternal yang berasal dari lingkungan seperti perilaku, sikap dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi. Iklim organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan, target kerja, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 5 orang bidan Puskesmas di Kota Singkawang dalam pengelolaan anemia pada kehamilan terdapat beberapa permasalahan diantaranya: penemuan kasus anemia melalui pemeriksaan kadar Hb tidak rutin dilakukan, pemeriksaan sering dilakukan hanya pada ibu hamil yang menunjukan gejala anemia dengan alasan tidak mempunyai kelengkapan alat pemeriksaan kadar Hb (Hb Sahli), sehingga ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kadar Hb di Puskesmas Induk. Pencatatan hasil pemeriksaan tidak selalu dilakukan, sehingga anemia sulit dideteksi dan ditangani. Semua bidan sudah memberikan tablet Fe pada ibu hamil sesuai dengan standar, namun tidak semua bidan memastikan ibu hamil minum tablet Fe secara teratur. Masih ada bidan yang tidak pernah memberikan konseling tentang gizi ibu selama hamil dalam upaya mengatasi anemia dalam kehamilan. Bidan mengatakan jarang diberi motivasi dan informasi oleh Kepala Puskesmas dalam pengelolaan anemia. Kepala Puskesmas juga jarang melakukan supervisi dalam upaya monitoring pelaksanaan pengelolaan anemia kepada bidan di wilayah kerjanya. Hasil wawancara pada bagian Seksi KIA Dinkes Kota Singkawang diperoleh informasi bahwa penyegaran bagi bidan melalui seminar dan pelatihan terutama dalam pengelolaan anemia masih belum dapat dilakukan kepada semua bidan karena keterbatasan dana. Penyampaian informasi tentang pengelolaan anemia dilakukan hanya kepada Kepala Puskesmas atau bidan koordinator yang selanjutnya diharapkan dapat menyampaikan informasi tersebut kepada seluruh bidan. Persediaan tablet Fe sudah distribusikan ke Puskesmas seluruh Kota Singkawang namun untuk kelengkapan alat pemeriksaan kadar Hb belum dapat dipenuhi karena keterbatasan dana. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan di Kota Singkawang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah suluruh bidan wilayah Puskesmas Kota Singkawang sejumlah 110 orang. Sampel adalah sebagian bidan puskesmas dan BPS wilayah Puskesmas Kota Singkawang berjumlah 52 orang yang diambil dengan cara proportional stratified random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sarana prasarana, kepemimpinan, motivasi dan komunikasi. Variabel terikat adalah kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan. 72

Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara terstruktur dan observasi. Analisis data menggunakan Rank Spearman untuk menguji hubungan dan Regresi Logistik untuk menguji pengaruh dengan nilai ρ 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden di Kota Singkawang Kalimantan Barat Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan dan Masa Kerja di Kota Singkawang No Karakteristik Responden f % 1. Umur a. Dewasa Muda (20-35 Tahun) 33 63,5 b. Dewasa Penuh (>36 Tahun) 19 36,5 2. Tingkat Pendidikan a. DI b. DIII/DIV/S1 3. Masa kerja a. Baru (< 10 Tahun) b. Lama ( 10 Tahun) 5 47 23 29 9,6 90,4 44,2 55,8 Dari tabel 1 menunjukkan bahwa dari 52 orang responden, sebagian besar mempunyai umur 20 35 tahun (63,5%), dengan tingkat pendidikan DIII/DIV/S1 Kebidanan (90,4%) dan masa kerja 10 tahun (55,8%). Gambaran Variabel Penelitian dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Kalimantan Barat Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang No Variabel Penelitian Kategori f % 1 Kinerja 31 59,6 Kurang 21 40,4 2 Pengetahuan 27 51,9 Kurang 25 48,1 3 Sarana Prasarana Lengkap 28 53,8 Kurang Lengkap 24 46,2 4 Kepemimpinan 33 63,5 Kurang 19 36,5 5 Motivasi 29 55,8 Kurang 23 44,2 6. Komunikasi 28 53,8 Kurang 24 46,2 Tabel 2 menunjukkan bahwa pada semua variabel penelitian lebih dari 50% dikategorikan baik yaitu pada item tentang kinerja responden dalam pengelolaan anemia pada kehamilan (59,6%) baik, namun masih 73 ada responden yang kadang-kadang melakukan pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil. Berdasarkan standar pengelolaan anemia pada kehamilan, pemeriksaan kadar Hb

seharusnya dilakukan pada semua ibu hamil sedikitnya dua kali selama kehamilan yaitu pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendeteksi anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. Pada item pertanyaan tentang pengetahuan responden dalam pengelolaan anemia pada kehamilan (51,9%) baik, namun masih ada responden yang menjawab kurang tepat (67,3%) pada item pertanyaan tentang patofisiologi kejadian anemia pada kehamilan. Dengan mengetahui patofisiologi anemia pada kehamilan, bidan dapat melakukan pencegahan anemia lebih dini yang dimulai sejak pra kehamilan. Untuk dapat melaksanakan pengelolaan anemia pada kehamilan, seorang bidan harus mempunyai pengetahuan yang baik. Dengan pengetahuan yang baik bidan dapat memahami tentang pengelolaan anemia, sehingga mampu melaksanakan pengelolaan anemia pada kehamilan dengan baik. Pada item tentang ketersedian sarana prasarana dalam pengelolaan anemia pada kehamilan (53,8%) baik, namun masih ada sarana utama seperti Hb Sahli set yang tidak tersedia, rusak atau kadaluarsa. Untuk meningkatkan kinerja bidan dalam pengelolaan anemia, fasilitas harus sesuai dengan baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Tidak cukup atau kurang layaknya peralatan yang dimiliki oleh para bidan dapat mengganggu tugasnya terutama pada pengelolaan anemia pada kehamilan. Pada item persepsi tentang kepemimpinan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan (63,5%) baik, namun masih ada responden yang berpendapat bahwa Kepala Puskesmas tidak pernah menyediakan dana khusus untuk pemenuhan kebutuhan sarana penunjang dalam pengelolaan anemia pada kehamilan. Peran pimpinan dalam pengelolaan anemia adalah mampu memotivasi, memberikan arahan, membagikan informasi yang berguna dalam pelaksanaan kegiatan kepada bidan, dan bertanggung jawab serta dapat mengambil keputusan yang sesuai dalam pengelolaan anemia pada kehamilan. Pada item tentang motivasi dalam pengelolaan anemia (55,8%) baik, namun masih ada responden yang sangat tidak setuju untuk bersaing dengan sesama bidan. Motivasi berpengaruh pada kinerja karena dengan adanya motivasi yang tinggi pada diri bidan maka dapat mendorong bidan untuk bekerja lebih baik lagi. Pada item persepsi komunikasi dalam pengelolaan anemia pada kehamilan (53,8%) baik, namun masih ada responden yang tidak setuju jika informasi yang di sampaikan oleh Kepala Puskesmas tentang pengelolaan anemia sangat lengkap. Tujuan dari komunikasi dalam pengelolaan anemia adalah agar bidan mengetahui dan memahami apa yang harus dikerjakan dan agar pemimpin puskesmas mendapat berbagai informasi tentang pelaksanaan pengelolaan anemia yang dikerjakan oleh bidan, termasuk masalahmasalah yang dihadapi bidan dalam melaksanakan pengelolaan anemia. 74

Hubungan Beberapa Variabel terhadap Kinerja Bidan dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Kalimantan Barat Tabel 3 Hubungan Pengetahuan dengan Kinerja Bidan dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Kinerja Bidan No Pengetahuan Kurang 1 23 85,2 4 14,8 27 100,0 2 Kurang 8 32,0 17 68,0 25 100,0 Nilai ρ = 0,0001 Tabel 3 menunjukan bahwa responden dengan kinerja baik mempunyai pengetahuan baik (85,2%) lebih besar daripada responden diperoleh nilai ρ = 0,0001 (ρ < 0,05) berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja bidan dalam pengelolaan yang mempunyai pengetahuan kurang anemia pada kehamilan. (32,0%). Hasil uji statistik Rank Spearman Tabel 4 Hubungan Sarana Prasarana dengan Kinerja Bidan dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Kinerja Bidan No Sarana Prasarana Kurang 1 21 75,0 7 25,0 28 100,0 2 Kurang 10 41,7 14 58,3 24 100,0 Nilai ρ=0,014 Tabel 4 menunjukan bahwa responden dengan kinerja baik mempunyai sarana prasarana baik (75%) lebih besar daripada responden yang mempunyai sarana prasarana kurang baik diperoleh nilai ρ = 0,014 (ρ < 0,05) berarti ada hubungan antara sarana prasarana dengan kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan. (41,7%). Berdasarkan hasil uji statistik Tabel 5 Hubungan Kepemimpinan Dengan Kinerja Bidan dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Kinerja Bidan No Kepemimpinan Kurang 1 25 75,8 8 24,2 33 100,0 2 Kurang 6 31,6 13 68,4 19 100,0 Nilai ρ = 0,001 Tabel 5 menunjukan bahwa responden dengan kinerja baik mempunyai persepsi kepemimpinan baik (75,8%) lebih besar daripada responden yang mempunyai persepsi Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai ρ=0,001 (ρ<0,05) berarti ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan. kepemimpinan kurang baik (31,6%). 75

Tabel 6 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Tahun 2013 Kinerja Bidan Puskesmas No Motivasi Kurang 1 23 79,3 6 20,7 29 100,0 2 Kurang 8 34,8 15 65,2 23 100,0 Nilai ρ = 0,001 Tabel 6 menunjukan bahwa responden dengan Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai kinerja baik mempunyai motivasi baik ρ=0,001 (ρ< 0,05) berarti ada hubungan antara (79,3%) lebih besar daripada responden yang motivasi dengan kinerja bidan dalam mempunyai motivasi kurang baik (34,8%). pengelolaan anemia pada kehamilan. Tabel 7 Hubungan Komunikasi dengan Kinerja Bidan dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Kinerja Bidan Puskesmas No Komunikasi Kurang 1 22 78,6 6 21,4 28 100,0 2 Kurang 9 37,5 15 62,5 24 100,0 Nilai ρ = 0,002 Tabel 7 menunjukan bahwa responden dengan hubungan antara komunikasi dengan kinerja kinerja baik mempunyai persepsi komunikasi bidan dalam pengelolaan anemia pada baik (78,6%) lebih besar daripada responden kehamilan. yang mempunyai persepsi komunikasi kurang baik (37,5%). Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai ρ=0,002 (ρ<0,05) berarti ada Pengaruh Beberapa Variabel terhadap Kinerja Bidan dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Kalimantan Barat Tabel 8 Hasil Analisis Regresi Multivariat Variabel Bebas terhadap Kinerja Bidan dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Variabel B SE Wald df Nilai ρ Exp.(β) Pengetahuan 3,235 1,263 6,557 1 0,010 25,402 Sarana prasarana 2,093 1,061 3,887 1 0,049 8,106 Kepemimpinan 3,707 1,371 7,313 1 0,007 40,738 Motivasi 0,787 0,911 0,746 1 0,388 2,197 Komunikasi 1,574 1,018 2,392 1 0,122 4,826 Tabel 8 menunjukan bahwa dari 5 variabel bebas, variabel motivasi mempunyai nilai signifikansinya terlalu besar 0,388 (ρ>0,05) sehingga untuk selanjutnya dilakukan analisis tanpa mengikutsertakan variabel motivasi. Hasil uji tahap kedua, masih ada variabel yang nilai signifikansinya besar (ρ>0,05) yaitu komunikasi (0,070), sehingga analisis dilanjutkan tanpa mengikutsertakan variabel komunikasi. Analisis tahap ketiga, diperoleh 76

hasil masih ada variabel yang nilai signifikansinya lebih terlalu besar (ρ>0,05) yaitu sarana prasarana (0,053), sehingga analisis kembali dilanjutkan tanpa mengikutsertakan variabel sarana prasarana. Hasil ujinya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 9 Hasil Analisis Regresi Multivariat Variabel Bebas terhadap Kinerja Bidan dalam Pengelolaan Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Variabel B SE Wald df Nilai ρ Exp.(B) Pengetahuan 3,482 1,102 9,975 1 0,002 32,526 Kepemimpinan 3,024 1,108 7,443 1 0,006 20,563 Tabel 9 menunjukan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan adalah pengetahuan dan kepemimpinan. Pengaruh yang paling besar terhadap kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan di Kota Singkawang adalah pengetahuan, dengan nilai Exp (B) sebesar 32,526, artinya bila pengetahuan dalam pengelolaan anemia kurang baik maka akan mempunyai resiko kerja kurang baik sebesar 32,5 kali lipat dibandingkan dengan responden yang mempunyai pengetahuan baik. SIMPULAN Mayoritas Bidan berusia antara 20-35 tahun (63,5%), pendidikan DIII/DIV/S1 Kebidanan (90,4%), dengan masa kerja 10 tahun (55,8%). Semua variabel bebas (pengetahuan, sarana prasarana, kepemimpinan, motivasi dan komunikasi) mempunyai nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan terhadap kinerja bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan. Dari hasil analisis regresi logistik pada variabel penelitian dapat dilihat bahwa variabel pengetahuan dan kepemimpinan dalam pengelolaan anemia mempunyai nilai p value 0,05 yang berarti secara statistik memiliki pengaruh secara bersama-sama dengan variabel terikat, dimana variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja bidan dalam pengelolaan anemia adalah variabel pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA 1. Manuaba IB. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidik Bidan. EGC, Jakarta; 2001 2. Jati SP. Draf Pedoman Asuhan Antenatal Terintegrasi 2009. (Online). (diakses tanggal 30 September 2012). Diunduh dari: http://id.scribd.com. 2010 3. Bararah VF. 5 Dari 10 Ibu Hamil Di Indonesia Kena Anemia. (Online). (diakses tanggal 11November 2012). Diunduh dari: http://health.detik.com 4. Dinas Kesehatan Kota Singkawang. Laporan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kota Singkawang Tahun 2012: Dinas Kesehatan Kota Singkawang. 2012 5. Wijono D. Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak Prinsip dan Stategi Pendekatan Komunitas. Duta Prima Airlangga. Surabaya, 2008 6. Wikjosastro H. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta ; 2006 7. IBI. Buku 1 Standar Pelayanan Kebidanan. Pengurus Pusat IBI, Jakarta, 2006 8. Yanti. Etika Profesi dan Hukum Kebidanan. Pustaka Rihana, Yogjakarta, 2010 9. Umam K. Perilaku Organisasi. Pustaka Setia. Bandung, 2010 10. Mangkunegara AP. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. 2005 77

11. Depkes Direktorat Jenderal Pembinaan Winardi. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Rineka Cipta. Jakarta, 2000 12. Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakrata, 2001 13. Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta, 2004 14. Muninjaya, Ade. Manajemen Kesehatan. : EGC. Jakarta, 2004 15. Sulaeman ES. Manajemen Kesehatan Teori Dan Praktik Di Puskesmas. : Gadjah Mada University Press. Yogjakarta, 2011 16. Sudarman. Motivasi, Kepemimpinan, Dan Efektifitas Kelompok. Rineka Cipta. Jakarta, 2004 17. Sudarman. Motivasi, Kepemimpinan, Dan Efektifitas Kelompok. Rineka Cipta. Jakarta, 2004 18. Winardi. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Rineka Cipta, Jakarta, 2000 19. Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta, 2001 20. Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004 21. Muninjaya, Ade. Manajemen Kesehatan. EGC. Jakarta : 2004 22. Sulaeman ES. Manajemen Kesehatan Teori Dan Praktik Di Puskesmas. Gadjah Mada University Press, Yaogjakarta; 2011 78